Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di lingkungan SMPN 5 Bogor yang berlokasi di Jalan Dadali no 10A Kota Bogor. Pemilihan SMPN ini dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa SMPN 5 Bogor memiliki kantin dan pedagang yang menjual makanan jajanan di lingkungan sekolah. Waktu penelitian data dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2010.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian ini ada tiga yaitu siswa kelas VIII, guru, dan pedagang makanan. Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh dilakukan secara cluster sampling dari semua siswa kelas VIII yaitu dipilih 2 kelas secara acak dari 9 kelas sebagai contoh dengan jumlah yaitu 62 siswa, pengambilan contoh guru diambil secara purposive berdasarkan bersedia menjadi contoh penelitian dan sebagai guru mata pelajaran terkait kesehatan yaitu diambil sebanyak 10 orang. Sedangkan pedagang jajanan sebanyak 10 orang yang diamati semua.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengambilan data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan alat bantu kuesioner yang diisi oleh contoh setelah mendapat penjelasan dari peneliti. Jenis data primer yang dikumpulkan antara lain karakteristik (usia, jenis kelamin, pendapatan/uang saku), karakteristik sosial ekonomi (tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan) pengetahuan gizi, sikap, praktek tentang penggunaan BTP pada makanan jajanan, kebiasaan jajan contoh (Food Frequency Questionare). Adapun data sekunder diperoleh dari pihak sekolah meliputi profil sekolah, jumlah siswa dan peraturan yang berlaku di sekolah. Jenis data dan cara pengumpulannya secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data
No. Variabel Jenis data Cara Pengumpulan Data Alat Pengumpul Data 1. Karakteristik siswa : Nama Umur Jenis Kelamin Jumlah anggota keluarga Uang saku BB dan TB
Primer Wawancara dan pengamatan
langsung
Kuesioner, Pengukuran antropometri
2. Pengetahuan gizi Primer Pertanyaan multiple choice
Kuesioner 3. Sikap gizi Primer Pertanyaan untuk
menilai respon contoh
Kuesioner
4. Praktek gizi Primer Pertanyaan untuk menilai respon
contoh
Kuesioner
5. Kebiasaan jajan Primer Wawancara menggunakan food frequency questionare Kuesioner 6. Data sekolah Lokasi
Jumlah guru dan siswa
Sarana Dan Prasarana Struktur
organisasi
Sekunder Wawancara Data Sekolah
Pengolahan dan Analisa data
Proses pengolahan meliputi editing, cooding, entry, scoring dan analisis. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati terhadap jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner, sehingga memudahkan pada saat memasukkan data ke komputer. Entry adalah memasukkan data jawaban kuesioner sesuai kode yang telah ditentukan untuk masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar. Data yang telah terkumpul kemudian dientry ke dalam work sheet computer sesuai code book yang dikembangkan pada penelitian ini.
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan program komputer yang digunakan adalah program Microsoft excel 2007 dan SPSS 16.0 for windows. Kategori variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kategori variabel penelitian
No. Variabel Kategori
1 Karakteristik siswa
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Usia 12 th – 14 th
Besar uang saku < Rp 10.000
Rp 10.000 – Rp 15.000
Rp15.000 – Rp 20.000
> Rp 20.000 2 Karakteristik guru dan
pedagang
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan Pendidikan SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Pendapatan < Rp. 500.000 Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.0000 3. Pengetahuan terhadap penggunaan BTP
Kurang, apabila skor < 60%
Sedang, apabila skor 60 – 80%
Baik, apabila skor > 80% 4. Sikap terhadap
penggunaan BTP
Kurang, apabila skor < 60%
Sedang, apabila skor 60 – 80%
Baik, apabila skor > 80% 5. Praktek terhadap
penggunaan BTP
Kurang, apabila skor < 60%
Sedang, apabila skor 60 – 80%
Baik, apabila skor > 80% 6. Kebiasaan jajan < 5 kali/minggu
5-10 kali/minggu
11-15 kali/minggu
> 15 kali/minggu
Penilaian tingkat pengetahuan adalah berdasarkan kemampuan contoh dalam menjawab berbagai pertanyaan mengenai BTP pada makanan jajanan. Penilaian terhadap pertanyaan benar diberi skor 2, pertanyaan benar tetapi kurang tepat diberi skor 1, Sedangkan untuk pertanyaan salah diberi skor 0. Menurut Khomsan (2000), pengetahuan dapat dikategorikan menjadi: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar; (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar.
Penilaian terhadap sikap didasarkan pada tingkat penerimaan (persetujuan) pentingnya penggunaan BTP pada makanan jajanan. Pengukuran peubah sikap menggunakan skala Guttman, yaitu pertanyaan setuju maupun tidak setuju. Pernyataan positif apabila setuju diberi skor 2 dan tidak setuju diberi skor 0. Sedangkan untuk pertanyaan negatif apabila setuju diberi skor 0 dan tidak setuju diberi skor 2. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang
dianjurkan, sikap contoh dikelompokan menjadi tiga, yaitu: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar, (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar, dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar.
Penilaian terhadap praktek dilakukan menggunakan skala nilai terbesar apabila praktek yang digunakan sudah sesuai. Pengukuran peubah praktek menggunakan skala, yaitu pertanyaan selalu, kadang-kadang maupun tidak. Pernyataan selalu diberi skor 0, pernyataan kadang-kadang diberi skor 1 dan pernyataan tidak diberi skor 2. Dari hasil penilaian terhadap pernyataan yang dianjurkan, praktek contoh dikelompokan menjadi tiga, yaitu: (1) kurang, apabila skor < 60% dari total jawaban yang benar, (2) sedang, apabila skor 60% - 80% dari jawaban yang benar, dan (3) baik, apabila skor > 80% dari total jawaban yang benar.
Pengukuran status gizi dengan metode antropometri melalui perhitungan indeks massa tubuh dibandingkan menurut umur (IMT/U). IMT yang digunakan untuk anak yang berumur 5 hingga 19 tahun. Caranya adalah tentukan umur anak kemudian hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus :
IMT = Berat Badan (kg) Tinggi Badan2 (cm)
Kemudian hasilnya disesuaikan dengan nilai yang telah ditentukan oleh WHO 2007. Kategori status gizi pada anak yang berumur 5 – 19 tahun yaitu kurus (-3 ≤ z ≤ -2), normal (-2 ≤ z ≤ +1), gemuk (+1 ≤ z ≤ +2) dan obese (z > +2).
Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi berat badan Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan berat badan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan berat badan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif sesuai dengan variable-variabel yang diamati yaitu 1) Peubah karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, pendapatan/uang saku) dan sosial ekonomi (tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan), 2) Jenis BTP yang digunakan pada makanan jajanan 2) Kebiasaan dalam pemilihan makanan jajanan, 3) Pengetahuan gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan, 4) Sikap gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan, dan 5) Praktek gizi terhadap penggunaan BTP pada makanan jajanan. Sedangkan uji Independent sample T-Test untuk mengetahui ada
Z-score = (BB NIS – BB NMBR) BB NSBR
tidaknya perbedaan antara jenis kelamin dengan pengetahuan, sikap, dan praktek gizi tentang penggunaan BTP.
Sebelum dilakukan uji tentang nilai tengah dua populasi bebas (independent), terlebih dahulu dilakukan uji kesamaan ragam. Rumusan hipotesis tentang pengujian ragam tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan :
H0 :
��2= ��2 → Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki dan perempuan samaH1 :
��2≠ ��2 → Ragam pengetahuan, sikap atau praktek gizi siswa laki-laki dan perempuan tidak sama
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika
�=
sL2sP2