• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Kata “belajar” yang sudah sering kita dengar ternyata banyak pengertiannya. Dalam mendefinisikan “belajar”, antara seorang ahli dengan yang lainnya mungkin ada persamaannya, tetapi banyak juga perbedaannya. Ada banyak versi tentang pengertian “belajar”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memeroleh kepandaian atau ilmu”.

Menurut Heri Rahyubi belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengamatan, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan (Heri Rahyubi, 2009: 239). Menurut Muh Yamin belajar adalah upaya mewujudkan diri dalam bentuk-bentuk nyata yang diharapkan dapat mengubah keadaan dari tertutup menjadi esensial (Muh. Yamin, 2015: 6).

Berdasarkan pendapat dari Gagne dan Sunaryo, Kokom Komalasari menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi

14

tidak disebabkan oleh adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal (Kokom Komalasari, 2014: 2).

Menurut Dirman belajar adalah proses perubahan tingkah laku dalam diri individu yang mencakup seluruh aspek kepribadian sebagai akibat interaksi dengan lingkungan (Dirman, 2014: 8). Menurut Meity H. Idris belajar adalah aktivitas manusia untuk melakukan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar untuk mencapai berbagai kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat dan sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain (Meity H. Idris, 2015: 3).

Belajar menurut teori behavioristik diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut disebabkan oleh seringnya interaksi antara stimulus dan respons. Menurut teori behavioristik, inti belajar adalah kemampuan seseorang melakukan respon terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Belajar menurut pandangan teori kognitif diartikan sebagai proses untuk membangun persepsi seseorang dari sebuah obyek yang dilihat. Oleh sebab itu, belajar menurut teori ini adalah lebih mementingkan proses daripada hasil. Adapun menurut pandangan teori kontruktivisme belajar adalah upaya untuk membangun pemahaman atau persepsi atas dasar pengalaman yang dialami siswa, oleh sebab itu belajar menurut pandangan teori ini merupakan proses untuk memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Ada tiga potensi yang harus diubah melalui belajar, yaitu potensi intelektual (kognitif), potensi

15

moral kepribadian (afektif) dan keterampilan mekanik/otot (psikomotorik) (Zainal Aqib, 2015: 66).

Menurut Trianto belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2014: 25). Belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya (M. Hosnan, 2014: 10).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan dengan cara mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu dan menimbulkan perubahan tingkah laku dalam dirinya menuju kehidupan yang lebih baik serta menimbulkan manfaat yang positif bagi individu tersebut dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru dan perubahan sikap serta cara pandang dan cara fikir siswa setelah mengalami proses belajar (Supardi, 2013: 22). Hasil belajar adalah kemampuan yang

16

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (M. Hosnan, 2014: 158). Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

Hasil belajar diukur melalui bagaimana proses itu dilakukan, apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan karena produk saat itu, karena proses yang benar, kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat sebagai outcome/keluaran (M. Hosnan, 2014: 4).

Perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar, menurut Gagne yang dikutip oleh M. Hosnan dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Saintifik dan Kontekstual : Dalam Pembelajaran Abad 21 dapat berbentuk seperti berikut ini :

a. Kecakapan intelektual, yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya : penggunaan simbol matematika.

b. Sikap (atitude), yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. c. Strategi kognitif. Kecakapan individu untuk melakukan

pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan

17

mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif.

d. Kecakapan motorik, yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

e. Informasi verbal, yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi dan sebagainya.

Dari analisis penulis, hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh individu atau peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran baik itu berupa kecakapan dalam melakukan interaksi terhadap lingkungan, kecakapan fisik, maupun penguasaan informasi dalam bentuk verbal. 3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa, terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% oleh lingkungan (M. Hosnan, 2014: 158).

Menurut Muh Yamin, faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar terbagi menjadi dua faktor yakni :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya yaitu :

18 1) Faktor biologis (jasmaniah)

Belajar mengharuskan pembelajar untuk memiliki kondisi fisik yang mendukung. Ini berarti bahwa kita tidak akan bisa belajar dengan nyaman saat kita berada dalam kondisi sakit atau lain sejenisnya. Kondisi fisik yang bagus akan membangun kekuatan tersendiri bagaimana seharusnya belajar kemudian bisa ditunaikan dengan sedemikian rupa.

2) Faktor psikologis (ruhaniah)

Suasana belajar yang nyaman sesungguhnya juga dikuatkan oleh faktor psikologis. Dalam konteks ini adalah ruhaniah yang tenang dan damai. Memang disadari maupun tidak, jiwa yang tenang akan mendorong untuk bisa berpikir tenang dan tentunya berpikiran jernih sehingga apapun yang dilakukan menjadi baik. Demikian pula kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar yang dikuatkan oleh jiwa yang tenang akan menciptakan suasana batin yang sejuk dan menyejukkan sehingga ini membawa semangat belajar yang tinggi.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Belajar yang kondusif dan konstruktif memerlukan lingkungan yang mendukung. Tanpa adanya lingkungan yang mendukung, tujuan sebuah pembelajaran dan belajar sulit ditunaikan dengan sedemikian rupa. Oleh karena itu lingkungan perlu mendapatkan perhatian yang

19

tinggi. Lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan belajar diantaranya :

1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan sekolah

3) Lingkungan masyarakat (Muh. Yamin, 2015: 93).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka faktor dari kemampuan siswa lebih dominan dalam mempengaruhi hasil belajar. Siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang baik akan memperoleh hasil belajar yang maksimal, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan rendah akan memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan. Namun hal tersebut juga tidak terlepas dari faktor eksternal yang mendukung. B. Materi Pelajaran PAI

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan dalam pandangan agama Islam menurut Meity H. Idris, merupakan suatu ide atau gagasan untuk menciptakan manusia yang baik dan bertaqwa yang menyembah Allah dalam arti yang sebenarnya, yang membangun struktur pribadinya sesuai dengan syariah Islam serta melaksanakan segenap aktifitas kesehariannya sebagai wujud ketundukannya pada Tuhan (Meity H. Idris, 2015:10). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan (Surayin, 2014: 103).

20

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Surayin, 2014: 4). Sedangkan pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. yang berpedoman pada kitab suci Al Qur‟an (Surayin, 2014: 168).

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah proses atau usaha yang dilakukan untuk memberikan materi tentang agama Islam dengan tujuan memahami ajaran Nabi Muhammad saw. berpedoman kitab suci Al Qur‟an dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Materi Sejarah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad adalah pembawa berita bahagia, ancaman dan perintah yang merupakan manusia teladan sepanjang masa. Beliau adalah manusia utusan Allah swt., tidak satupun makhluk yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Nabi Muhammad saw.

a. Masa kecil hingga remaja Nabi Muhammad saw.

Nabi Muhammad lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal

bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Beliau lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat nabi Muhammad berusia 6 bulan dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Saat bayi beliau diasuh oleh Halimah Sa‟diyah dari Bani Saad, Kabilah Hawazin selama 5 tahun. Saat nabi Muhammad berusia 6 tahun, ibunya wafat. Ia diasuh oleh kakeknya, Abdul Mutalib.

21

kemudian kakeknya meninggal saat nabi Muhammad berusia 8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad diasuh oleh pamannya Abu Thalib sampai menginjak remaja.

Setelah menginjak masa remaja, nabi Muhammad diperkenalkan oleh pamannya bagaimana cara menjalani hidup. Beliau mulai mencari pekerjaan sebagai buruh pada usianya yang baru 10 tahun agar dapat menghidupi dirinya sendiri. Mulailah ia menjadi penggembala ternak milik orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas. Di gurun pasir inilah ia menghayati arti kehidupan. Kesulitan hidup, kesendirian, dan rasa tanggung jawab menjadikannya lebih matang pada usianya.

Sang paman melihat kecerdasan dan kematangan keponakannya, maka pada usia 12 tahun nabi Muhammad diperkenalkan kepada ilmu perniagaan. Hampir 3 tahun Nabi Muhammad mengikuti pamannya untuk menjajakan barang dagangannya. Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota Basra di wilayah Syiria Besar, seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Thalib dan mengatakan bahwa dalam diri nabi Muhammad terdapat tanda-tanda bahwa kelak ia akan dinobatkan sebagai rahmat bagi alam semesta ini dan menyarankan agar melindunginya dari orang-orang Yahudi dan membawanya kembali ke Mekah. Pamannya pun menuruti saran pendeta tersebut. Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad mulai berdagang sendiri tanpa bantuan pamannya. Ketika berdagang, ia

22

sangat jujur, tidak pernah membohongi para pembelinya, selalu berkata sopan, ramah dan penuh kasih sayang.

Kejujuran, perilaku santun, kesopanan berbicara, kerja keras dan kecerdasan Nabi Muhammad merebut hati setiap orang termasuk Siti Khadijah. Pertama-tama ia meminta nabi Muhammad untuk memasarkan barang dagangannya ke Syria. Hasilnya luar biasa. Itulah yang membuat Siti Khadijah tertarik dan akhirnya menikah dengan nabi Muhammad saw. Mereka dikaruniai 7 orang anak, yaitu Ibrahim, Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kulsum dan Fatimah (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 62).

b. Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul

Nabi Muhammad merasakan keresahan atas perilaku yang dialami oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran. Kemudian nabi Muhammad melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira. Hal ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima wahyu yang pertama Q.S. Al Alaq ayat 1-5. Wahyu pertama inilah yang menandakan bahwa nabi Muhammad saw. dipilih dan diangkat Allah swt. untuk menjadi utusanNya atau Rasul.

Setelah wahyu pertama ini Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad saw. terus menantikan wahyu berikutnya dan selalu datang ke Gua Hira. Dalam keadaan

23

menanti inilah turun wahyu kedua yaitu Q.S Al Muddasir ayat 1-7 (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 64).

c. Dakwah nabi Muhammad saw. di Mekah

Dengan turunnya wahyu yang kedua, Rasulullah mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak orang-orang yang terdekat dengannya. Tujuannya agar mereka lebih dulu percaya kepada seruannya dan mengikutinya. Tempat yang beliau pilih untuk berdakwah adalah rumah al Arqam bin Abil Arqam al Akhzumi. Orang-orang yang pertama kali memeluk Islam atau dikenal dengan as-Sabiqun al-Awwalun, mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Harisah, dan Ummu Aiman. Selain yang tersebut di atas, berkat bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar as Siddiq, dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang beriman kepada seruan beliau, baik pria maupun wanita.

Setelah nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi maka turunlah wahyu yang ketiga yaitu Q.S Al Hijr ayat 94-95. Kemudian menerima wahyu lagi Q.S. asy Syuara ayat 214-215. Setelah Rasulullah saw. menerima wahyu tersebut, beliau mulai berdakwah secara terang-terangan. Pertama-tama nabi mengumpulkan seluruh sanak keluarganya di kaki Gunung Safa untuk mengajak mereka beriman kepada Allah swt. Akan tetapi, salah seorang pamannya Abu Lahab bersikap sinis dan tidak mau menerima dakwah Rasulullah saw. Banyak cara yang dilakukan oleh orang-orang kafir

24

Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, diantaranya mencoba menyuruh pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah keponakannya itu. Namun, Nabi Muhammad menolak.

Kegagalan kafir Qiraisy untuk menghambat dakwah Rasul , menjadikan mereka semakin marah dan emosi. Budak-budak mereka yang masuk Islam dibunuh dan disiksa. Seluruh pengikut Nabi Selalu diancam dan diteror agar menolak ajakan nabi Mihammad saw. Abu Jahal menyewa orang Yahudi untuk mengejek dan mencaci maki Nabi dengan harapan ia berhenti berdakwah. Akan tetapi, justru akhirnya si Yahudi itu masuk Islam karena keluhuran akhlaq Nabi.

Setelah kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka menawarkan harta benda, wanita dan pangkat agar Nabi mau meninggalkan dakwahnya. Kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut. Namun, nabi Muhammad saw. tidak pada tawaran itu dan terus berdakwah. Setelah kafir Quraisy gagal lagi, akhirnya mereka memboikot Nabi Muhammad, Bani Muthallib, dan Bani Hasyim. Karena pemboikotan ini umat Islam terkurung di celah-celah kota Mekah bernama Syiib. Pemboikotan berlangsung selama tiga tahun dimulai pada tahun ketujuh kenabian. Isi pemboikotan itu ditulis dalam selembar surat yang berisi :

1) Kaum Quraisy tidak akan menikahi orang Islam

2) Kaum Quraisy tidak menerima permintaan nikah dari orang Islam 3) Kaum Quraisy tidak akan melakukan jual beli dengan orang Islam

25

4) Kaum Quraisy tidak akan berbicara ataupun menengok irang Islam yang sakit

5) Kaum Quraisy tidak akan mengantar mayat orang Islam ke kubur 6) Kaum Quraisy tidak akan menerima permintaan damai dengan

orang Islam dan menyerahkan Muhammad untuk dibunuh.

Undang-Undang pemboikotan itu digantung di dinding Ka‟bah. Penulisnya bernama Manshur bin Ikrimah. Setelah tiga tahun, undnag-undang tersebut rusak karena dimakan rayap. Kemudian undnag- undang-undang tersebut dirobek oleh Zubair bin Umayyah, Hisyam bin Amr, Muth‟im bin Adi, Abu Bakhtari bin Hisyam, dan Zama‟ah bin Al Aswad. Mereka merasa kasihan dengan siksaan kaumnya kepada Bani Hasyim dan Bani Muthallib (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 66).

Betapa besar perjuangan nabi Muhammad saw dalam meperluas dakwahnya. Nabi Muhammad adalah manusia yang sempurna, tanda-tanda kenabiannya sudah tampak semenjak nabi masih kecil. Nabi Muhammad adalah Uswatun Khasanah (suri tauladan yang baik) bagi seluruh umat.

Dokumen terkait