BAB III : METODE PENELITIAN
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti untuk mengambil kesimpulan pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru ialah:
1. Mengumpulkan data-data mengenai biaya produksi
2. Menggolongkan biaya produksi sesuai konsep akuntansi biaya 3. Melakukan penghitungan penyusutan aktiva tetap
4. Melakukan perhitungan biaya overhead pabrik
5. Menghitung harga pokok produk dengan metode harga pokok proses 6. Membuat kartu harga pokok proses
7. Melakukan perhitungan yang tepat terhadap biaya produksi
8. Membuat simpulan dan saran untuk CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Perusahaan
CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru adalah salah satu industri rumahan yang memproduksi berbagai macam cemilan ringan khas daerah Kalimantan Selatan. CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru berdiri sejak tahun 2012 dengan brand “Rini Amplang” yang dikelola oleh Ibu Rini Wardani. Pada tahun 2013 perusahaan ini mendapatkan Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK), yaitu No.
IUMK/005/Ekobang-KBBU/2019 dan mempunyai nomor NPWP 96.552.511.6.732-000.
Pada saat membuka usaha ini dimulai dengan modal sebesar Rp5.000.000,00 serta dikelola di rumah pribadi pemilik dengan 3 orang karyawan termasuk pemilik perusahaan. Kemudian pada 2016 pemilik perusahaan sempat ditipu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga nama pemilik perusahaan hampir di blacklist oleh bank.
Dalam memasarkan produk, Rini Amplang Banjarbaru mengikuti beberapa kegiatan seperti pameran atau bazar. Pemasaran yang dilakukan juga telah mampu memasuki supermarket yang ada di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau biasa dikenal dengan Alfamart serta beberapa Toko Oleh-Oleh perusahaan lokalan.
Rini Amplang juga turut mengirimkan ke beberapa pergudangan retail modern seperti Indogrosir, Lotte Mart, dan Indomaret.
Kemudian, saat ini pemilik perusahaan bisa membeli aset usaha berupa mobil, tanah, truk, dan rumah. Dan pada tahun 2021 nama perusahaan diubah menjadi “CV Berkah Impian Bersama”.
2. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi serta seluruh bagian yang ada pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru
Bagan 4. 1.Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru
Sumber: Struktur Organisasi CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru (2021)
Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut diatas, maka penulis memaparkan tugas dan fungsi serta wewenang dari setiap bagian, yaitu:
Direktur
34
a. Direktur
1) Merancang strategi bisnis untuk kepentingan kemajuan perusahaan.
2) Melakukan evaluasi kepada setiap elemen yang ada di perusahaan.
3) Melakukan rapat setiap bagian di perusahaan.
4) Merencanakan dan menetapkan anggaran perusahaan.
b. Wakil Direktur
1) Menggantikan tugas direktur apabila sedang berhalangan.
2) Membantu direktur dalam pengambilan keputusan.
3) Membantu direktur dalam mengarahkan seluruh aktivitas perusahaan.
c. Manager Keuangan
1) Bertugas memberikan pertimbangan kepada direktur dalam mengambil keputusan dengan memberikan rekomendasi sesuai kondisi keuangan perusahaan.
2) Melakukan pembagian tugas terhadap supervisor dan team serta melakukan pengawasan terhadap kinerja bagian keuangan.
d. Manager Produksi
1) Bertugas untuk membuat perencanaan mengenai setiap proses produksi yang akan dilaksanakan.
2) Memastikan setiap proses produksi yang dijalankan perusahaan dari awal hingga akhir berjalan dengan maksimal.
e. Manager Logistik
1) Bertugas memastikan setiap persediaan yang ada digudang seperti kemasan, stiker, plastik dalam kondisi yang baik.
2) Melakukan pengecekan rutin terhadap barang-barang yang ada di gudang.
f. Supervisor
1) Bertugas dalam mengawasi setiap produksi, staf karyawan, memberikan arahan kerja.
2) bertanggung jawab dalam keamanan dan keselamatan kerja.
g. Team bertugas sebagai pelaksana setiap kegiatan yang diberikan oleh atasan kerja di setiap masing-masing bidang kerja.
3. Bahan dan Peralatan Produksi a. Bahan-Bahan
Berikut ini bahan-bahan yang digunakan untuk membuat amplang yaitu:
1) Ikan Tenggiri 2) Bawang Putih 3) Telur
4) Tepung Tapioka 5) Minyak Nabati 6) Gula
7) Garam
8) Penyedap Rasa 9) Soda Kue b. Alat Produksi
Alat produksi yang digunakan dalam memproses bahan baku amplang yaitu:
1) Blender digunakan untuk menghaluskan berbagai macam bumbu-bumbu yang dibutuhkan dalam pembuatan amplang.
2) Mesin Penghalus Daging digunakan untuk mempermudah penghalusan bahan utama yaitu ikan tenggiri.
3) Pisau digunakan untuk memotong amplang sesuai dengan kebutuhan.
4) Wajan digunakan untuk menggoreng adonan yang sudah siap untuk digoreng.
5) Kompor Rinnai Mata Seribu digunakan untuk tempat dalam proses penggorengan amplang.
36
6) Spatula digunakan untuk membalik dan mengaduk amplang yang sedang digoreng.
7) Penyaring minyak digunakan untuk meniriskan amplang yang sudah digoreng.
4. Proses Produksi
Berikut ini standarisasi proses pembuatan Amplang pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru.
Bagan 4. 2. Standarisasi proses pembuatan Amplang (diolah oleh penulis) Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru
a. Tahap bahan masuk
Bahan baku yang masuk untuk produksi ini diambil langsung dari pemasok adalah ikan tenggiri dengan kualitas yang masih segar dan baik karena ikan yang tidak segar akan mempengaruhi rasa dan kualitas dari produk yang akan diolah.
b. Tahap pencucian
Bahan baku ikan tenggiri yang akan memasuki tahap pembuatan amplang sebelumnya harus dicuci bersih terlebih dahulu agar kotoran tidak ikut dalam proses penggilingan.
c. Tahap pembuatan / penggilingan
Tahap pembuatan / penggilingan amplang yang pertama dengan memisahkan daging ikan dengan duri agar tidak merusak kualitas tekstur adonan. Setelah itu, yang kedua ikan dihaluskan dengan menggunakan mesin penggilingan dan mencampur dengan tepung dan bumbu selanjutnya dilakukan pengulenan secara merata hingga adonan kalis atau sesuai waktu yang ditentukan. Yang ketiga adonan yang sudah diuleni akan dibentuk sesuai ukuran yang diinginkan dengan menggunakan pisau sesuai bentuk dan ukuran yang ada.
d. Tahap penggorengan
Dalam tahap penggorengan amplang yang dilakukan adalah menggoreng amplang dengan api yang sedang agar memperoleh tingkat kematangan yang sempurna. Hal ini sangat penting karena akan mempengaruhi rasa amplang yang dijual.
e. Tahap pengemasan
Pada tahap pengemasan amplang yang dilakukan adalah mengemas produk semenarik mungkin dengan harga terjangkau agar memikat para pembeli.
f. Tahap pemasaran
38
Produk yang telah siap untuk dijual akan dipasarkan di toko atau rumah produksi dan dikirim ke gudang retail modern yang ada di Kalimantan Selatan seperti Indogrosir, Lotte Mart, Indomaret, Alfamart, dan Toko Oleh-Oleh. Khusus untuk Alfamart jangkauannya di Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah.
5. Perhitungan Menurut Perusahaan
Daftar Hasil produksi Amplang ikan tenggiri yang diperoleh “Rini Amplang” Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4. 1. Perhitungan kuantitas produksi serta pendapatan CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru per bulan
No Bulan Produk Kuantitas Harga Pendapatan
1 Oktober Amplang ikan tenggiri
2 November Amplang ikan tenggiri
3 Desember Amplang ikan tenggiri
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru, Data diolah oleh penulis
a. Penggolongan Biaya Menurut Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penggolongan biaya menurut perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Biaya bahan baku
Berikut adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat Amplang ikan tenggiri:
a) Ikan Tenggiri b) Tepung Tapioka c) Telur
d) Bawang Putih
e) Gula f) Garam g) Soda Kue h) Penyedap Rasa i) Minyak Nabati 2) Biaya tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru ada 19 orang, semuanya merupakan pegawai tetap. Berikut adalah daftar karyawan pada Rini Amplang Banjarbaru tahun 2020:
Tabel 4. 2. Daftar Tenaga Kerja CV Berkah Impian Bersama “Rini
Amplang” Banjarbaru
No Jenis Pekerjaan Jumlah Orang
1. Direktur 1
2. Wakil Direktur 1
3. Bagian Keuangan 3
4. Bagian Produksi 12
5. Bagian Logistik 2
Total 19
Sumber: CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru (diolah oleh penulis)
b. Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan
Berikut adalah perhitungan harga pokok produksi Amplang ikan tenggiri yang dihasilkan selama bulan Oktober-Desember 2020:
Tabel 4. 3.Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Oktober
40
Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan
per Bulan Satuan Harga Satuan Total Harga
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis Tabel 4. 4.Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Oktober
Produk Jenis Pekerjaan Tenaga
Kerja(orang) Harga/Hari Lama
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis
Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (15.400pcs x Rp 10.000) Rp 154.000.000
Biaya bahan baku Rp 107.415.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.740.000 +
Total biaya produksi Rp 111.155.000 -
Laba kotor Rp 42.845.000
Penentuan HPP bulan Oktober HPP = Total Biaya Produksi
Hasil Produksi per unit =111.155.000
15.400 = Rp 7.217,85 atau Rp 7.218
Tabel 4. 5. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan November
Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Satuan Harga Satuan Total Harga
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis
Tabel 4. 6. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan November
Produk Jenis Pekerjaan Tenaga
Kerja(orang) Harga/Hari Lama
42
Jumlah Tenaga Kerja Langsung
3.570.000
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis
Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (14.700pcs x Rp 10.000) Rp 147.000.000 Biaya bahan baku Rp 102.532.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.740.000 +
Total biaya produksi Rp 106.272.500 -
Laba kotor Rp 48.207.500
Penentuan HPP bulan November HPP = Total Biaya Produksi
Hasil Produksi per unit =106.272.500
14.700 = Rp 7.229,42 atau Rp 7.229
Tabel 4. 7. Perhitungan Biaya Bahan Baku Amplang bulan Desember
Nama Bahan Jumlah Bahan Jumlah Bahan Satuan Harga Satuan Total Harga
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis
Tabel 4. 8. Perhitungan biaya tenaga kerja Amplang bulan Desember
Produk Jenis Pekerjaan Tenaga
*dalam satu minggu bekerja dari hari Senin-Jumat (5 hari)
Sumber: CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru diolah oleh penulis
Laba atau rugi setiap produk pada CV Berkah Impian Bersama
“Rini Amplang” Banjarbaru.
Penjualan amplang (16.100pcs x Rp 10.000) Rp 161.000.000 Biaya bahan baku Rp 112.297.500
Biaya tenaga kerja langsung Rp 3.910.000 +
Total biaya produksi Rp 116.207.500 -
Laba kotor Rp 44.792.500
Penentuan HPP bulan Oktober HPP = Total Biaya Produksi
Hasil Produksi per unit =116.207.500
16.100 = Rp 7. 217,85 atau Rp 7.218 c. Biaya Listrik dan Air
Penggunaan listrik dan air dianggarkan pada aktivitas produksi sebesar Rp 20.000 untuk listrik dan Rp 5.000 untuk air per hari. Sehingga biaya listrik dan air yang dibayarkan selama sebulan Rp 400.000 untuk listrik dan Rp 100.000 untuk air dan disesuaikan lagi sesuai dengan pemakaian.
Perhitungan harga pokok produk di atas masih kurang tepat, karena CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru salah dalam menggolongkan biaya produksi, yaitu biaya bahan penolong yang belum
44
dicantumkan, belum memperhitungkan biaya overhead pabrik, salah menamakan biaya listrik; biaya air biaya bensin; biaya sewa toko yang seharusnya adalah biaya overhead pabrik, serta tidak menghitung penyusutan aktiva tetap yang harusnya juga dibebankan pada biaya overhead pabrik. Manfaat dari penentuan harga pokok produk tersebut adalah sebagai berikut:
a. Untuk menentukan harga jual yang tepat pada suatu hasil produksi perusahaan.
b. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya yang dikeluarkan antara produk satu dengan yang lainnya.
c. Untuk mengetahui laba atau rugi pada penjualan yang dilakukan perusahaan sehingga memudahkan untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan penjualan produk perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan keuntungan yang banyak.
d. Dengan adanya perhitungan harga pokok produk per bungkus akan memberikan kemudahan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan pimpinan dalam mengambil keputusan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Penggolongan Biaya disarankan Penulis
Penggolongan biaya yang dilakukan oleh perusahaan masih belum tepat karena tidak sesuai dengan konsep akuntansi biaya, yakni perusahaan salah dalam menggolongkan bahan penolong, perusahaan juga tidak menggolongkan biaya overhead pabrik dengan tepat, perusahaan juga tidak memperhitungkan biaya penyusutan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi harus dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik, sehingga akan berpengaruh pada perhitungan harga jual. Sedangkan menurut akuntansi biaya, penggolongan biaya terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Setelah penggolongan biaya yang dilakukan secara tepat dan penyusutan aktiva tetap diperhitungkan, maka klasifikasi biaya yang seharusnya digunakan pada Rini Amplang Banjarbaru adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 9. Penggolongan biaya produksi menurut penulis
No Jenis Biaya Keterangan
1
Biaya Overhead Pabrik Biaya bahan penolong (plastik kemasan) Biaya Listrik dan Air
Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber: Data diolah penulis
2. Perhitungan Depresiasi Aktiva Tetap
Perhitungan depresiasi aktiva tetap akan dimasukkan ke dalam biaya overhead pabrik, berikut adalah daftar aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dan perhitungan penyusutan aktiva tetap yang disarankan penulis untuk CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru dalam tabel berikut:
46
Tabel 4. 10. Daftar Penyusutan Aktiva Tetap
No Nama Aset
21.250.000,00 Rp1.770.833
Rp
7.500.000,00 Rp625.000
Rp
4.375.000,00 Rp364.583
Rp
1.750.000,00 Rp145.833
Rp
750.000,00 Rp62.500
Rp
750.000,00 Rp62.500
Rp
875.000,00 Rp72.917
Rp
250.000,00 Rp20.833
Rp
187.500,00 Rp15.625
Rp
625.000,00 Rp52.083
Rp
400.000,00 Rp33.333
Rp 100.000
Sumber: Data diolah penulis
Mobil, sepeda motor, tossa selain digunakan untuk pemasaran juga digunakan dalam pembelian bahan baku dan bahan-bahan yang digunakan untuk aktivitas produksi. Berikut ini merupakan biaya penyusutan aktiva tetap bulan Oktober-Desember 2020:
Tabel 4. 11. Biaya Penyusutan Bulan Oktober 2020
No Keterangan Perhitungan Jumlah
1 Mobil 33% x Rp1.770.833 Rp584.375
8 Stainless Meja Penggilingan 33% x Rp62.500 Rp20.625
9 Etalase 33% x Rp72.917 Rp24.063
Sumber: Data diolah penulis
Tabel 4. 12. Biaya Penyusutan bulan November 2020
No Keterangan Perhitungan Jumlah
1 Mobil 32% x Rp1.770.833 Rp566.667
8 Stainless Meja Penggilingan 32% x Rp62.500 Rp20.000
9 Etalase 32% x Rp72.917 Rp23.333
Sumber: Data diolah penulis
Tabel 4. 13. Biaya Penyusutan Bulan Desember 2020
48
No Keterangan Perhitungan Jumlah
1 Mobil 35% x Rp1.770.833 Rp619.792
8 Stainless Meja Penggilingan 35% x Rp62.500 Rp21.875
9 Etalase 35% x Rp72.917 Rp25.521
Sumber: Data diolah penulis
3. Perhitungan Biaya Produksi yang disarankan Penulis
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan perhitungan biaya produksi Amplang pada bulan Oktober, November, Desember pada CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru:
a. Bulan Oktober
Untuk perhitungan biaya produksi bulan Oktober 2020 bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 14. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan Oktober 2020
Biaya bahan baku
Gula 220 kg X Rp 14.000 /kg = Rp 3.080.000
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian Rp 220.000 /bln X 33% = Rp 72.600 Upah Bagian Penggilingan Rp1.320.000
/bln X 33% = Rp 435.600
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 26 /pack X Rp 200.000 /pack = Rp 5.200.000
Biaya listrik dan air Rp 500.000 /bln X 33% = Rp 165.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.067.343
total biaya overhead pabrik Rp 6.432.343
Total biaya produksi bulan Oktober Rp 115.081.543
Sumber: Data diolah penulis
b. Bulan November
Untuk perhitungan biaya produksi bulan November 2020 bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 15. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan November 2020
Biaya bahan baku
50
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian Rp 210.000 /bln X 32% = Rp 67.200
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 25 /pack X Rp 200.000 /pack = Rp 5.000.000
Biaya listrik dan air Rp 500.000 /bln X 32% = Rp 160.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.034.999
total biaya overhead pabrik Rp 6.194.999
Total biaya produksi bulan November Rp 109.869.899
Sumber: Data diolah penulis
c. Bulan Desember
Untuk perhitungan biaya produksi bulan November 2020 bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 16. Perhitungan Biaya Produksi pada Rini Amplang Banjarbaru bulan Desember 2020
Biaya bahan baku
Minyak Nabati 575 ltr X Rp 12.000 /ltr = Rp 6.900.000
Total biaya bahan baku Rp 112.297.500
Biaya tenaga kerja langsung
Upah bagian Pencucian 230.000 /bln X 35% = Rp 80.500
Biaya bahan penolong (plastik
kemasan) 27 /pack X 200.000 /pack = Rp 5.400.000
Biaya listrik dan air 500.000 /bln X 35% = Rp 175.000
Penyusutan aktiva tetap Rp 1.132.031
total biaya overhead pabrik Rp 6.707.031
Total biaya produksi bulan Desember Rp 120.373.031
Sumber: Data diolah penulis
Untuk menghitung biaya per satuan yang dikeluarkan Rini Amplang Banjarbaru perlu dihitung unit ekuivalen untuk periode bulan Oktober-Desember 2020 dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
1) Biaya bahan yang dikeluarkan pada bulan Oktober dapat menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya bahan baku Rp 107.415.000 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya bahan baku Amplang ikan tenggiri adalah 15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya bahan yang dikeluarkan pada bulan November dapat menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya bahan baku Rp 102.532.500 tersebut telah digunakan
52 menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya bahan baku Rp 112.297.500 tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya bahan baku Amplang ikan tenggiri adalah 16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100 bungkus.
b. Biaya tenaga kerja langsung
1) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang dikeluarkan pada bulan Oktober sebesar Rp 1.234.200 tersebut dapat menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri adalah 15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 1.142.400 tersebut dapat menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 14.700 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian
unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri adalah 14.700 bungkus + (0 x 100%) = 14.700 bungkus.
3) Biaya tenaga kerja langsung untuk memproduksi Amplang yang dikeluarkan pada bulan Desember sebesar Rp 1.368.500 tersebut dapat menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya tenaga kerja langsung Amplang ikan tenggiri adalah 16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100 bungkus.
c. Biaya overhead pabrik
1) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri yang dikeluarkan pada bulan Oktober sebesar Rp 803.697 tersebut dapat menghasilkan 15.400 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 15.400 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses. Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang ikan tenggiri adalah 15.400 bungkus + (0 x 100%) = 15.400 bungkus.
2) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri yang dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 803.697 tersebut dapat menghasilkan 14.700 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 14.700 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang
54
ikan tenggiri adalah 14.700 bungkus + (0 x 100%) = 14.700 bungkus.
3) Biaya overhead pabrik untuk memproduksi Amplang ikan tenggiri yang dikeluarkan pada bulan November sebesar Rp 803.697 tersebut dapat menghasilkan 16.100 bungkus produk jadi dan tidak ada persediaan dalam proses dengan tingkat penyelesaian 100%, hal ini berarti bahwa biaya tenaga kerja langsung tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk jadi sebesar 16.100 bungkus dan 0 bungkus (100% x 0) persediaan dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalen biaya overhead pabrik Amplang ikan tenggiri adalah 16.100 bungkus + (0 x 100%) = 16.100 bungkus.
4. Perhitungan Harga Pokok Produk Amplang per Bungkus
Perhitungan harga pokok produk Amplang per bungkus yang diproduksi Rini Amplang Banjarbaru untuk bulan Oktober-Desember disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4. 17. Perhitungan Harga Pokok Produk per Bungkus Amplang
Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen Harga pokok produk per bungkus amplang
Biaya bahan baku Rp 107.415.000 Rp 15.400 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.234.200 Rp 15.400 Rp 80,14 Biaya overhead pabrik Rp 6.432.343 Rp 15.400 Rp 417,68
Total Rp 115.081.543 Rp 7.473
Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen Harga pokok produk per bungkus amplang Biaya bahan baku Rp 102.532.500 Rp 14.700 Rp 6.975,00 Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.142.400 Rp 14.700 Rp 77,71 Biaya overhead pabrik Rp 6.194.999 Rp 14.700 Rp 421,43
total Rp 109.869.899 Rp 7.474
Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalen Harga pokok produk per bungkus amplang
Biaya bahan baku Rp 112.297.500 Rp 16.100 Rp 6.975,00 Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.368.500 Rp 16.100 Rp 85,00 Biaya overhead pabrik Rp 6.707.031 Rp 16.100 Rp 416,59
total Rp 120.373.031 Rp 7.477
Sumber: Diolah oleh penulis
5. Laporan biaya produksi yang disarankan penulis
Berikut laporan biaya produksi yang disarankan penulis untuk Rini Amplang Banjarbaru berdasarkan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan konsep akuntansi biaya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. 18. Laporan Biaya Produksi Amplang ikan tenggiri Bulan Oktober CV Berkah Impian Bersama “Rini Amplang” Banjarbaru
Data produksi:
Dimasukkan dalam proses 15.400
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 15.400
Produk dalam proses akhir 15.400
Jumlah produk yang dihasilkan 15.400
Biaya yang dibebankan dalam Oktober 2020
total per bungkus
Biaya bahan baku Rp 107.415.000 Rp 6.975,00
Biaya tenaga kerja langsung Rp 1.234.200 Rp 80,14
Biaya overhead pabrik Rp 6.432.343 Rp 417,68
Jumlah Rp 115.081.543 Rp 7.473
Jumlah Rp 115.081.543 Rp 7.473