BAB II KAJIAN TEORI
4. Minat Belajar
a. Pengertian minat belajar
Minat adalah suatu rasa suka yang lebih yang diperlukan untuk sebuah keberhasilan dalam sebuah proses. Misalnya seorang peserta didik mempunyai rasa suka yang lebih terhadap suatu mata pelajaran, jika dia bersungguh-sungguh dalam mempelajari mata pelajaran tersebut, maka dia akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi itulah yang dimaksud dengan minat.
Beberapa pengertian minat menurut para ahli yaitu Menurut Hakiim, Lukmanul (2009 : 38) minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus. Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi, dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.[4] Menurut Slameto (2010:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang
menyuruh. Pendapat Djaali (2004:122) “Minat adalah perasaan yang ingin tahu, mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”.
b. Minat dalam Pembelajaran
Minat sangat berkaitan dengan pembelajaran, karena itulah minat termasuk hal yang penting dalam pembelajaran. Factor-faktor yang mempengaruhi minat agar siswa memiliki minat untuk belajar. Ada beberapa factor yang berhubungan dengan minat.
Pendidik harus selalu berusaha membangkitkan minat siswa, agar pembelajaran menyenangkan, sehingga siswa dapat mencapai hasil yang lebih baik. Menurut Taufani 2008 dalam (http:Kamriantiramli.wordpress.com) ada tiga factor yang mendasari timbulnya minat yaitu :
1. Factor dorongan dalam 2. Factor motivasi social 3. Factor emosional
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar tidak hanya berasal dari dalam diri peserta didik, tetapi terdapat pula dari luar diri peserta didik atau yang disebut dengan factor eksternal.
Menurut Gie (1995:131) arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran adalah:
1) Minat melahirkan perhatian yang serta merta
2) Minat memudahkan terciptanya konsentrasi 3) Minat mencegah gangguan dari luar
4) Minat memperkuat melekatnya pembelajaran dalam ingatan 5) Minat memperkecil kebosanan dalam belajara
c. Membangkitkan Minat Belajar
Menurut Hardjana (1994:88-89) ada beberapa langkah untuk membangkitkan minat belajar yaitu:
1) Mengarahkan perhatian kepada tujuan yang hendak dicapai 2) Merencakan aktivitas belajar dan melaksanakan rencana itu 3) Membuat kegiatan belajar menjadi menarik
4) Mengganggap kegiatan belajar itu sangat penting 5) Mencari kepuasan dalam belajar
6) Mengurangi hal-hal yang mengganggu dalam keasyikan belajar
7) Jenis-jenis Minat
Menurut Djaali (2007:122) minat dibagi dalam enam jenis yaitu:
1) Realistis 2) Investigative 3) Artistic 4) Social 5) Enterprising
6) Konvensional
Dari keenam jenis tersebut merupakan jenis-jenis minat yang sering dimiliki oleh seseorang dan termasuk kedalam jenis mana tergantung pada dirinya sendiri. Dengan diketahuinya jenis minat orang maka akan mudah mengembangkan minat orang tersebut.[14]
Menurut Slameto (2010 : 180) Ada beberapa indikator minat belajar yaitu :
1. Perasaan senang 2. Perhatian siswa 3. Ketertarikan 4. Keterlibatan siswa
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat dalam jurnal yang berjudul “Analisis Deskriptif Hasil Belajar Pembelajaran Tatap Muka dan Pembelajaran Daring Menurut Gaya Belajar Mahasiswa” yang dilakukan oleh Anthony Anggrawan. Hasil penelitiannya adalah hasil belajar mahasiswa yang memiliki gaya
belajar auditori dan visual yang dibelajarkan dengan model pembelajaran daring memiliki rata-rata hasil belajar yang lebih baik dari mahasiswa yang dibelajarakan dengan pembelajaran tatap muka.
2. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat dalam jurnal yang berjudul “Pembelajaran Tatap Muka dan Daring terhadap Perkuliahan Mahasiswa Teknik Kimia” yang dilakukan oleh Rahmadhita Purnamasari, Salwa Malani, dkk. Hasil penelitiannya adalah adaptasi di pembelajaran tatap muka maupun daring menjadi kebutuhan di era milenial.
3. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang terdapat dalam jurnal yang berjudul “Daya Tarik Pembelajaran di Era 21 dengan Blended Learning” yang dilakukan oleh Deklara Nanindya Wardani, dkk. Hasil dari penelitiannya yaitu pembelajaran blended learning dapat mengakomodasi perkembangan teknologi yang luas tanpa harus meninggalkan pembelajaran tatap muka di kelas dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan elearning.
C. Kerangka Berfikir
Keterangan :
Skema diatas menunjukkan kerangka berfikir peneliti tentang korelasi variabel X dan variabel Y, dimana tentang variabel X (minat belajar siswa dalam pembelajaran daring) diperoleh dari angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring. Sedangkan variabel Y (minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka) diperoleh dari angket minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka yang di rancang oleh peneliti.
Indikator Minat Belajar siswa dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran dalam pembelajaran tatap muka pada mata pelajaran
22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 KINALI, Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, pemilihan tempat penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa kondisi dan sarana yang ada pada sekolah tersebut sehingga dapat mendukung dilaksanakannya penilitian.
B. Jenis Penelitian
Jenis yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif (Quantitatif Research) adalah suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah, dimana data yang di peroleh berupa angka-angka (score, nilai) atau pernyataan-pernyataan yang dinilai dan dianalisis dengan analisis statistic. Penelitian kuantitatif biasanya digunakan untuk membuktikan dan menolak suatu teori. Karena penelitian ini biasanya bertolak dari satu teori yang kemudian di teliti, dihasilkan data kemudia di bahas dan diambil kesimpulan.
Menurut Sugiyono(2016:14) penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positiveme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan.
Penelitian kuantitatif merupakan sebuah penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian, fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujun penelitian kuantitatif adalah untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas. Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.[15]
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi secara factual, sistematis, serta akurat. Fenomena dapat berupa bentuk, aktivitas, hubungan, karakteristik, serta persamaan maupun perbedaan antar fenomena.
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelas X IPA di SMA N 1 Kinali.[15]
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1. X IPA 1 36
2. X IPA 2 36
3. X IPA 3 35
4. X IPA 4 36
Jumlah 143 orang
Jadi, jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 143 orang.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan yaitu Proportional random sampling yaitu pengambilan sampel yang memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi penelitian. Dalam proportional random sampling ini, besar-kecil-nya sub sampel mengikuti
perbandingan (proporsi). Dalam menentukan jumlah atau ukuran sampel dari populasi menggunakan rumus slovin yaitu :
n =
Keterangan :
n = Jumlah elemen / anggota sampel N = Jumlah elemen / anggota populasi e = Error level (tingkat kesalahan)
Catatan : umumnya digunakan 1 % atau 0,01 , 5% atau 0,05 dan 10% atau 0.1 (dapat di pilih oleh peneliti)
Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel seperti berikut : n =
= 58,8 orang
Dengan toleransi kesalahan 10% didapatkan ukuran sampel sebesar 58,8 jika dibulatkan menjadi 59 orang. Untuk menentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas dapat diketahui dengan rumus berikut ini :
Sampel sub kelompok =
x besar sampel Table 3.2 Jumlah sampel penelitian
No Kelas Banyak Siswa Ukuran Sampel
1. X IPA 1 36 15
2. X IPA 2 36 15
3. X IPA 3 35 14
4. X IPA 4 36 15
Jumlah 59 Orang
D. Pengembangan Instrumen
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Pada penelitian ini, penulis menggunakan lembar angket untuk mengukur minat belajar pada masing-masing siswa. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket ini menggunakan pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah disediakan. Angket minat belajar memuat pernyataan-pernyataan disertai pilihan jawabannya. Skala dalam angket ini dalam bentuk skala Likert. Seperti table berikut :
Tabel 3.3 Skala Likert
No. Jawaban Siswa
Skor untuk setiap pertanyaan Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 4 1
2 Setuju (S) 3 2
3 Tidak Setuju(TS) 2 3
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Hal-hal yang dilakukan untuk memperoleh hasil angket minat belajar peserta didik dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka adalah :
1. Menyusun Angket
Langkah-langkah dalam menyusun angket sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan mengadakan pengisian angket yaitu untuk mendapatkan skor perbandingan minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka.
b. Menetapkan indicator yang akan di nilai untuk melihat minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka.
c. Menyusun kisi-kisi instrument angket berdasarkan indikator-indikator minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka yang akan di ukur dan selanjutnya menentukan banyak dan nomor item instrumen tersebut.
Table 3.4 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Sisiwa dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran TIK
Indikator Sub Indikator
Pernyataan Jumlah Item Positif Negatif
Perasaan Senang
Siswa hadir saat pembelajaran
berlangsung, siswa
mempunyai kesiapan dalam menerima pembelajaran, Siswa mengikuti pembelajaran, siswa lebih menyukai pembelajaran daring dari pada tatap muka
3,4,5 1,2,6 6
Perhatian Siswa
Siswa mendengarkan
penjelasan guru, siswa rukun
dalam mengikuti
pembelajaran, siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru, siswa focus dalam mencapai tujuan pembelajaran
8,10,1 1
7,9,12 6
Ketertarikan Siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tidak menunda tugas yang diberikan
13,15, 16
14,17,1 8
6
oleh guru, siswa tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar saat belajar daring Keterlibatan
siswa
Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan baik, siswa semangat dalam menjawab pertanyaan, siswa semangat
dalam menanggapi
pembelajaran, aktif ketika pembelajaran berlangsung
19,20, 22
21,23 5
Jumlah 23
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka pada Mata Pelajaran TIK
Indikator Sub Indikator
Pernyataan Jumlah Item Positif Negatif
Perasaan Senang
Siswa hadir saat pembelajaran
berlangsung, siswa
mempunyai kesiapan dalam menerima pembelajaran, Siswa mengikuti pembelajaran, siswa
1,2,6 3,4,5 6
lebih menyukai pembelajaran tatap muka dari pada daring Perhatian
Siswa
Siswa mendengarkan
penjelasan guru, siswa rukun
dalam mengikuti
pembelajaran, siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru, siswa focus dalam mencapai tujuan pembelajaran
7,9,12 8,10,11 6
Ketertarikan Siswa aktif dalam pembelajaran, siswa tidak menunda tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak terpengaruh oleh lingkungan sekitar saat belajar daring
14,17,
Siswa mampu menjawab pertanyaan dengan baik, siswa semangat dalam menjawab pertanyaan, siswa semangat
dalam menanggapi
pembelajaran, aktif ketika
21,23
19,20,2 2
5
pembelajaran berlangsung
Jumlah 23
d. Menyusun butir-butir angket uji coba minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun dengan format sebagai berikut :
Table 3.6 Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran TIK
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS 1
2 3 4
…
Table 3.7 Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka pada Mata Pelajaran TIK
No Pernyataan
Jawaban
SS S TS STS 1
2 3 4
…
2. Uji coba angket pada kelas uji coba a. Analisis butir angket
Langkah-langkah menganalisis butir angket yaitu setelah angket selesai disusun, supaya diperoleh hasil yang valid dan dipercaya, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan kepada responden atau peserta didik, maka perlu di uji coba validitasnya terlebih dahulu.
1) Validitas
Arikunto (2005, p. 146) menjelaskan bahwa untuk mengetahui angket yang di buat valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara
menghitung koefisien korelasi product moment (rxy) antara skor butir (X) dengan skor total (Y) formula yang digunakan adalah :
rxy = ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi X dan Y n : Jumlah subjek atau responden
X : Variabel pembelajaran daring dan tatap muka Y : Variabel minat belajar siswa
Adapun langkah yang dilakukan dalam menguji validitas angket ini adalah :
1. Menjumlahkan skor jawaban
2. Uji validitas setiap butir pertanyaan dinyatakan menjadi variabel X dan total jawaban menjadi variabel Y
3. Menghitung nilai rhitung. Langkah-langkahnya :
a. Membuat table penolong, misalnya table penolong butir pertanyaan 1
b. Menghitung nilai rhitung. Rumus yang biasa digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan teknik korelasi product moment.
c. Membuat keputusan, suatu instrument penelitian dikatakan valid jika koefisien korelasi product moment > rtabel.
Tabel 3.8 Hasil Validitas Butir angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring
No Butir Angket
Rhitung Rtabel Keterangan
1 0,611 0,361 Valid
2 0,797 0,361 Valid
3 0,611 0,361 Valid
4 0,566 0,361 Valid
5 0,797 0,361 Valid
6 0,635 0,361 Valid
7 0,800 0,361 Valid
8 0,510 0,361 Valid
9 0,432 0,361 Valid
10 0,497 0,361 Valid
11 0,244 0,361 Tidak Valid
12 0,800 0,361 Valid
13 0,497 0,361 Valid
14 0,113 0,361 Tidak Valid
15 0,417 0,361 Valid
16 0,521 0,361 Valid
17 0,339 0,361 Tidak Valid
18 0,029 0,361 Tidak Valid
19 0,265 0,361 Tidak Valid
20 0,421 0,361 Valid
21 -0,106 0,361 Tidak Valid
22 0,521 0,361 Valid
23 -0,185 0,361 Tidak Valid
Dari table diatas terdapat hasil uji coba angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dari 23 butir pernyataan setelah divalidasi diperoleh 16 butir pernyataan yang valid dengan menggunakan Rtabel 0,361.
Tabel 3.9 Hasil Validitas Butir Angket Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka
No Butir Angket
Rhitung Rtabel Keterangan
1 0,439 0,361 Valid
2 0,706 0,361 Valid
3 0,655 0,361 Valid
4 0,810 0,361 Valid
5 0,604 0,361 Valid
6 0,195 0,361 Tidak Valid
7 0,655 0,361 Valid
8 0,706 0,361 Valid
9 0,033 0,361 Tidak Valid
10 0,470 0,361 Valid
11 0,696 0,361 Valid
12 0,047 0,361 Tidak Valid
13 0,468 0,361 Valid
14 0,226 0,361 Tidak Valid
15 0,757 0,361 Valid
16 0,759 0,361 Valid
17 0,439 0,361 Valid
18 0,272 0,361 Tidak Valid
19 0,425 0,361 Valid
20 0,558 0,361 Valid
21 0,418 0,361 Valid
22 0,861 0,361 Valid
23 0,757 0,361 Valid
Dari table diatas terdapat hasil uji validitas angket minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka dari 23 butir
pernyataan setelah divalidasi diperoleh 18 butir pernyataan yag valid dengan menggunakan Rtabel 0,361.
2) Reliabilitas angket
Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (relative sama) jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan orang yang berbeda, waktu yang berbeda dan tenpat yang berbeda pula. Reliabilitas angket ditentukan dengan menggunakan rumus Alpha :
r11 = (
) ( ∑ )
Keterangan :
r11 : nilai reliabilitas
k : jumlah item
∑ : jumlah variansi butir angket St : variansi total
Table 3.10 Klasifikasi Reliabilitas
Nilai r11 Kriteria
0,00<r11≤0,20 Sangat Rendah
0,20<r11≤0,40 Rendah
0,40<r11≤0,60 Sedang
0,60<r11≤0,80 Tinggi 0,80<r11≤1,00 Sangat Tinggi
E. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua hal yang berhubungan dan diperlukan pada saat pelaksanaan penelitian:
a. Melakukan peninjauan atau observasi sekolah tempat penelitian dilaksanakan, yaitu SMA N 1 Kinali
b. Mengajukan surat permohonan penelitian kepada Kepala SMA N 1 Kinali
c. Melakukan wawancara dan konsultasi dengan guru kelas X bidang studi teknologi informasi dan komunikasi
d. Merancang kisi-kisi angket e. Membuat angket minat belajar
f. Memvalidasi angket minat belajar pada validator
g. Melakukan uji coba instrument dan uji validitas serta reliabilitas instrument
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada kelas X IPA.
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan peneliti mempersiapkan instrument penelitian yaitu angket minat belajar siswa yang di susun berdasarkan indikator minat belajar. Setelah itu peneliti menjelaskan cara mengisi angket dan melakukan dokumentasi.
3. Tahapan Akhir
Setelah didapatkan hasil lembar angket minat belajar siswa, maka selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis korelasi lalu mengambil kesimpulan dari hasil penelitian yang telah didapatkan.
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan adalah : 1. Pengklasifikasian Minat Belajar Siswa
Setelah peneliti melaksanakan penelitian hasil instrument dilakukan penskoran dan hasil penskoran dikelompokkan menggunakan rumus :
Range : skor tertinggi – skor terendah + 1 Interval : range / kelas yang dikehendaki (5)
Karena kriteria yang digunakan lima kriteria maka di bagi lima, kriteria yang lima itu adalah : Sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi. Lima kriteria ini yang akan menjadi pedoman peneliti untuk mengelompokkan minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMA N 1 Kinali.
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti menganalisis tentang 2 (dua) variabel yang skor-skor data pengamatannya berbentuk numeric dan akan dikualitatifkan sehingga hasil yang diperoleh dapat dideskrisikan. Dalam penelitian ini minat belajar siswa dalam pembelajaran daring sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).
1. Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring
Peneliti menyusun instrument minat belajar siswa dalam pembelajaran daring sebanyak 23 butir pernyataan pada 30 siswa kelas XI di SMA N 1 Kinali. Setelah instrument tersebut dianalisis karakteristiknya meliputi uji validitas dan reliabilitas diperoleh 16 butir pernyataan valid dengan rtabel 0,361, reliabilitas 0,818 yang termasuk pada kategori sangat tinggi.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring
No. Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
1. 39-43 9 15% Sangat Rendah
2. 44-48 16 27% Rendah
3. 49-53 18 31% Sedang
4. 54-58 11 19% Tinggi
5. 59-63 5 8% Sangat Tinggi
Jumlah 59 100%
Dari table distribusi frekuensi minat belajar siswa dalam pembelajaran daring di atas dapat terlihat bahwa siswa yang memiliki minat belajar dalam pembelajaran daring sangat rendah sebesar 15%, rendah sebesar 27%, sedang sebesar 31%, tinggi sebesar 19% dan sangat tinggi sebesar 8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :
Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring
2. Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka
Dalam hal ini peneliti juga menyusun instrument minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka sebanyak 23 butir pernyataan pada 30 siswa kelas XI di SMA N 1 Kinali. Setelah instrument
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Frekuensi
39-43 44-48 49-53 54-58 59-63
tersebut dianalisis karakteristiknya meliputi uji validitas dan reliabilitas diperoleh 18 butir pernyataan valid dengan rtabel 0,361, reliabilitas 0,879 yang termasuk pada kategori sangat tinggi.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka
No. Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
1. 43-49 4 7% Sangat Rendah
2. 50-56 23 39% Rendah
3. 57-63 19 32% Sedang
4. 64-70 8 14% Tinggi
5. 71-77 5 8% Sangat Tinggi
Jumlah 59 100%
Dari table distribusi frekuensi minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka di atas dapat terlihat bahwa siswa yang memiliki minat belajar dalam pembelajaran tatap muka sangat rendah sebesar 10%, rendah sebesar 39%, sedang sebesar 31%, tinggi sebesar 12% dan sangat tinggi sebesar 8%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :
Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka
B. Analisis Data
Pada pengambilan sampel, penulis menggunakan Probability Sampling dengan metode proportional random sampling. Pada pengambilan sampel menggunakan rumus slovin dengan jumlah populasi sebanyak 143 orang diperoleh jumlah dan ukuran sampel sebanyak 59 orang siswa yang masing-masing kelasnya dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.3 Jumlah Sampel Penelitian
No Kelas Banyak Siswa Ukuran Sampel
1. X IPA 1 36 15
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 43-49 50-56 57-63 64-70 71-77
4. X IPA 4 36 15
Jumlah 59 Orang
Berdasarkan tabel diatas diperoleh ukuran sampel pada masing-masing kelas yaitu pada kelas X IPA 1 sebanyak 15 orang, kelas X IPA 2 sebanyak 15 orang, kelas X IPA 3 sebanyak 14 orang dan kelas X IPA 4 sebanyak 15 orang.
1. Pengklasifikasian Minat Belajar Siswa
Pada pengklasifikasian ini dilakukan dengan cara penskoran yang nilainya didapatkan dari angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka. Hasil yang didapatkan bermacam-macam. Hasil angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dapat dilihat pada lampiran .. dan hasil angket minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka bias dilihat pada lampiran.. Selanjutnya hasil angket tersebut di skor berdasarkan penskoran angket. Hasil penskoran angket dapat dilihat pada lampiran..
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa 15% siswa yang memliki minat belajar dalam pembelajaran daring sangat rendah, 27%
rendah, 31% sedang, 19% tinggi, dan 8% sangat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa minat belajar siswa dalam pembelajaran daring
bermacam-macam dan yang paling banyak minat belajar siswa dalam pembelajaran daring pada kategori sedang.
Sedangkan untuk minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka didapatkan hasil 10% siswa yang memiliki minat belajar dalam pembelajaran tatap muka sangat rendah, 39% rendah, 31% sedang, 12%
tinggi dan 8% sangat tinggi. Berdasarkan hasil uraian diatas maka persentase minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka yang paling banyak pada kategori rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan gambaran tentang minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka. Untuk memperoleh data minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan tatap muka, peneliti menyebarkan angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka dengan 4 indikator minat belajar yaitu : perasaan senang, perhatian siswa, ketertarikan dan keterlibatan siswa yang terdiri dari 16 butir pernyataan untuk minat belajar siswa dalam pembelajaran daring dan 18 butir pernyataan untuk minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka yang harus dijawab responden.
Angket yang disebarkan kepada siswa kelas X IPA di SMA N 1 Kinali dianggap telah memiliki kontruksi validasi yang memadai karena telah melalui tiga kali validasi pada validator yang berkompeten. Setelah divalidasi angket juga telah diuji cobakan kepada 30 orang siswa kelas XI
di SMA N 1 Kinali dengan nilai reliabilitas angket minat belajar siswa dalam pembelajaran daring sebesar 0,818 dan reliabilitas angket minat belajar siswa dalam pembelajaran tatap muka sebesar 0.876 yang berarti alat ukur tersebut sangat reliable.
Minat siswa dalam pembelajaran sangat penting. Tanpa adanya minat
Minat siswa dalam pembelajaran sangat penting. Tanpa adanya minat