BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Metode Role Play
a. Pengertian role play
Role play adalah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan menghayati
perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain (membayangkan diri
sendiri dalam keadaan orang lain (Suwardi, 1980: 1).
Metode simulasi (Role Playing) adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial (Sudjana,
2009:89). Pada metode role playing ini, proses pembelajaran ditekankan pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah
yang secara nyata dihadapi, baik guru maupun siswa.
b. Tujuan dan Manfaat role play
Menurut Suwardi (1980: 2) tujuan dan manfaaat role play sebagai berikut: 1. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam realitas
hidup.
2. Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana
akibatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu.
4. Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan.
5. Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan dan kebutuhan siswa.
6. Pembentukan konsep secara mandiri.
7. Menggali peran-peran daripada seseorang dalam suatu kehidupan kejadian/
keadaan.
8. Menggali dan meneliti nilai-nilai (norma) dan peranan budaya dalam
kehidupan.
9. Membantu siswa dalam mengklasifikasikan/ memperinci, memperjelas pola
berpikir, berbuat dan ketrampilannya, dalam membuat/ mengambil
keputusan menurut caranya sendiri.
10. Media pembina, struktur sosial dan sistem nilai lingkungannya.
11. Membina siswa dalam: kemampuan memecahkan masalah, berfikir kritis
analistis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok dan lain-lain.
12. Melatih anak ke arah mengendalikan dan membaharui perasaannya, cara
berfikirnya dan perbuatannya.
c. Strategi pelaksanaan pembelajaran role play
Menurut Wahab (2007:109) mengemukakan secara rinci tentang strategi
role playing dalam proses pembelajaran di kelas bagi guru dan siswa, yaitu: 1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan melalui metode ini. Dan
tujuan tersebut diupayakan tidak terlalu sulit/ berbelit-belit, akan tetapi jelas
dan mudah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Melatar belakang cerita role playing dan bermain peran tersebut. Misalnya bagaimana guru dapat menjelaskan latar belakang kehidupan sahabat Abu
Bakar sebelum menceritakan kisah sahabat Abu Bakar masuk Islam. Hal ini
agar materi pelajaran dapat dipahami secara gamblang dan mendalam oleh
siswa/ anak didik.
3) Guru menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan role playing dan bermain peranan melalui peranan yang harus siswa lakukan/ mainkan.
4) Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang pantas memainkan/
melakonkan jalannya suatu cerita. Dalam hal ini termasuk peranan
penonton.
5) Guru dapat menghentikan jalannya permainan apabila telah sampai titik
klimaks. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-kemungkinan pemecahan
masalah dapat didiskusikan secara seksama.
6) Sebaiknya diadakan latihan-latihan secara matang, kemudian diadakan uji
coba terlebih dahulu, sebelum role playing dipentaskan dalam bentuk yang sebenarnya.
Wahab (2007:114) menyatakan bahwa dalam bermain peran, ada tiga tahap
yang harus dilaksanakan guru, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tindak
lanjut. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Yang dilakukan pada tahap ini meliputi:
a) Persiapan untuk bermain peran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Persiapan untuk bermain peran meliputi memilih permasalahan yang
mengandung pandangan-pandangan yang berbeda dan kemungkinan
pemecahannya serta mengarahkan siswa pada situasi dan masalah yang akan
dihadapi.
b) Memilih pemain
Hal-hal yang harus diperhatikan saat memilih pemain yaitu pilih secara
sukarela atau jangan dipaksa, sebisa mungkin pilih pemain yang dapat
mengenali peran yang akan dibawakannya, hindari pemain yang ditunjuk
sendiri oleh siswa, pilih beberapa pemain agar seorang tidak memainkan
dua peran sekaligus, setiap kelompok pemain paling banyak 5 orang ,
hindari siswa membawakan peran yang dengan kehidupan sebenarnya.
c) Mempersiapkan penonton
Hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan penonton yaitu harus
yakin bahwa pemirsa mengetahui keadaan dari tujuan bermain peran,
arahkan mereka bagaimana seharusnya berperilaku.
d) Persiapan para pemain
Hal-hal yang dilakukan saat persiapan para pemain yaitu biarkan siswa agar
mempersiapkannya dengan sedikit mungkin campur tangan guru, sebelum
bermain setiap pemain harus memahami betul apa yang dilakukannya,
siapkan tempat dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang harus diperhatikan saat pelaksanaan metode role play yaitu biarkan agar spontanitas menjadi kunci utamanya, jika terjadi kemacetan
saat pelaksanaan bimbing dengan pertanyaan.
3. Tindak lanjut
Yang dilakukan pada tahap tindak lanjut meliputi:
a. Diskusi
Diskusi dapat memberi pengaruh yang besar terhadap sikap dan
pengetahuan siswa. Diskusi juga dapat menganalisis, menafsirkan, memberi
jalan keluar atau merekreasi. Di dalam diskusi sebaiknya dinilai apa yang
telah dilaksanakan.
b. Melakukan bermain peran kembali
Bermain peran kembali dilakukan agar memberi pemahaman yang lebih
baik bagi pemain maupun pendengar.
Sedangkan Sudrajat (2010:1) mengemukakan strategi penggunaan role playing sebagai berikut:
1) Bila role playing baru ditetapkan dalam pengajaran, maka hendaknya guru menerangkannya terlebih dahulu teknik pelaksanaanya, dan menentukan
diantara siswa yang tepat untuk memerankan lakon tertentu, secara
sederhana dimainkan di depan kelas.
2) Menerapkan situasi dan masalah yang akan dimainkan dan perlu juga
diceritakan jalannya peristiwa dan latar belakang cerita yang akan
dipentaskan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3) Pengaturan adegan dan kesiapan mental dapat dilakukan sedemikian rupa.
4) Setelah role playing itu dalam peuncak klimas, maka guru dapat menghentikan jalannya drama. Hal ini dimaksudkan agar kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah dapat diselesaikan secara umum,
sehingga penonton ada kesempatan untuk berpendapat dan menilai role playing yang dimainkan. Role playing dapat pula dihentikan bila menemui jalan buntu.
5) Guru dan siswa dapat memberikan komentar, kesimpulan atau berupa
catatan jalannya role playing untuk perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Menurut Hamzah B Uno (2009: 26) prosedur role play terdiri dari sembilan
langkah, yaitu: a) pemanasan (warming up), kegiatannya meliputi mengajukan permasalahan, menjelaskan permasalahan, menafsirkan cerita, menjelaskan role playing. b) memilih partisipan, kegiatannya meliputi menganalisa peran-peran dan memilih pemain-pemain. c) menyiapkan pengamat (observer), kegiatannya meliputi menentukan apa yang harus diamati dan menetapkan tugas-tugas
pengamat. d) menata panggung, kegiatannya meliputi menata jalannya permainan,
menjelaskan kembali peran-peran, memasuki situasi permasalahan. e) memainkan
peran, kegiatannya meliputi memulai permaian, mempertahankan permainan,
menghentikan permaianan. f) diskusi dan evaluasi, kegiatannya meliputi meninjau
kembali lakon (kejadiannya, posisi, realisme), membicarakan kembali fokus-fokus
utama, mengembangkan permaianan berikutnya. g) memainkan peran ulang,
kegiatannya meliputi memainkan peranan yang sudah diperbaikai dan
menggambarkan langkah-langkah selanjutnya atau alternatif perilaku. h) diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dan evaluasi kedua, kegiatannya seperti kegiatan pada diskusi dan evaluasi
pertama. i) berbagi pengalaman dan kesimpulan, kegiatannya meliputi
menghubungkan situasi permasalahan dengan pengalaman sendiri yang nayata
dan masalah kini, menjajagi azas-azas perilaku umum.