• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan Peduli Lingkungan Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Nilai Estetika Serta Minat Baca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gerakan Peduli Lingkungan Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Nilai Estetika Serta Minat Baca"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

https: //ojs.unm.ac.id/JLLO/index Volume 1 Nomor 2, 2021 e-ISSN 2776-4176

email : lepalepa@unm.ac.id 17 halaman 17-25

Reviewed : 12/03/2021 Accepted : 16/04/2021 Published : 28/04/2021

Gerakan Peduli Lingkungan Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Nilai Estetika Serta

Minat Baca

Nurul Rezki Amalia1,Suci Ardiani2, Andi Kameria3, Magfirah4, Ria Ayunita5, Fadil Ardiansyah6

1,2,3,4Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar 5Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Makassar

6Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri

Makassar

1nurulrezki70@gmail.com, 2suciardiani99@gmail.com, 3andikameriaandirhya@gmail.com, 4firamagfirah362@gmail.com, 5riaayunita13@gmail.com, 6fadill7fik@gmail.com.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mengkaji, dan mendeskripsikan masalah-masalah atau kebutuhan di sekolah dasar yang belum terpenuhi. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif karena dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan berupa data yang menggambarkan secara rinci yang menghasilkan data deskriptif berupa hasil dari wawancara dengan kepala sekolah terkait masalah ataupun hal yang dibutuhkan sekolah. Tempat pelaksanaan penelitian ini di UPTD SPF SDN 8 Maccope, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng. Adanya pandemic covid-19, mengharuskan siswa untuk belajar dirumah, sehingga kami memfokuskan untuk meneliti dan membuat program yang berkaitan dengan lingkungan sekolah. Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah, diketahui bahwa salah satu permasalahan yang ada di sekolah yaitu kurangnya nilai estetika sekolah serta minat baca siswa. Maka dari itu sebagai bentuk peduli lingkungan, salah satu program yang diterapkan di sekolah adalah dengan membuat meja dan kursi taman baca yang terdiri dari beberapa tahap seperti pembuatan meja dan kursi, pengecatan, dan melukis kalimat ajakan serta pepatah Bahasa bugis. Tujuan dari program kerja ini untuk : 1) Memperindah lingkungan sekolah 2) Bisa digunakan peserta didik untuk belajar, membaca buku, serta berdiskusi dengan teman. Hasil dari program kerja ini adalah meningkatnya nilai estetika sekolah dari gerakan peduli lingkungan sekolah serta meningkatnya minat baca siswa.

Kata kunci: SDN 8 Maccope, peduli lingkungan, nilai estetika, minat baca, meja dan kursi taman baca.

ABSTRACT

This study to identify, study, describe unmet problems needs in primary schools. This study uses descriptive qualitative because in this study it produces conclusions in the form of data that describes detail which produces descriptive data in form of results of interviews with school principals related to problems or things school needs. The place this research is UPTD SPF SDN 8 Maccope, Lalabata District, Soppeng Regency. The covid-19 pandemic requires students study at home, so we focus researching and creating programs related to school environment. After conducting interviews with school principals, it found that one of the problems in the school was the lack school aesthetic values and students interest in reading. Therefore, form of environmental care, one of programs implemented in schools is to make reading garden tables and chairs which consists several stages such as making tables and chairs, painting, and painting invitation sentences and Bugis language proverbs. The objectives this work program are: 1) Beautify school environment 2) Can used by students to study, read books, and discuss with friends. The result this work program is increase the aesthetic value of school from movement to care for school environment and an increase in students reading interest.

Keywords: Elementary school 8 Maccope, environmental care, aesthetic value, interest in reading

reading garden table and chairs.

PENDAHULUAN

Menurut Perdana, dkk. (2013) Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan pemandirian

(2)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

manusisa secara sistemtais, agar dapat menjadi penerus bangsa yang memiliki kemampuan serta siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Menjalani kehidupan secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”.

Ketiga aspek dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Pergutuan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, memadai dalam bidang masing-masing mampu melakukan penelitian, dan bersedia mengabdikan diri kepada bangsa dan Negara. Mahasiswa yang pada dasarnya merupakan subjek atau pelaku di dalam pergerakan pembaharuan atau subjek yang akan menjadi generasi-generasi penerus bangsa dan membangun bangsa dan tanah air diharapkan mampu memberi andil dalam pembangunan (Perdana, dkk., 2013).

KKN merupakan mata kuliah wajib, yang tercantum dalam kurikulum Universitas Negeri Makassar, dan harus ditempuh oleh semua mahasiswa program strata 1 (S1). Mata kuliah KKN disiapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman nyata di masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan mendapatkan kemampuan generatif yang berupa life skills (kecakapan hidup) seperti kemampuan berpikir dan bernalar secara analitik, berdasarkan sumber empirik dan realistik, agar dapat merancang dan melaksanakan program, membantu mengatasi permasalahan yangada, bekerja sama dengan orang lain, mengatur diri sendiri, dan melatih keterampilan dalam bekerja. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan wawasan, pengalaman, dan keterampilan dalam bermasyarakat, sebagai nilai tambah selama menempuh kuliah di Universitas Negeri Makassar (UNM). Kuliah Kerja Nyata merupakan satu bentuk Pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa hidup ditengah-tengah masyarakat diluar kampus, dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. Dalam hal ini KKN-PPL Terpadu, dimana pelaksanaan KKN-PPL Terpadu mengambil lokasi di sekolah sehingga realisasinya dilapangan atau lingkungan harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi sekolah yang bersangkutan (Mulyadi, dkk., 2015).

Menurut Chan, dkk. (2019) Lingkungan merupakan pemukiman tempat hidup dan segala keadaan serta kondisi yang ada di dalamnya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat kehidupan. Lingkungan yang sehat dapat mendukung tingkat kehidupan organisme termasuk manusia, sehingga setiap orang harus memiliki sifat peduli lingkungan.

Menurut Daryanto dan Suryatri dalam Lestari (2018) menyatakan bahwa peduli lingkungan merupakan salah satu karakter yangharus dikembangkan di sekolah. Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya serta mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki atau memperindah alam.

Selanjutnya, menurut Pujiriyanto dalam Haryati (2016) menyatakan bahwa pada usia sekolah adalah usia bermain dan perkenalan. Oleh karena itu, lebih baik jika pembelajaran yang disampaikan mengandung unsur perkenalan langsung terhadap lingkungan sekitar. Sehingga selain tujuan pembelajaran tercapai, peserta didik juga dapat menemukan hal-hal baru serta dapat mengembangkan pola pikirnya oleh dirinya sendiri.

Menurut Oemar Hamalik dalam Agustin (2014: 6) menyatakan bahwa “Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau perngaruh tertentu pada individu”. Lebih lanjut, menurut Agustin (2014: 6) “Sekolah adalah suatu Lembaga yang memberikan pengajaran kepada murid-muridnya”. Jadi lingkungan sekolah adalah tempat belajar bagi siswa dengan kondisi yang ada dalam ruangan maupun luar ruangan mempengaruhi keberhasilan belajar disekolah.

Di sekolah, lingkungan sekitar merupakan sarana bagi peserta didik dimana peserta didik dapat beraktivitas, berekreasi, berinovasi, termasuk mengembangkan pikiran sehingga membentuk perilaku baru dalam kegiatannya. Dengan kata lain, lingkungan dapat dijadikan sebagai “laboratorium” atau tempat bagi peserta didik untuk bereksplorasi, bereksperimen, dan mengekspresikan konsep dan infromasi baru sebagai wujud hasil belajar (Masnur Muslich dalam Haryati, 2016).

Dalam pengelolaan lingkungan juga perlu tersedianya sarana dan prasarana kebersihan lingkungan sekolah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan pengelolaan lingkungan. Sarana dan prasarana juga mempengaruhi pengelolaan lingkungan sekolah, tanpa adanya sarana dan prasarana yang baik maka akan sulit untuk meningkatkan lingkungan sekolah yang bersih. Sebagaimana disebutkan Apriadji dalam Musriadi (2012) yang menyatakan bahwa pemanfaatan dalam meningkatkan

(3)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

wawasan bagi siswa perlu tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar, baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah. Sarana dan prasarana yang tersedia harus sesuai dengan kebutuhan sehingga bermanfaat dalam meningkatkan belajar.

Untuk mewujudkan pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut, tentunya lingkungan sekolah harus bersih, nyaman, dan indah. Estetika (Keindahan) diartikan sebagai keadaaan yang enak dipandang, cantik, bagus atau elok (Tifani, 2015). Termasuk lingkungan sekolah, dimana selain sarana dan fasilitas yang memadai, sekolah juga memerlukan lingkungan yang indah, bersih dan nyaman. Sehingga akan menumbuhkan rasa cinta dan peduli peserta didik terhadap lingkungan. Lebih lanjut, menurut Alam dalam Tifani (2015) menyatakan bahwa keindahan lingkungan bukan hanya berarti bersifat estetika saja namun juga tersedianya penataan yang dapat berguna, seperti tersedianya taman yang dapat mendukung suatu aktivitas.

Menurut Agustin (2014) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan rasa akan tumbuh atas dirinya sendiri. Peran minat terutama untuk membaca sangat dibutuhkan, karena dengan adanya minat yang tinggi akan membaca maka seseorang akan menjadi senang dan meningkatkan nilai pengetahuan.

Menurut Sa’diyah (2015) menyatakan bahwa buku adalah jendela dunia, kalimat yang sering kita dengar dari kecil hingga dewasa. Tanpa harus berkeliling dunia, dengan membaca buku kita dapat mengetahui sesuatu yang menakjubkan tentang dunia luar. Membaca adalah salah satu faktor untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Membaca juga dapat menjauhkan kita dari jurang kebodohan dan menjauhkan pula dari kemiskinan.

Lebih lanjut, menurut Nurhadi (dalam Benediktus, 2017) membaca adalah suatu kompleks dan rumit. Kompleks berarti dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis terdiri dari kondisi fisik dan panca indra. Aspek psikologis terdiri dari intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor eksternal yang banyak mempengaruihi prestasi belajar yaitu salah satunya lingkungan sekolah. Selain itu, bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial.

Kemampuan membaca merupakan sebuah kemampuan yang sangat diperlukan oleh siswa yang kelak akan dipergunakan untuk dapat memahami berbagai informasi yang dibaca, karena apabila siswa membaca tanpa mempunyai minat baca yang tinggi maka siswa tersebut tidak akan membaca dengan sepenuh hati, begitu pula sebaliknya apabila siswa tersebut membaca atas kemauan atau kehendaknya sendiri maka siswa tersebut akan membaca dengan sepenuh hati (Ruslan & Wibayanti, 2019).

Lebih lanjut, masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk menanamkan sebuah kebiasaan, kemudian kebiasaan itu akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa. Seperti pada membaca, jika siswa sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan secara terus-menerus. Selain itu, kegemaran membaca memberikan dampak yang positif untuk siswa tersebut. Karena minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat belajar juga tinggi. Siswa yang senang membaca akan mempunyai pengetahuan yang luas dari buku yang dibacanya (Ruslan & Wibayanti, 2019).

Leonhardt dalam penelitiannya menyatakan ada beberapa alasan mengapa harus menumbuhkan minat baca pada anak, yaitu anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik, anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi, membaca akan memberikan wawasan yang lebih beragam sehingga belajar apapun akan terasa lebih mudah, kemampuan membaca dapat mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademiknya karena akan mampu menyelesaikan tugas hanya dengan sedikit waktu, minat membaca akan memberikan beragam perspektif pada anak melalui beragam pandangan penulis sehingga anak terbiasa memandang suatu masalah dari berbagai sisi, membaca membantu anak memiliki rasa kasih sayang, karena anak akan menemukan beragam pola kehidupan dan cara menyelesaikan masalah tersebut secara wajar, anak yang gemar membaca dihadapkan pada dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan, serta anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif dalam diri mereka. Maka dengan demikian minat baca perlu ditumbuhkan sejak usia dini. Sebagaimana dalam ungkapan “Akan lebih

mudah meluruskan batang pohon ketika ia masih kecil daripada meluruskannya setelah tumbuh menjadi besar”. Dengan demikian pembinaan minat baca perlu mendapat perhatian khusus baik dari sekolah,

keluarga, dan lingkungan sekitar, sebab jika dasarnya tidak kuat, pada tahap Pendidikan berikutnya siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memperoleh dan memiliki pengetahuan.

(4)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

Namun, pada era globalisasi ini, dimana kemajuan teknologi sudah berkembang pesat, minat baca pada generasi baru cenderung menurun dan tidak lebih baik dari generasi sebelumnya, terutama untuk siswa sekolah dasar. Penyebabnya antara lain semakin canggihnya piranti audio visual yang menyebabkan generasi baru terutama siswa sekolah dasar lebih senang memanjakan mata dan telinganya dari pada menumbuhkan semangat dan kebiasaan membaca (Ginting dalam Utami, 2018). Maka dari itu, perlu adanya solusi untuk meningkatkan minat baca siswa, terutama siswa sekolah dasar. Karena kegiatan membaca dan minat baca berperan sebagai penumbuh budi pekerti pada siswa sekolah dasar (Antari, dkk., 2016).

Lebih lanjut menurut Sa’diyah (2015) menyatakan bahwa seiring berkembangnya teknologi yang semakin maju memberi dampak tersendiri pada minat membaca pada buku, seringkali buku dianggap suatu momok yang membosankan walaupun bukan buku pelajaran, anak-anak lebih senang bermain gadget, menonton televisi, game online dan lain sebagainya sehingga menurunkan minat siswa untuk membaca buku. Kondisi ini diperburuk dengan semakin tidak pedulinya orang tua akan aktivitas membaca. Semakin banyak keluarga yang orang tuanya sibuk bekerja sehingga mereka tidak lagi mempunyai cukup waktu dan energi untuk mendekatkan anaknya dengan buku misalnya lewat mendongeng, mendampingi belajar, membacakan cerita, dan lain sebagainya. Terlebih lagi dikarenakan adanya pandemic covid-19 yang mengharuskan siswa belajar dirumah, sehingga mau tidak mau siswa harus menggunakan gadget untuk belajar.

Dikarenakan siswa belajar dirumah akibat pandemic covid-19, kami fokus meneliti permasalahan atau hal yang dibutuhkan di lingkungan sekolah yang bisa membantu seluruh masyarakat sekolah mulai dari guru, staf, terutama siswa yang nantinya bisa digunakan saat pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan kembali. Hal itu juga sesuai yang diinginkan oleh kepala sekolah setelah kami melakukan wawancara dan observasi pada lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi awal diketahui bahwa kepala sekolah telah merencanakan untuk membuat meja dan kursi taman baca untuk meningkatkan nilai estetika sekolah serta minat baca siswa.

Dengan adanya masalah tersebut sehingga menjadi dasar dalam perlunya perhatian khusus terhadap lingkungan, karena lingkungan juga bukan hanya menjadi pengaruh bagi nilai ekstetika, namun juga minat baca dan semangat belajar siswa. Maka dari itu, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan serta berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kami melaksanakan salah satu program gerakan peduli lingkungan dimana kami mengambil judul “Gerakan Peduli Lingkungan Sekolah Dasar untuk Meningkatkan Nilai Estetika Serta Minat Baca” yaitu dengan melakukan pembuatan meja dan kursi taman baca. Sesuai judulnya, program ini dilakukan untuk meningkatkan nilai estetika lingkungan sekolah, serta minat baca siswa pada lingkungan yang kondusif dan nyaman yang nantinya bisa siswa gunakan setelah pandemic covid-19 berakhir dan sekolah tatap muka dilaksanakan kembali.

METODE KEGIATAN

Metode kegiatan yang dilakukan adalah kualitatif deskriptif karena pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan secara deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif kerap digunakan untuk menganalisis kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial. Selain itu, penelitian kualitatif deskriptif ini menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi atau perlakuan lain.

Menurut Chan, dkk. (2019) Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan ilmiah yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar dibentuk oleh kata-kata berdasarkan Teknik pengumpulan analisis data berupa wawancara yang diperoleh dari situasi alamiah. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru terkait masalah ataupun hal yang dibutuhkan sekolah. Adapun wawancara pada penelitian ini tidak terstruktur atau bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis. Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan di lingkungan sekolah.

“Jenis dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Penggunaan jenis penelitian ini dengan alasan bahwa fokus dalam penelitian ini adalah penerapan gerakan peduli lingkungan di lingkungan sekolah” (Chan,dkk., 2019 : 192).

Objek pada pelaksanaan kegiatan program ini adalah lingkungan sekolah UPTD SPF SDN 8 Maccope. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dilaksanakan di UPTD SPF SDN 8 Maccope, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng selama 3 bulan yaitu dari tanggal 21 September 2020 sampai 21 Desember 2020. Salah satu program kerja yang kami dilaksanakan yaitu pembuatan meja dan kursi

(5)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

taman baca yang memiliki beberapa tahap yaitu pembuatan meja dan kursi, pengecatan, dan pelukisan kalimat ajakan untuk membaca dan pepatah Bahasa bugis.

HASIL & PEMBAHASAN

Selama melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di UPTD SPF SDN 8 Maccope, kami melaksanakan 7 program kerja. Salah satunya adalah program kerja gerakan peduli lingkungan yaitu dengan membuat meja dan kursi taman baca di UPTD SPF SDN 8 Maccope. Pembuatan meja dan kursi taman baca sesuai dengan yang ingin dilaksanakan oleh kepala sekolah, namun karena dana sekolah tidak memungkinkan akibat hambatan pemasukan iuran kantin sekolah terhalang oleh tidak adanya pembelajaran tatap muka sehingga pembuatannya tidak terlaksana. Oleh karena itu, kami mengambil inisiatif untuk merancang pengadaan meja dan kursi taman baca sebagai perwujudan hal tersebut melalui gerakan peduli lingkungan. Selain mendapat dukungan dari guru dan kepala sekolah, kami juga mendapat respon yang baik dari pengawas sekolah untuk membuat meja dan kursi taman baca ini.

Dengan adanya program kerja gerakan peduli lingkungan ini maka sudah sesuai dengan visi UPTD SPF SDN 8 Maccope yaitu terwujudnya peserta didik yang berakhlak mulia, terampil, berprestasi dan sadar lingkungan berdasarkan imtaq. Serta sesuai juga dengan salah satu misi UPTD SPF SDN 8 Maccope yaitu menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sejuk, indah, dan nyaman. Sehingga dari program kerja ini, selain menghasilkan lingkungan yang bersih dan nyaman, juga dapat meningkatkan semangat belajar siswa terutama dalam hal membaca.

Program kerja ini merupakan program kerja kedua yang kami lakukan disekolah. Pelaksanaan program kerja ini dimulai pada tanggal 3 sampai 31 Oktober 2020. Pembuatan meja dan kursi taman baca dimulai dengan menentukan tempat untuk membuat meja dan kursi taman baca. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, maka diputuskan untuk membuat meja dan kursi taman baca dibawah pohon mangga yang letaknya didepan ruang guru. Tempat tersebut dinilai sangat strategis sebagai tempat membuat meja dan kursi taman baca karena tidak terkena sinar matahari sehingga baik siswa maupun guru dapat duduk kapanpun. Selain itu, tempat tersebut juga berdekatan dengan perpustakaan sehingga siswa dapat mengambil buku diperpustakaan lalu membacanya di meja dan kursi taman baca.

Seringkali terdapat kalimat atau slogan di berbagai tempat yang ada dilingkungan sekolah, akan tetapi kalimat tersebut tidak dipedulikan terutama bagi siswa sekolah dasar. Kalimat atau slogan tersebut hanya sebagai hiasan belaka, padahal kalimat tersebut sangat penting bagi kita sebagai pembaca. Maka dari itu, langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu kami akan melukis kalimat semenarik mungkin berupa kalimat ajakan untuk membaca pada setiap kursi dan menambahkan pelukisan pepatah Bahasa daerah dengan tidak melupakan Bahasa daerah asal kami yaitu Bahasa daerah bugis atau yang sering disebut lontarak bugis.

Dana yang kami digunakan dalam pembuatan program kerja meja dan kursi taman baca ini yaitu Rp. 1.696.000 dan bersumber dari kontribusi kami. Adapun rincian dari dana tersebut yaitu :

No Banyaknya Nama Barang Harga Jumlah

1 2 kursi dan 1

meja Meja dan kursi taman baca Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 2 3 kg Cat no drop warna hijauh, kuning,

dan hitam Rp. 54.000 Rp. 162.000

3 2 Kuas besar Rp. 7.000 Rp. 14.000

4 4 Kuas kecil Rp. 5.000 Rp. 20.000

Total Rp. 1.696.000

Dana untuk pembuatan meja dan kursi taman baca yaitu Rp.1.500.000 dan cukup untuk membuat 2 kursi panjang dan 1 meja. Namun, sekolah juga memberikan kontribusi untuk menambahkan 2 kursi panjang lagi, sehingga jumlah kursi yang dibuat adalah 4. Selain itu, sekolah juga memberikan kontribusi berupa 2 buah cat warna kuning dan hijau masing-masing 1 kilogram. Selanjutnya, sekolah sudah mempunyai pasir dan kerikil yang menjadi bahan untuk membuat meja dan kursi taman baca, sehingga kami sisa membeli semen, batu-bata, kuas untuk mengecat dan untuk melukis, dan cat.

Adapun tahap-tahap pembuatan meja dan kursi taman baca ini yaitu:

1. Tahap pertama yaitu membuat 4 kursi panjang berukuran kurang lebih 1 meter tiap kursi dan 1 meja yang berada ditengah-tengah kursi, selanjutnya membuat tempat untuk melukis tulisan penanda yang menjadi bukti bahwa bahwa meja dan kursi taman baca tersebut dibuat oleh mahasiswa

(6)

KKN-

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

PPL Terpadu UNM Angkatan XXI Tahun 2020. Proses pembuatannya dilakukan selama 16 hari, yaitu dimulai pada tanggal 3 hingga 18 Oktober 2020.

Gambar 1. Proses pembuatan meja dan kursi taman baca

2. Tahap kedua yaitu pengecatan. Proses pengecatan ini dilakukan dengan mengecat meja dan kursi menggunakan 3 warna, yaitu hitam, hijau, dan kuning. Terdapat pula penggabungan antara warna hijau dan kuning sehingga menghasilkan warna yang berbeda dan digunakan untuk mengecat meja dan kursi sehingga variasi warnanya menjadi lebih banyak. Proses pengecatan ini dilakukan selama 4 hari yaitu mulai tanggal 19-22 Oktober 2020.

Gambar 2. Proses pengecatan meja dan kursi taman baca

3. Tahap ketiga yaitu dengan melukis kalimat ajakan dan slogan untuk membaca disetiap kursi. Adapun kalimat yang kami gunakan yaitu:

a. Gunakan waktumu untuk membaca. b. Belajar riang masa depan terang.

c. Generasi muda adalah pelanjut masa depan. d. Tanamkan nilai karakter sejak usia dini.

Kami melukis keempat kalimat tersebut semenarik mungkin agar terdapat nilai estetika dalam penulisannya serta siswa tertarik untuk membacanya. Selain kalimat tersebut, kami juga melukis tulisan penanda yang menjadi bukti bahwa bahwa meja dan kursi taman baca tersebut dibuat oleh mahasiswa KKN-PPL Terpadu UNM Angkatan XXI Tahun 2020. Pelukisan semua kalimat tersebut dilakukan selama 4 hari yaitu mulai tanggal 23 hingga 26 Oktober.

(7)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

Gambar 3. Proses pelukisan kalimat ajakan pada meja dan kursi taman baca

4. Tahap keempat yaitu pelukisan pepatah Bahasa bugis sebagai bentuk kepedulian terhadap Bahasa daerah kota Soppeng. Adapun cat yang kami gunakan sebagai latar yaitu warna kuning dan hijau, sedangkan untuk tulisan pepatah Bahasa bugis menggunakan warna hitam dan hijau. Pepatah bahasa bugis yang kami lukis berkaitan dengan sikap yang harus kita miliki. Pelukisan pepatah Bahasa bugis tersebut dilakukan selama 5 hari yaitu mulai tanggal 27 hingga 31 Oktober 2020. Adapun kalimat pepatah Bahasa bugis yang kami lukis yaitu :

a. Malilu sipakainge’ mali sipakarappe rebba sipakatokkong yang artinya saling mendamparkan jika hanyut, saling mengangkat jika jatuh, saling mengingatkan jika keliru.

b. Duami riala sappo unganna panasewe belona kanukuwe yang artinya hanya dua dijadikan pagar (perisai) yaitu buah nangka (dalam kehidupan sehari hari Nangka disebut leppu yang jika ditulis dalam aksara lontarak maka bisa dibaca lempu yang artinya lurus atau jujur) dan hiasan kuku (kuku dalam Bahasa bugis yaitu pacci dan jika ditulis dalam aksara lontarak maka bisa dibaca paccing yang artinya bersih atau suci).

c. Resopa temmangingngi namalomo nalettei pammase dewata yang artinya hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah mendapat ridho oloeh Allah SWT.

d. Sipakatau sipakalebbi sipakainge’ yang artinya saling menghormati, saling memuliakan, dan saling mengingatkan.

(8)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

Gambar 4. Proses pelukisan pepatah Bahasa bugis

Dengan selesainya program kerja gerakan peduli lingkungan dengan membuat meja dan kursi taman baca yang ditambahkan dengan pelukisan kalimat ajakan untuk membaca dan pepatah Bahasa bugis, maka akan berdampak pada meningkatnya nilai estetika lingkungan sekolah dimana sekolah terlihat indah, nyaman, dan bersih, serta meningkatnya pula semangat siswa dalam belajar terutama membaca.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Masnur Muslich dalam Haryati (2016) yang menyatakan bahwa di sekolah, lingkungan sekitar merupakan sarana bagi peserta didik dimana peserta didik dapat beraktivitas, berekreasi, berinovasi, termasuk mengembangkan pikiran sehingga membentuk perilaku baru dalam kegiatannya. Dengan kata lain, lingkungan dapat dijadikan sebagai “laboratorium” atau tempat bagi peserta didik untuk bereksplorasi, bereksperimen, dan mengekspresikan konsep dan infromasi baru sebagai wujud hasil belajar.

Lebih lanjut, berdasarkan teori Nurhadi (dalam Benediktus, 2017) mengenai kaitan antara lingkungan dan minat baca yang menyatakan bahwa dalam proses membaca terlibat berbagai faktor internal dan faktor eksternal pembaca. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis terdiri dari kondisi fisik dan panca indra. Aspek psikologis terdiri dari intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor eksternal yang banyak mempengaruihi prestasi belajar yaitu salah satunya lingkungan sekolah.

KESIMPULAN & SARAN

Kuliah Kerja Nyata merupakan satu bentuk Pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa hidup ditengah-tengah masyarakat diluar kampus, dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah pembangunan yang dihadapi. Dalam hal ini KKN-PPL Terpadu, dimana pelaksanaan KKN-KKN-PPL Terpadu mengambil lokasi di sekolah sehingga realisasinya dilapangan atau lingkungan harus sekaligus bisa memberikan manfaat bagi sekolah yang bersangkutan

Berdasarkan program kerja gerakan peduli lingkungan berupa pembuatan meja dan kursi taman baca yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa kurangnya kepedulian terhadap lingkungan di sekolah dasar sangat berdampak bagi siswa, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal

(9)

email : lepalepa@unm.ac.id halaman 17-25

meliputi aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis terdiri dari kondisi fisik dan panca indra. Aspek psikologis terdiri dari intelegensi, minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Faktor eksternal yang banyak mempengaruihi prestasi belajar yaitu salah satunya lingkungan sekolah. Dengan adanya meja dan kursi taman baca yang dibubuhi dengan kalimat ajakan untuk membaca diharapkan dapat meningkatkan minat baca seluruh siswa dan dengan adanya pepatah Bahasa bugis dapat menambah nilai estetika sekolah dan menambah nilai budaya hingga kearifan lokal adat bugis terutama adat budaya yang ada di wanua latemmamala.

Dari kesimpulan yang telah dijelaskan merupakan keseluruhan hasil penelitian kami, adapun hal yang dapat disarankan, diantaranya semoga anggaran dana untuk sekolah bisa digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang belum terpenuhi, serta membuat lingkungan sekolah, baik didalam maupun diluar kelas menjadi lebih indah, nyaman, dan bersih sehingga siswa juga semangat dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Antari, D. N., Nenden, S., & Neneng, S. W. (2016). Studi Deskriptif Minat Baca Siswa Sekolah Dasar Kelas V di Kota Serang. Jurnal Pendidikan, 4 (2), 4.

Agustin, D. (2014). Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII Mts Muhammadiyah Waru. Jurnal Publikasi, 6.

Benediktus. (2017). Upaya Guru Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III A SD Negeri Kota Gede 1

Yogyakarta. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Chan, F., Agung, R.K., Amalia, O., Levy, C.D., Arum, S., Aisyah, P. K., & Sulgi, P. (2019). Peduli Lingkungan di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 4 (2), 191-192.

Haryati, D. (2016). Efektivitas Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas IV SD Inpres BTN IKIP I Makassar. Jurnal Pendidikan

Dasar Islam, 3 (2), 81.

Lestari, Y. (2018). Penanaman Nilai Peduli Lingkungan Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 4 (2), 334.

Musriadi. (2012). Usaha-Usaha Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 1 Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Biology Education, 1 (1), 2.

Mulyadi, I., Muhammad R., & Wahyu. (2015). Buku Panduan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata

Universitas Negeri Makassar. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Perdana, A., Holilulloh, & Yunisca N. (2013). Pengaruh Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terhadap Keterampilan Sosial Mahasiswa Program Studi PPKN Universitas Lampung. Jurnal

Pendidikan, 4.

Ruslan & Sri Hayu Wibayanti. (2019). Pentingnya Meningkatkan Minat Baca Siswa. Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Sa’diyah, Z. (2015). Peningkatan Minat Baca Siswa Di Sekolah Dasar Islam (SDI) Bani Hasyum

Singosari Malang. (Tesis). Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim

Malang.

Tifani, A., G. (2015). Pengaruh Daya Tarik Fisik Dan Keindahan Lingkungan Pada Kepuasan

Pelanggan Dan Minat Word Of Mouth Pada Produk Perumahan. (Skripsi). Semarang: Universitas

Diponegoro.

Utami, R. D., Dwi, C. W., & Yudita, S. (2018). Analisis Minat Membaca Siswa Pada Kelas Tinggi Di Sekolah Dasar Negeri 01 Belitang. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 4 (1), 180-181.

Gambar

Gambar 1. Proses pembuatan meja dan kursi taman baca
Gambar 3. Proses pelukisan kalimat ajakan pada meja dan kursi taman baca
Gambar 4. Proses pelukisan pepatah Bahasa bugis

Referensi

Dokumen terkait

Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari tertukarnya bayi,

Pengembangan dan penerapan sistem pemanfaatan terpadu (conjunctive use) antara air permukaan dan air tanah akan digalakkan terutama untuk menciptakan sinergi dan

Untuk itu setiap pemimpin harus mampu menganalisa situasi sosial kelompok atau organisasinya, yang dapat di manfaatkan dalam mewujudkan fungsi kepemimpinan dengan kerja sama

Activity Diagram Melihat Nilai untuk menjelaskan alur melihat nilai yang di lakukan oleh user guru kelas, setelah melakukan penambahan nilai, guru tersebut dapat melihat hasil dari

Sedang strategi pengendaliannya menggunakan strategi pelacakan mata rantai kebelakang untuk mencari nilai parame- ter, strategi pelacakan mata rantai kedepan untuk

Plastik yang banyak digunakan untuk kemasan makanan adalah jenis plastik yang paling aman yaitu PET, PP, LDPE dan HDPE, jenis plastik ini termasuk kedalam kelompok

Program Studi Tujuan pada kegiatan Pertukaran Pelajar dapat berupa Program Studi lain di luar Universitas Brawijaya yang telah mendapatkan Akreditasi minimal setara dengan

Dengan demikian perencanaan jangka panjang adalah perencanaan 20 Tahun (5 periode jabatan), perencanaan jangka menengah adalah perencanaan 4 (empat) Tahun,