• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak

sebagai persyaratan pengujian hipotesis. Untuk mengetahui sebaran tiap

variabel normal atau tidak, rumus yang digunakan dalam uji normalitas

ini adalah rumus Kolmogorov Smirnov. Data dikatakan normal apabila

nilai dari probabilitas dalam SPSS lebih besar dari 0,05. Sehingga jika

harga Kolmogorov Smirnov hasil untuk masing-masing variabel lebih

besar dari 0,05 maka sebaran datanya normal. Sedangkan jika kurang

dari 0,05 maka distribusi datanya tidak normal (Sairoh, 2016: 72)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

57

tidak. Uji linearitas dengan menggunakan bantuan software statistik

SPSS. Kriteria pengambilan kesimpulan adalah apabila nilai FHitung <

Ftabel maka distribusi data dikatakan linear dan apabila nilai FHitung > Ftabel

maka distribusi datanya tidak linear.

3. Pengujian Hipotesis

a. Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel dependen.

Interval koefisien determinasi adalah antara 0,00 sampai 1,000. Nilai R2

yang mendekati 0,00 berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen sangat rendah. Nilai yang

mendekati 1,000 berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013: 97).

b. Uji Ftest (Uji Secara serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel

dependen (Bawono, 2006: 91). Uji F digunakan untuk menguji kelayakan

suatu model. Uji signifikansi ini meliputi pengujian signifikansi

persamaan regresi secara keseluruhan serta koefisien regresi parsial

spesifik. Kriteria pengambilan keputusan dengan membandingkan nilai F

58

lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.(Ghozali, 2016:

96).

c. Uji ttest (uji secara parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara individu atau

sendiri-sendiri. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap

variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

t = Keterangan: t : t hitung r : koefisien korelasi n : jumlah responden (Sugiyono, 2017: 230).

Setelah diperoleh t hitung selanjutnya bandingkan dengan t tabel. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 5%. Adapun kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak H1 diterima

2) Jika thitung≤ ttabel , maka H0 diterima H1 ditolak

Apabila thitung > ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut

menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara sebagian variabel

59

maka koefisien korelasi parsial tersebut tidak menunjukkan adanya

pengaruh secara parsial antara sebagian variabel bebas dengan variabel

60 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Analisis Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data

Deskripsi data merupakan paparan data yang telah dikumpulkan

selama penelitian. Data ditampilkan secara sitematis dan rasional yang

menggambarkan keterkaitan dan keutuhan fokus penelitian. Deskripsi data

yang disajikan dalam penelitian ini meliputi paparan/penyajian data tiap

variabel meliputi mean (M), median (Me), standar deviasi (SD).

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga angkatan 2014

yang telah melaksanakan kegiatan PPL. Pada penelitian ini jumlah populasi

sebanyak 311 mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple

random sampling, sehingga jumlah sampel yang didapat sebanyak 175

mahasiswa.

Berdasarkan hasil data penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan

bahwa mayoritas mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga angkatan 2014 yang menjadi

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 118 Mahasiswa atau 67%

dan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 57 mahasiswa atau

33%.

Dalam penelitian ini data penelitian mencakup data variabel bebas dan

data variabel terikat. Data variabel bebas meliputi variabel pengalaman PPL

61

minat menjadi guru (Y) pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga angkatan 2014.

Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini akan

dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Adapun analisis deskriptif dari masing-masing data tiap variabel

adalah sebagai berikut:

a. Pengalaman PPL

Dalam penelitian ini data pengalaman PPL diperoleh melalui

angket (kuesioner) yang diberikan kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

angkatan 2014 sebanyak 175 responden. Setelah memperoleh angka dari

angket yang disebar, langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis

terhadap data terebut. Dalam penelitian ini data diolah dengan

menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 23 dan diketahui

harga mean sebesar 58,27, median sebesar 59,00, standar deviasi sebesar

6,501, skor Maksimum sebesar 70 dari skor tertinggi yang mungkin

dicapai 70, skor minimum sebesar 32 dari skor terendah yang mungkin

dicapai 14. Untuk menemukan jumlah kelas interval digunakan rumus

Struges 1+3,3 log n, dimana n adalah jumlah responden. Dari penelitian

diketahui n adalah 175, sehingga diperoleh banyak kelas 1+3,3 log 175 =

8,402 = 8. Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar – data terkecil yakni 70 – 32 = 38. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu rentang

62

data : jumlah kelas interval yakni, 38 : 8 = 4,75 dibulatkan menjadi 5.

Berikut dapat dilihat tabel distribusi frekuensi variabel Pengalaman PPL.

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman PPL

No Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 32-36 1 0,57 2 37-41 2 1,14 3 42-46 5 2,86 4 47-51 17 9,71 5 52-56 35 20 6 57-61 59 33,71 7 62-66 40 22,86 8 67-71 16 9,15 Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui distribusi frekuensi variabel

pengalaman PPL paling tinggi pada kelas interval nomor 6 yang

mempunyai rentang 57-61 sebanyak 59 mahasiswa. Selanjutnya variabel

pengalaman PPL dapat digambarkan dalam diagram batang pada gambar

63

Gambar 4.1 Diagram Batang Variabel Pengalaman PPL

Distribusi frekuensi variabel pengalaman PPL dapat dilihat pada

gambar 4.1 yaitu pada interval 32-36 sebanyak 1 mahasiswa, interval

37-41 sebanyak 2 mahasiswa, interval 42-46 sebanyak 5 mahasiswa, interval

47-51 sebanyak 17 mahasiswa, interval 52-56 sebanyak 35 mahasiswa,

interval 57-61 sebanyak 59 mahasiswa, interval 62-66 sebanyak 40

mahasiswa, interval` 66-71 sebanyak 16 mahasiswa.

Untuk mencari nilai mean ideal (Mi) menggunakan rumus ½ (skor

tertinggi + skor terendah) yakni ½ ( (14x5) + (14x1) ) = ½ (70 + 14) = ½

(84) = 42. Jadi diperoleh nilai mean ideal (rata-rata ideal) sebesar 42.

Dan untuk mencari Standar Deviasi Ideal (SDi) digunakan rumus 1/6

(skor tertinggi – skor terendah) yaitu 1/6 ( (14x5) -(14x1) ) = 1/6 (70-14) = 1/6 (56) = 9,3 dibulatkan menjadi 9. Jadi diperoleh nilai standar

deviasi ideal sebesar 9. Dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan

0 10 20 30 40 50 60 32-36 37-41 42-46 47-51 52-56 57-61 62-66 67-71 Fr e ku e n si Interval

Pengalaman PPL

64

dalam 3 kategori, maka dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi

kategori kecenderungan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Pengalaman PPL

No Skor F Frekuensi Relatif (%) Kategori

1 X ≥51 154 88 Tinggi

2 33 ≤ X < 51 20 11 Sedang

3 X < 33 1 1 Rendah

Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel pengalaman

PPL memiliki kecenderungan sebesar 88% sebanyak 154 mahasiswa

memiliki pengalaman PPL yang tinggi, sebesar 11% sebanyak 20

mahasiswa memiliki pengalaman PPL yang sedang, dan sebesar 1%

sebanyak 1 mahasiswa memiliki pengalaman PPL yang rendah. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kecenderungan memiliki pengalaman PPL

yang tinggi. Tabel distribusi kecenderungan variabel pengalaman PPL di

65

Gambar 4.2 Diagram Pie Kecenderungan Variabel Pengalaman PPL b. Faktor Motif Sosial

Data variabel faktor motif sosial diperoleh melalui angket

(kuesioner) yang diberikan kepada mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

angkatan 2014 sebanyak 175 responden. Intrumen faktor motif sosial

diukur menggunakan empat indikator yang dikembangkan menjadi 12

pernyataan. Data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for

windows versi 23 dan diketahui harga mean sebesar 50,67, modus 48,

median sebesar 51, standar deviasi sebesar 6,323, skor maksimum

sebesar 60 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 60, skor minimum

sebesar 23 dari skor terendah yang mungkin dicapai 12. Untuk

menemukan jumlah kelas interval digunakan rumus Struges 1+3,3 log n,

dimana n adalah jumlah responden. Dari penelitian diketahui n adalah

175, sehingga diperoleh banyak kelas 1+3,3 log 175 = 8,402 = 8.

Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar – data terkecil yakni 60

88% 11%

1%

Pengalaman PPL

66

– 23 = 37. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu rentang data : jumlah kelas

interval yakni, 37 : 8 = 4,625 dibulatkan menjadi 5. Tabel distribusi

frekuensi variabel faktor motif sosial dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Variabel Faktor Motif Sosial

No Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 23-27 2 1,14 2 28-32 0 0 3 33-37 4 2,29 4 38-42 10 5,71 5 43-47 30 17,14 6 48-52 55 31,43 7 53-57 54 30,86 8 58-62 20 11,43 Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui distribusi frekuensi variabel

faktor motif sosial paling tinggi pada kelas interval nomor 6 yang

mempunyai rentang 48-52 sebanyak 55 mahasiswa. Selanjutnya variabel

faktor motif sosial dapat digambarkan dalam diagram batang pada

67

Gambar 4.3 Diagram Batang Variabel Faktor Motif Sosial

Distribusi frekuensi variabel faktor motif sosial dapat dilihat pada

gambar 4.3 yaitu pada interval 23-27 sebanyak 2 mahasiswa, interval

28-32 sebanyak 0 mahasiswa, interval 33-37 sebanyak 4 mahasiswa, interval

38-42 sebanyak 10 mahasiswa, interval 43-47 sebanyak 30 mahasiswa,

interval 48-52 sebanyak 55 mahasiswa, interval 53-57 sebanyak 54

mahasiswa, interval 58-62 sebanyak 20 mahasiswa.

Untuk mencari nilai mean ideal (Mi) menggunakan rumus ½ (skor

tertinggi + skor terendah) yakni ½ ( (12x5) + (12x1) ) = ½ (60 + 12) = ½

(72) = 36. Jadi diperoleh nilai mean ideal (rata-rata ideal) sebesar 36.

Dan untuk mencari Standar Deviasi Ideal (SDi) digunakan rumus 1/6

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 23-27 28-32 33-37 38-42 43-47 48-52 53-57 58-62 Fre ku e n si Interval

68

(skor tertinggi – skor terendah) yaitu 1/6 ( (12x5) - (12x1) ) = 1/6 (60-12) = 1/6 (48) = 8. Jadi diperoleh nilai standar deviasi ideal sebesar 8.

Dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kategori, maka

dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi kategori kecenderungan

sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Kecenderungan Variabel Faktor Motif Sosial

No Skor F Frekuensi Relatif (%) Kategori

1 X ≥ 44 154 88% Sangat mendukung 2 28 ≤ X < 44 19 11% Kurang mendukung 3 X < 28 2 1% Tidak mendukung Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel faktor motif

sosial memiliki kecenderungan sebesar 88% sebanyak 154 mahasiswa

memiliki faktor motif sosial yang sangat mendukung, sebesar 11%

sebanyak 19 mahasiswa memiliki faktor motif sosial yang kurang

mendukung, dan sebesar 1% sebanyak 2 mahasiswa memiliki faktor

motif sosial yang tidak mendukung. Jadi dapat disimpulkan bahwa

69

Tabel distribusi kecenderungan variabel faktor motif sosial di atas dapat

digambarkan dengan diagram pie sebagai berikut:

Gambar 4.4 Diagram Pie Kecenderungan Variabel Faktor Motif Sosial c. Minat Menjadi Guru

Data variabel minat menjadi guru diperoleh melalui angket

(kuesioner) yang diberikan kepada mahasiswa jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

angkatan 2014 sebanyak 175 responden. Data yang diperoleh,

selanjutnya diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for

windows versi 23 dan diketahui harga mean sebesar 51,31, modus 51,

median sebesar 52, standar deviasi sebesar 5,636, skor maksimum

sebesar 60 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 60, skor minimum

sebesar 26 dari skor terendah yang mungkin dicapai 12. Untuk

88% 11% 1%

Faktor Motif Sosial

X ≥ 44 (Sangat mendukung) 28 ≤ X < 44 (Kurang mendukung) X < 28 (Tidak mendukung)

70

menemukan jumlah kelas interval digunakan rumus Struges 1+3,3 log n,

dimana n adalah jumlah responden. Dari penelitian diketahui n adalah

175, sehingga diperoleh banyak kelas 1+3,3 log 175 = 8,402 = 8.

Rentang data (Range) diperoleh dari data terbesar – data terkecil yakni 60

– 26 = 34. Dengan diketahui rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas interval masing-masing kelompok yaitu rentang data : jumlah kelas

interval yakni, 34 : 8 = 4,25. Tabel distribusi frekuensi variabel minat

menjadi guru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Variabel Minat Menjadi Guru

No Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 26-30,25 1 0,57 2 30,5-34,75 0 0 3 35-39,25 3 1,71 4 39,5-43,75 13 7,43 5 44-48,25 18 10,29 6 48,5-52,75 65 37,14 7 53-57,25 45 25,72 8 57,5-61,75 30 17,14 Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui distribusi frekuensi variabel

minat menjadi guru paling tinggi pada kelas interval nomor 6 yang

71

variabel minat menjadi guru dapat digambarkan dalam diagram batang

pada gambar berikut ini:

Gambar 4.5 Diagram Batang Variabel Minat Menjadi Guru

Distribusi frekuensi variabel minat menjadi guru dapat dilihat pada

gambar 4.5 yaitu pada interval 26-30,25 sebanyak 1 mahasiswa, interval

30,5-34,75 sebanyak 0 mahasiswa, interval 35-39,25 sebanyak 3

mahasiswa, interval 39,5-43,75 sebanyak 13 mahasiswa, interval

44-48,25 sebanyak 18 mahasiswa, interval 48,5-52,75 sebanyak 65

mahasiswa, interval 53-57,25 sebanyak 45 mahasiswa, interval

57,5-61,75 sebanyak 30 mahasiswa.

Untuk mencari nilai mean ideal (Mi) menggunakan rumus ½ (skor

tertinggi + skor terendah) yakni ½ ( (12x5) + (12x1) ) = ½ (60 + 12) = ½

(72) = 36. Jadi diperoleh nilai mean ideal (rata-rata ideal) sebesar 36.

Dan untuk mencari Standar Deviasi Ideal (SDi) digunakan rumus 1/6

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 26-30,25 30,5-34,75 35-39,25 39,5-43,75 44-48,25 48,5-52,75 53-57,25 57,5-61,75 Fre ku ensi Interval

72

(skor tertinggi – skor terendah) yaitu 1/6 ( (12x5) - (12x1) ) = 1/6 (60-12) = 1/6 (48) = 8. Jadi diperoleh nilai standar deviasi ideal sebesar 8.

Dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan dalam 3 kategori, maka

dapat dibuatkan tabel distribusi frekuensi kategori kecenderungan

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Kecenderungan Skor Variabel Minat Menjadi Guru

No Skor F Frekuensi Relatif (%) Kategori

1 X ≥ 44 158 90 Tinggi

2 28 ≤ X < 44 16 9 Sedang

3 X < 28 1 1 Rendah

Jumlah 175 100

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa variabel faktor motif

sosial memiliki kecenderungan sebesar 90% sebanyak 158 mahasiswa

memiliki minat untuk menjadi guru yang tinggi, sebesar 9% sebanyak 16

mahasiswa memiliki minat untuk menjadi guru sedang, dan sebesar 1%

sebanyak 1 mahasiswa memiliki minat untuk menjadi guru rendah. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kecenderungan memiliki minat menjadi guru

tinggi. Tabel distribusi kecenderungan variabel minat menjadi guru di

73

Gambar 4.6 Diagram Pie Variabel Minat Menjadi Guru 90%

9%

1%

Minat Menjadi Guru

74 2. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi data yang diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi

normal atau tidak sebagai persyaratan pengujian hipotesis. Untuk

mengetahui sebaran tiap variabel normal atau tidak, rumus yang

digunakan dalam uji normalitas ini adalah rumus Kolmogorov Smirnov.

Data dikatakan normal apabila nilai dari probabilitas dalam SPSS lebih

besar dari 0,05. Sehingga jika harga Kolmogorov Smirnov hasil untuk

masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka sebaran datanya

normal. Sedangkan jika kurang dari 0,05 maka distribusi datanya tidak

normal. Hasil dari uji normalitas ditunjukkan dengan tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.7

Ringkasan Hasil Uji Normalitas Variabel Pengalaman PPL dan Faktor Motif Sosial terhadap Minat Menjadi Guru

Variabel Asymp. Sig Keterangan

Pengalaman PPL 0,089 Normal

Faktor Motif Sosial 0,086 Normal

Minat Menjadi Guru 0,118 Normal

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi variabel kegiatan

PPL sebeser 0,089, variabel faktor motif sosial sebesar 0,086 dan

75

dari masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data dari masing-masing variabel berdistribusi

normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) memiliki hubungan linear atau

tidak. Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program SPSS for windows versi 23. Kriteria pengambilan

kesimpulan adalah apabila nilai FHitung < Ftabel maka distribusi data

dikatakan linear dan apabila nilai FHitung > Ftabel maka distribusi datanya

tidak linear. Hasil uji linearitas ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Ringkasan Hasil Uji Linearitas Variabel Pengalaman PPL dan Faktor Motif Sosial terhadap Minat Menjadi Guru

Variabel

Df FHitung Ftabel Ket.

Bebas Terikat Pengalaman PPL Minat Menjadi Guru 27:146 1,456 1,59 Linear Faktor Motif Sosial Minat Menjadi Guru 26:147 0,919 1,59 Linear

76

Uji linearitas untuk hubungan variabel pengalaman PPL dan minat

menjadi guru diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,456 sedangkan nilai Ftabel

dengan db pembilang 27 dan penyebut 146 pada taraf signifikansi 5%

sebesar 1,59. Dengan demikian nilai FHitung < Ftabel. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hubungan antara variabel pengalaman PPL (X1) dan

minat menjadi guru (Y) linear.

Sedangkan untuk Uji linearitas untuk hubungan variabel faktor

motif sosial dan minat menjadi guru diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,919

sedangkan nilai Ftabel dengan db pembilang 26 dan penyebut 147 pada

taraf signifikansi 5% sebesar 1,59. Dengan demikian nilai FHitung < Ftabel.

Jadi dapat disimpulkan bahwa antara variabel faktor motif sosial (X2) dan

minat menjadi guru (Y) memiliki hubungan linear.

3. Pengujian Hipotesis a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi simultan (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan sebuah model menerangkan variasi variabel

dependen. Interval koefisien determinasi adalah antara 0,00 sampai

1,000. Nilai R2 yang mendekati 0,00 berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen sangat

terbatas. Nilai yang mendekati 1,000 berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2016: 95). Dalam

77

windows versi 23 dan diperoleh nilai koefisien determinasi simultan (R2)

sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,859a ,738 ,735 2,901

Dari tampilan output SPSS Model summary pada tabel 4.9 hasil

pengujian regresi ganda menunjukkan bahwa koefisien determinasi

simultan (R2) sebesar 0,735 atau 73,5%. Hal ini berarti 73,5% variabel

minat menjadi guru dipengaruhi oleh variabel pengalaman PPL dan

variabel faktor motif sosial, sedangkan sisanya (100% - 73,5% = 26,5%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Koefisien determinasi parsial (r2) digunakan untuk mengetahui

seberapa besarnya kontribusi yang diberikan masing-masing prediktor

secara parsial, yaitu variabel pengalaman PPL dan faktor motif sosial

terhadap minat menjadi guru dengan taraf signifikansi 5%. Untuk

mencari nilai koefisien determinasi secara parsial maka menggunakan

bantuan program SPSS for windows versi 23. Ketika melakukan uji

parsial yaitu pada tabel coefficient. Caranya adalah dengan

menguadratkan nilai correlations parsial dalam tabel, kemudian diubah

ke dalam bentuk persentase. Berikut ini adalah hasil koefisien

78

Tabel 4.10

Hasil Koefisien Determinasi Parsial (r2) Coefficientsa

Model

Correlations

Collinearity

Statistics

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 Pengalaman_PPL ,772 ,405 ,227 ,435 2,296

Faktor_Motif_Sosial ,829 ,593 ,376 ,435 2,296

Hasil output program SPSS for windows versi 23 pada tabel 4.10

menunjukkan bahwa koefisien determinasi parsial (r2) untuk variabel

Pengalaman PPL (X1) sebesar 0,405. Nilai tersebut kemudian

dikuadratkan dan diprosentasekan menjadi (0,405)2 x 100% dan

diperoleh hasil 16,40%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa secara parsial variabel pengalaman PPL berpengaruh terhadap

terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga

angkatan 2014 sebesar 16,40%. Sedangkan untuk variabel faktor motif

sosial (X2) memiliki koefisien determinasi parsial (r2) sebesar 0,593.

Nilai tersebut kemudian dikuadratkan dan diprosentasekan menjadi

(0,593)2 x 100% dan diperoleh hasil 35,16%. Berdasarkan hasil tersebut

dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel pengalaman PPL

berpengaruh terhadap terhadap minat menjadi guru pada mahasiswa PAI

79 b. Uji Ftest (Uji Secara serempak)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh

variabel independen secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel

dependen (Bawono, 2006: 91). Dalam penelitian ini Uji Ftest dilakukan

dengan bantuan SPSS for windows versi 23 dan dapat dilihat dalam uji

ANOVA berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Ftest)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1Regression 4080,661 2 2040,330 242,518 ,000b Residual 1447,053 172 8,413 Total 5527,714 174

Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan pengaruh

pengalaman PPL (X1) dan faktor motif sosial (X2) terhadap minat

menjadi guru (Y) diperoleh Fhitung sebesar 242,518 dengan nilai

signifikansi 0,000, karena nilai sig F lebih kecil dari 0,05 maka dapat

dikatakan bahwa pengalaman PPL dan faktor motif sosial secara

bersama-sama berpengaruh terhadap minat menjadi guru. Artinya,

80

signifikan pengalaman PPL dan faktor motif sosial terhadap minat

menjadi guru” diterima. c. Uji ttest (uji secara parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara individu atau

sendiri-sendiri. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap

variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Setelah diperoleh t hitung selanjutnya bandingkan dengan t tabel. Taraf

signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Adapun kriteria pengujiannya

adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak Ha diterima

2) Jika thitung≤ ttabel , maka H0 diterima Ha ditolak

Apabila thitung > ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut

menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara sebagian variabel

independen dengan variabel dependen. Begitu juga sebaliknya apabila

thitung ≤ ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara sebagian variabel independen

dengan variabel dependen.

Untuk menginterpretasikan koefisien variabel independen dapat

menggunakan unstandardized coefficients. Dalam penelitian ini

penghitungan menggunakan bantuan SPSS for windows versi 23. Adapun

81

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t tes)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 8,178 2,029 4,032 ,000 Pengalaman_PPL ,298 ,051 ,344 5,814 ,000 Faktor_Motif_ Sosial ,509 ,053 ,570 9,649 ,000

Persamaan regresi berganda adalah: Y = a + b1X1 + b2X2 + e.

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui konstanta (a) sebesar 8,178. Untuk hasil

perhitungan secara parsial variabel pengalaman PPL (X1) terhadap minat

menjadi guru (Y) diperoleh nilai thitung sebesar 5,814 dengan signifikansi

0,000 dan koefisien regresi (b1) sebesar 0,298 karena nilai signifikansi

0,000 < 0,05 dan koefisien regresi bernilai positif, maka H0 ditolak dan

Ha1 diterima yaitu yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan pengalaman PPL terhadap minat menjadi guru”. Hal ini

membuktikan bahwa pengalaman PPL berpengaruh positif terhadap

minat menjadi guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan

2014”.

Pada variabel faktor motif sosial (X2) terhadap minat menjadi guru

82

koefisien regresi (b2) sebesar 0,509 karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05

dan koefisien regresi bernilai positif, maka H0 ditolak dan Ha2 diterima

yaitu yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

faktor motif sosial terhadap minat menjadi guru”. Hal ini membuktikan

bahwa faktor motif sosial berpengaruh positif terhadap minat menjadi

guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014”. Jadi

persamaan regresi berganda yang diperoleh adalah Y = 8,178 + 0,298 X1

+ 0,509 X2. Persamaan regresi tersebut mengandung arti bahwa jika hasil

analisis regresi menunjukkan nilai konstanta sebesar 8,178 ini dapat

diartikan bahwa variabel pengalaman PPL (X1) dan faktor motif sosial

(X2) nilainya 0, maka minat menjadi guru (Y) nilainya 8,178.

B.Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Pengalaman PPL Terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga Angkatan 2014

Praktek pengalaman lapangan berorientasi pada semua kegiatan yang

berkaitan dengan pembelajaran serta terarah pada pembentukan

kemampuan-kemampuan profesional pada mahasiswa sebagai calon guru

atau tenaga kependidikan lainnya. PPL diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar bagi mahasiswa, terutama dalam pengalaman mengajar,

memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetisi yang

diperlukan dalam profesinya, meningkatkan keterampilan, kemandirian,

tanggung jawab, dan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah.

83

menjadi guru juga semakin tinggi karena mereka sudah memiliki

pengalaman untuk menjadi guru.

Hasil pengujian variabel pengalaman PPL terhadap minat menjadi

guru pada mahasiswa PAI FTIK IAIN Salatiga angkatan 2014 menunjukkan

bahwa variabel pengalaman PPL memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap minat menjadi guru. Hal ini berarti bahwa semakin baik

Dokumen terkait