• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Minat Menjadi Guru

Crow & Crow (dalam Abror, 1993: 112) mengatakan bahwa “minat

atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita

cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau pun

bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri”. Menurut Slameto (2010: 180) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Sedangkan Menurut Winkel (1993: 30) “minat adalah kecenderungan yang

menetap sehingga subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung di dalam bidang itu”. Suyanto (1983: 101) juga mendefinisikan “minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak

disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat

dan lingkungan”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377) “guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.

14

Menurut Sukmadinata (2004: 252) “guru adalah manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu. Kepribadian guru, seperti halnya kepribadian

individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial,

emosional, dan moral”. Sedangkan menurut Naim (2009: 1) “Guru adalah

sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mendidik dan

mengajar peserta didik, sementara penghargaan dari sisi material, misalnya

sangat jauh dari harapan”

Berdasarkan beberapa teori di atas maka dalam penelitian ini yang

dimaksud minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap

profesi guru yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan

senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Minat Menjadi Guru

bisa dimulai dari pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru,

perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru, perhatian yang lebih

besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk

mempermudah jalan pikiran pembaca dalam memahami secara keseluruhan isi

skripsi. Ada tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian inti dan bagan akhir.

Bagian awal terdiri dari halaman sampul luar, lembar berlogo IAIN,

halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman

pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman motto

dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar

15

Bagian inti skripsi terdiri dari 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang

berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bab II merupakan

landasan teori yang berisi tentang telaah teoritik mengenai pengalaman PPL,

faktor motif sosial dan minat menjadi guru. Kajian penelitian terdahulu yang

relevan dan hipotesis penelitian. Bab III yaitu metode penelitian yang berisi

tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,

variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode

pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV yakni deskripsi dan analisis

data, meliputi paparan data setiap varibel, analisis uji hipotesis dan

pembahasan hasil uji hipotesis. Bab V yakni penutup meliputi kesimpulan dan

saran-saran.

Bagian akhir pada skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran dan

16 BAB II

LANDASAN TEORI A.Landasan Teori atau Telaah Teoritik

1. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

a. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu kegiatan

latihan kependidikan yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan yang

mencakup tugas-tugas kependidikan baik berupa praktik mengajar atau

kegiatan kependidikan yang lain dalam rangka memenuhi persyaratan

pembentukan tenaga kependidikan yang profesional.

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah salah satu program mata kuliah praktik kependidikan dalam satu semester yang berisi kegiatan-kegiatan praktik mengajar di sekolah, praktik administrasi pendidikan, praktik menajemen sekolah, praktik layanan bimbingan dan konseling, praktik kegiatan penunjang kurikuler, pembekalan dan penulisan laporan. Kegiatan pembekalan berisi: observasi, persiapan mengajar, pendalaman metode mengajar, dan penguasaan kurikulum sekolah terbaru. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh pada semester-semester sebelumnya, agar memperoleh pengalaman dan ketrampilan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah (Tim penyusun buku pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 6).

Praktik Pengalaman Lapanagan (PPL) bertujuan memberikan

pembekalan profesi agar mahasiswa mendapatkan pengalaman faktual

tentang pelaksanaan semua kegiatan kependidikan serta proses

pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk membentuk

17

keterampilan yang diperlukan dalam profesinya. Kegiatan PPL ini dapat

memberikan manfaat bagi mahasiswa praktikan antara lain:

1) Mahasiswa mengenal dan mengetahui secara langsung proses kegiatan

pembelajaran maupun kegiatan kependidikan lainnya di tempat

praktik.

2) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang

pelaksanaan pendidikan.

3) Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan ilmu

teoritik yang telah diperolehnya selama di jenjang perkuliahan ke

dalam proses pembelajaran dan kegiatan pendidikan lainnya.

4) Mendewasakan cara berfikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa

dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan

masalah-masalah kependidikan yang terdapat di sekolah atau instansi terkait.

Menurut Hamalik (2009: 171-172) PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru atau lembaga kependidikan lainnya. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepribadian calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Praktek pengalaman lapangan berorientasi pada semua kegiatan

yang berkaitan dengan pembelajaran serta terarah pada pembentukan

kemampuan-kemampuan profesional pada mahasiswa sebagai calon guru

18

pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam pengalaman

mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetisi

yang diperlukan dalam profesinya, meningkatkan keterampilan,

kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan suatu

masalah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik pengalaman

lapangan adalah semua kegiatan kependidikan yang berisi

kegiatan-kegiatan praktik mengajar di sekolah, praktik administrasi pendidikan,

praktek manajemen sekolah dan kegiatan kependidikan lainnya. Selain

itu sebagai tempat pelatihan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan serta

menerapkan teori yang didapat selama menduduki bangku kuliah.

Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman faktual tentang

pelaksanaan kegiatan kependidikan dan memiliki ketrampilan dalam

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sehingga dapat

dijadikan sebagai bekal masa depan ketika sudah memasuki dunia kerja.

b. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai mata kuliah praktik

kependidikan dalam satu semester merupakan bagian integral dari

kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang

memiliki bobot 4 (empat) SKS. Oleh karena itu, setiap mahasiswa

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga wajib mengikuti

19

panitia pelaksana yang wajib diikuti oleh seluruh peserta PPL. Kegiatan

ini dilaksanakan di kampus IAIN Salatiga maupun di sekolah praktik.

1) Orientasi/pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan di Kampus

Orientasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan

bekal kepada mahasiswa terkait dengan pengetahuan dan ketrampilan

yang diperlukan di sekolah latihan, meliputi: Kurikulum, Penyegaran

kembali masalah-masalah keguruan, antara lain metode mengajar,

penguasaan media pembelajaran, administrasi pendidikan, kode etik

guru, kode etik peserta di sekolah latihan. Administrasi sekolah,

informasi mengenai sekolah latihan dan informasi lain terkait dengan

teknis pelaksanaan praktikum.

2) Observasi/ Pengenalan Lokasi Sekolah Latihan

Pengenalan lapangan adalah serangkaian kegiatan yang

diprogramkan agar mahasiswa praktikan dapat mengetahui tentang

pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan baik, antara lain: mengenal

keadaan lingkungan fisik sekolah dan tata tertib sekolah, sarana

prasarana dan fasilitas yang tersedia di sekolah, proses belajar

mengajar yang berlangsung sehari-hari, karakteristik peserta didik dan

guru di sekolah tersebut serta mengenal kehidupan sosial di sekolah.

Tahap observasi dilakukan sebagai langkah adaptasi awal bagi

mahasiswa praktikan terhadap sekolah latihan. Tahap ini dilakukan

pada minggu awal sebelum acara penyerahan. Mahasiswa diharapkan

20

terkumpul dari kegiatan observasi ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan bagi mahasiswa praktikan sebelum melaksanakan tugaasnya

di sekolah latihan tersebut.

3) Praktik Mengajar dan Non Mengajar

Pada tahap ini mahasiswa praktikan berlatih menerapkan

ketrampilan mengajar dan non mengajar secara terintegrasi dalam

situasi yang sebenarnya dibawah bimbingan intensif dosen dan guru

pamong. Adapun ruang lingkup kegiatannya meliputi: a) Latihan

mengajar sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. b) Latihan

memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan

dalam belajar. c) Latihan mengerjakan administrasi sekolah. d)

Latihan merencanakan dan melaksanakan program kodan ekstra

kurikuler. e) Keterlibatan dalam berbagai kegiatan sekolah.

Langkah-langkah yang perlu dilalui untuk pelaksaaan jenis tugas

mengajar yaitu Pertama, Pemberian tugas mengajar dari guru

pamong. Kedua, Membuat persiapan mengajar dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan ketentuan yang ada.

Ketiga, Konsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing.

Keempat, Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

berpedoman kepada RPP yang telah di setujui oleh guru pamong.

Kelima, Meminta umpan balik dari guru pamong dan refleksi dari

21

Pelaksanaan PPL mengacu pada undang-undang guru dan dosen

nomer 14 tahun 2005, khususnya yang berkenaan dengan kompetensi.

Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh

guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru

sebagaimana yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial , dan kompetensi profesional.

1) Kompetensi pedagogik

Merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

peserta didik meliputi: pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan

kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi,

evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi kepribadian

Merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlakul karimah, arif

dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur,

22

3) Kompetensi sosial

Merupakan kemampuan guru sebagai untuk berkomunikasi dan

bergaul secara afektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi profesional

Merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata

pelajaran di sekolah atau subtansi keilmuan yang menaungi materinya,

serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya (Tim

penyusun buku pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 23-24)

Selain kompetensi-kompetensi tersebut, kegiatan PPL ini juga tidak

terlepas dari perencanaan proses pembelajaran yang merupakan salah

satu bagian dari standar proses pendidikan yang seharusnya ditempuh

oleh setiap satuan pendidikan formal. Standar proses meliputi

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran agar

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

1) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan ini meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Silabus merupakan suatu produk pengembangan

kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari kompetensi yang ingin

dicapai. Di dalam silabus rencana pembelajaranya masih bersifat

23

pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka

untuk satu pertemuan atau lebih. RPP disusun berdasarkan

Kompetensi dasar atau subtema yang dikembangkan dari silabus

pembelajaran. Dalam RPP tujuan pembelajaran, materi, metode,

media, alat, sumber, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan

evaluasi dipaparkan secara detail dan terperinci agar mempermudah

guru dalam melaksanakan kegiatan pembbelajaran.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Merupakan implementasi dari RPP yang telah disusun.

Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan

inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran. Setelah itu guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari. Selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan inti yaitu

proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta

didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi

lima langkah kegiatan pokok, yaitu pengamatan, menanya,

mengeksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Terakhir

yakni kegiatan penutup yang ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama,

24

oleh peserta didik. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai

peserta didik.

3) Penilaian Hasil Belajar

Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk

mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta

digunakan sebagai bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar

dan memperbaiki proses pembelajaran. penilaian dilakukan secara

konsisten, sistematis dan terprogam dengan menggunakan tes dan non

tes dalam bentuk tertulis,lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap,

penilaian hasil karya berupa tugas, poortofolio, dan penilaian diri.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL

merupakan serangkaian kegiatan praktik mengajar dan non mengajar

yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kependidikan di bawah

bimbingan dosen dan guru pamong. Kegiatan ini bertujuan untuk

melatih kemampuan para mahasiswa terkait dengan

kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga dapat

mencetak calon-calon pendidik yag berkompeten dan profesional

25 2. Faktor Motif Sosial

Motif merupakan sebuah dorongan yang sudah terikat pada suatu

tujuan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan

keadaan dorongan tertentu. Motif yang ada pada diri seseorang akan

mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran

kepuasan (Ghufron dan Risnawita, 2012: 83). “Motif dalam psikologi

diartikan sebagai sebuah rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga

dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku” (Sarwono,2014: 137)

Sedangkan motif sosial menurut Heckhausen dalam Ahmadi (2009:

178) adalah “ motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain”. Menurut Crow dan Crow yang

dikutip oleh Mahmud (2001: 56) faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk

mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat

dimana seseorang berada. Faktor ini membuat sesorang menaruh minat

terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan

termasuk di dalamnya faktor status sosial, harga diri, prestis dan sebagainya.

Menurut Hurlock (2010: 144) faktor yang mempengaruhi minat

seseorang terhadap suatu profesi antara lain sikap orang tua, prestise

pekerjaan, kekaguman pada seseorang, kemampuan, kesesuaian seks

(gender), otonomi dalam bekerja, stereotip budaya dan pengalaman pribadi.

Faktor motif sosial juga menjadi pertimbangan bagi seseorang dalam

memilih karir dalam hal ini termasuk profesi guru. Faktor motif sosial

26

sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya

serta menjalankan hobi di lingkungan masyarakat (Andriyani, 2009: 21).

Goldthorp dan Hope (1972) mendefinisikan prestise sebagai bentuk

simbolik kekuasaan yang terbentuk dalam hubungan antara rasa hormat dan

penghargaan yang terstruktur. Dengan sebuah kehormatan, wibawa dan

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, akan membuat dirinya merasa

lebih istimewa dan lebih menonjol dibandingkan dengan orang lain yang

ada disekitarnya. Jadi prestis merupakan sebuah kehormatan, wibawa,

kedudukan dan status sosial yang dimiliki oleh seorang di dalam

kehidupannya. (http://arti-definisi-pengertian.info/arti-prestise/.)

Menurut Supriyadi (1999: 34) “Status sosial berpengaruh terhadap

prestis dan wibawa guru, sejauh mana masyarakat menghargai dan

menghormati guru”. Menurut Pitirim Sorokin dalam Narwoko & Susanto

(2007: 156) mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari Jabatan,

pendidikan dan luasanya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan,

dan agama.

Status sosial merupakan suatu kedudukan sosial seseorang di

masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya melalui suatu usaha

ataupun karena pemberian. Interaksi sosial akan mendorong seseorang

untuk dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial yang

lebih tinggi akan berpengaruh terhadap sikap dan rasa penghargaan yang

tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu dalam kehidupan sosial seorang guru

27

karena menurut anggapan masyarakat seorang guru tentunya memiliki

wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan seseorang yang berpendidikan

tinggi sehingga bisa dijadikan sebagai teladan dan cerminan dalam

bertindak.

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa faktor motif

sosial adalah faktor yang mendorong seseorang untuk mendapatkan

pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat dimana seseorang

berada. Faktor ini membuat sesorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas

agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan. Faktor motif sosial ini

meliputi prestis, kepuasan pribadi, kesempatan untuk melakukan kegiatan

sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.

3. Minat Menjadi Guru a. Pengertian Minat

Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah “rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”.

Menurut Crow & Crow (dalam Abror, 1993: 112) minat adalah sesuatu

yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk

cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa

berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Rast, Harmin dan Simon (dalam Mulyati, 2004: 46) menyatakan

bahwa dalam minat itu terdapat hal-hal pokok diantaranya: 1) adanya

28

tertentu, 2) adanya ketertarikan terhadap objek tertentu, 3) adanya

aktivitas atas objek tertentu, 4) adanya kecenderungan berusaha lebih

aktif, 5) objek atau aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam

kehidupan dan 6) kecenderungan bersifat mengarahkan dan

mempengaruhi tingkah laku individu.

Menurut Djaali (2012: 122) “Minat adalah perasaan ingin tahu,

mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”. Menurut Crites O. John dalam Djaali (2012: 122) mengatakan bahwa “minat merupakan bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai”.

Gerungan dalam Djaali (2012: 122) menyebutkan “minat merupakan

pengerahan perasaan dan menafsirkan untuk sesuatu hal (ada unsur

seleksi)”. Menurut Shaleh (2004: 262) minat adalah suatu kecenderungan

untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau

situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan

senang.

Sedangkan menurut Syah (2010: 133) “minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu”. Menurut kamus lengkap psikologi, minat (interest) adalah 1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan

perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap

objek minatnya, 2) perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas,

29

keadaan motivasi, atau satu set motivasi, yang menuntun tingkah laku

menuju satu arah (sasaran) tertentu (Chaplin, 2008: 255).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa minat merupakan ketertarikan dan kecenderungan seseorang

terhadap suatu objek yang ditunjukkan dengan adanya perhatian,

pemusatan pikiran, perasaan ingin tahu, perasaan senang, dan hastrat atau

kemauan untuk mencapai suatu objek tersebut. Minat sebagai suatu

respon afektif yang dipelajari terhadap objek atau aktivitas tertentu.

Minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak

demikian, maka minat tidak akan mempunyai arti apa-apa.

Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang sangat

penting untuk mencapai suatu kemajuan dan keberhasilan. Seseorang

yang memiliki minat terhadap suatu pekerjaan tertentu akan memperoleh

hasil yang lebih baik daripada seseorang yang kurang atau tidak memiliki

minat terhadap pekerjaan itu. Dengan adanya minat pada diri seseorang

dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai

apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Minat tidak dibawa sejak

lahir, melainkan muncul dan berubah seiring dengan pengalaman yang

diperoleh seseorang dalam perkembangannya.

b. Unsur-unsur Minat

Menurut Romantika (2010: 12) seseorang dikatakan berminat

30

1) Perhatian

Seseorang dikatakan berminat apabila seseorang disertai adanya

perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju

pada suatu objek, jadi seseorang yang berminat terhadap suatu objek

tertentu pasti akan memusatkan perhatiannya terhadap suatu objek

tersebut.

2) Kesenangan

Perasaan senang terhadap suatu objek baik berupa orang, benda,

kegiatan ataupun pengalaman akan menimbulkan minat pada diri

seseorang. Seseorang merasa tertarik kemudian pada saatnya timbul

keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi miliknya.

Dengan demikian maka seseorang yang bersangkutan berusaha untuk

meraih objek tersebut.

3) Kemauan

Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada

suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan

melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga

dengan demikian akan muncul minat seseorang yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Abror (1993: 112) unsur-unsur minat ada

tiga: Pertama, Unsur kognisi (mengenal), dalam arti minat itu

didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju

oleh minat tersebut. Kesua, Unsur emosi (perasaan), karena dalam

31

(biasanya perasaan senang). Ketiga, Unsur konasi (kehendak),

merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu direalisasikan

dalam bentuk kemauan atau hasrat terhadap suatu bidang atau objek

yang diminati dengan melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang

Dokumen terkait