• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui hubungan salat berjamaah dengan tingkat depresi pada lansia pada bulan Mei-Juni tahun 2015. Subjek yang diteliti adalah lansia yang berada di PSTW Budi Mulia 03 Margaguna Jakarta Selatan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain cross-sectional serta pengumpulan data dengan teknikpurposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

8 A. Lanjut Usia

1. Definisi

Penuaan (aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Santoso & Ismail, 2010). Lanjut usia adalah kelompok penduduk berusia 60 tahun ke atas (Tamher & Noorkasiani, 2011). World Health Oraganization (WHO) mengklasifikasikan lansia menjadi lansia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lansia (elderly) 60-74 tahun, lansia tua (old) 75-90 tahun, dan lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Nugroho, 2009).

2. Perubahan pada Lansia

Efendi & Makhfudli (2009) mengungkapkan bahwa perubahan pada lansia terdiri dari perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan sosial. a. Perubahan fisik

1) Sel

Pada lansia jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar. Cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang,

proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati juga ikut berkurang. Jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, dan otak menjadi atrofi.

2) Sistem persarafan

Rata-rata berkurangnya saraf neokortikal sebesar 1 per detik (Pakkenberg et al, 2003 dalam Ferry & Makhfudli, 2009). Hubungan persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya dengan stress, mengecilnya saraf panca indra, serta kurang sensitif terhadap sentuhan.

3) Sistem pendengaran

Gangguan pendengaran (presbikusis), membran timpani menjadi atrofi, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin, pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa atau stress.

4) Sistem penglihatan

Timbul sklerosis pada sfingter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk bola, lensa lebih keruh dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang, dan menurunnya daya

untuk membedakan antara warna biru dan hijau pada skala pemeriksaan.

5) Sistem kardiovaskular

Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun setelah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi, tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.

6) Sistem pengaturan suhu tubuh

Suhu tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis +/- 35o, hal ini diakibatkan oleh metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

7) Sistem pernafasan

Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktifitas silia, paru-paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan

jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, dan penurunan kekuatan otot pernafasan.

8) Sistem gastrointestinal

Kehilangan gigi, penurunan indera pengecapan, esophagus melebar, sensitivitas rasa lapar menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati semakin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.

9) Sistem gentourinaria

Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1). Blood urea nitrogentmeningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat. Otot kandung kemih melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine. Pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga 75% dari besar normalnya.

10) Sistem endokrin

Menurunnya produksi ACTH, TSH, FSH, dan LH, aktifitas tiroid, BMR, daya pertukaran gas, produksi aldosteron, sekresi hormone kelamin seperti progesteron, estrogen, dan testosteron. 11) Sistem integumen

Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

12) Sistem muskuloskeletal

Tulang kehilangan kepadatannya dan semakin rapuh, kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot keram dan menjadi tremor.

b. Perubahan mental

Perubahan mental pada lansia disebabkan perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan (hereditas), lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan.

c. Perubahan psikososial

Perubahan psikososial pada lansia meliputi kehilangan sumber finansial, kehilangan status jabatan, kehilangan teman atau relasi, kehilangan pekerjaan atau kegiatan, dan merasakan atau kesadaran akan kematian.

3. Tugas Perkembangan Lansia

Tamher & Noorkasiani (2011) menyebutkan tugas perkembangan lansia terdiri dari:

a. Penyesuaian terhadap penurunan kekuatan dan kesehatan fisik b. Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan kesehatan c. Penyesuaian terhadap kematian pasangan atau orang terdekat d. Membangun suatu perkumpulan dengan sekelompok usia

e. Mengambil prakarsa dan beradaptasi terhadap peran sosial dengan cara yang fleksibel

f. Membuat pengaturan hidup atau kegiatan fisik yang menyenangkan. 4. Permasalahan Berkaitan dengan Lansia.

Tamher & Noorkasiani (2011) mengatakan proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan hal yang wajar bagi siapa saja yang dikarunia umur panjang, proses menua tersebut membawa permasalahan meliputi:

a. Masalah baik secara fisik, biologis, mental, maupun sosial ekonomis akibat proses penuaan. Semakin lanjut usia seseorang, maka kemampuan fisik semakin mundur, hingga dapat mengakibatkan

penurunan pada peran sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan didalam mencukupi kebutuhan hidup.

b. Berkurangnya kesibukan sosial, hal ini mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungan yang dapat mengakibatkan dampak pada kebahagiaan seseorang.

c. Memfungsikan tenaga dan kemampuan yang dimiliki lansia dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.

d. Masih ada lanjut usia berada dalam keadaan terlantar, selain tidak

Dokumen terkait