• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metro Malam, Tanggal 21 Agustus 2010, Format berita Voice Over, Durasi 01.28 menit

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 61-69)

TABEL 4.13

Framing Berita Metro TV Tanggal 21 Agustus 2010 Struktur pada perangkat framing berita “Perampokan Medan”

Elemen Strategi Penulisan

Sintaksis Dalam berita ini, Metro TV ingin menyampaikan perkembangan informasi hari ke-empat, paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan oleh kelompok bersenjata tanggal 18 Agustus 2010 yang lalu. Skema berita ini dimulai dengan Judul ”Perampokan Medan” yang mendeskripsikan tempat terjadinya peristiwa. Melalui judul ini Metro TV kembali ingin langsung menegaskan pandangannya, juga mengkonstruksi peristiwa perampokan tersebut dengan mengutip pernyataan dari Brigjen Iskandar Hasan, mengenai indikasi perampok yang merupakan ”residivis kambuhan” serta kepastian jenis senjata yang digunakan para perampok Bank adalah senjata milik TNI-Polri.

Fakta yang memperkuat dan mendukung isi berita, disajikan dalam kutipan secara tidak langsung serta wawancara oleh narasumber dari pihak kepolisian Brigjen Iskandar Hasan (Kadiv Human Mabes Polri)

Diakhir pemberitaan dilampirkan wawancara oleh Brigjen Iskandar Hasan mengenai senjata perampok yang merupakan senjata TNI-Polri. Wawancara ini dilampirkan Metro TV untuk mendukung tema kedua dan merupakan penutup berita.

Skrip Penekanan pada pernyataan pihak kepolisian yang mengindikasi bahwa perampok merupakan residivis kambuhan dan dari proyektil yang ditemukan senjata yang digunakan perampok

merupakan senjata standar TNI-Polri. Tematik Terdapat 2 tema dalam berita ini, yaitu:

1. Senjata perampok merupakan senjata TNI-Polri.

2. Polisi duga pelaku perampokan merupakan residivis kambuhan.

Retoris Secara tekstual, dalam berita ini terdapat perangkat framing leksikon, yaitu kalimat “residivis kambuhan” dan “senjata organik (pada grafis berita)”. Kata “residivis kambuhan” menggambarkan pelaku yang sudah sering keluar masuk penjara akibat tindak laku kriminal. Dan istilah “senjata organik” merupakan istilah senjata yang dipakai TNI-Polri (ada nomor register pada tubuh senjata).

Secara visual, dalam berita ini terdapat foto-foto para perampok. Foto-foto yang divisualisikan ulang mewakili tema berita ini dan juga sebagai pendukung fakta berita.

Hari ke-empat paska perampokan Bank CIMB Niaga di Medan, Metro TV mengangkat berita yang berjudul “Perampokan Medan”. Judul yang diperlihatkan pada grafis di awal berita, digunakan untuk menarik perhatian pemirsa mengenai perkembangan kasus ini, serta digunakan juga untuk mewakili peristiwa perampokan Bank CIMB Niaga yang terjadi di Medan. Dalam berita ini, Metro TV mengangkat dua tema baru yang diuraikan dalam tubuh berita. Tema berita petama yang ditampilkan merupakan dugaan polisi bahwa pelaku perampokan Bank merupakan residivis kambuhan. Tema kedua yang diangkat adalah senjata yang digunakan perampok merupakan senjata TNI-Polri.

Untuk membuka berita, Metro TV berusaha memaparkan informasi yang di dapat dari dari Polisi mengenai kepastian senjata yang digunakan para perampok. Narasi pembuka ini merupakan tema awal yang terdapat dalam berita. Dalam narasi tersebut dikatakan. Narasi tersebut mengatakan:

“Polri memastikan bahwa senjata yang digunakan oleh perampok Bank di Medan merupakan senjata jenis AK47 dan M16, yang merupakan senjata standar TNI-Polri”.

Dalam narasi ini dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta awal melalui narasi pembuka berita. Narasi ini mengkonstruksi pemirsa terhadap perkembangan hasil penyelidikan laboratorium forensik pihak kepolisian mengenai proyektil peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. Hasil penyelidikan ini disampaikan Metro TV melalui fakta jenis senjata AK47 dan M16 para perampok yang merupakan senjata yang dipakai oleh TNI-Polri.

Dalam narasi selanjutnya Metro TV mengutip pernyataan dari Brigjen Iskandar Hasan (Kadiv Human Mabes Polri) tentang jati diri para perampok yang sampai saat ini belum dapat diketahui identitasnya. Mengenai hal ini, Metro TV menegaskan bahwa polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus serupa lainnya yang pernah terjadi di Medan. Ada indikasi bahwa, menurut polisi pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan merupakan residivis kambuhan. Pernyataan Metro TV mengenai hal ini dapat dilihat dari narasi berikut:

“Sampai saat ini polisi belum menemui titik terang pelaku perampokan Bank di Medan. Polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus pencurian dengan kekerasan di Medan waktu-waktu sebelumnya. Polisi mengindikasi para pelaku perampokan Bank di Medan adalah residivis kambuhan. Hal ini terlihat dari cara perampokan yang dilakukan dengan cekatan dan cukup terlatih. Sejauh ini polisi sudah meminta keterangan sepuluh orang saksi diantaranya satpam dan nasabah Bank”.

Uraian narasi ini merupakan tema awal berita yang di angkat oleh Metro TV. Dapat diketahui bahwa, indikasi ”residivis kambuhan” dilihat oleh pihak kepolisian dari cara perampokan yang cekatan dan cukup terlatih. Dalam narasi ini terdapat kalimat yang mengandung unsur leksikon pada struktur retoris, yaitu ”residivis kambuhan”. Istilah yang dikutip dari Brigjen Iskandar Hasan, digunakan Metro TV sebagai penggambaran dari pelaku kriminal yang sering keluar masuk penjara akibat tindak laku kejahatan. Dari uraian narasi di atas dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi berita, bahwa pelaku perampokan telah memiliki pengelaman mungkin dari kejahatan serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Kata ”residivis kambuhan” memberikan asumsi kepada pemirsa bahwa pelaku walaupun pernah tertangkap dan dipenjara sebelumnya, tapi tidak jera untuk mengulangi kejahatan serupa.

Pada uraian narasi selanjutnya, Metro TV memaparkan kutipan informasi yang juga di dapat dari Brigjen Iskandar Hasan tentang jenis senjata yang digunakan oleh para perampok Bank CIMB Niaga Medan. Narasi ini merupakan pendukung tema awal berita. Paparan informasi tersebut dapat dilihat dari narasi berikut:

”Dari sejumlah barang bukti yang berhasil dikumpulkan, seperti selongsong, proyektil dan foto-foto dari media. Polisi telah mengetahui jenis senjata yang digunakan yakni AK47 dan M16 yang merupakan senjata standar yang biasa digunakan oleh TNI-Polri. Namun sayangnya polisi masih belum mengidentifikasi dari mana senjata tersebut diperoleh pelaku”.

Dari narasi ini dapat diketahui bahwa, fakta yang berusaha ditonjolkan oleh Metro TV adalah senjata pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Medan merupakan

senjata TNI-Polri. Penonjolan fakta ini juga didukung oleh unsur metafor pada struktur retoris, yaitu grafis berita yang tertulis ”polisi pastikan senjata organik” serta visual foto-foto perampok Bank CIMB Niaga yang ditampikan ulang. Dalam grafis berita terdapat kalimat ”senjata organik” untuk penyebutan jenis senjata. Kalimat ”senjata organik” yang digunakan Metro TV melalui grafis berita merupakan istilah yang dipakai dalam kemiliteran untuk menyampaikan pandangannya. Istilah ”senjata organik” memiliki arti sebagai senjata milik TNI-Polri dimana pada tubuh senjata tersebut tercantum nomor register senjata (nomer register untuk menandakan bahwa senjata tersebut benar milik TNI-Polri)

Selain unsur metafor, penonjolan fakta ini juga didukung oleh wawancara terhadap Kadiv Humas Mabes Polri yang disajikan sebagai penutup berita. Dalam wawancara ini Brigjen Iskandar Hasan mengatakan:

”Senjata yang dipakai ini ada M16, ada AK47, ada pistol. Ini cocok dengan proyektil ataupun selongsong yang kita temukan di lapangan. Kalo kita lihat itu memang standar TNI-Polri”.

Dari wawancara narasumber yang ditampilkan dalam akhir berita, pada akhirnya berita ini mengkonstruksi persepsi pemirsa bahwa, adalah benar jika pelaku perampokan bukan berasal dari pelaku kriminal biasa tetapi merupakan pelaku kriminal yang berasal dari kelompok profesional dan terorganisir seperti pernyataan yang pernah disampaikan Metro TV pada berita-berita sebelumnya.

Dari uraian analisi terhadap narasi berita di atas, dapat terlihat bagaimana Metro TV mengkonstruksi fakta atas realitas yang terjadi. Bahwa begitu hebatnya para perampok Bank CIMB Niaga Medan mendapatkan senjata yang merupakan

senjata milik TNI-Polri. Kehebatan perampok juga ditandai dari pengalaman mereka mengenai tindak kejahatan yang sebelumnya pernah mereka lakukan. Ada asumsi bahwa perampok tidak jera mengulangi aksinya walaupun sudah pernah tertangkap dan dipenjara. Hal tersebut yang selanjutnya dikatakan sebagai residivis kambuhan oleh Metro TV. Dalam uraian berita ini Metro TV mengunakan nama Polri sebagai bentuk keberimbangan berita (Cover Both Side) dari sisi pemberitaan yang menyatakan bahwa senjata perampok merupakan senjata organik milik TNI-Polri. Wawancara secara langsung kepada Brigjen Iskandar Hasan, kadiv Humas Mabes Polri ditampilkan pada akhir berita.

TABEL 4.14

Audio Visual Berita Metro TV Tanggal 21 Agustus 2010 83

Narasi Visual Image

Narasi Pembuka Presenter Berita:

Polri memastikan bahwa senjata yang digunakan oleh perampok Bank di Medan merupakan senjata jenis AK47 dan M16, yang merupakan senjata standar TNI-Polri.

Narasi Latar VO:

Sampai saat ini polisi belum menemui titik terang pelaku perampokan Bank di Medan. Polisi masih mengaitkan kasus ini dengan kasus pencurian dengan kekerasan di Medan waktu-waktu sebelumnya.

Polisi mengindikasi para pelaku perampokan Bank di Medan adalah residivis kambuhan. Hal ini terlihat dari cara perampokan yang dilakukan dengan cekatan dan cukup terlatih.

83 http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsvideo/2010/08/21/111588/Polisi-Duga-Perampok-Bank-Medan-Residivis-Kambuhan

Sejauh ini polisi sudah meminta keterangan 10 orang saksi diantaranya satpam dan nasabah Bank.

Dari sejumlah barang bukti yang berhasil dikumpulkan, seperti selongsong, proyektil dan foto-foto dari media. Polisi telah mengetahui jenis senjata yang digunakan yakni AK47 dan M16 yang merupakan senjata standar yang biasa digunakan oleh TNI-Polri. Namun sayangnya polisi masih belum mengidentifikasi dari mana senjata tersebut diperoleh pelaku.

Wawancara Narasumber:

Brigjen Iskandar Hasan, Kadiv Humas Mabes Polri

Senjata yang dipakai ini ada M16, ada AK47, ada pistol. Ini cocok dengan proyektil ataupun selongsong yang kita temukan di lapangan. Kalo kita lihat itu memang standar TNI-Polri.

Berita 5 Metro Top 9 News, Tanggal 23 Agustus 2010, Format berita Voice

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 61-69)