• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

C. Metode Two Stay Two Stray

1. Pengertian Metode Two Stay Two Stray

Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain

26

itu metode juga merupakan berbagai tekhnik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Zainal Aqib, 2015: 102). Menurut Kokom Komalasari, metode pembelajaran yaitu cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (Kokom Komalasari, 2014: 56).

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, tekhnik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan tekhnik pembelajaran (Kokom Komalasari, 2014: 57).

Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1990. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik. Metode TS-TS merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggungjawab, saling membantu memecahkan masalah, dan salingmendorong satu sama lain untuk berprestasi.Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik (Miftahul Huda, 2015: 207). Menurut Isjoni model pembelajaran Two Stay Two Stray ini bisa digunakan dengan model

27

Kepala Bernomor. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membagikan hasil informasi kepada kelompok lain (Isjoni, 2013: 113).

Menurut pendapat Suyatno yang dikutip oleh Muhammad Fathurrohman, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok dan laporan kelompok. Sedangkan menurut pendapat Suprijono, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Dua orang yang bertugas sebagai tamu diwajibkan bertamu kepada semua kelompok. Jika mereka telah selesai melaksanakan tugasnya, mereka kembali ke kelompok masing-masing. Setelah kembali ke kelompok asal, baik siswa yang bertugas bertamu maupun yang bertugas menerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan (Muhammad Fathurrohman, 2015: 368).

28

Model Pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan dalam materi sejarah perjuangan nabi Muhammad saw, dimana nantinya siswa diharapkan dapat memahami materi secara keseluruhan tanpa merasa bosan karena sering berinteraksi dengan teman-temannya.

2. Langkah-langkah Pembelajaran

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan materi pelajaran atau permasalahan kepada siswa sesuai dengankompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa secara heterogen dengan kemampuan berbeda-beda baik tingkat kemampuan maupun jenis kelamin.

c. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa atau tugas untuk dibahas dalam kelompok.

d. Dua siswa dari tiap kelompok berkunjung ke kelompok lain untuk mencatat hasil pembahasan dari kelompok lain, dan sisa anggota kelompok tetap di kelompoknya untuk menerima siswa yang bertamu ke kelompoknya.

e. Siswa yang bertamu kembali ke kelompoknya masing-masing dan menyampaikan hasil kunjungannya kepada teman yang tetap berada dalam kelompok. Hasil kunjungan dibahas bersama dan dicatat.

29

f. Hasil diskusi kelompok dikumpulkan dan dan salah satu kelompok mempresentasikan jawaban mereka, kelompok lain memberikan tanggapan.

g. Guru memberikan klarifikasi terhadap jawaban yang benar. h. Guru membimbing siswa merangkum pelajaran.

i. Guru memberikan penghargaan secara kelompok (Muhammad Fathurrohman, 2015: 369).

Jadi dalam pembelajaran model TSTS ini, siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan.

3. Kelebihan Metode Two Stay Two Stray

Kelebihan dari metode Two Stay Two Stray ini diantaranya yaitu :

a. Dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua tingkat usia siswa.

b. Tidak hanya bekerja sama dengan anggota sekelompoknya saja tetapi bisa juga bekerjasama dengan kelompok lain yang memungkinkan terciptanya keakraban sesama teman dalam suatu kelas

c. Lebih berorientasi pada keaktifan siswa (Muhammad Fathurrohman, 2015: 370).

Selain beberapa kelebihan di atas peneliti dapat menganalisis, kelebihan dari metode ini adalah dapat meningkatkan jiwa sosial diantara peserta didik dan mereka juga dapat bersosialisasi dengan baik antar anggota kelompok.

30 4. Kekurangan Metode Two Stay Two Stray

Sedangkan kekurangan dari metode Two Stay Two Stray ini diantaranya yaitu :

a. Jumlah siswa dalam satu kelas tidak boleh ganjil, harus berkelipatan empat.

b. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil kecil dan kunjungan dari dua orang anggota kelompok yang satu ke kelompok yang lain membutuhkan perhatian khusus dalam pengelolaan kelas serta dapat menyita waktu pengajaran yang berharga.

d. Guru membutuhkan banyak persiapan (Muhammad Fathurrohman, 2015: 370).

5. Solusi untuk Mengatasi Kekurangan Metode Two Stay Two Stray

Metode Two Stay Two Stray memiliki beberapa kekurangan, akan tetapi kekurangan dari metode ini dapat disiasati dengan berbagai cara diantaranya :

a. Misalkan untuk suatu kelas yang memiliki siswa ganjil atau bukan kelipatan empat maka salah satu kelompok dapat menerima anggota baru dengan tugas yang telah ditetapkan dalam kelompok.

b. Pembentukan kelompok dilakukan pada pertemuan sebelumnya sehingga ketika pembelajaran dimulai, siswa sudah siap bersama anggota kelompoknya sehingga tidak menyita waktu.

c. Beberapa hari sebelumnya, guru mempersiapkan materi ajar dan bahan yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga guru

31

memiliki persiapan yang cukup matang dalam mengahadapi peserta didik di dalam kelas.

Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Keterampilan seperti ini dapat diajarkan kepada siswa dan peran siswa dapat ditentukan untuk memfasilitasi proses kelompok. Peran tersebut mungkin bermacam-macam menurut tugas, misalnya peran pencatat, pembuat kesimpulan, pengatur materi, atau fasilitator, dan peran guru bisa sebagai pemonitor proses belajar.

D. Penerapan metode Two Stray Two Stay dalam materi sejarah perjuangan

Dokumen terkait