PENGARUH PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
DAN FAKTOR MOTIF SOSIAL TERHADAP MINAT
MENJADI GURU PADA MAHASISWA PAI FTIK
IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR ANTI FUTIKHA
11114097
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENGARUH PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)
DAN FAKTOR MOTIF SOSIAL TERHADAP MINAT
MENJADI GURU PADA MAHASISWA PAI FTIK
IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR ANTI FUTIKHA
11114097
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iv
Saudara : Nur Anti Futikha
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Nur Anti Futikha
NIM : 11114097
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PENGALAMAN PPL DAN FAKTOR MOTIF
SOSIAL TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASIWA PAI FTIK IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014
dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan.
v
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Lingkar Selatan Pulutan Telp. (0298) 603164 Kode Pos 50721 Salatiga
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENGARUH PENGALAMAN PPL DAN FAKTOR MOTIF SOSIAL TERHADAP MINAT MENJADI GURU
PADA MAHASISWA PAI FTIK IAIN SALATIGA ANGKATAN 2014 Disusun oleh:
Nur Anti Futikha 111-14-097
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 04 Juli 2018 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
vi DEKLARASI
DAN
PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Anti Futikha
NIM : 11114097
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan
IAIN Salatiga.
Demikan deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 11 Mei 2018
Yang menyatakan
Nur Anti Futikha
vii MOTTO
“ Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka
apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah
bekerja keras ( untuk urusan yang lain).“(Q.S Al-Insyirah:6-7).
(Mushaf Al-Azhar Al-Qur’an dan terjemahnya
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk :
1. Ayahku tercinta Misbah Suprapto dan ibundaku tersayang Rumanah yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang, memberikan doa, nasihat, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Kedua Adikku tercinta dek Fifah dan dek Mumut yang selalu mendoakan dan
memberikan semangat serta memberikan warna dalam hidupku.
3. Tiga Srikandiku Siti Fatimah dan Uky Arzuqoh yang lebih dari sahabat terbaik,
selalu mengerti aku, selalu memberikan motivasi dan inspirasi kepadaku.
4. Sahabat Khadijahku, Fitri, Devi, Ika, Lina, Nastiti yang sudah menjadi teman
ranjangku dan selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabatku Nur Khasanah yang telah menjadi teman tidurku di kamar lima.
6. Sahabat terbaikku Ita Dewi, Farradina dan dek Petruk yang selalu memberikan
semangat dan do‟a untukku.
7. Keluarga besar Bidikmisi angkatan 2014 yang sudah menjadi bagian hidupku.
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku Jurusan PAI angkatan 2014 yang telah
menjadi responden, sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
9. Keluarga KKN Lemahirengsquad dan Keluarga PPL SMKN 1 Tengaran yang
ix
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, kaunia, serta
hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Pengaruh Pengalaman PPL dan Faktor Motif Sosial terhadap Minat
Menjadi Guru pada Mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014”
Shalawat serta salam semoga senantiasa tetap tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad SAW, berkat doa dan uswatun khasanah beliau mengilhami
setiap langkah penulis dalam penulisan skripsi ini. Beliau membawa risalah Islam
yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan membawa manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat kelak.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.
yang telah memberikan izin penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga Ibu Hj. Siti Rukhayati,
x
4. Muh. Hafidz, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya serta dengan tekun, ikhlas dan sabar
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan pencerahan untuk selalu berpikir kritis, edukatif, dan inovatif
selama berada di lingkungan Kampus IAIN Salatiga.
6. Mahasiswa jurusan PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014 yang sudah
meluangkan waktunya untuk menjadi responden penelitian sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan
bantuannya yang turut membantu dalam penyelesaian penelitian.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca
pada umumnya. Amin.
Salatiga, 11 Mei 2018
Nur Anti Futikha
xi ABSTRAK
Futikha, Nur Anti. 2018. Pengaruh Pengalaman PPL dan Faktor Motif Sosial Terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M. Ag.
Kata Kunci: pengalaman PPL, Faktor Motif Sosial dan Minat
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada beberapa rumusan masalah yakni ingin mengetahui seberapa besar pengaruh: 1) pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru, 2) faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru, 3) pengalaman PPL dan faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Responden dalam penelitian ini sebanyak 175 mahasiswa. Teknik pengumpulan data berupa angket (kuesioner) dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru dengan nilai t hitung
sebesar 5,814 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 dan koefisien regresi sebesar 0,298, 2) terdapat pengaruh positif dan signifikan faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru dengan nilai t hitung sebesar 9,649 dengan signifikansi 0,000 <
0,05 dan koefisien regresi 0,059, 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman PPL dan faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014 dengan nilai F hitung sebesar
xii DAFTAR ISI
SAMPUL... I
HALAMAN BERLOGO... Ii
HALAMAN JUDUL... Iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... Iv
PENGESAHAN KELULUSAN... V
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... Vi
MOTTO... Vii
PERSEMBAHAN... viii
KATA PENGANTAR... Ix ABSTRAK... Xi DATAR ISI... Xii DAFTAR TABEL... Xv DAFTAR GAMBAR... xvi
DATAR LAMPIRAN... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...………... 1
B. Rumusan Masalah...………... 8
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
xiii
F. Sistematika Penulisan... 14
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori/Telaah Teoritik... 16
1. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ... 16
2. Faktor Motif Sosial... 25
3. Minat Menjadi Guru... 27
B. Kajian Penelitian Terdahulu...………... 33
C. Hipotesis Penelitian... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 40
B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 40
C. Populasi dan Sampel... 40
D. Variabel Penelitian... 42
E. Instrumen Penelitian... 43
F. Uji Coba Instrumen Penelitian... 48
1. Uji Validitas... 49
2. Uji Reliabilitas... 53
G. Metode Pengumpulan Data... 54
H. Teknik Analisis Data... 55
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian... 60
1. Deskripsi Data... 60
xiv
3. Pengujian Hipotesis... 76
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 90
B. Saran...………....………... 91
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban... 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengalaman PPL... 44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Faktor Motif Sosial... 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Minat Menjadi Guru... 47
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pengalaman PPL... 50
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Motif Sosial... 51
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Menjadi Guru... 52
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 53
Tabel 3.9 Pedoman Pengkategorian... 56
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman PPL... 62
Tabel 4.2 Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Pengalaman PPL... 64
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Motif Sosial... 66
Tabel 4.4 Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Faktor Motif Sosial... 68
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Menjadi Guru... 70
Tabel 4.6 Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Minat Menjadi Guru... 72
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Normalitas... 74
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Linearitas... 75
Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi Simultan (R2)... 77
Tabel 4.10 Hasil Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 78
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F test) ... 79
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir... 39
Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Pengalaman PPL... 63
Gambar 4.2 Diagram Pie Kecenderungan Variabel Pengalaman PPL... 65
Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Faktor Motif Sosial... 67
Gambar 4.4 Diagram Pie Kecenderungan Variabel Faktor Motif Sosial... 69
Gambar 4.5 Diagram Batang Variabel Minat Menjadi Guru... 71
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian... 97
Lampiran 2 Angket Penelitian... 98
Lampiran 3 Daftar Nama Responden... 106
Lampiran 4 Data Penelitian Uji Coba Instrumen... 111
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 114
Lampiran 6 Data Penelitian... 118
Lampiran 7 Hasil Analisis Descriptive... 132
Lampiran 8 Hasil Uji Prasyarat Analisis... 133
Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis... 135
Lampiran 10 Koefisien Determinasi Simultan dan Pertial... 136
Lampiran 11 Tabel nilai r Product Moment... 137
Lampiran 12 Nilai-nilai untuk Distribusi F... 138
Lampiran 13 Surat Penunjukan Pembimbing... 142
Lampiran 14 Lembar Konsultasi... 143
Lampiran 15 Daftar Nilai SKK... 145
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan dapat membentuk seseorang menjadi berkualitas dan
berwawasan luas dalam mencapai cita-cita yang diharapkan sehingga mampu
beradaptasi dengan berbagai lingkungannya secara cepat dan tepat. Pendidikan
Islam adalah kegiatan yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis untuk
mengembangkan potensi peserta didik berdasarkan pada kaidah-kaidah agama
Islam. Pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim, atau
perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam
(Daradjat, 2000: 28).
Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita
dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Isi pribadi muslim itu adalah pengamalan sepenuhnya ajaran Allah dan
RasulNya, pribadi muslim dapat diwujudkan melalui pengajaran dan
pendidikan. Maka dari itu, membina pribadi muslim sifatnya wajib dalam
pandangan Islam. Pendidikan Islam mencakup seluruh aspek kehidupan yang
dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi
seluruh aspek kehidupan manusia baik secara duniawi maupun ukhrawi.
Kondisi pendidikan Islam di Indonesia, sebenarnya menghadapi nasib
2
persoalan dan kesenjangan dalam berbagai aspek yang lebih kompleks, yaitu:
berupa persoalan dikotomi pendidikan, kurikulum, tujuan, sumber daya, serta
manajemen pendidikan Islam. Upaya perbaikannya belum dilakukan secara
mendasar, sehingga terkesan seadanya saja. Usaha pembaharuan dan
peningkatan pendidikan Islam tidak komprehensif dan menyeluruh serta
sebagian besar sistem dan lembaga pendidikan Islam belum dikelola secara
baik dan profesional (Azra, 1999: 59). Menyadari hal demikian, maka kualitas
pendidikan Islam harus ditingkatkan dimulai dari peningkatan sumber daya
manusia yaitu kualitas seorang tenaga pendidik atau guru. Guru yang
berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan menempati posisi dan
memegang peranan penting. Ketika semua orang mempersoalkan masalah
dunia pendidikan, figur guru mesti dilibatkan dalam agenda pembicaraan
terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada jalur pendidikan formal ( Mudlofir, 2002:119). Sehubungan dengan ini,
setiap guru sangat diharapkan memiliki karakteristik (ciri khas) kepribadian
yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis
sehingga ia mampu menunjukkan bahwa dirinya benar-benar mampu menjadi
figur utama khususnya dalam proses belajar mengajar (Syah, 1996: 21).
Guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu
3
membina sikap dan ketrampilan mereka. Untuk membina sikap peserta didik di
sekolah, dari sekian banyak guru bidang studi, guru bidang studi agamalah
yang sangat menentukan, sebab pendidikan agama sangat menentukan dalam
hal pembinaan sikap peserta didik karena bidang studi agama banyak
membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlaqul
karimah.
Guru merupakan suatu profesi yang mulia, tugas seorang guru
pendidikan agama Islam memanglah tidak mudah. Untuk menjadi seorang
guru, mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan baik, karena ia akan
dijadikan sebagai teladan dan cerminan bagi peserta didik dan masyarakat.
Baik dalam hal pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Oleh sebab itu,
seorang guru harus benar-benar bisa digugu (dipatuhi) dan ditiru ( diteladani).
Guru tidak hanya berperan sebagai pendidik di sekolah saja, tetapi juga
berperan sebagai makhluk sosial yang bermasyarakat.
Melihat kondisi saat ini, masih banyak mahasiswa jurusan kependidikan
yang belum siap akan tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk menjadi
guru. Mayoritas dari mereka kurang memahami atau menguasai kompetensi
yang diharapkan dalam mata kuliah keguruan baik secara teoritis maupun
praktis. Selain itu masih minimnya pengalaman mahasiswa dalam
praktik-praktik kependidikan. Sehingga kualitas mahasiswa sebagai calon guru
menjadi rendah dan pembentukan kompetensi guru menjadi kurang optimal.
Hal ini menyebabkan rendahnya minat mahasiswa untuk menjadi seorang
4
Minat adalah kondisi di mana individu memusatkan seluruh perhatiannya
pada suatu objek tertentu dengan perasaan senang. Minat akan timbul karena
adanya rasa ketertarikan seseorang terhadap suatu hal dan adanya rasa ingin
untuk memperoleh serta adanya harapan untuk mencapainya. Minat menjadi
guru adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan, keinginan dan perhatian
seseorang terhadap profesi guru. Minat menjadi guru itu dapat timbul
berdasarkan respon positif diri, pengalaman dan keberadaan profesi guru
dipandang dari sudut pribadi individu. Jika mahasiswa memiliki minat yang
tinggi untuk menjadi guru namun tidak memiliki upaya untuk meraihnya, maka
minat tersebut tidak ada gunanya hal ini dikarenakan minat adalah stimulus
yang harus direspon oleh seseorang melalui tindakan nyata. Mahasiswa yang
mempunyai minat menjadi guru akan mencari informasi tentang profesi guru
dari berbagai sumber yang bisa didapatkan, baik dari media massa ataupun
yang lainnya, sehingga mahasiswa tersebut akan mempelajari segala sesuatu
yang berkaitan dengan guru dan bertindak sesuai dengan karakter seorang
guru.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga merupakan satu-satunya
lembaga pendidikan Islam Negeri di Salatiga. Institut ini menjadi pilihan para
mahasiswa yang ingin memperdalam ilmu agama Islam. Sebagai perguruan
tinggi Islam, IAIN Salatiga mempunyai tugas mempersiapkan calon-calon guru
yang profesional. Melalui berbagai program studi kependidikan baik teori
maupun praktek yang ada diharapkan mampu mencetak calon-calon tenaga
5
di Indonesia terutama pendidikan agama Islam. Meskipun pada awalnya tidak
semua mahasiswa jurusan PAI berasal dari sekolah yang berbasis agama, ada
yang dari sekolah umum atau kejuruan. Maka dari itu, pasti ada beberapa
masalah dalam mempersiapkan diri untuk menjadi seorang guru, baik dari segi
afektif, kognitif, maupun psikomotoriknya juga dari faktor internal dan
eksternalnya. Untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional
tersebut, IAIN Salatiga menerjunkan mahasiswanya ke sekolah tertentu untuk
mengamati, mengenal, dan mempraktikan semua kompetensi yang diperlukan
bagi guru atau tenaga kependidikan. Pengalaman yang diperoleh diharapkan
dapat dipakai sebagai bekal untuk membentuk calon guru dan tenaga
kependidikan yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga
profesional di bidang pendidikan.
PPL adalah mata kuliah praktik kependidikan dalam satu semester yang
berisi kegiatan-kegiatan praktek mengajar di sekolah, praktik administrasi
pendidikan, praktek manajemen sekolah, persiapan mengajar, pendalaman
metode mengajar, serta penguasaan kurikulum sekolah terbaru. Mahasiswa
praktikan diharapkan bisa menerapkan teori-teori yang telah diperoleh pada
semester-semester sebelumnya, agar memperoleh pengalaman dan ketrampilan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah (Tim Penyusun
Buku Pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 6)
Kegiatan PPL untuk mahasiswa FTIK di IAIN Salatiga angkatan 2014
dilaksanakan selama 2 bulan dan diselenggarakan di sekolah latihan yang
6
baik tingkat SMP/MTs, SMA/SMK/MAN di kota Salatiga dan sekitarnya. Di
sekolah ini mahasiswa melaksanakan berbagai kegiatan, meliputi: kegiatan
observasi, praktik mengajar dan non mengajar seperti ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Mahasiswa harus bisa memposisikan
dirinya sebagai guru yang profesional karena mereka berhadapan langsung
dengan peserta didik. Dalam praktik mengajar hal-hal yang harus dilaksanakan
mahasiswa praktikan antara lain meliputi: membuat persiapan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang meliputi membuka pelajaran,
penyajian materi, ketrampilan bertanya, memotivasi belajar siswa,
menggunakan metode dan media pembelajaran, evaluasi serta menutup
pelajaran yang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi serta membuat
rencana evaluasi pembelajaran. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu wadah
agar mahasiswa mendapatkan pengalaman mengajar dan praktik-praktik dalam
dunia kependidikan sehingga bisa dijadikan sebagai bekal di masa depan ketika
sudah memasuki dunia kerja.
Seiring dengan perkembangan waktu, mahasiswa akan mengalami
masa-masa transisi, baik dari segi intelegensi, cita-cita maupun motivasi. Transisi
atau perubahan-perubahan tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi
segala aspek kehidupannya termasuk minat untuk menjadi guru.
Pengalaman-pengalaman yang didapat mahasiswa selama berada di sekolah latihan, baik
pengalaman praktik mengajar ataupun kegiatan kependidikan lainnya
diharapkan mampu menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.
7
dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.
Status masih dianggap sebagai suatu tolok ukur tingkat keberadaan dan
keberhasilan seseorang. Dengan memiliki status, seseorang dapat diterima
dengan baik dalam kehidupan sosial. Dalam menjalankan kehidupan sosial
bermasyarakat, pada umumnya guru dianggap memiliki status yang mulia dan
memiliki kedudukan yang lebih tinggi, sehingga mereka lebih disegani dan
dihormati. Setiap orang selalu ingin memiliki pengaruh terhadap orang lain dan
ingin mendapatkan adanya suatu pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Dengan adanya pengakuan dan penghargaan dari masyarakat, diharapkan dapat
menumbuhkan minat mahasiswa untuk menjadi guru.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik ingin
mengetahui seberapa besar pengalaman PPL dan faktor motif sosial
berpengaruh terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN
Salatiga angkatan 2014. Peneliti memilih judul “PENGARUH
PENGALAMAN PPL DAN FAKTOR MOTIF SOSIAL TERHADAP MINAT
MENJADI GURU PADA MAHASISWA PAI FTIK IAIN SALATIGA
8 B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru
pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014?
2. Seberapa besar pengaruh faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru
pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014?
3. Seberapa besar pengaruh pengalaman PPL dan faktor motif sosial terhadap
minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan
2014?
C.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengaruh pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014.
2. Mengetahui pengaruh faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru pada
mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014.
3. Mengetahui pengaruh pengalaman PPL dan faktor motif sosial terhadap
minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan
9 D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik ditinjau
dari segi teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian teoritis
yang bisa digunakan sebagai referensi, maupun sebagai pembanding pada
penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
yang terkait dengan masalah yang diteliti, khusunya minat menjadi guru
pendidian agama Islam.
b. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk dapat
menumbuhkan minat menjadi guru yang profesional dan bisa sebagai
referensi untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi instansi yang terkait
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bagian informasi dan
sumbangan pemikiran terhadap arah kebijakan, khususnya dalam bidang
pendidikan demi terwujudnya lulusan yang siap kerja.
10 E.Definisi Operasional
Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah yang digunakan
dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari
pembaca maka perlu adanya definisi operasional. Definisi operasional dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman PPL
PPL adalah mata kuliah praktik kependidikan dalam satu semester
yang berisi kegiatan-kegiatan praktek mengajar di sekolah, praktik
administrasi pendidikan, praktek manajemen sekolah, persiapan mengajar,
pendalaman metode mengajar, penguasaan kurikulum sekolah terbaru.
Mahasiswa praktikan diharapkan bisa menerapkan teori-teori yang telah
diperoleh pada semester-semester sebelumnya, agar memperoleh
pengalaman dan ketrampilan dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pengajaran di sekolah (Pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 6).
Pelaksanaan PPL mengacu pada undang-undang guru dan dosen
nomer 14 tahun 2005, khususnya yang berkenaan dengan empat kompetensi
guru, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
Dalam penelitian ini pengalaman PPL yang dimaksud adalah
pengalaman yang diperoleh mahasiswa selama di sekolah latihan tempat ia
mengajar. Dengan mengikuti PPL mahasiswa akan semakin luwes dan
terampil dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didik dan memiliki
11
seorang guru, serta adanya perubahan sikap dan perilaku yang
mencerminkan sebagai seorang guru yang profesional. Pengalaman yang
didapat selama PPL merupakan salah satu unsur penting yang dapat
mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Pengalaman yang
baik akan meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi guru. Hal ini
berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Crow & Crow dalam Abror (1993:
112) yang menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang berhubungan
dengan daya gerak yang mendorong seseorang cenderung atau merasa
tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman yang
efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Minat bisa dimulai dari
kebiasaan yang sering dilakukan.
2. Faktor Motif Sosial
Motif adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan. Motif
menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan keadaan
dorongan tertentu. Motif yang ada pada diri seseorang akan mewujudkan
suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan
(Ghufron dan Risnawita, 2012: 83).
Sedangkan faktor motif sosial merupakan faktor yang menunjukkan
kemampuan seseorang pada masyarakat, atau dengan kata lain nilai
seseorang dari sudut pandang orang-orang di lingkungan sekitanya
(Wijayanti, 2001: 367). Faktor motif sosial juga menjadi pertimbangan
seseorang dalam memilih karir dalam hal ini adalah profesi guru. Faktor
12
melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain
dan lingkungannya.
Chaplin (1995) berpendapat bahwa penerimaan sosial adalah
pengakuan dan penghargaan terhadap nilai-nilai individual. Individu yang
mendapatkan penerimaan sosial akan merasa mendapatkan pengakuan dan
penghargaan dari individu lain atau kelompok secara utuh.
“Status sosial juga berpengaruh terhadap prestis dan wibawa guru,
sejauh mana masyarakat menghargai dan menghormati guru” (Supriyadi,
1999: 34). Guru dalam menjalankan profesinya selalu berinteraksi dengan
masyarakat baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat ia
tinggal. Prestis guru sangat penting karena hal ini berpengaruh terhadap
profesinya. Seorang guru memiliki prestis yang tinggi di lingkungan tempat
tinggalnya, ia memiliki wibawa sehingga lebih disegani dan dihormati oleh
lingkungannya. Kesempatan seorang guru dalam berhubungan baik dan
bekerjasama bergotongroyong dalam suatu kegiatan bersama dengan
masyarakat lebih besar.
Dari beberapa teori di atas bahwa yang dimaksud faktor motif sosial
dalam penelitian ini adalah faktor yang membuat seseorang menaruh minat
terhadap suatu aktivitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan
dimana seseorang berada, termasuk di dalamnya prestis, kepuasan pribadi,
kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, kesempatan untuk
berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Sehingga semakin tinggi
13
diharapkan minat mahasiswa untuk menjadi guru juga akan semakin tinggi.
Hal ini berdasarkan teori Crow dan Crow yang dikutip oleh Mahmud (2001:
56) yang menyatakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi minat
seseorang salah satunya faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat
dimana seseorang berada. Faktor ini menimbulkan sesorang menaruh minat
terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan
termasuk di dalamnya faktor status sosial, harga diri, prestis dan sebagainya.
3. Minat Menjadi Guru
Crow & Crow (dalam Abror, 1993: 112) mengatakan bahwa “minat
atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau pun
bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri”. Menurut Slameto (2010: 180) “minat adalah rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Sedangkan Menurut Winkel (1993: 30) “minat adalah kecenderungan yang
menetap sehingga subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung di dalam bidang itu”. Suyanto (1983: 101)
juga mendefinisikan “minat sebagai suatu pemusatan perhatian yang tidak
disengaja yang terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat
dan lingkungan”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377) “guru adalah
14
Menurut Sukmadinata (2004: 252) “guru adalah manusia yang memiliki
kepribadian sebagai individu. Kepribadian guru, seperti halnya kepribadian
individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial,
emosional, dan moral”. Sedangkan menurut Naim (2009: 1) “Guru adalah
sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mendidik dan
mengajar peserta didik, sementara penghargaan dari sisi material, misalnya
sangat jauh dari harapan”
Berdasarkan beberapa teori di atas maka dalam penelitian ini yang
dimaksud minat menjadi guru adalah ketertarikan seseorang terhadap
profesi guru yang ditunjukkan dengan adanya pemusatan pikiran, perasaan
senang dan perhatian yang lebih terhadap profesi guru. Minat Menjadi Guru
bisa dimulai dari pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru,
perasaan senang dan ketertarikan terhadap profesi guru, perhatian yang lebih
besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusunan untuk
mempermudah jalan pikiran pembaca dalam memahami secara keseluruhan isi
skripsi. Ada tiga bagian utama yaitu bagian awal, bagian inti dan bagan akhir.
Bagian awal terdiri dari halaman sampul luar, lembar berlogo IAIN,
halaman sampul dalam, halaman persetujuan pembimbing, halaman
pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman motto
dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
15
Bagian inti skripsi terdiri dari 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang
berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bab II merupakan
landasan teori yang berisi tentang telaah teoritik mengenai pengalaman PPL,
faktor motif sosial dan minat menjadi guru. Kajian penelitian terdahulu yang
relevan dan hipotesis penelitian. Bab III yaitu metode penelitian yang berisi
tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel,
variabel penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode
pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV yakni deskripsi dan analisis
data, meliputi paparan data setiap varibel, analisis uji hipotesis dan
pembahasan hasil uji hipotesis. Bab V yakni penutup meliputi kesimpulan dan
saran-saran.
Bagian akhir pada skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran dan
16 BAB II
LANDASAN TEORI
A.Landasan Teori atau Telaah Teoritik 1. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
a. Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu kegiatan
latihan kependidikan yang dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan yang
mencakup tugas-tugas kependidikan baik berupa praktik mengajar atau
kegiatan kependidikan yang lain dalam rangka memenuhi persyaratan
pembentukan tenaga kependidikan yang profesional.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah salah satu program mata kuliah praktik kependidikan dalam satu semester yang berisi kegiatan-kegiatan praktik mengajar di sekolah, praktik administrasi pendidikan, praktik menajemen sekolah, praktik layanan bimbingan dan konseling, praktik kegiatan penunjang kurikuler, pembekalan dan penulisan laporan. Kegiatan pembekalan berisi: observasi, persiapan mengajar, pendalaman metode mengajar, dan penguasaan kurikulum sekolah terbaru. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh pada semester-semester sebelumnya, agar memperoleh pengalaman dan ketrampilan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah (Tim penyusun buku pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 6).
Praktik Pengalaman Lapanagan (PPL) bertujuan memberikan
pembekalan profesi agar mahasiswa mendapatkan pengalaman faktual
tentang pelaksanaan semua kegiatan kependidikan serta proses
pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk membentuk
17
keterampilan yang diperlukan dalam profesinya. Kegiatan PPL ini dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswa praktikan antara lain:
1) Mahasiswa mengenal dan mengetahui secara langsung proses kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan kependidikan lainnya di tempat
praktik.
2) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang
pelaksanaan pendidikan.
3) Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan ilmu
teoritik yang telah diperolehnya selama di jenjang perkuliahan ke
dalam proses pembelajaran dan kegiatan pendidikan lainnya.
4) Mendewasakan cara berfikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan
masalah-masalah kependidikan yang terdapat di sekolah atau instansi terkait.
Menurut Hamalik (2009: 171-172) PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi mahasiswa LPTK, yang meliputi baik latihan mengajar maupun latihan di luar mengajar. Kegiatan ini merupakan ajang untuk membentuk dan membina kompetensi-kompetensi profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru atau lembaga kependidikan lainnya. Sasaran yang ingin dicapai adalah kepribadian calon pendidik yang memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya di dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Praktek pengalaman lapangan berorientasi pada semua kegiatan
yang berkaitan dengan pembelajaran serta terarah pada pembentukan
kemampuan-kemampuan profesional pada mahasiswa sebagai calon guru
18
pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam pengalaman
mengajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetisi
yang diperlukan dalam profesinya, meningkatkan keterampilan,
kemandirian, tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan suatu
masalah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa praktik pengalaman
lapangan adalah semua kegiatan kependidikan yang berisi
kegiatan-kegiatan praktik mengajar di sekolah, praktik administrasi pendidikan,
praktek manajemen sekolah dan kegiatan kependidikan lainnya. Selain
itu sebagai tempat pelatihan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan serta
menerapkan teori yang didapat selama menduduki bangku kuliah.
Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman faktual tentang
pelaksanaan kegiatan kependidikan dan memiliki ketrampilan dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Sehingga dapat
dijadikan sebagai bekal masa depan ketika sudah memasuki dunia kerja.
b. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) sebagai mata kuliah praktik
kependidikan dalam satu semester merupakan bagian integral dari
kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang
memiliki bobot 4 (empat) SKS. Oleh karena itu, setiap mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga wajib mengikuti
19
panitia pelaksana yang wajib diikuti oleh seluruh peserta PPL. Kegiatan
ini dilaksanakan di kampus IAIN Salatiga maupun di sekolah praktik.
1) Orientasi/pembekalan Praktik Pengalaman Lapangan di Kampus
Orientasi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan
bekal kepada mahasiswa terkait dengan pengetahuan dan ketrampilan
yang diperlukan di sekolah latihan, meliputi: Kurikulum, Penyegaran
kembali masalah-masalah keguruan, antara lain metode mengajar,
penguasaan media pembelajaran, administrasi pendidikan, kode etik
guru, kode etik peserta di sekolah latihan. Administrasi sekolah,
informasi mengenai sekolah latihan dan informasi lain terkait dengan
teknis pelaksanaan praktikum.
2) Observasi/ Pengenalan Lokasi Sekolah Latihan
Pengenalan lapangan adalah serangkaian kegiatan yang
diprogramkan agar mahasiswa praktikan dapat mengetahui tentang
pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan baik, antara lain: mengenal
keadaan lingkungan fisik sekolah dan tata tertib sekolah, sarana
prasarana dan fasilitas yang tersedia di sekolah, proses belajar
mengajar yang berlangsung sehari-hari, karakteristik peserta didik dan
guru di sekolah tersebut serta mengenal kehidupan sosial di sekolah.
Tahap observasi dilakukan sebagai langkah adaptasi awal bagi
mahasiswa praktikan terhadap sekolah latihan. Tahap ini dilakukan
pada minggu awal sebelum acara penyerahan. Mahasiswa diharapkan
20
terkumpul dari kegiatan observasi ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi mahasiswa praktikan sebelum melaksanakan tugaasnya
di sekolah latihan tersebut.
3) Praktik Mengajar dan Non Mengajar
Pada tahap ini mahasiswa praktikan berlatih menerapkan
ketrampilan mengajar dan non mengajar secara terintegrasi dalam
situasi yang sebenarnya dibawah bimbingan intensif dosen dan guru
pamong. Adapun ruang lingkup kegiatannya meliputi: a) Latihan
mengajar sesuai dengan bidang studi yang ditekuni. b) Latihan
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar. c) Latihan mengerjakan administrasi sekolah. d)
Latihan merencanakan dan melaksanakan program kodan ekstra
kurikuler. e) Keterlibatan dalam berbagai kegiatan sekolah.
Langkah-langkah yang perlu dilalui untuk pelaksaaan jenis tugas
mengajar yaitu Pertama, Pemberian tugas mengajar dari guru
pamong. Kedua, Membuat persiapan mengajar dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan ketentuan yang ada.
Ketiga, Konsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing.
Keempat, Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
berpedoman kepada RPP yang telah di setujui oleh guru pamong.
Kelima, Meminta umpan balik dari guru pamong dan refleksi dari
21
Pelaksanaan PPL mengacu pada undang-undang guru dan dosen
nomer 14 tahun 2005, khususnya yang berkenaan dengan kompetensi.
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh
guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru
sebagaimana yang dimaksud meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial , dan kompetensi profesional.
1) Kompetensi pedagogik
Merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
peserta didik meliputi: pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan
kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi,
evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2) Kompetensi kepribadian
Merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlakul karimah, arif
dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur,
22
3) Kompetensi sosial
Merupakan kemampuan guru sebagai untuk berkomunikasi dan
bergaul secara afektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4) Kompetensi profesional
Merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah atau subtansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya (Tim
penyusun buku pedoman PPL IAIN Salatiga, 2017: 23-24)
Selain kompetensi-kompetensi tersebut, kegiatan PPL ini juga tidak
terlepas dari perencanaan proses pembelajaran yang merupakan salah
satu bagian dari standar proses pendidikan yang seharusnya ditempuh
oleh setiap satuan pendidikan formal. Standar proses meliputi
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran agar
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
1) Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan ini meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Silabus merupakan suatu produk pengembangan
kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari kompetensi yang ingin
dicapai. Di dalam silabus rencana pembelajaranya masih bersifat
23
pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP disusun berdasarkan
Kompetensi dasar atau subtema yang dikembangkan dari silabus
pembelajaran. Dalam RPP tujuan pembelajaran, materi, metode,
media, alat, sumber, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan
evaluasi dipaparkan secara detail dan terperinci agar mempermudah
guru dalam melaksanakan kegiatan pembbelajaran.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
Merupakan implementasi dari RPP yang telah disusun.
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran. Setelah itu guru mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari. Selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan inti yaitu
proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang memotivasi peserta
didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi
lima langkah kegiatan pokok, yaitu pengamatan, menanya,
mengeksperimen, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Terakhir
yakni kegiatan penutup yang ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama,
24
oleh peserta didik. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai
peserta didik.
3) Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk
mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta
digunakan sebagai bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar
dan memperbaiki proses pembelajaran. penilaian dilakukan secara
konsisten, sistematis dan terprogam dengan menggunakan tes dan non
tes dalam bentuk tertulis,lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, poortofolio, dan penilaian diri.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL
merupakan serangkaian kegiatan praktik mengajar dan non mengajar
yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kependidikan di bawah
bimbingan dosen dan guru pamong. Kegiatan ini bertujuan untuk
melatih kemampuan para mahasiswa terkait dengan
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, sehingga dapat
mencetak calon-calon pendidik yag berkompeten dan profesional
25 2. Faktor Motif Sosial
Motif merupakan sebuah dorongan yang sudah terikat pada suatu
tujuan. Motif menunjuk hubungan sistematik antara suatu respon dengan
keadaan dorongan tertentu. Motif yang ada pada diri seseorang akan
mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran
kepuasan (Ghufron dan Risnawita, 2012: 83). “Motif dalam psikologi
diartikan sebagai sebuah rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga
dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku” (Sarwono,2014: 137)
Sedangkan motif sosial menurut Heckhausen dalam Ahmadi (2009:
178) adalah “ motif yang menunjukkan bahwa tujuan yang ingin dicapai
mempunyai interaksi dengan orang lain”. Menurut Crow dan Crow yang
dikutip oleh Mahmud (2001: 56) faktor motif sosial yaitu kebutuhan untuk
mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat
dimana seseorang berada. Faktor ini membuat sesorang menaruh minat
terhadap suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan
termasuk di dalamnya faktor status sosial, harga diri, prestis dan sebagainya.
Menurut Hurlock (2010: 144) faktor yang mempengaruhi minat
seseorang terhadap suatu profesi antara lain sikap orang tua, prestise
pekerjaan, kekaguman pada seseorang, kemampuan, kesesuaian seks
(gender), otonomi dalam bekerja, stereotip budaya dan pengalaman pribadi.
Faktor motif sosial juga menjadi pertimbangan bagi seseorang dalam
memilih karir dalam hal ini termasuk profesi guru. Faktor motif sosial
26
sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya
serta menjalankan hobi di lingkungan masyarakat (Andriyani, 2009: 21).
Goldthorp dan Hope (1972) mendefinisikan prestise sebagai bentuk
simbolik kekuasaan yang terbentuk dalam hubungan antara rasa hormat dan
penghargaan yang terstruktur. Dengan sebuah kehormatan, wibawa dan
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, akan membuat dirinya merasa
lebih istimewa dan lebih menonjol dibandingkan dengan orang lain yang
ada disekitarnya. Jadi prestis merupakan sebuah kehormatan, wibawa,
kedudukan dan status sosial yang dimiliki oleh seorang di dalam
kehidupannya. (http://arti-definisi-pengertian.info/arti-prestise/.)
Menurut Supriyadi (1999: 34) “Status sosial berpengaruh terhadap
prestis dan wibawa guru, sejauh mana masyarakat menghargai dan
menghormati guru”. Menurut Pitirim Sorokin dalam Narwoko & Susanto
(2007: 156) mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari Jabatan,
pendidikan dan luasanya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan,
dan agama.
Status sosial merupakan suatu kedudukan sosial seseorang di
masyarakat yang dapat diperoleh dengan sendirinya melalui suatu usaha
ataupun karena pemberian. Interaksi sosial akan mendorong seseorang
untuk dapat mencapai status sosial yang lebih tinggi. Status sosial yang
lebih tinggi akan berpengaruh terhadap sikap dan rasa penghargaan yang
tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu dalam kehidupan sosial seorang guru
27
karena menurut anggapan masyarakat seorang guru tentunya memiliki
wawasan ilmu pengetahuan yang luas dan seseorang yang berpendidikan
tinggi sehingga bisa dijadikan sebagai teladan dan cerminan dalam
bertindak.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa faktor motif
sosial adalah faktor yang mendorong seseorang untuk mendapatkan
pengakuan dan penghargaan dari lingkungan masyarakat dimana seseorang
berada. Faktor ini membuat sesorang menaruh minat terhadap suatu aktifitas
agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan. Faktor motif sosial ini
meliputi prestis, kepuasan pribadi, kesempatan untuk melakukan kegiatan
sosial, kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
3. Minat Menjadi Guru a. Pengertian Minat
Menurut Slameto (2010: 180) minat adalah “rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”.
Menurut Crow & Crow (dalam Abror, 1993: 112) minat adalah sesuatu
yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk
cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan ataupun bisa
berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri. Rast, Harmin dan Simon (dalam Mulyati, 2004: 46) menyatakan
bahwa dalam minat itu terdapat hal-hal pokok diantaranya: 1) adanya
28
tertentu, 2) adanya ketertarikan terhadap objek tertentu, 3) adanya
aktivitas atas objek tertentu, 4) adanya kecenderungan berusaha lebih
aktif, 5) objek atau aktivitas tersebut dipandang fungsional dalam
kehidupan dan 6) kecenderungan bersifat mengarahkan dan
mempengaruhi tingkah laku individu.
Menurut Djaali (2012: 122) “Minat adalah perasaan ingin tahu,
mempelajari, mengagumi atau memiliki sesuatu”. Menurut Crites O.
John dalam Djaali (2012: 122) mengatakan bahwa “minat merupakan
bagian dari ranah afeksi, mulai dari kesadaran sampai pada pilihan nilai”.
Gerungan dalam Djaali (2012: 122) menyebutkan “minat merupakan
pengerahan perasaan dan menafsirkan untuk sesuatu hal (ada unsur
seleksi)”. Menurut Shaleh (2004: 262) minat adalah suatu kecenderungan
untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau
situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan
senang.
Sedangkan menurut Syah (2010: 133) “minat (interest) berarti
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu”. Menurut kamus lengkap psikologi, minat (interest)
adalah 1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memolakan
perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap
objek minatnya, 2) perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas,
29
keadaan motivasi, atau satu set motivasi, yang menuntun tingkah laku
menuju satu arah (sasaran) tertentu (Chaplin, 2008: 255).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
bahwa minat merupakan ketertarikan dan kecenderungan seseorang
terhadap suatu objek yang ditunjukkan dengan adanya perhatian,
pemusatan pikiran, perasaan ingin tahu, perasaan senang, dan hastrat atau
kemauan untuk mencapai suatu objek tersebut. Minat sebagai suatu
respon afektif yang dipelajari terhadap objek atau aktivitas tertentu.
Minat dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak
demikian, maka minat tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Minat merupakan salah satu faktor psikologis manusia yang sangat
penting untuk mencapai suatu kemajuan dan keberhasilan. Seseorang
yang memiliki minat terhadap suatu pekerjaan tertentu akan memperoleh
hasil yang lebih baik daripada seseorang yang kurang atau tidak memiliki
minat terhadap pekerjaan itu. Dengan adanya minat pada diri seseorang
dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai
apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan. Minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan muncul dan berubah seiring dengan pengalaman yang
diperoleh seseorang dalam perkembangannya.
b. Unsur-unsur Minat
Menurut Romantika (2010: 12) seseorang dikatakan berminat
30
1) Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila seseorang disertai adanya
perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju
pada suatu objek, jadi seseorang yang berminat terhadap suatu objek
tertentu pasti akan memusatkan perhatiannya terhadap suatu objek
tersebut.
2) Kesenangan
Perasaan senang terhadap suatu objek baik berupa orang, benda,
kegiatan ataupun pengalaman akan menimbulkan minat pada diri
seseorang. Seseorang merasa tertarik kemudian pada saatnya timbul
keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi miliknya.
Dengan demikian maka seseorang yang bersangkutan berusaha untuk
meraih objek tersebut.
3) Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah pada
suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran. Dorongan ini akan
melahirkan timbulnya suatu perhatian terhadap suatu objek. Sehingga
dengan demikian akan muncul minat seseorang yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Abror (1993: 112) unsur-unsur minat ada
tiga: Pertama, Unsur kognisi (mengenal), dalam arti minat itu
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju
oleh minat tersebut. Kesua, Unsur emosi (perasaan), karena dalam
31
(biasanya perasaan senang). Ketiga, Unsur konasi (kehendak),
merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu direalisasikan
dalam bentuk kemauan atau hasrat terhadap suatu bidang atau objek
yang diminati dengan melakukan suatu kegiatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang
dapat dikatakan memiliki minat terhadap seuatu objek tertentu apabila
terdapat unsur-unsur berikut: adanya perhatian, perasaan senang dan
kehendak atau hasrat untuk meraih objek tersebut.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat timbul karena
pengaruh dari beberapa faktor. Menurut Dalyono (2007: 56) “Minat
dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati
sanubari, minat yang besar terhadap sesuatu”. Menurut Haditono dalam
subekti (2007: 8) minat dipengaruhi oleh dua faktor:
1) Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang di inginkan karena seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari dalam diri orang itu sendiri. Orang senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Seperti : rasa senang, mempuyai perhatian lebih, semangat, motivasi,emosi.
2) Faktor dari luar (ekstrinsik) bahwa suatu perbuatan dilakukan atas dorongan/pelaksanaan dari luar. Orang melakukan perbuatan itu karena ia didorong/dipaksa dari luar. Seperti: Lingkungan, orang tua, guru.
Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Mahmud (2001: 56)
menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya
32
1) Faktor dorongan atau keinginan dari dalam (inner urgest)
Dorongan atau keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap sesuatu akan menimbulkan minat tertentu, termasuk di
dalamnya berkaitan dengan faktor-faktor biologis yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan.
2) Faktor motif sosial (social motive)
Faktor ini menimbulkan seseorang menaruh minat terhadap
suatu aktifitas agar dapat diterima dan diakui oleh lingkungan dimana
seseorang berada, termasuk di dalamnya faktor status sosial, harga
diri, pretise dan sebagainya.
3) Faktor emosional (emotional motive)
Faktor yang berkaitan dengan perasaan dan emosi yang berupa
dorongan-dorongan, motif-motif, respon-respon emosional dan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang. Faktor ini
merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian
terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu.
Sedangkan menurut Sunarto dan Hartono (2002: 22) faktor yang
mempengaruhi minat seseorang terhadap suatu objek tertentu: 1) Faktor
sosial, ekonomi orang tua dan masyarakat. 2) Faktor lingkungan baik
lingkungan kehidupan masyarakat, lingkungan kehidupan rumah tangga
atau teman sebaya. 3) Faktor pandangan hidup merupakan bagian yang
33
Menurut Johanes yang dikutip oleh Walgito (1999: 35) bahwasanya
minat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Minat intrinsik
Minat yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya
pengaruh dari luar. Seperti: persepsi, prestasi, bakat, jenis kelamin,
pengalaman dan harapan bekerja.
2) Minat ekstrinsik
Minat yang timbul karena pengaruh dari luar. Seperti:
lingkungan keluarga, orang tua, informasi dunia kerja, lingkungan
sosial.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseorang dapat dibagi
menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik
adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa adanya
pengaruh dari luar. Faktor intrinsik dapat ditimbulkan karena persepsi,
motivasi, pengalaman, IPK. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor
yang timbul karena ada pengaruh dari luar, seperti: lingkungan keluarga,
lingkungan sosial masyarakat, dan informasi dunia kerja.
B.Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Iswaluyani (2005) yang berjudul” Pengaruh
prestasi belajar dan pengalaman PPL terhadap kesiapan mahasiswa FIS
angkatan 2001 UNY untuk menjadi guru”. Penelitian ini bertujuan untuk
34
dari penelitian ini menunjukkan koefisien determinasi sebesar 0,404 yang
artinya pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan menjadi guru sebesar
40,4%. Penelitian yang dilakukan Iswaluyani ini memiliki kesamaan tujuan,
yaitu melihat pengaruh salah satu variabel bebas terhadap kesiapan menjadi
guru. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Iswaluyani variabel bebasnya
adalah prestasi belajar dan pengalaman PPL dan variabel terikatnya adalah
kesiapan menjadi guru, sedangkan dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah pengalaman PPL dan faktor motif sosial dan variabel terikatnya minat
menjadi guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Abu Salman (2008) yang berjudul
“Pengaruh pengalaman PPL dan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru
pada mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY angkatan 2008” menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru. Ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung > t tabel yaitu 4.295 > 1,658 dengan
koefisien determinasi sebesar 18,16 yang artinya variabel pengalaman PPL
mempengaruhi minat sebesar 18,16 %. terdapat pengaruh positif prestasi
belajar terhadap minat menjadi guru. Ini ditunjukkan dengan nilai t hitung > t
tabel yaitu 2,902 > 1,658 dengan koefisien determinasi sebesar 10,60 yang
artinya variabel pengalaman PPL mempengaruhi minat sebesar 10,60 %.
Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang dilakukan
oleh Abu Salman adalah sama-sama meneliti minat menjadi guru. Perbedaan
35
belajar sedangkan penelitian ini variabel bebasnya pengalaman PPL dan faktor
motif sosial.
Penelitian oleh Wisnu Pramuja (2008) yang berjudul” Pengaruh kesiapan
menjadi guru dan lingkungan keluarga terhadap minat menjadi guru mahasiswa
Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kesiapan menjadi guru terhadap minat menjadi
guru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
kesiapan menjadi guru terhadap minat menjadi guru. Hal ini ditunjukkan
dengan Rxy 0,491 dan R2 0,241. Pengaruh kesiapan menjadi guru terhadap
minat menjadi guru sebesar 24,1%. Penelitian yang dilakukan Wisnu Pramuja
ini memiliki kesamaan tujuan, yaitu melihat pengaruh salah satu variabel
terhadap minat menjadi guru. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Wisnu
Pramuja variabel bebasnya adalah kesiapan menjadi guru, sedangkan dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah pengalaman PPL dan faktor motif
sosial.
Penelitian oleh Andriyani (2009) yang berjudul “Pengaruh Prestasi PPL
dan aspek sosial terhadap minat menjadi guru Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta”. Menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
prestasi PPL (nilai dari guru pamong) terhadap minat menjadi guru yang
dibuktikan dengan t hitung 4,207 lebih besar t tabel sebesar 1,6526. Terdapat
pengaruh posistif dan signifikan aspek sosial terhadap minat mahasiswa
menjadi guru dengan t hitung 5,036 lebih besar dari t tabel sebesar 1,6526.