• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

G. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya, antara lain dengan cara wawancara, observasi, kuesioner atau angket, dan dokumenter (Gulo, 2010). Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket yang berisi beberapa pertanyaan (Hidayat, 2010).

1. Instrumen Penelitian

Kuesioner yang digunakan berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia.

a. Kuesioner Demografi

Kuesioner demografi bertujuan untuk screening beberapa variabel confounding serta mengetahui karakteristik lansia meliputi identitas diri ( usia, jenis kelamin, dan pendidikan lansia).

b. Kuesioner Salat Berjamaah

Kuesioner salat berjamaah dibuat oleh peneliti dengan tujuan untuk mengidentifikasi aspek keteraturan, waktu, tempat dan interaksi responden salat berjamaah. Kuesioner ini terdiri dari 15 pernyataan dengan skala Likert.

Tabel 4.1 Skor Skala Likert Pernyataan favorable Nilai

Selalu 4 Sering 3 Kadang 2 Jarang 1 Tidak pernah 0 Tabel 4.2

Distribusi Pernyataan Kuesioner Salat Berjamaah

Aspek Nomor Item Jumlah

Keteraturan 7, 8, 11 3

Waktu 1, 4 2

Tempat 2, 3, 5, 6 4

Interaksi 9, 10, 12, 13, 14, 15 6 Jumlah Item Soal 15

Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai tertinggi dari kuesioner salat berjamaah adalah enam puluh (60) dan nilai terendah adalah nol (0), adapun skala ukur yang digunakan pada variabel ini adalah skala ordinal.

c. Kuesioner Depresi.

Kuesioner depresi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat depresi responden berdasarkan penghitungan jumlah skor dari kuesioner yang diisi. Kuesioner yang dipergunakan adalah kuesioner Geriatric Depression Scale (GDS) yang merupakan kuesioner baku berupa 30 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman. Skor 0-9 menunjukan responden tidak depresi, skor 10-19 menunjukan responden mengalami depresi ringan, skor 20-30

menunjukan responden mengalami depresi berat (Yesavage, 1983 dalam Abou-Shaleh, 2010). Geriatric Depression Scale (GDS) Yesavage mempunyai nilai reliabilitas alpha cronbrach sebesar 0,94 dan validitas korelasi produk momen sebesar r = 0,82 (McDowell & Newell, 1996 dalam Trisnapati, 2012). Geriatric Depression Scale (GDS) versi panjang telah diuji penggunaannya pada lingkungan institusi Panti Sosial Tresna Werdha ( PSTW) dengan hasil validitas alpha cronbach sebesar 0,819. Hasil ini menyatakan bahwa penelitian dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) layak dilakukan karena cocok dan valid digunakan untuk menilai tingkat depresi pada lansia di institusi panti (Sari, 2012).

H. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Herlanti (2014) mengatakan instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat, yaitu valid dan reliabel agar kesimpulan yang ditarik sesuai dengan fakta. Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini hanya dilakukan terhadap kuesioner salat berjamaah yang dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 01 Cipayung. Tempat ini dipilih karena memiliki kesamaan karakteristik dengan tempat pelaksanaan penelitian. Pengujian instrumen penelitian dilakukan terhadap 30% lansia dari jumlah total 30 responden lansia yang dibutuhkan dalam penelitian.

Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen penelitian dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n – 2) n = jumlah

sampel. Sedangkan uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran internal consistency salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik alpha cronbachdimana instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 (Siregar, 2013).

a. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner salat berjamaah

Pengujian kuesioner salat berjamaah dilakukan dengan menghitung nilai koefisien korelasi product moment dan penghitungan nilai alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS serta dengan meminta seorang ahli untuk melakukan validity content terhadap item pernyataan kuesioner.

Jumlah pernyataan dalam kuesioner salat berjamaah ini adalah 15 item pernyataan, berikut ini adalah distribusi item pernyataan kuesioner salat berjamaah sebelum dilakukanvalidity contentoleh ahli.

Tabel 4.3

Distribusi Pernyataan Kuesioner Salat Berjamaah Sebelum Dilakukan Validity Contentoleh Ahli

Aspek Nomor Item Jumlah

Keteraturan 7, 8,11 3

Waktu 1, 4 2

Tempat 2, 3, 5, 6 4

Interaksi 9,10, 12,13, 14, 15 6

Jumlah Item Soal 15 *Item pernyataan valid biberi tanda tebal (Bold)

Item pernyataan kuesioner salat berjamaah dinilai valid apabila hasil koefisien korelasi product moment > r-tabel yaitu 0,754 dan dinyatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach> 0,6. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS menunjukan nilai alpha cronbach sebesar 0,778 artinya instrumen dinilai reliabel dengan jumlah item valid sebanyak 10 pernyataan. Uji validity contentkemudian dilakukan seorang ahli terhadap item pernyataan kuesioner salat berjamaah disebabkan setelah dilakukan uji validitas dinilai jumlah item pernyataan yang valid belum mewakili aspek yang ingin diukur. Berikut ini adalah distribusi item pernyataan kuesioner salat berjamaah setelah dilakukanvalidity contentoleh ahli.

Tabel 4.4

Distribusi Pernyataan Kuesioner Salat Berjamaah Setelah Ddilakukan Validity Contentoleh Ahli

Aspek Nomor Item Jumlah

Keteraturan 1, 2, 3 3

Frekuensi 4, 5, 6, 7, 8 5

Waktu 9, 10, 11 3

Tempat 12, 13, 14, 15 4

Interaksi 16, 17, 18, 19, 20 5

Jumlah Item Soal 20

Setelah diakukan validity content oleh ahli jumlah item pernyataan bertambah menjadi 20 item pernyataan, hal ini disebabkan perbaikan item pernyataan yang belum valid dan penambahan aspek frekuensi pada kuesioner salat berjamaah.

I. Tahapan Penelitian

Tahapan Penelitian atau langkah penelitian merupakan proses sistematis yang harus dilakukan peneliti dalam sebuah aktivitas penelitian, hal inilah yang menjadi penanda bahwa sebuah penelitian adalah penelitian ilmiah (Juliandi dkk, 2014), Tahapan penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proposal penelitian mendapatkan persetujuan dari pembimbing skripsi dilanjutkan dengan membuat surat permohonan ijin penelitian serta permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas kuesioner salat berjamaah. Permohonan ijin penelitian dibuat di bagian admnistrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah yang ditujukan pada kepala Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan sebagai lokasi penelitian, sedangkan permohonan ijin lokasi uji validitas dan reliabilitas dibuat dibagian administrasi FKIK dan PSIK UIN Syarif Hidayatullah yang ditujukan pada kepala Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) Provinsi DKI Jakarta dan kepala Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 01 Cipayung.

2. Peneliti kemudian mendapatkan ijin untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner salat berjamaah. Peneliti melakukan observasi lansia yang berpotensi untuk menjadi calon responden dan memeriksa rekam medis calon responden hingga didapatkanlah lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi untuk dijadikan sebagai responden uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

3. Peneliti kemudian menjelaskan maksud, tujuan, dan manfaat penelitian disertai dengan permintaan persetujuan kepada lansia untuk menjadi responden uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

4. Peneliti meminta lansia calon responden untuk mengisi kuesioner salat berjamaah, sedangkan bagi lansia yang tidak dapat mengisi secara mandiri kuesioner dikarenakan memiliki keterbatasan penglihatan ataupun tuna aksara maka peneliti membantu pengisian kuesioner sesuai dengan jawaban lansia. Setelah semua kuesioner telah terisi maka kuesioner dikumpulkan dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS.

5. Peneliti kemudian melakukanvalidity contentkepada seorang yang ahli, hingga didapatkanlah kuesioner salat berjamaah yang siap untuk digunakan pada penelitian sesungguhnya.

6. Peneliti melakukan observasi lansia yang berpotensi untuk menjadi calon responden dan memeriksa rekam medis calon responden, hingga didapatkanlah lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi untuk dijadikan sebagai responden penelitian.

7. Calon responden diminta untuk mengisi kuesioner demografi sebagai langkah untuk mengetahui demografi calon responden juga sebagai langkahscreeningresponden.

8. Peneliti memilih calon responden dengan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi yang telah ditentukan.

9. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner dan memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

10. Peneliti meminta calon responden mengisi kuesioner Geritric Depression Scale(GDS) dan kuesioner salat berjamaah.

11. Peneliti membantu responden lansia dalam membacakan dan mengisi kuesioner sesuai dengan jawaban responden sendiri pada responden lansia yang tidak dapat mengisi kuesioner karena adanya keterbatasan penglihatan ataupun tuna aksara.

12. Peneliti melakukan pengumpulan kuesioner dan meneliti kembali kelengkapan pengisian kuesioner, dan melakukan pengolahan data serta analisis data kuesioner.

Dokumen terkait