Merujuk pada UU Kesehatan No 36 tahun 2009 bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
17
terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat, maka penyelenggaraan laboratorium kesehatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan harus diselenggarakan secara bermutu, merata dan terjangkau. Dalam hal ini pengaturan sumber daya di bidang kesehatan utamanya pada pelayanan laboratorium sangat diperlukan untuk mendukung pelayanan laboratorium kesehatan yang baik. 1
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
364/Menkes/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan, menyebutkan bahwa laboratorium mikrobiologi klinik merupakan bagian dari laboratorium klinik. Laboratorium klinik merupakan laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Adapun laboratorium klinik merupakan sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau -
18
Gambar 1. Struktur organisasi laboratorium mikrobiologi klinik di rumah sakit kelas A dan kelas B Pendidikan.
Diambil dari DepKes RI, 1998 2 KEPALA
INSTALASI
KOORDINATOR PELAYANAN
Ka Lab Bakteriologi
Ka Lab Mikologi
Ka Lab Virologi
Ka Lab Sero- Imunologi
Ka Lab Molekuler
KOORDINATOR ADMINISTRASI DAN PENUNJANG
Ka Seksi Adm. Umum
Ka Seksi Penerimaan Bahan dan Pemberian
Hasil
Ka Seksi Keuangan dan Tata Rekening
Ka Seksi Penunjang dan Pengadaan
KOORDINATOR PENDIDIKAN
Pendidikan S1, Pendidikan S2, Penddikan S3,
Pelatihan
KOORDINATOR PENELITIAN DAN
KERJASAMA
SEKRETARIS TIM QA/ QC
19 Gambar 2.Struktur organisasi laboratorium mikrobiologi klinik di
rumah sakit kelas B Non Pendidikan.
Diambil dari DepKes RI, 1998 2 KEPALA INSTALASI
KOORDINATOR PELAYANAN
Ka Lab Bakteriologi
Ka Lab Mikologi
Ka Lab Virologi
Ka Lab Sero- Imunologi
Ka Lab Molekuler
KOORDINATOR ADMINISTRASI DAN
PENUNJANG
Ka Seksi Adm.
Umum
Ka Seksi Penerimaan Bahan dan Pemberian Hasil
Ka Seksi Keuangan dan Tata Rekening
Ka Seksi Penunjang dan Pengadaan
KOORDINATOR PENELITIAN DAN
KERJASAMA SEKRETARIS TIM QA/ QC
20
Gambar 3. Struktur organisasi laboratorium mikrobiologi klinik di rumah sakit kelas C.
Diambil dari DepKes RI, 1998 2
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
Laboratorium kesehatan sebagaimana didirikan oleh pemerintah maupun swasta dapat berupa laboratorium yang mandiri atau terintegrasi di dalam sarana pelayanan kesehatan lainnya, semisal dalam hal ini laboratorium mikrobiologi klinik pada rumah sakit. Penyelenggaraan laboratorium kesehatan pemerintah baik sebagai Unit Pelaksana Teknis Pusat atau Unit Pelaksana Teknis Daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada penyelenggaraan laboratorium kesehatan swasta hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal keberadaan laboratorium klinik di rumah sakit swasta maka izin
21
laboratorium klinik tersebut diselenggarakan secara terintegrasi di sarana pelayanan kesehatan yang melekat pada izin pendirian sarananya. 4
Perundangan lainnya yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No 411/Menkes/Per/III/2010 tentang Laboratorium Klinik menyebutkan bahwa pelayanan mikrobiologi klinik merupakan bagian dari laboratorium klinik yang merupakan jenis pelayanan laboratorium klinik khusus.
Laboratorium klinik khusus sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat 1 merupakan laboratorium yang memberikan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik pada satu bidang khusus dengan kemampuan tertentu. Adapun laboratorium mikrobiologi klinik sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat 2 merupakan bagian dari laboratorium klinik khusus yang memberikan pelayanan pemeriksaan mikroskopis, biakan, identifikasi bakteri, jamur, virus, dan uji kepekaan.
Dalam penyelenggaraannya, laboratorium mikro- biologi klinik harus memenuhi persyaratan baik dari segi lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, kemampuan pemeriksaan spesimen klinik, dan ketenagaan. Pasal 14 Tentang Persyaratan Ketenagaan, dijelaskan bahwa laboratorium mikrobiologi klinik harus memiliki penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis mikrobiologi klinik, dan tenaga teknis dan administrasi, sekurang-kurangnya satu orang dokter spesialis mikrobiologi klinik, dua orang analis kesehatan yang telah mendapat sertifikasi pelatihan di bidang mikrobiologi klinik, satu orang perawat, dan satu orang tenaga administrasi. 8
Merujuk pada UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004, bahwa penyelenggaraan praktik kedokteran yang merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh
22
dokter yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus- menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, lisensi, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini pelayanan mikrobiologi yang diberikan oleh dokter spesialis mikrobiologi klinik ataupun dokter spesialis patologi klinik harus sesuai dengan Undang - Undang Praktik Kedokteran. Dokter dalam menjalankan praktiknya harus memenuhi persayaratan dan memiliki:
a. Sertifikat kompetensi, merupakan surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi sesuai dengan standar pendidikan profesi kedokteran. Hal ini tertuang pada Pasal 25, 26, dan 27 UU Praktik Kedokteran No 29 tahun 2004.7
b. Surat tanda registrasi, merupakan bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter yang telah diregistrasi. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan profesinya. Untuk dapat memperoleh surat tanda registrasi, dokter harus memenuhi persyaratan meliputi; memiliki ijazah dokter/ dokter spesialis, mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter, memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental, memiliki sertifikat kompetensi, dan membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. Peraturan ini dijelaskan pada Pasal 29 UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004.7
23
c. Surat izin praktik, merupakan bukti tertulis yang diberikan pemerintah kepada dokter yang akan menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan seperti memiliki surat tanda registrasi dokter yang masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32 UU Praktik Kedokteran No 29 Tahun 2004, memiliki tempat praktik, dan memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.7
CAPAIAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI