• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen Jurnal Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Halaman 78-83)

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari-Maret 2014, pagi pukul 06.00 WIT, siang 12.00 WIT, dan sore 18.00 WIT dengan lokasi penelitian di Ternate bagian selatan (Kalumata), Ternate bagian timur (Salero),Ternate bagian barat (Taduma) dan Ternate bagian utara (Sulamadaha). Pengamatan sampel dilakukan di Laboratorium Karantina Ikan Kelas 1A Bandara Babullah Ternate.

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian

No Alat dan Bahan Kegunaan

1 Planktonet Mengambil sampel fitoplankton

2 Botol Film Wadah Penampung Sampel

3 Pipet Tetes Mengambil sampel air

4 Kaca Preparat Meletakkan sampel air yang diamati

5 Formalin 4% Pengawetan sampel

7 Horiba Untuk mengukur suhu, DO, pH dan Salinitas

8 Ember Pengambilan sampel air

9 Secchidisk Pengukuran kecerahan

10 Bola pingpong Pengukuran arus

11 GPS (Global Positioning System) Penentuan lokasi penelitian

12 Alat tulis menulis Mencatat data

13 Buku Identifikasi Phytoplankton Panduan identifikasi sampel

14 Kamera Digital Dokumentasi

Teknik Pengambilan Data

Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada empat stasiun, masing –masing stasiun diulang sebanyak tiga kali yaitu pagi, siang, sore, sehingga jumlah keseluruhan stasiun sebanyak tiga puluh enam titik pengamatan. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada pagi hari, siang hari dan sore hari, menggunakan plankton net yang berdiameter 23 cm dan tinggi 40 cm, volume air yang disaring (VS) sebanyak 40 liter dengan menggunakan ember ukuran 2 liter.

Fitoplankton yang didapatkan dimasukan ke dalam botol flim dan diawetkan dengan formalin 4% serta diberi label sesuai dengan tempat nomor stasiun, titik, dan waktu pengambilan.

Pengamatan Sampel di Laboratorium

Sampel fitoplankton yang telah diberi pengawet selanjutnya dimasukkan ke dalam botol film yang telah diberi label sesuai dengan stasiun dan titik pengambilan sampel. Kemudian sampel tersebut dibawa ke Laboratorium Karantina Ikan Kelas 1A Bandara Babullah Ternate untuk diidentifikasi. Proses identifikasi yaitu sampel dituangkan ke dalam beaker glass dengan volume 150 ml diambil dengan menggunakan pipet dengan volume 0,2 ml untuk selanjutnya diteteskan ke dalam kaca preparat dan diamati dengan metode zigzag menggunakan 3 garis pandang 1 kaca perparat, yaitu mengamati bagian atas, tengah, dan bawah. Selanjutnya diidentifikasi di bawah microskop electron dengan pembesaran 10 x 45 Lux.

Teknik Analisis Data Kelimpahan (Ind/L)

Penentuan kelimpahan fitoplankton dilakukan berdasarkan metode zigzag di atas obyek kaca preparat dengan satuan individu per liter (ind/l). Selanjutnya, analisis sampel fitoplankton dilakukan dengan metodepencacahan (APHA, 1995 dalam Nugroho, 2006) dan analisis laboratorium sebagai berikut :

a. Sampel yang akan dicacahkan terlebih dahulu dituangkan ke dalam beaker glass dengan volume 30 ml.

b. Sampel yang sudah dituangkan ke dalam beaker glass, kemudian sedikit digoyangkan untuk menghindari pengendapan sampel.

c. Selanjutnya sampel diambil dengan meggunakan pipet sebanyak 0,2 ml, kemudian diletakkan pada kaca preparatsetelah itu diamati di bawah mikroskopelektron dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 45. d. Dalam melakukan pencacahan sebaiknya dihitung individu per liter

agar hasil cacahan tidak mudah putus dan hasilcacahan dinyatakan dalam (ind/l).

e. Kemudian dilakukan identifikasi jenis fitoplankton dengan menggunakan buku identifikasi Yamaji (1979) dan Zhong (1989 dalam Nugroho 2006).

Penentuan kelimpahan fiplankton dilakukan berdasarkan metode zigzag di atas kaca preparat. Kelimpahan fitoplankton dinyatakan secara kuantitatif kemudian dihitung individu per liter (ind/l) berdasarkan petunjuk Fachrul (2007) yaitu :

N = n x (Vr/Vo) x (1/Vs) Dimana :

N : Jumlah individu per liter (ind/l). n : Jumlah individu yang diamati. Vr : Volume air yang tersaring (ml).

Vo : Volume air yang diamati (pada kaca preparat) (ml). Vs : Volume air yang disaring (l).

Indeks Keanekaragaman (H)

Indeks ini digunakan untuk mengetahuikeanekaragaman fitoplankton perairan. Persamaan yang digunakan untuk menghitung H′ adalah persamaan Shannon Wiener (Basmi,

1999 dalam Fachrul 2007).

Dimana :

H′ : Indeks diversitas Shannon-Wiener Pi : Kelimpahan relatif dari jenis biota ke-i ni : Jumlah individu jenis ke-i

N : Jumlah total individu S : Jumlah genera Indeks Keseragaman (E)

Indeks keseragaman dihitung dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1996).

Dimana :

E : Indeks Keseragaman jenis; H’ maks : Ln s (s adalah jumlah genera) H’ : Indeks Keanekaragaman Indeks Dominansi

Menurut Odum (1997) dalam Fachrul (2007) untuk mengetahui adanya dominansi jenis tertentu di perairan dapat digunakan indeks dominansi Simpson dengan persamaan berikut :

Dimana:

D : Indeks dominansi Simpson ni : Jumlah individu dari jenis ke-i N : Total jumlah individu

S : Jumlah genera

Data penunjang dilakukan pengukuran parameter fisika –kimia. Untuk pengukuran parameter kimia seperti salinitas, suhu, pH, kelarutan oksigen mengunakan horiba dan pengukuran parameter fisika seperti kecerahan, dan arus mengunakan bola pimpong (meter). Pengukuran parameter fisika dan kimia diulangan sebanyak 3x untuk masing-masing parameter. Cara pengukuran parameter fisika dan kimia adalah sebagai berikut :

a. Horiba

Penggunaan alat horiba dilakukan dengan cara:

1. Melakukan kalibirasi dengan menggunakan aqua sebelum horiba digunakan kemudian dibersihkan dengan tissue.

2. Horiba di nyalakan dengan menekan tombol On/Off. 3. Horiba dimasukkan ke dalam perairan laut.

4. Menekan tombol Meas untuk memulai pengukuran, pada layar haoriba akan muncul tulisan HOLD pada layar.

5. Selanjutnya menekan tombol yang menunjuk nila pH, suhu, salinitas, dan DO yang dibaca pada layar horiba.

6. Melakukan pencatatan nilai pH, suhu, salinitas, dan DO

7. Menekan tombol On/Off untuk mematikan horiba, kemudian dikalibirasi kembali.

b. Kecerahan

Pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan secchi disk :

1. Secchi disk diikat dengan tali lalu diberi pemberat

2. Kemudian secchi disk diturunkan ke perairan sampai tidak tampak, lalu dicatat kedalamannya untuk pengamatan awal yaitu (D1), secchi disk dinaikkan lagi sampai hampir tidak tampak, kemudian dicatat kedalamannya (D2) selanjutnya nilai D1 + D2 dibagi 2.

c. Arus

Data kecepatan arus diambil berdasarkan pengukuran dengan menggunakan bola pingpong yang di ikat tali rafia panjang 5 m. Bola pingpong dilepaskan sesuai arah arus seiring dengan itu ditekan tombol stopwatch lalu dibiarkan hingga bola pingpong tersebut mengikuti arah arus dan dibiarkan sampai tali merenggang pada jarak 5 m, bersamaan dengan itu ditekan tombol stopwatch untuk menghentikan waktu, selanjutnya dihitung kecepatan arus dengan persamaan

v = s/t Dimana :

V : Kecepatan arus (m/dt) s : Jarak/ panjang tali (meter) t : Waktu yang ditempuh tali (detik).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Jurnal Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (Halaman 78-83)