• Tidak ada hasil yang ditemukan

____________________________________________________________ III - 48 Baru Di Kaw Perkotaan Yg Belum

Misi 3: “Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bhatin”

Perwujudan visi pembangunan Provinsi Bali jangka menengah ditempuh melalui misi pembangunan daerah. Misi merupakan komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan.

Untuk mewujudkan visi “Bali Mandara” di atas, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Provinsi Bali 2013-2018”, sebagai berikut.

1. Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern.

2. Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari Berbagai Ancaman.

3. Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bhatin.

Adapun arahan pembangunan untuk bidang infrastruktur termasuk sektor Cipta Karya termasuk dalam Misi 3 yaitu:

Misi 3: “Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bhatin”.

Misi ketiga inibertujuan untuk:

Meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi kerakyatan yang tangguh, pengembangan industri kecil dan rumahtangga, serta industri pengolahan hasil (pertanian, kelautan dan perikanan), pembangunan bidang pertanian, kelautan, perikanan, dan pariwisata yang saling mendukung, serta pengembangan prasarana dan sarana publik.

Sasaran yang akan dicapai pada tujuan misi ketiga ini adalah: 1. Terwujudnya ekonomi kerakyatan yang tangguh.

2. Berkembangnya industri kecil dan industri rumah tangga yang berdaya saing tinggi.

3. Meningkatnya kemitraan pemasaran hasil industri kecil dan menengah. 4. Meningkatnya minat investasi dengan menyederhanakan kebijakan dan

regulasi.

5. Meningkatnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Bali.

6. Meningkatnya kerjasama pengembangan budidaya, pelatihan dan

pemanfaatan teknologi pertanian.

7. Berkembangnya komoditas andalan, unggulan dan rintisan serta

meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian.

8. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya ikan serta ekosistem perairan, pesisir dan daratan.

9. Meningkatnya lapangan kerja, ekspor, komsumsi ikan per kapita dan kesejahteraan masyarakat.

10. Meningkatnya kerjasama kemitraan pembangunan pertanian dengan sektor pariwisata.

11. Berkembangnya kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan.

12. Meningkatnya prasarana dan sarana publik yang memadai, ketersediaan energi dan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat. 13. Berkurangnya penduduk miskin dan penyandang masalah sosial.

____________________________________________________________ III - 62

Arahan RPJMD Provinsi Bali, secara rinci tertuang dalam Rencana Strategis masing-masing OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. Adapun Dinas yang terkait langsung dengan penyelenggaraan permukiman di Provinsi Bali yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali dan Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Bali. Adapun penjabaran Renstra untuk masing-masing OPD adalah sebagai berikut.

1. RENSTRA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG PROVINSI BALI

Sesuai dengan Rencana Program Jangka Menengah Provinsi Bali bahwa Visi Provinsi Bali adalah : ”Terwujudnya Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera”. Untuk dapat mengantisipasi kondisi dan permasalahan yang ada serta memperhatikan tantangan ke depan dengan mempertimbangkan peluang yang dimiliki, untuk menuju Bali Mandara yaitu Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera, maka rumusan Misi Provinsi Bali dalam pencapaian Visi Bali 2018 ditetapkan dalam 3 Misi.

Pertama : Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern

Kedua : Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari Berbagai Ancaman

Ketiga : Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Bathin

Untuk mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran perlu dipertegas upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui strategi pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama lima tahun hingga tahun 2018. Strategi pembangunan daerah tersebut terdiri dari Kebijakan Pembangunan, Program Pembangunan, Indikasi Rencana Program Prioritas dan Prioritas Kewilayahan.

Adapun kebijakan pembangunan yang terkait langsung dengan tugas dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali sebagai berikut :

1. Mengembangkan prasarana dan sarana publik yang memadai terutama pada wilayah Bali Utara, Barat dan Timur guna memperluas dan mendistribusikan pusat pertumbuhan ekonomi, agar terjadi keseimbangan antara daerah Bali bagian Selatan, Tengah, Timur dan Utara

2. Menyelaraskan konsep program instansi-instansi terkait (dalam tata ruang dan lingkungan hidup) menyangkut : Pendidikan, Kesehatan, Tenaga Kerja, Kependudukan, BLH, Kehutahan, Perkebunan, Peternakan, Pertanian, Kelautan, Perkebunan, Ke-PU-an (Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, Penataan Ruang), dengan mengikutsertakan subak dan Desa Pakraman. 3. Mengimplementasikan tata ruang dengan menetapkan dan mensosialisasikan

peraturan / perda tata ruang dan peruntukannya, didukung dengan kesungguhan operasional pengendalian dan menindak pelanggarannya.

4. Melestarikan daerah tangkapan air, resapan air, daerah cadangan air, sempadan (jalan, sungai, jurang, pantai) daerah perlindungan jurang.

____________________________________________________________ III - 63

5. Meningkatkan profesionalisme aparat dalam penataan ruang, karena banyaknya kepentingan yang terkait, sehingga proporsi pemanfaatan ruang optimal dan kelestarian manfaat mantap berkelanjutan dalam keseimbangan dinamika perubahan.

6. Mengkaji dan mempertegas kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP), guna memayungi kebijakan kabupaten/kota dan mencegah kesemrawutan dan tumpang tindih, disertai dengan konsistensi dari aparat dalam implementasinya.

Permasalahan pengelolaan prasarana dan sarana cipta karya :

- Perkembangan pembangunan permukiman, terutama di perkotaan dan areal yang cepat berkembang tidak mampu diimbangi dengan penyedian prasarana dan sarana yang memadai.

- Penanganan persampahan dengan kapasitas tampung pada TPA yang

makin terbatas, pembebasan lahan makin sulit, pengelolaan sampah dengan sanitary-landfill tidak terlaksana dengan baik, terdapat pengelolaan sampah dengan cara open dumping.

- Pelayanan air bersih baik diperkotaan dan diperdesaan masih terbatas, mengingat kesulitan air baku dan kondisi pengelolaannya sendiri.

- Pengelolaan limbah domistik/rumah tangga dengan perkembangan

penduduk dan pembangunan yang sangat pesat sudah tidak sesuai lagi, belum memiliki tempat pembuangan limbah terpusat yang memadai seperti sewarage/lagoon.

- Banjir di perkotaan terutama Kota Denpasar, Kawasan Wisata Kuta, karena pembangunan pada drainase utama, sekunder, maupun tresier belum tuntas. Makin berkurangnya daerah resapan dengan adanya perubahan peruntukan lahan terbuka menjadi areal terbangun.

- Prasarana kota lainnya banyak yang belum memadai, seperti rumah sakit dan sarana olah raga sementara daerah-daerah kumuh terus bertambah.

Tujuan

Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (dasar) bidang pekerjaan umum dan permukiman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sasaran

1) Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan dan pariwisata.

2) Terwujudnya penataan kawasan permukiman kumuh di perkotaan. 3) Terlaksananya pembangunan infrastruktur kawasan-kawasan

permukiman baru.

4) Terwujudnya penataan tertib pembangunan dan keselamatan bangunan dan lingkungan.

5) Terwujudnya penataan bangunan pada kawasan strategis, tradisional, bersejarah, dan ruang terbuka hijau.

6) Terwujudnya pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera. 7) Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur air limbah. 8) Terwujudnya peningkatan pelayanan infrastruktur persampahan.

____________________________________________________________ III - 64

9) Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Perkotaan.

10) Terwujudnya peningkatan pelayanan air minum terhadap MBR Perdesaan.

Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Permukiman 1. Air Minum

1) Meningkatkan kinerja pengelola air minum (PDAM) dengan melanjutkan kebijakan sebelumnya, yaitu restrukturisasi utang pokok dan peningkatan manajemen melalui penetapan tarif yang wajar serta penurunan tingkat kebocoran/kehilangan air pada ambang batas normal (20%).

2) Mendorong pengelolaan PDAM agar lebih professional dan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air minum melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan.

3) Meningkatkan pembiayaan melalui Dana Alokasi Khusus yang diarahkan untuk membantu pelayanan air minum perdesaan serta insentif bagi PDAM, disamping mendorong pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk berinvestasi di bidang pengembangan air minum.

4) Meningkatkan peranserta seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air minum.

5) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan air minum.

2. Air Limbah

1) Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah, baik yang dikelola Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun yang dikelola secara langsung oleh masyarakat.

2) Meningkatkan pendanaan dengan mengembangkan alternatif sumber pembiayaan yang murah dan berkelanjutan serta melalui kemitraan swasta dengan pemerintah.

3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air limbah.

4) Mengembangkan kelembagaan dalam penanganan air limbah.

3. Persampahan dan Drainase

1) Menciptakan kesadaran seluruh stakeholders terhadap pentingnya peningkatan pelayanan persampahan dan drainase.

2) Meningkatkan peranserta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai sasaran pembangunan persampahan dan drainase.

3) Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk turut berperanserta secara aktif dalam memberikan pelayanan persampahan, baik dalam handling-transportation maupun dalam pengelolaan TPA.

____________________________________________________________ III - 65

4) Menciptakan peraturan daerah yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta (public private partnership) dalam pengelolaan persampahan.

5) Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan dan drainase.

6) Meningkatkan kinerja pengelola persampahan dan drainase melalui restrukturisasi kelembagaan dan revisi peraturan daerah yang terkait. 7) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola

persampahan dan drainase melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan.

4. Bangunan Gedung dan Lingkungan

1) Meningkatkan pembinaan bagi peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dalam pengendalian pembangunan bangunan gedung.

2) Meningkatkan pengawasan dan pembinaan teknis keamanan dan keselamatan gedung.

3) Meningkatkan pengawasan dan penertiban pelestarian bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala nasional maupun internasional.

Program dan kegiatan adalah bagian dari cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Nomenklatur program dan kegiatan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Program dan kegiatan khususnya Bidang Cipta Karya disajikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.12 Program dan Kegiatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Bali (Bidang Cipta Karya)

No. Program Kegiatan

7. Peningkatan kinerja

pengelolaan persampahan dan drainase

- Pengembangan sistem drainase;

- Pembangunan sistem pengendali banjir perkotaan;

- Pengembangan sistem pengelolaan Persampahan;

- Pemberdayaan masyarakat tentang penanganan sampah

dengan konsep 3 R;

8 Peningkatan kinerja

pengelolaan air minum dan air limbah

- Penyediaan Air Minum bagi Masyarakat di Kawasan Rawan

Air Bersih;

- Pendampingan Pengelolaan Sampah di Kawasan Tertentu;

- Percontohan Sistem Pengelolaan Air Limbah Kawasan

Tertentu.

- Rehab/ Normalisasi Saluran Drainage Kawasan Tertentu;

- Pembinaan Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air

Limbah;

- Pengembangan sistem Penyediaan air minum;

- Pengembangan sistem Distribusi Air minum di kawasan

rawan air bersih;

____________________________________________________________ III - 66

2. RENSTRA DINASPERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Permasalahan umum yang dihadapi dalam penyedian prasarana dan sarana bidang perumahan rakyat dan kawasan permukiman antara lain :

- Ketidak-seimbangan pembangunan antara wilayah dan antar kota dan desa. Hal ini tentu terkait dengan potensi daerah yang dimiliki.

- Konsentrasi pembangunan masih terlihat di Bali selatan khususnya Kota Denpasar dan sekitarnya, karena fasilitas yang tersedia serta kemudahan yang ada.

- Masih terdapat daerah miskin, daerah kritis air, daerah kering dengan potensi yang terbatas.

- Potensi sumber daya alam yang sangat terbatas sehingga mengandalkan pariwisata yang sangat rentan terhadap pengaruh internal dan exsternal. - Pengendalian pembangunan yang masih lemah, banyak pelanggaran yang

terjadi serta lahan produktif terus berkurang dan luas areal hutan belum ideal (belum mencapai 30% dari luas pulau).

- Kondisi lingkungan perumahan dan permukiman terutama di perkotaan mengalami kepadatan yang semakin tinggi akibat pertambahan penduduk alami dan migrasi, hal ini mengakibatkan terjadi kantong-kantong kumuh dengan kondisi tidak sehat.

Isu strategis Bidang Perumahan

1. Keterbatasan penyediaan rumah, sampai akhir Tahun 2016, pertambahan rumah tangga baru di Provinsi Bali mencapai 1.748.200 unit. Hal ini tidak mampu diikuti dengan pembangunan rumah baru dan rumah dengan kondisi rusak berat yang tidak dapat dihuni, sehingga kekurangan rumah (backlog) kepemilikan diperkirakan 91.712 unit pada akhir tahun 2016.

2. Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan belum didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Kualitas suatu rumah juga diukur dengan tingkat aksesibilitas terhadap prasarana, sarana, dan utilitas (PSU), seperti ketersediaan air bersih, listrik dan jamban.

3. Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap lahan. Tingginya laju pertumbuhan penduduk di perkotaan, keterbatasan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman serta meningkatnya harga lahan telah mempersulit akses masyarakat untuk menempati hunian yang layak dan terjangkau di perkotaan.

4. Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah. Sebagian besar masyarakat Provinsi Bali di sektor informal dan tidak mempunyai penghasilan tetap sehingga kesulitan untuk mengakses kredit perumahan yang disediakan oleh perbankan, karena hanya mengandalkan dana yang bersumber dari bank dan pemerintah.

5. Kesenjangan pelayanan untuk memperoleh pelayanan dan kesempatan berperan di bidang perumahan dan permukiman, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan berpendapatan rendah

Isu strategis Bidang Kawasan Permukiman :

1. Permukiman kumuh yang semakin meluas, Luas lahan perkotaan yang terbatas tidak mampu menampung desakan pertumbuhan penduduk dan pada akhirnya kerap memunculkan permukiman yang tidak teratur, kumuh,

____________________________________________________________ III - 67

dan tidak layak huni. Penanganan permukiman kumuh yang belum holistik menyebabkan kondisi kekumuhan tidak dapat diatasi bahkan cenderung mengalami peningkatan luas.

2. Perkembangan pembangunan permukiman, terutama di perkotaan dan areal yang cepat berkembang tidak mampu diimbangi dengan penyedian prasarana dan sarana yang memadai, seperti : jalan lingkungan, air bersih, pengelolaan limbah, drainase, persampahan dan yang lainnya.

TUJUAN

1. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan perumahan rakyat dan kawasan permukiman bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (termasuk adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim).

2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dengan penyedian prasarana dan sarana utilitas umum untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Optimalisasi peran (koordinasi, sistem informasi, data, SDM, dan administrasi) dan akuntabilitas kinerja aparatur untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik.

SASARAN

Sasaran Strategis

1. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam setiap penyusunan Rencana Pengembangan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Bebas Kumuh.

2. Meningkatnya taraf hidup masyarakat dan kualitas lingkungan permukiman melalui pengembangan rumah layak huni dan kawasan permukiman bebas kumuh.

Sasaran Rinci

Adapun sasaran secara lebih rinci berdasarkan 5 (lima) tujuan Kementerian PUPR yang akan dicapai meliputi :

1. Tujuan :

Menyelenggarakan pembangunan bidang Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat yang terpadu dan berkelanjutan dalam mendukung keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI

Sasaran :

1) Meningkatnya keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat antardaerah, antar sektor dan antar tingkat pemerintahan

2) Meningkatnya keterpaduan perencanaan, pemrograman dan

penganggaran

3) Meningkatnya kapasitas dan pengendalian kualitas konstruksi nasional 2. Tujuan

____________________________________________________________ III - 68