• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen atau pembaca di wilayah kotamadya Depok. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

non probabilty melalui cara convenience sampling, yakni unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30).

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang yang berada di wilayah kotamadya Depok. Karena menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2007:130) bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan korelasi atau regresi berganda, maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti, misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen dan dependen), maka jumlah anggota sampel 10 x 5 = 50.

33 C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data subjek, yaitu jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden) (Indriantoro dan Supomo, 2002:145). Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data-data teoritis serta mempelajari dengan seksama teori-teori yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dibahas. Tujuan dari adanya studi kepustakaan adalah untuk memberikan wawasan dan landasan teori yang menjadi dasar untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. Data-data teoritis pada studi kepustakaan bersumber dari buku-buku, jurnal, artikel, dan skripsi.

2. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan metode survei melalui penyebaran kuesioner sebagai data primer, untuk meminta tanggapan responden secara langsung. Kuesioner disebarkan dan diantarkan langsung dan pengembalian kuesioner dilakukan dengan mendatangi responden secara langsung berdasarkan waktu yang telah disepakati.

34 D. Metode Analisis

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali,2005:45).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Dengan kata lain, alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

35 Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai

cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005:41).

2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, heterokedatisitas, dan normalitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal propability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak ada

36 multikolonieritas (tidak terjadi korelasi antar variabel independen). Ada multikolonieritas atau tidak dilihat dengan melihat nilai tolerance untuk keempat variabel bebas yang lebih besar dari 10 persen (0.1) dan nilai VIF (variance inflation factor) bernilai kurang dari 10 (Bhuono,2000:58)

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Namun, jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2005:105).

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi dalam penelitian ini menjadi alat untuk mengukur bagaimana pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besarnya variabel

37 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ εr

R2 =

TSS RSS

dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2000: 163).

Untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

Y : Keputusan pembelian produk.

a : intercept (variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel dependen dan variabel independen)

b : koefisien regresi dari variabel independen X1 : Faktor Budaya X2 : Faktor Sosial X3 : Faktor Pribadi X4 : Faktor Psikologis εr : Error term 4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen (terikat). Koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi (Regression Of Sum Square, RSS) terhadap varian total (Total Of Sum Square, TSS). Besarnya koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut :

38 R2 =

   

 

2 2 2 2 2 1 1 . . . . Y Y n Y YX b YX b a n          

Dan untuk menghitung R2 digunakan rumus sebagai berikut :

Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai dengan 1 (Suharyadi, 2004:515).

5. Uji Hipotesis a. Uji F (simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut. Adapun rumusan hipotesis untuk uji F adalah :

Ho : β1 = β2 … … = 0 Variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

Ha : β1 ≠β2… … ≠ 0 variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Variabel dependen.

Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel atau tingkat

signifikannya lebih kecil dari 5% (α : 5% = 0.05) maka hal ini

menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.

Untuk menentukan Fhitung dapat dilakukan dengan rumus :

F =

 

R

n k

k R    / 1 1 / 2 2 Dimana: R2 = koefisien determinasi

39 n = jumlah pengamatan / sampel

k = jumlah parameter yang diestimasi dalam regresi

b. Uji t (Uji Secara Parsial)

Uji t digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial, dengan menganggap variabel lain bersifat konstan atau digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Rumusan hipotesis:

Ho : βi = 0 Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Ha : βi≠ 0 Variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Bila thitung lebih besar dari pada ttabel atau nilai signifikan t < α : 5%

(0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen.

thitung dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

 

Sb i bi thitung  

1 = 0 dengan rumus thitung Sb

bi

Dimana :

bi = koefisien variabel ke-i

40 Sb = kesalahan standar

Sb adalah Standard error dari koefisien regresi dengan rumus matematis sebagai berikut :

 

n x x se Sb 2 2

se adalah standard error sampel yang dirumuskan sebagai berikut :

2 2  

n

Dokumen terkait