• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Siswa

30 YULIA PRATIWI

100 Tuntas Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 80 Rata-rata 96 Jumlah 2790 Persentase Ketuntasan 100%

Nilai yang diperoleh siswa berdasarkan Tabel 4.3 adalah 30 siswa mendapatkan nilai 70-100. Siswa berjumlah 0 mendapatkan nilai pada rentan 50-69. Ada 0 siswa yang nilainya pada rentan 25-49. Dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai pada rentan 0-25. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100, nilai terendah 80 dan nilai rata-rata 96.

Hasil nilai siswa mempengaruhi ketuntasan belajar. Ketuntasan pembelajaran PAI dengan penerapan model Two Stay Two Stray pada siklus II berpengaruh terhadap ketuntasan siswa. Hasilnya adalah:

64

Grafik 4.3

Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII Siklus II

Siswa yang tuntas belajar 30 anak dengan jumlah prosentase 100%. Siswa tidak tuntas belajar 0 siswa dengan 0% dari siswa keseluruhan. Siswa tuntas karena nilai lebih dari 70 dan siswa tidak tuntas karena nilai kurang dari 70.

Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II adalah: 1) Siswa berkomunikasi dengan baik selama kerja kelompok, 2) Selama mengikuti pembelajaran siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, 3) Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting berkaitan dengan materi, 4) Siswa berani bertanya mengenai isi materi yang belum dipahami. 5) Siswa berinteraksi dengan teman dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok secara baik, 6) Siswa bekerjasama dengan teman tanpa membeda-bedakan, 7) Perwakilan siswa mempresentasikan tugas dengan baik dan 8) Siswa menjawab soal-soal evaluasi yang diberikan guru dengan lembar soal.

0 10 20 30 Tuntas Tidak Tuntas 30 0

Siklus II

Siklus II

65

Hasil pengamatan terhadap guru adalah guru sudah memeriksa kesiapan siswa. Guru menarik perhatian siswa dengan memberi motivasi kepada siswa. Guru melakukan apersepsi. Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru memberi penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru menggunakan contoh dan menekankan hal penting. Guru mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Guru memberi bimbingan pada siswa yang membutuhkan. Guru sudah memberikan waktu yang tepat sesuai rencana. Guru sudah memberi penguatan secara baik. Guru sudah dapat melakukan pengelolaan waktu dengan baik. Dalam kegiatan penutupan guru dapat menyimpulkan pembelajaran dengan baik. Guru mengakhiri pembelajaran dengan simpulan dan salam.

Sesuai dengan hasil observasi dan catatan pengamatan peneliti, dengan metode pembelajaran Two Stay Two Stray yang telah diterapkan sebagai besar sudah paham mengenai materi PAI tentang sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Guru memberikan kesempatan bertanya tentang materi yang kurang jelas kepada siswa. Guru memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan soal evaluasi siklus II. Setelah diskusi selesai dan soal telah dibahas. Siswa terlihat antusias, terlihat siswa interaktif, komunikatif, menghargai prestasi teman, serius dalam pembelajaran dan semangat.

66 d. Refleksi Hasil Tindakan

Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II dapat diuraikan analisis sebagai berikut; 1) Nilai siswa melebihi KKM yaitu tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70, 2) Guru dalam mengajar telah menyesuaikan aspek yang teramati dari lembar observasi dan RPP sehingga pembelajaran berjalan baik, 3) Ketuntasan klasikal sudah tercapai karena pada siklus II, 100% tuntas melebihi batas ketuntasan klasikal yaitu 75% .

B. Pembahasan

Menurut Meity H. Idris pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang diberikan guru di dalam memadukan cara/metode pengajaran secara sistematis dan berkesinambungan pada suatu kegiatan pembelajaran agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, pembentukan sikap serta rasa kepercayaan pada siswa (Meyti H. Idris, 2015: 3). Pada hakikatnya pembelajaran adalah kegiatan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar. Belajar dilakukan oleh siswa, dan mengajar dilakukan dilakukan oleh guru.

Hal-hal yang membuat nilai PAI kelas VII SMP Negeri 2 Pringsurat belum maksimal, salah satunya adalah cara guru mengajar cenderung ceramah menyebabkan siswa menjadi pasif, kurang termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya banyak siswa yang sibuk dengan aktifitas sendiri yang tidak ada kaitanya dengan proses pembelajaran.

67

Sebagian siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI tidak bisa mencapai nilai standar yang ditentukan, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI standar kompetensi memahami sejarah

perjuangan nabi Muhammad SAW periode Makah yang masih di bawah

standar rata-rata ketuntasan kelas yang ditentukan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal 70. Maka untuk tuntas belajar yang interaktif digunakanlah model pembelajaran Two Stay Two Stray.

Hasil penelitian sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray terdapat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Perbandingan Hasil

Keterangan Pra siklus Siklus I Siklus II

nilai terendah 40 40 80

nilai tertinggi 80 100 100

nilai rata-rata 60 72 96

ketuntasan 33% 60% 100%

Nilai terendah pada pra siklus 40, siklus I 40 dan siklus II 80. Nilai tertinggi pada pra siklus 80, siklus I dan siklus II adalah 100. Nilai rata-rata pra siklus 60, siklus I 72 dan nilai rata-rata siklus II adalah 96. Ketuntasan pada pra siklus 33%. Ketuntasan siklus I 60% dan siklus II 100%. Perbandingan hasil dalam bentuk grafik dapat penulis sajikan sebagai berikut :

68

Grafik 4.4 Perbandingan Hasil Tiap Siklus

Aktivitas siswa dan guru dari kegiatan pra siklus, siklus I dan siklus II semakin baik. Aktifitas siswa pada pra siklus pasif, bicara sendiri dengan teman diluar materi pelajaran dan tidak berani bertanya. Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I adalah: 1) Siswa Siswa berkomunikasi dengan baik selama kerja kelompok, 2) Selama mengikuti pembelajaran siswa hanya sebagian siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti, 3) Siswa belum mencatat hal-hal yang dianggap penting berkaitan, 4) Hanya beberapa siswa berani bertanya mengenai isi materi yang dijelaskan peneliti. 5) Masih banyak siswa yang kurang berperan aktif dalam kerja kelompok, 6) Siswa bekerjasama dengan teman tanpa membeda-bedakan.

Dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II adalah: 1) Siswa berkomunikasi dengan baik selama kerja kelompok, 2) Selama mengikuti pembelajaran siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan, 3) Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting berkaitan dengan materi, 4) Siswa berani bertanya mengenai isi materi yang belum dipahami. 5) Siswa

0 50 100 Pra Siklus Siklus I Siklus II 33 60 100

Rata-Rata Ketuntasan dalam persen

Rata-Rata Ketuntasan

69

berinteraksi dengan teman dalam menyelesaikan tugas dalam kelompok secara baik, 6) Siswa bekerjasama dengan teman tanpa membeda-bedakan, 7) Perwakilan siswa mempresentasikan tugas dengan baik dan 8) Siswa menjawab soal-soal evaluasi yang diberikan guru dengan lembar soal.

Aktivitas guru pada siklus I dan siklus II semakin baik seperti pada siklus I guru belum mengelola waktu dengan baik pada siklus II sudah dikelola sesuai perencanaan. Pembentukan kelompok pada siklus I yang menggabungkan siswa pandai dan siswa kurang pandai ternyata membuat minder siswa yang kurang pandai sehingga pada siklus II pembentukan kelompok diubah. Sehingga hasil belajar siswa pada Siklus II mencapai ketuntasan 100%.

70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi sejarah perjuangan nabi Muhammad SAW dengan metode Two Stay Two Stray pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pringsurat Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018 maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Bahwa penerapan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dalam materi sejarah perjuangan nabi Muhammad SAW dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII Semester I SMP Negeri 2 Pringsurat kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018. Peningkatan dibuktikan dengan meningkatnya tingkat persentase jumlah ketuntasan siswa dalam pembelajaran yaitu dalam pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 10 siswa dengan persentase kelulusan sebesar 33%, dalam siklus I siswa yang tuntas berjumlah 18 siswa dengan persentase kelulusan sebesar 60% dan pada siklus II siswa yang tuntas berjumlah 30 siswa dengan persentase kelulusan 100%.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat peneliti sampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Saran bagi siswa yaitu bangunlah interaksi yang positif dalam pembelajaran, menghargai sesama teman tanpa membedakan tingkat

71

kepandaian/kecerdasan dan dapat menggunakan media pembelajaran secara baik.

2. Saran bagi guru dalam pembelajaran, guru hendaknya dapat menggunakan media dan metode yang bervariasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa agar hasil belajar siswa bisa lebih baik lagi. Salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray yang bisa membangun rasa sosial yang tinggi antar siswa, membangun kreatifitas dan keaktifan siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

3. Saran bagi sekolah, menyediakan media pembelajaran serta alat-alat yang dibutuhkan semua mata pelajaran baik dari yang sederhana hingga yang membutuhkan biaya demi kelangsungan proses belajar mengajar.

4. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah, diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih jauh lagi mengenai faktor-faktor pendukung serta penghambat hasil belajar mata pelajaran PAI pada bab apa saja dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

72

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, Amin. 2013. Cet. 1. Panduan Menyusun Proposal. Skripsi,Tesis dan Disertasi . Jakarta: Smart Pustaka.

Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual ( Inovatif ). Bandung: Yrama Widya.

Dirman. 2014. Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip Pembelajar yang Mendidik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta: Kalimedia.

H. Idris, Meity. 2015. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual : Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Idris, Muhammad. 2009. Edisi Kedua. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga.

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama.

73

Rahyubi, Heri. 2009. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ruslan, Rosady. 2010. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press.

Supardi. 2013. Model Pembelajaran Portofolio. Salatiga: Stain Salatiga Press.

Surayin. 2014. Cet. VIII. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

Suwandi, Sarwiji. 2009. Model Asessmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

Dokumen terkait