• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Validitas dan Reliabilitas

I. Metode/ Teknik Analisis Data

Analisis terhadap data yang diperoleh dapat dilakukan apabila terdapat 80% siswa hadir mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

1. Kelayakan Analisis

Pelaksanaan penelitian direncanakan untuk dapat diikuti oleh seluruh siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Data layak dianalisis apabila persentase kelayakan analisis data ≥ 80% siswa yang ikut serta saat pengambilan data. Persentase kelayakan analisis data dapat dihitung sebagai berikut :

=

× 100%

2. Analisis data observasi keterlaksanaan RPP

Analisis terhadap data keterlaksanaan RPP adalah sebagai berikut.

= � ℎ

× 100%

Dengan keterangan sebagai berikut:

Skor 1 : tanda centang (√)pada kolom “Ya”. Skor 0 : tanda centang (√)pada kolom “Tidak”.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga dikatakan terlaksana dengan baik jika keterlaksanaan ≥ 80%.

3. Analisis data obserasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga

Analisis terhadap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut.

a. Merekap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga yang dilihat melalui keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga Tabel 3.8 Rekap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga

NO SISWA PERTEMUAN SKOR SKOR/ Banyaknya pertemuan yang diikuti siswa I II III IV 1 Siswa 1 32 Siswa 32

b. Menentukan kriteria keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga.

Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut (Eko Putro Widoyoko, 2009: 238). Sangat Tinggi (ST) X > + 1,8 × Tinggi (T) + 0,6 × < X ≤ + 1,8 × Sedang (S) −0,6 × < X ≤ + 0,6 × Rendah (R) −1,8 × < X ≤ −0,6 × Sangat Rendah (SR) X ≤ −1,8 × Keterangan : Xi(rerata ideal) =1

2 skor maksimum + skor minimum

sbi simpangan baku ideal =1

6 skor maksimum−skor minimum

Maka diperolehlah kriteria keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga matematika adalah :

Tabel 3.9 Kriteria Penggunakan Alat Peraga

Kriteria Interval Sangat Rendah (SR) X ≤ 120,4 Rendah (R) 120,4 < X ≤ 121,8 Sedang (S) 121,8 < X ≤ 123,2 Tinggi (T) 123,2 < X ≤ 124,6 Sangat Tinggi (ST) X > 124,6 Catatan :

Tabel di atas hanya berlaku untuk siswa-siswa kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2015/2016.

4. Analisis data motivasi belajar a. Menentukan skor motivasi siswa

Bentuk isian pada kuesioner motivasi belajar pada pernyataan fakta adalah Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah. Sedangkan, bentuk isian pada kuesioner motivasi belajar pada pernyataan opini adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah butir pernyataan ada 20 butir yaitu 10 butir pernyataan fakta dan 10 butir pernyataan opini.

Tabel 3.10 Skor Kuesioner Motivasi Belajar

Pilihan Pernyataan Skor Pernyataan

Fakta Opini Pernyataan

Positif

Pernyataan Negatif

SL (selalu) SS (Sangat Setuju) 5 1

S (sering) S (Setuju) 4 2

KD (kadang-kadang)

TS (Tidak Setuju) 2 4

Jumlah skor maksimal = skor maksimal per pernyataan × jumlah pernyataan = 5 × 40

= 200

Jumlah skor minimal = skor minimal per pernyataan × jumlah pernyataan

= 1 × 40 = 40

b. Menentukan kriteria motivasi belajar

Data yang sudah diperoleh dari hasil pengisisan kuesioner motivasi belajar siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut (Eko Putro Widoyoko, 2009: 238).

Sangat Tinggi (ST) X > + 1,8 × Tinggi (T) + 0,6 × < X ≤ + 1,8 × Sedang (S) −0,6 × < X ≤ + 0,6 × Rendah (R) −1,8 × < X ≤ −0,6 × Sangat Rendah (SR) X ≤ −1,8 × Keterangan : Xi(rerata ideal) =1

2 skor maksimum + skor minimum

sbi simpangan baku ideal =1

6 skor maksimum−skor minimum

X = Skor empiris

Maka diperolehlah kriteria motivasi belajar matematika sebagai berikut :

Tabel 3.11 Kriteria Motivasi Belajar Matematika

Kriteria Interval Skor

Sangat Rendah (SR) X ≤ 115,6 Rendah (R) 115,6 < X ≤ 131,2 Sedang (S) 131,2 < X ≤ 146,8 Tinggi (T) 146,8 < X ≤ 162,4 Sangat Tinggi (ST) X > 162,4 Catatan :

Kriteria pada tabel 3.11 hanya berlaku untuk siswa-siswi kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

5. Analisis hasil belajar

a. Menentukan skor hasil belajar

Tes hasil belajar matematika adalah tes sejauh mana hasil belajar yang siswa peroleh terhadap materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Tes ini diberikan kepada siswa setelah siswa memperlajari materi persegi panjang dan persegi. Banyaknya butir soal dalam tes adalah 5 butir soal. Dengan skor maksimal setiap butir adalah 20.

ℎ = ℎ

× 100%

b. Menentukan kriteria hasil belajar

Data yang sudah diperoleh dari hasil pengerjaan soal tes hasil belajar siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut (Eko Putro Widoyoko, 2009: 238).

Sangat Tinggi (ST) X > + 1,8 × Tinggi (T) + 0,6 × < X ≤ + 1,8 × Sedang (S) −0,6 × < X ≤ + 0,6 × Rendah (R) −1,8 × < X ≤ −0,6 × Sangat Rendah (SR) X ≤ −1,8 × Keterangan : Xi(rerata ideal) =1

2 skor maksimum + skor minimum

sbi simpangan baku ideal =1

X = Skor empiris

Maka diperolehlah kriteria hasil belajar matematika sebagai berikut : Tabel 3.12 Kriteria Hasil Belajar Matematika

Kriteria Interval Skor Sangat Rendah (SR) X ≤ 35 Rendah (R) 35 ≤ X≤ 51 Sedang (S) 51 ≤ X≤ 67 Tinggi (T) 67 ≤ X≤ 83 Sangat Tinggi (ST) X > 83 Catatan :

Kriteria pada tabel 3.11 hanya berlaku untuk siswa-siswi kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 2015/2016 pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

6. Analisis penghargaan kelompok

Analisis hasil pre-test dan hasil kuis untuk penghargaan kelompok ini dengan cara:

a. Menentukan nilai pre-test, kuis 1, dan kuis 2

b. Menghitung skor peningkatan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.13 Skor Peningkatan/Kemajuan Kuis

No Skor Kuis Skor Kemajuan

1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin 2. 10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin 3. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin 5. Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30 poin c. Menjumlah skor peningkatan setiap anggota kelompok di kelompok

d. Penghargaan kelompok berdasarkan rata-rata skor peningkatan yang diperoleh kelompok, yakni dijabarkan oleh tabel sebagai berikut. Tabel 3.14 Skor Penghargaan Kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi

1. 0 ≤ N ≤ 5 -

2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim Baik (Good Team)

3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim Sangat Baik (Great Team) 4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim Super (Super Team)

7. Analisis korelasi

a. Korelasi penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika siswa

Analisis korelasi penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika siswa digunakan untuk melihat hubungan antara penggunaan alat peraga (X) dan hasil belajar (Y).

b. Korelasi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa Analisis korelasi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa digunakan untuk melihat hubungan antara motivasi (X) dan hasil belajar (Y).

Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pearson Product Moment. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah:

= −

. 2 2 . 2 2

Keterangan:

= Jumlah anggota populasi

= Variabel bebas (Penggunaan alat peraga / Motivasi Belajar) = Variabel terikat (Hasil Belajar)

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan r. Berikut ini merupakan ketentuan nilai :

 Nilai terbesar adalah +1 dan terkecil adalah -1 sehingga dapat ditulis −1≤ ≤+1

 Apabila =−1 artinya korelasi negatif sempurna, = 0 artinya tidak ada korelasi, dan = 1 artinya korelasi positif sempurna.

 Harga akan dilihat dengan tabel interpretasi nilair di bawah ini.

Tabel 3.15 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00−0,199 Sangat Rendah

0,20−0,399 Rendah

0,40−0,599 Sedang

0,60−0,799 Tinggi

0,80−1,00 Sangat Tinggi

Untuk memudahkan dalam menghitung nilai korelasi maka peneliti membuat tabel penolong sebagai berikut.

No siswa

2 2

Setelah mengitung nilai korelasi maka peneliti juga akan menentukan besarnya sumbangan (koefisien determinan atau koefisien penentu) variabel X (penggunaan alat peraga / motivasi) terhadap variabel Y (hasil belajar) dengan rumus:

= 2. 100%

Dokumen terkait