• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 Metode Pemilihan Lokasi Penelitian dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di PT. X yang berlokasi di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive), dengan dasar pertimbangan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan pengumpul limbah B3 yang tidak hanya mengolah limbah namun juga memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Selain itu perusahaan berlokasi di tengah pusat kegiatan industri sehingga aktivitas pengolahan limbah berlangsung secara kontinu karena sumber limbah yang dikumpulkan berasal dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar kawasan industri dimana PT. X berada. Pengambilan data dimulai pada pertengahan Desember 2013 hingga Maret 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari perusahaan seperti laporan harian dan mingguan, tulisan-tulisan, dan literatur yang berkaitan dengan pengolahan limbah B3, serta referensi penelitian-penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai rujukan.

4.3 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk table, gambar, atau bentuk representatif lainnya, sedangkan data kualitatif dipaparkan dalam bentuk uraian deskriptif guna mendukung data kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk permasalahan bentuk-bentuk pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X. Penjelasan deskriptif ini meliputi bentuk- bentuk pengolahan serta data-data yang menyangkut hasil pengolahan limbah B3, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu perhitungan analisis biaya dan manfaat pengolahan limbah B3. Untuk permasalahan kedua atau analisis efektifitas pemilihan keputusan dalam

29 pengelolaan limbah; apakah dengan pemanfaataan kembali oleh perusahaan dibandingkan dengan menyerahkan ke perusahaan pengumpul dengan analisis kualitatif yang didukung dengan analisa kuantitatif.

4.3.1 Analisis Biaya dan Manfaat Proyek Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah

Sebelum mengetahui biaya dan manfaat yang diperoleh dari kegiatan pengolahan dan pemanfaatan limbah B3, perlu diketahui terlebih dahulu bentuk dan deskripsi aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat diketahui input, pemrosesan, serta outputnya. Aktivitas yang perlu diketahui adalah transportasi/ pengangkutan limbah, bentuk-bentuk pengolahan limbah, serta keputusan akhir atas limbah, apakah diolah, diserahkan ke pihak yang memiliki wewenang atau dimanfaatkan kembali. Identifikasi rangkaian aktivitas ini dilakukan dengan analisis deskriptif (kualitatif).

Setelah mengetahui rangkaian aktivitas pengolahan limbah, maka dapat diketahui komponen-komponen input yang dibutuhkan untuk memproses limbah. Dari komponen-komponen input yang telah diidentifikasi, selanjutnya dapat diketahui biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan akan input ini. Selain dari komponen input, biaya juga diperoleh dari pengeluaran atas alat maupun media yang digunakan dalam proses pengolahan. Komponen biaya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2Komponen biaya

No Komponen Biaya Satuan

1 Biaya Investasi : - Bangunan - Lahan - Alat transportasi - Alat/mesin m2 m2 unit unit 2 Biaya Tetap :

- Biaya Tenaga Kerja

- Abodemen Listrik

- Pajak

- Cicilan Pinjaman per Periode - Biaya Maintanance Rp/orang Rp/kwh Rp Rp/periode Rp/Periode 3 Biaya Variabel :

- Bahan tambahan dalam mengolah limbah

- BBM - Listrik - Air - Tenaga Kerja Rp/unit Rp/ltr Rp/kwh Rp/kwh Rp/orang

30

Setelah mengidentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi manfaat. Manfaat dapat diestimasi dari penerimaan hasil penjualan output dan penjualan jasa yang diperoleh sebagai akibat adanya pengolahan limbah.

Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis biaya dan manfaat adalah sebagai berikut :

1. Tahun dasar untuk menilai proyek adalah tahun 2014 karena penelitian dilakukan pada tahun ini, sehingga biaya dan manfaat semenjak 2010 hingga 2013 akan di-compounding, dan biaya dan manfaat 2014 hingga tahun 2028 akan di-discounting

2. Proyek diasumsikan selama 20 tahun, karena didasarkan pada ketahanan plant dan incinerator

3. Sumber pendanaan berasal dari bank, sehingga suku bunga yang digunakan adalah suku bunga bank BUMN pada tahun 2014 yaitu sebesar 10,5%

4. Penerimaan dari jumlah limbah yang masuk telah dirata-ratakan berdasarkan kapasitas alat/mesin, sehingga diasumsikan nilainya konstan setiap tahun

5. Biaya operasional juga telah dirata-ratakan sehingga diasumsikan nilainya konstan setiap bulan/ setiap periode

6. Jumlah hari kerja adalah 26 hari

7. Upah tenaga kerja berdasarkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Karawang yaitu sebesar Rp 2 447 450/orang

Jika komponen biaya dan manfaat telah dianalisis dan dihitung, maka dapat diketahui bagaimana kelanjutan proyek, apakah layak atau tidak untuk tetap dilanjutkan. Penentuan kriteria kelayakan adalah sebagai berikut :

• Jika NPV > 0, maka proyek layak karena memberikan pengembalian yang positif

• Jika Net B/C > 1, maka proyek layak karena memberikan manfaat bersih yang lebih besar dari pada biaya

31 Hal yang perlu dianalisis selanjutnya adalah analisis switching value, yaitu melihat bagaimana keberlangsungan kegiatan produksi jika terjadi perubahan- perubahan di lingkungan perusahaan seperti jumlah limbah yang masuk.

4.3.2 Pengambilan Keputusan Alternatif-alternatif Pengolahan Limbah

Untuk mengambil keputusan pengolahan limbah maka perlu diciptakan skenario keputusan pengolahan limbah, yaitu: apakah limbah B3 diolah dan dimanfaatkan secara mandiri atau diserahkan ke pengumpul limbah/pihak ketiga. Untuk melihat keputusan terbaik, maka perlu dianalisis baik manfaat maupun biaya yang akan dihasilkan dari setiap alternatif. Hal yang perlu diperhatikan, setiap alternatif memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehigga dengan analisis ini, diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengolahan limbah. Pendekatan ini dilakukan dengan metode Cost Effectiveness Analysis (CEA).

Untuk memudahkan penyusunan alternatif, perlu dibatasi jenis-jenis limbah dan pengolahannya terlebih dahulu. Pengelompokan limbah dan bentuk pengolahannya yang akan diteliti adalah :

1. Pengelolaan limbah abu batu bara (fly ash, bottom ash, sand foundry) 2. Pengolahan limbah kertas (sludge IPAL)

3. Pengolahan limbah solvent

4. Pemusnahan limbah medis dengan incinerator

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi bentuk-bentuk pengelolaan limbah tersebut, yang digambarkan pada Tabel 3

Tabel 3 Alternatif-alternatif pengelolaan limbah B3

No Jenis Limbah Alternatif Pengelolaan A Alternatif Pengelolan B

1 Limbah abu batu bara

(fly ash )

Diserahkan ke pihak ketiga ( ke PT. X)

dimanfaatkan kembali menjadi paving block

2 Limbah sludge IPAL

kertas

Diserahkan ke pihak ketiga ( ke PT. X)

dimanfaatkan menjadi

low grade paper

3. Limbah solvent Diserahkan ke pihak ketiga

( ke PT. X)

Mengelola sendiri dengan investasi alat penjernih

4. Limbah medis Diserahkan ke pihak ketiga

( ke PT. X)

Mengelola sendiri dengan investasi

32

Setelah identifikasi alternatif-alternatif pengelolaan limbah di atas, maka perlu diidentifikasi biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk setiap proyek (termasuk manfaat bagi limbah-limbah yang dapat dimanfaatkan kembali). Biaya- biaya yang diidentifikasi disusun dalam matriks sehingga dapat dipilih proyek yang paling efektif dari segi biaya. Matriks penilaian skenario pengelolaan limbahnya digambarkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Matriks Perbandingan Alternatif-alternatif pengelolaan Limbah B3 dengan Cost Effectiveness Analysis

No Jenis Limbah Alternatif

Pengelolaan A

Alternatif

Pengelolaan B Keputusan

1 Pemanfaatan limbah abu batu

bara (fly ash, bottom ash, sand foundry)

Biaya 1-A Biaya 1-B

2 Pemanfaatan limbah kertas Biaya 2-A Biaya 2-B

3. Pengolahan limbah solvent Biaya 3-A Biaya 3-B

4. Pemusnahan limbah medis

dengan incinerator

Biaya 4-A Biaya 4-B

Apabila matriks skenario pengelolaan keempat jenis limbah telah disusun, maka dapat diperoleh gambaran perbandingan biaya, sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan pengelolaan limbah B3. Penentuan keputusan berdasarkan biaya efektif adalah dengan rasio biaya yang dikeluarkan terhadap satuan limbah yang ditangani. Rasio yang terkecil akan menjadi alternatif yang paling efektif. Perhitungan rasio berdasarkan Boardman et al (2006) adalah sebagai berikut:

���� =�� − ��

Ei−Ej dengan :

- C= biaya (cost)

- E= effectiveness (number of wastes handled)

Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bentuk pengelolaan limbah B3 tersebut adalah skenario yang ditawarkan dalam penelitian hanya berdasarkan penilaian biaya yang paling efektif, sementara banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pengelolaan limbah B3 tersebut. Selain itu, setiap bentuk pengelolaan limbah memiliki kelemahan dan keunggulan masing- masing, sehingga hasil penelitian efektivitas biaya ini hanya menjadi salah satu alat pertimbangan dalam keputusan pengelolaan limbah B3.

33

Dokumen terkait