• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat Beli Konsumen

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: SUGI MA RUF ABDIANOOR NIM D (Halaman 44-50)

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

7. Minat Beli Konsumen

a. Pengertian minat beli konsumen

Minat merupakan aspek psikologis yang cukup besar terhadap perilaku seseorang, termasuk dalam perilaku pembelian dari konsumen. Minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang dianggap pantas untuk dilakukan, termasuk dalam melakukan pembelian.

Dalam Kotler dan Amstrong (2008: 158), minat beli adalah suatu perasaan yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Sedangkan dalam Kotler dan Keller (2009) yang dikutip oleh Bonita (2015: 6), menyatakan bahwa minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan keinginan seseorang untuk melakukan pembelian. Menurut Wardani (2015: 29), minat beli adalah pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah perasaan ketertarikan dari konsumen untuk membeli dan mencoba produk karena dianggap dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Jika harus dihadapkan pada produk yang sama namun berbeda jenis, tipe, merek atau produsen, maka minat beli akan mengarahkan konsumen kepada produk yang

dianggap paling menarik dan paling pantas untuk dibeli berdasarkan pertimbangan pribadi konsumen.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

Pemasar atau produsen perlu mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen. Baik pelaku usaha maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat beli untuk memprediksi perilaku konsumen dan potensi produknya di tengah masyarakat serta sebagai pertimbangan dalam menciptakan produk atau jasa yang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dapat berasal dari produk dan dapat berasal dari karakteristik konsumen. Dalam Abdurachman (2004: 40), Faktor dari sisi produk adalah sebagai berikut:

1) Faktor kualitas, yaitu pertimbangan atas kegunaan produk, manfaat, kebersihan, dan segala bentuk kualitas lainnya yang dinilai baik dan unggul.

2) Faktor merek (brand), yaitu faktor yang berdasarkan pada produsen dan nama merek produk yang dianggap dapat memberikan manfaat non material berupa kepuasan emosional bagi konsumen yang dapat membelinya.

3)

Faktor kemasan, yaitu faktor berupa penampakan fisik produk. Bukan hanya bentuk pengemasan atau desain pembungkus produk, namun juga setiap atribut yang terkandung pada kemasan.

4)

Faktor harga, yaitu pengorbanan material yang dikeluarkan konsumen untuk memperoleh produk.

5)

Faktor ketersediaan produk. Dalam hal ini, faktor ketersediaan bukan hanya soal kuantitas produk yang tersedia, tapi juga tempat produk tersedia. Contohnya, produk tersedia di toko/pasar terkenal atau toko terdekat dari konsumen. Pada zaman sekarang, ketersediaan produk secara online juga dapat

menjadi faktor yang mempengaruhi minat beli, karena kemudahan dan kenyamanan melakukan pembelian juga termasuk ke dalam faktor ini.

6)

Faktor acuan, merupakan pengaruh dari luar yang juga memberikan rangsangan bagi konsumen dalam memilih produk. Contohnya, pada produk pakaian yang dipakai oleh orang terkenal, produk makanan yang biasanya dikonsumsi, direkomendasikan atau dipromosikan orang terkenal.

Enam faktor di atas merupakan faktor-faktor yang bersifat umum. Tentunya terdapat faktor-faktor khusus lain yang dapat dikategorikan sebagai bagian dari enam faktor di atas. Seperti halnya adanya label sertifikasi halal juga dapat dikategorikan sebagai bagian dari faktor kualitas produk. Adanya label sertifikasi halal bukan hanya sebagai jaminan halal produk, namun juga sebagai jaminan kualitas kebersihan produk. Selain itu, citra produk juga merupakan bagian dari faktor yang mempengaruhi minat beli, tergantung atribut yang dinilai.

Selain faktor yang berasal dari produk, faktor minat beli juga berasal dari konsumen itu sendiri. Dalam Shaleh AR (2004) yang dikutip oleh Wardani (2015: 30-31), umumnya terdapat tiga faktor yang menjadikan timbulnya minat beli konsumen, yaitu:

1) Faktor kebutuhan individu, misalnya dorongan untuk makan dan minum. Konsumen akan menaruh minat dan memilih produk makanan dan minuman yang dapat memenuhi kebutuhannya.

2) Faktor sosial, misalnya dorongan membeli produk pakaian tertentu untuk mendapat perhatian dan pengakuan orang lain. Contoh lainnya adalah membeli produk makanan tertentu yang dianggap mewakili status sosial pembelinya.

3) Faktor emosional, yaitu faktor yang berkaitan erat dengan emosi atau perasaan kosnumen. Dala hal ini konsumen akan

merasakan kesenangan tersendiri jika dapat membeli atau memiliki produk tertentu, terlepas dari faktor pengakuan sosial. Emosional konsumen muncul dengan sendirinya karena faktor yang hanya dimengerti konsumen pribadi.

Dengan mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen, produsen dapat memiliki ilmu pemasaran untuk menarik minat beli konsumen atau menciptakan produk dan strategi yang dapat menarik minat beli konsumen. Produsen tidak dapat merubah faktor-faktor tersebut, tapi dapat mempelajari dan memahaminya.

c. Aspek minat beli

Berbicara tentang minat beli bukan hanya tentang minat konsumen untuk membeli saja. Minat beli juga dapat diidentifikasi dari aspek lain yang lebih luas. Bukan hanya minat beli dari konsumen baru, tapi minat beli ulang konsumen yang pernah melakukan pembelian. Dalam Widiastuti (2017: 15-16), aspek-aspek yang dapat disebut sebagai bagian dari minat beli adalah sebagai berikut:

1) Minat transaksional, yaitu minat untuk sekedar membeli produk yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan minat beli tumbuh secara spontan.

2) Minat preferensial, yaitu minat yang hampir sama dengan minat transaksional, namun dalam hal ini konsumen memiliki preferensi utama untuk membeli produk tersebut dibanding produk lain.

3) Minat referensial, yaitu minat yang bukan hanya sekedar membeli untuk pribadi konsumen, tapi juga mereferensikan atau merekomendasikan produk ke orang lain. Referensi yang dimaksud dapat berupa cerita pengalaman konsumen terhadap produk tersebut atau membelikannya untuk orang terdekat.

4) Minat eksploratif, yakni minat yang menggambarkan perilaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati guna mendukung keyakinan atas sifat positif produk dan kegunaannya serta manfaatnya bagi konsumen. Adanya aspek minat beli membuktikan bahwa minat beli bukan hanya terbatas pada minat transaksional, namun juga mencakup aspek-aspek lainnya. Gunanya produsen atau pemasar mengetahui aspek ini adalah agar dapat menciptakan produk yang dapat menjadi minat atau preferensi utama dari konsumen.

Selain itu, produk yang dapat dierkomendasikan menjadi salah satu aspek bahwa produk tersebut berhasil memberi kesan dan minat beli konsumen. Atribut kemasan produk yang menarik dan informatif juga dapat memenuhi minat eksploratif konsumen. Produk yang baik dan dianggap dapat menciptakan minat beli konsumen adalah produk yang memenuhi aspek-aspek di atas serta dapat menyesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen.

Dalam Kotler dan Keller (2016: 188), minat beli adalah bagian dari perilaku konsumen. Dalam model perilaku konsumen, minat beli berada pada proses-proses keputusan pembelian, tepatnya pada bagian proses pemilihan alternatif sebelum melakukan keputusan pembelian.

Gambar 2.3. Model Perilaku Konsumen Sumber: (Kotler dan Keller, 2016)

Gambar 2.4. Posisi Minat Beli dalam Model Perilaku Konsumen Sumber: (Kotler dan Keller, 2016)

Minat beli merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keputusan pembelian konsumen. Posisinya berada setelah proses pemahaman masalah (kebutuhan) dan pencarian informasi dari konsumen serta berada sebelum tahapan keputusan pembelian dan minat beli ulang. Oleh karena itu, pelaku usaha harus membuat produknya dapat menjadi solusi dari kebutuhan konsumen. Selain itu, produk harus dapat menjadi pilihan utama dalam keputusan pembelian konsumen dan dapat memberi kesan yang baik agar menarik minat beli ulang konsumen.

Purchase Intention Factors

34

Dalam dokumen SKRIPSI. Oleh: SUGI MA RUF ABDIANOOR NIM D (Halaman 44-50)

Dokumen terkait