MINYAK BUMI DAN BBM
6. 1 Cadangan Minyak Bumi (Crude Oil)
Berdasarkan inf ormasi yang disampaikan dalam Int er nat i onal Ener gy Out l ook 2009, cadangan t erbukt i minyak bumi dunia per Januari 2009 adalah sebesar 1342, 2 miliar barel. Jumlah cadangan t erbukt i minyak bumi Indonesia hanya set ara dengan 0, 3% dari cadangan minyak bumi dunia (OPEC, 2009).
Cadangan minyak bumi Indonesia t erdapat diberbagai wilayah kepulauan Indonesia sepert i wilayah Sumat era (NAD, Sumat era Ut ara, Sumat era Tengah, dan Sumat era Selat an), Nat una, Jawa (Jawa Barat dan Jawa Timur), Kalimant an (Kalimant an Timur dan Kalimant an Selat an), Sulawesi (Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selat an), Maluku dan Papua. Tot al cadangan minyak bumi per Januari 2008 adalah sebesar 8. 219, 22 MMSTB (Mi l l i on St ock Tank Bar r el s). Cadangan t ersebut berupa cadangan t erbukt i sebesar 3. 747, 50 MMSTB dan cadangan pot ensial sebesar 4. 471, 72 MMSTB. Perincian cadangan minyak bumi dalam masing-masing wilayah dapat dilihat pada Tabel 6. 1.
Tabel 6. 1 Cadangan minyak bumi berdasarkan wilayah
Wilayah Cadangan (MMSTB) Sumat era 5. 273, 99 Nat una 414, 03 Jawa 1. 509, 90 Kalimant an 765, 75 Sulawesi 58, 02 Maluku 136, 70 Papua 60, 83 Tot al 8. 219, 22
Sumber: Dit j en Migas, st at us Januari 2008
Tabel 6. 1 menunj ukkan bahwa lokasi cadangan minyak bumi t erbesar (64%) t erdapat di Sumat era, diikut i oleh Jawa (18%) dan Kalimant an (9%). Sisa cadangan minyak bumi, sebesar 9% t ersebar diberbagai wilayah Indonesia.
Secara umum, t erj adi penurunan j umlah cadangan minyak Indonesia, baik cadangan t erbukt i maupun cadangan pot ensial. Berbagai kebij akan t elah dikelurakan pemerint ah unt uk mendorong kegiat an pencarian dan penemuan cadangan baru, ant ara lain Permen ESDM No. 0008 t ahun 2005 t ent ang insent if pengembangan lapangan minyak bumi marginal dan Permen Keuangan No. 177/ PMK. 011/ 2007 t ent ang pembebasan bea masuk at as impor barang unt uk kegiat an hulu minyak dan gas bumi sert a panas bumi. Meskipun demikian, usaha ini relat if belum t ampak hasilnya. Perkembangan cadangan t erbukt i dan
pot ensial minyak bumi di Indonesia dari t ahun 2000 – 2008 dit unj ukkan pada Gambar 6. 1. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 M iny ak B u m i ( M ily ar B a re l) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Terbukti Potensial Total Sumber: CDIEMR (2009)
Gambar 6. 1 Perkembangan cadangan terbukti dan potensial minyak bumi
6. 2 Pasokan Minyak Bumi dan BBM Saat Ini 6. 2. 1 Minyak Bumi
Produksi minyak bumi dilakukan oleh berbagai perusahaan sepert i Pert amina dan perusahaan-perusahaan swast a lainnya yang mengelola wilayah usaha pert ambangan Pert amina dengan sist em Daerah Operasi Hulu (DOH), Joi nt Oper at i on Body (JOB), dan Techni cal Assi st ant Cont r act (TAC), sert a perusahaan-perusahaan yang mengel ola wilayah usaha pert ambangan pemerint ah dalam bent uk Pr oduct i on Shar i ng Cont r act (PSC). Pola pengel olaan ini mengakibat kan hanya sekit ar 65% dari semua produksi minyak di Indonesia yang benar-benar merupakan bagian pemerint ah karena harus dikurangi bagian operat or dan biaya produksi.
Secara umum produksi minyak bumi t erus mengalami penurunan. Penurunan produksi t ersebut sej alan dengan menurunnya cadangan t erbukt i minyak bumi, karena t idak dit emukannya cadangan minyak bumi yang pot ensial . Penurunan produksi minyak bumi ini mengakibat kan penurunan ekspor minyak bumi dan input minyak bumi dal am negeri ke kilang.
Sesuai dengan kapasit as kilang minyak yang ada, pasokan minyak bumi ke kilang diupayakan selalu t et ap. Guna menj amin pasokan yang relat if t et ap t ersebut , penurunan pasokan minyak bumi dari dalam negeri perlu diimbangi dengan peningkat an impor minyak bumi. Adapun laj u penurunan produksi minyak bumi rat a-rat a dalam kurun wakt u 2000-2008 adalah sebesar 4, 5% per
t ahun. Penurunan produksi minyak t ersebut berpengaruh t erhadap j umlah minyak bumi yang dapat diekspor.
Sesuai dengan rancang bangun kilang minyak yang ada di Indonesia pada saat ini, t idak semua j enis minyak bumi yang diproduksi di dalam negeri dapat diolah pada kilang minyak yang ada dengan hasil yang opt imal. Hal ini disebabkan oleh spesif ikasi minyak bumi t ersebut t idak sesuai dengan j enis proses yang t erdapat pada kilang yang ada, sehingga ekspor harus dilakukan t erhadap j enis minyak bumi yang t idak/ kurang dibut uhkan dan impor harus dilakukan t erhadap j enis minyak bumi yang dibut uhkan unt uk memproduksi produk kilang minyak t ert ent u. Perincian produksi, ekspor dan impor minyak bumi di dalam negeri dari t ahun 2000-2008 dapat dilihat pada Gambar 6. 2.
0 150 300 450 600 Mi ny ak Ment a h (J u ta B a re l) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Produksi Ekspor Impor Sumber: Dit j en Migas
Gambar 6. 2 Perkembangan produksi, impor, dan ekspor minyak mentah Pasokan minyak bumi yang merupakan penj umlahan produksi dan impor dikurangi ekspor minyak bumi. Impor minyak bumi merupakan bagian yang sangat pent ing dalam pemenuhan kebut uhan minyak bumi di dalam negeri. 6. 2. 2 BBM
Sesuai dengan kapasit as kilang yang ada pada saat ini, produksi BBM dalam kurun wakt u 2000-2008 cenderung menurun dengan laj u penurunan rat a-rat a sekit ar 1% per t ahun. Penurunan t ersebut disebabkan oleh t idak opt imal nya operasi kil ang minyak yang ada sebagai akibat spesif ikasi minyak ment ah yang digunakan t idak sesuai dengan spesif ikasi minyak ment ah yang digunakan dalam rancang bangun kilang t ersebut . Upaya yang biasa dil akukan unt uk memperkecil ket idaksesuaian t ersebut adalah dengan mencampur beberapa j enis minyak ment ah, sehingga diperol eh spesif ikasi minyak ment ah yang mendekat i.
Meningkat nya kegiat an perekonomian t elah mendorong peningkat an konsumsi BBM. Impor BBM harus dilakukan unt uk mengat asi kekurangan BBM di dalam negeri. Jenis BBM yang diimpor dalam j umlah yang relat if besar adalah premium, minyak diesel dan minyak bakar. Adapun l aj u peningkat an impor BBM rat a-rat a dalam kurun wakt u 2000-2008 adalah sebesar 7% per t ahun. Dalam j umlah yang t erbat as, kadang-kadang beberapa j enis BBM, sepert i premium, minyak diesel dan minyak bakar diekspor. Dimasa depan, minyak bakar t idak akan dij ual karena harganya yang rendah, bahkan lebih rendah dari pada harga minyak ment ah it u sendiri. Minyak bakar yang dihasilkan kilang minyak akan diproses lagi unt uk mendapat kan produk kilang minyak yang bernilai ekonomi t inggi, sepert i premium dan minyak diesel. Pada Gambar 6. 3 dapat dil ihat perkembangan produksi, ekspor, dan impor BBM dari t ahun 2000-2008. 0 75 150 225 300 BBM (Ju ta Ba re l) 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Produksi Ekspor Impor
Sumber: Dit j en Migas
Gambar 6. 3 Perkembangan produksi, impor dan ekspor BBM
Melihat pada kapasit as dan kemampuan kilang minyak yang ada unt uk memproduksi BBM sert a pol a konsumsi BBM di dalama negeri, maka impor BBM akan t erus meningkat di masa yang dat ang.
6. 3 Proyeksi Pasokan Minyak Bumi dan BBM
Pada bagian ini akan dibahas proyeksi pasokan minyak bumi (minyak ment ah, crude) dan BBM yang dibuat unt uk skenario PDB rendah (5, 5%) dan PDB t inggi (7, 0%). Pada masing-masing skenario t ersebut , dit et apkan kasus harga minyak rendah 60 $/ barel dan harga minyak kasus t inggi 90 $/ barel. Pasokan minyak bumi dan BBC (BBM plus BBN) diuraikan secara t erperinci unt uk kasus dasar, yait u pert umbuhan PDB rendah dan harga minyak rendah. Pada kasus dasar, j uga diuraikan pasokan minyak t ot al yang merupakan penj umlahan dari pasokan minyak bumi dan BBM. Selanj ut nya, pasokan dan konsumsi minyak bum, BBC dan minyak t ot al pada skenario yang l ain (PDB t inggi) dan kasus yang lain (harga minyak ment ah t inggi dan rendah) disampaikan di bawah ini.
6. 3. 1 Kasus GDP Rendah dan Harga Minyak Ment ah Rendah
Adapun perkembangan pasokan minyak bumi, BBM dan minyak t ot al pada kasus dapat dilihat pada bagian berikut .
A. Minyak Bumi
Minyak yang diproduksi dan t idak diekspor akan diolah menj adi BBM di beberapa kilang minyak dalam negeri, sehingga kebut uhan minyak berkait an dengan kebut uhan BBM. Prakiraan produksi, impor, ekspor dan konsumsi minyak ment ah dari t ahun 2009-2030 dapat dilihat pada Gambar 6. 4.
Gambar 6. 4 Prakiraan produksi, impor, ekspor dan konsumsi (kasus dasar) Pada kasus dengan t ingkat pert umbuhan ekonomi rendah (5, 5%) menyebabkan kegiat an perekonomian sedikit t ert ekan sehingga sekt or produksi sepert i sekt or indust ri, komersial, sekt or lain-lain (pert anian, konst ruksi dan Pert ambangan) dan sekt or t ransport asi kegiat annya menj adi l ambat . Namun dengan t erj adinya harga minyak ment ah yang rendah (60 $/ barel) kondisinya menj adi berbeda, sekt or indust ri dapat menekan biaya produksinya. Selanj ut nya kondisi ini akan mendorong dan meningkat kan kegiat an sekt or- sekt or lainnya dan berakhir pada pert umbuhan ekonomi. Pada kasus ini kebut uhan minyak ment ah akan t erus meningkat dengan t ingkat pert umbuhan sekit ar 1, 3% per t ahun. Meningkat nya kebut uhan minyak ment ah ini merupakan akibat dari bert ambahnya kapasit as kilang minyak yang ada.
Menurunnya cadangan t erbukt i minyak bumi, karena t idak dit emukannya cadangan minyak bumi yang pot ensial, dan makin sulit dan t ingginya biaya pencarian cadangan minyak, maka produksi minyak ment ah akan menurun. Produksi minyak ment ah pada kurun wakt u t ersebut akan menurun dengan t ingkat penurunan sekit ar 6% pert ahun, demikian j uga dengan ekspor minyak ment ah akan t urun dari sekit ar 133 j ut a barel pada t ahun 2009 menj adi sekit ar 10 j ut a barel pada t ahun 2016.
Unt uk memenuhi kebut uhan minyak ment ah yang t erus meningkat , diperlukan peningkat an impor minyak ment ah. Impor minyak ment ah meningkat dengan t ingkat pert umbuhan rat a-rat a per t ahun sekit ar 4, 8%. Berdasarkan j umlahnya, maka impor minyak ment ah pada t ahun 2030 mencapai 3 kali j umlah impor minyak ment ah pada t ahun 2009.
B. Bahan Bakar Cair (BBC)
BBC adalah gabungan dari BBM, bahan bakar nabat i (BBN) dan BBM sint et is dari produk pencairan bat ubara (PPB), sedangkan BBN t erdiri at as biodiesel dan bioet anol. Biaya produksi biodiesel dan bioet anol diperkirakan dapat bersaing dengan produk BBM f osil dan masuk dalam sist em penyediaan energi nasional. Sement ara it u, BBM sint et is dari PPB pada kasus dasar belum mencapai t ingkat keekonomiannya unt uk diproduksi. Perkembangan produksi, impor dan konsumsi BBC pada kasus dasar dari t ahun 2009-2030 dapat dilihat pada Gambar 6. 5.
Gambar 6. 5 Prakiraan produksi, impor dan konsumsi BBC
Pada kasus ini kebut uhan BBC dalam negeri pada kurun wakt u 2009-2030 akan meningkat dengan t ingkat pert umbuhan rat a-rat a sekit ar 3% per t ahun. Sebagian besar dari kebut uhan BBC t ersebut akan dipenuhi dari produksi BBM dari kilang minyak dal am negeri, biodiesel dan bioet anol. Pada kasus ini unt uk memenuhi kebut uhan BBM yang t erus meningkat , seluruh produksi BBC (BBM, biodiesel dan bioet anol) nasional j uml ahnya dapat dit ingkat kan dengan t ingkat pert umbuhan rat a-rat a 2, 9% per t ahun. Perincian pasokan BBC t ersebut adalah sebagai berikut , produksi BBM meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 0, 84% per t ahun, produksi biodiesel meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 11, 4% per t ahun. Adapun produksi bioet anol meningkat dengan laj u pert umbuhan rat a-rat a 19, 0% per t ahun. Selanj ut nya, j uga diperlukan t ambahan dari impor BBM yang meningkat dengan t ingkat pert umbuhan rat a-rat a 3, 3% per t ahun.
C. Minyak total
Produksi minyak t ot al adalah penj umlahan produksi minyak bumi dan produksi kilang (BBM dan non BBM). Pada kasus dasar, produksi minyak t ot al sel ama kurun wakt u dari t ahun 2009-2030 menur un dengan laj u penurunan 6, 7% pert ahun. Sement ara it u, impor minyak t ot al meningkat dengan laj u peningkat an 4, 95% per t ahun. Ekspor minyak t ot al adalah penj umlahan ekspor minyak bumi, dit ambah ekspor produk kilang, baik BBM dan ekspor non BBM. Ekspor produk kilang minyak t erut ama dalam bent uk non BBM. Ekspor minyak t ot al menurun dengan laj u penurunan 8, 47% pert ahun. Gambar 6. 6 memperlihat kan perkiraan produksi, impor dan ekspor, sert a konsumsi minyak t ot al unt uk kasus dasar.
‐300 ‐150 0 150 300 450 600 750 900 2007 2010 2015 2020 2025 2030 Ju ta B a rr e l
Produksi Impor Ekspor Konsumsi
Gambar 6. 6 Prakiraan produksi, impor, ekspor dan konsumsi minyak total Dari Gambar 6. 6 t erlihat bahwa def isit pasokan minyak t ot al akan meningkat dengan laj u peningkat an 15, 58% per t ahun. Kondisi ini menggambarkan bahwa peran BBN masih kurang besar unt uk mengurangi impor. Melihat pada besarnya j umlah def isit t ersebut , peran BBN dan bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara perlu digiat kan. BBN pada harga minyak ment ah 60 $/ barel t elah layak secara ekonomi unt uk dikembangkan. Sement ara it u, bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara pada harga minyak ment ah 60 $/ barel bel um layak secara ekonomi unt uk dikembangkan.
6. 3. 2. Kasus Lainnya A. Minyak bumi
Sesuai dengan kasus dan skenario yang dipilih, maka pasokan maupun konsumsi minyak ment ah dan BBC berubah unt uk mendapat kan hasil yang opt imal . Tingkat PDB dan Harga minyak bumi akan berpengaruh t erhadap pasokan minyak bumi. PDB yang rendah (5, 5%) menyebabkan kondisi perekonomian menj adi kurang berkembang, bila dibandingkan dengan PDB yang t inggi (7%). Selanj ut nya, meni ngkat nya harga minyak bumi dari 60
$/ barel menj adi 90 $/ barel semakin menambah t ekanan t erhadap kegiat an ekonomi. Hal ini mengakibat kan sekt or-sekt or produksi menurunkan t ingkat produksinya. Selanj ut nya, peningkat an harga minyak bumi ini mengakibat kan penurunan pasokan minyak bumi, kondisi sebaliknya t erj adi pada saat penurunan harga minyak.
Persent ase peningkat an j umlah kebut uhan minyak bumi t ahun 2030 dibandingkan dengan j umlah kebut uhan minyak bumi t ahun 2009 unt uk set iap kasus R60, R90, T60, T90 secara bert urut -t urut adalah 33%, 25%, 34%, dan 26%.
Unt uk menget ahui pengaruh dari set iap kasus yang t erj adi t erhadap paramet er produksi, ekpor, impor dan kebut uhan minyak bumi dilakukan dengan menj umlahkan seluruh paramet er–paramet er t ersebut selama kurun wakt u dari t ahun 2009-2030. Selain it u j uga dilakukan dengan memperbandingan j umlah kebut uhan mi nyak ment ah t iap t ahunnya selama kurun wakt u t ersebut . Pengaruh dari skenario t erhadap j uml ah produksi, ekpor, impor dan kebut uhan minyak bumi pada kasus R60, R90, T60 dan T90 selama kurun dari t ahun 2009-2030 dapat dilihat pada Tabel 6. 2 berikut ini.
Tabel 6. 2 Produksi, ekspor, impor dan kebutuhan minyak bumi untuk setiap kasus
Kasus Parameter
R60 R90 T60 T90 Produksi (Jut a Barel) 4. 417 4. 417 4. 417 4. 417
Ekspor (Jut a Barel) 511 511 511 511
Impor (Jut a Barel) 5. 056 4. 646 5. 069 4. 661 Konsumsi (Jut a Barel ) 8. 962 8. 552 8. 975 8. 567
Dari Tabel 6. 2 t erlihat bahwa unt uk semua kasus, j umlah produksi, dan j umlah ekspor minyak bumi selama kurun wakt u 2009-2030 adalah sama. Hal ini menunj ukkan bahwa t ingkat produksi dan ekspor minyak ment ah t elah mencapai t ingkat yang maksimal, sehingga t idak t erpengaruh oleh t ingkat pert umbuhan ekonomi dan perubahan harga minyak ment ah. Tingkat produksi hanya dit ent ukan oleh kesiapan peralat an produksi para pengelola t ambang, dan ekspor minyak hanya dit ent ukan oleh j enis minyak bumi yang diproduksi. Dalam mengolah minyak bumi di kilang minyak, t idak semua minyak bumi yang diproduksi spesif ikasinya sesuai dengan j enis proses yang t erdapat pada kilang yang ada. Minyak ment ah yang sesuai dengan spesif ikasi kilang minyak yang ada akan diolah menj adi BBM, sedangkan minyak ment ah yang spesif ikasinya t idak sesuai akan diekspor sehingga j umlahnya sama unt uk semua kasus.
Pada Tabel 6. 2 j uga t erlihat bahwa peningkat an impor minyak bumi t erkait erat dengan peningkat an kebut uhan minyak, karena t ingkat produksi yang t et ap unt uk semua kasus yang ada. Sehingga impor minyak bumi t erbesar hingga t erkecil secara berurut an dicapai oleh T60, R60, T90 dan R90. Urut an yang sama j uga t erj adi pada kebut uhan minyak bumi. Urut an ini memberikan
inf ormasi bahwa perubahan harga minyak bumi lebih berpengaruh dari pada perubahan laj u pert umbuhan ekonomi.
Pada minyak bumi, kebut uhan adalah set ara dengan produksi dikurangi ekspor dit ambah impor. Def inisi ini berlaku pada kurun wakt u 2007-2016, t et api pada t ahun 2017-2030 kebut uhan hanyalah set ara dengan produksi dit ambah impor. Perbandingan j umlah kebut uhan minyak ment ah dari set iap kasus set iap t ahunnya dapat dilihat pada Gambar 6. 7.
Gambar 6. 7 Prakiraan kebutuhan minyak mentah setiap kasus
Dari Gambar 6. 7 t ersebut dapat dilihat bahwa ant ara t ahun 2007-2012 j umlah kebut uhan minyak bumi adalah sama unt uk semua kasus. Pada saat t ersebut , kebut uhan minyak bumi disesuaikan dengan kemampuan kil ang yang ada unt uk memproduksi BBM. Pada t ahun 2013 t erj adi penambahan kapasit as kilang, sehingga t erj adi variasi dalam kebut uhan minyak bumi sebagai akibat perbedaan t ingkat pert umbuhan ekonomi maupun perbedaan harga minyak. Pada kasus harga minyak bumi yang rendah (R60 dan T60) kebut uhan minyak ment ahnya lebih banyak dari pada kasus harga minyak bumi yang t inggi (R90 dan T90), hal ini t erkait kecenderungan konsumen unt uk melakukan penghemat an ket ika harga energi meningkat . Selanj ut nya pada Gambar ini j uga t erlihat bahwa peningkat an laj u pert umbuhan PDB t idak t erlalu berpengaruh t erhadap perubahan kebut uhan minyak bumi, dimana kurva T60 berhimpit dengan R60, sedangkan kurva T90 berhimpit dengan R90.
Secara umum pemakaian minyak (BBM) sangat lah disukai karena kemudahan dalam pemakaiannya, sehingga cenderung digunakan secara opt imal ol eh konsumennya. Oleh sebab it u peningkat an maupun penurunan laj u pert umbuhan t idak sert a membuat konsumen merubah pola pemakaian minyak yang ada.
B. BBC
Pengaruh t ingkat PDB dan Harga minyak ment ah akan memberikan pengaruh t erhadap pola kebut uhan BBM yang sama dengan pol a kebut uhan pada kasus- kasus minyak ment ah. Pengaruh dari t ingkat PDB dan harga minyak ment ah t erhadap persent ase peningkat an j umlah kebut uhan BBM t ahun 2030 dibandingkan dengan t ahun 2009 sesuai dengan kasusnya, R60, R90, T60, T90 secara berurut an adalah adalah 190%, 170%, 220% dan 200%.
6. 3. 3 Perbandingan antar kasus
Unt uk menget ahui bagaimana pengaruh dari set iap kasus t erhadap paramet er produksi, ekpor, impor dan kebut uhan BBC (BBM & BBN), dil akukan dengan penj umlahan t erhadap masing-masing paramet er t ersebut dari t ahun 2009- 2030. Berbeda dengan minyak ment ah di mana j umlah produksi dan j uml ah ekspor minyak ment ah sama unt uk set iap kasus, dan t idak t ergant ung pada laj u pert umbuhan ekonomi sert a t ingkat harga minyak ment ah. Pada BBC, semua paramet er produksi, ekspor impor dan kebut uhan sangat t ergant ung kepada kondisi perekonomian dan harga minyak ment ah. Pengaruh dari skenario t erhadap j umlah produksi, ekpor, impor dan kebut uhan minyak ment ah dari t ahun 2009-2030 pada kasus R60, R90, T60 dan T90 dapat dilihat pada Tabel 6. 3.
Tabel 6. 3 Produksi, ekspor, impor dan kebutuhan BBC untuk setiap kasus Kasus
Parameter
R60 R90 T60 T90 Produksi (Jut a Barel) 7. 059 6. 825 7. 259 6. 839
Ekspor (Jut a Barel) 19 44 11 27
Impor (Jut a Barel) 4. 326 3. 530 5. 313 4. 565
Kebut uhan BBM (Jut a Barel) 11. 366 10. 312 12. 559 11. 378 Pada Tabel 6. 3 t erlihat bahwa kebut uhan BBC pada kasus T60, pert umbuhan PDB t inggi (7%) dan harga minyak rendah 60 $/ barel merupakan yang paling besar. Pert umbuhan PDB yang t inggi dan harga minyak yang rendah akan lebih mendorong dan meningkat kan akt ivit as sekt or penggerak ekonomi sehingga kebut uhan energi t ermasuk diant aranya BBC menj adi besar. Selanj ut nya kebut uhan BBC pada kasus R90, PDB rendah (5, 5%) dan harga minyak t inggi 90 $/ barel merupakan yang paling kecil. Pada kasus R90, semua hal yang bert ent angan dengan kondisi kasus T60 t erj adi, sehingga kebut uhan energi t ermasuk diant aranya BBC menj adi kecil.
Pada kasus T60, t ot al kebut uhan BBC selama kurun wakt u 21 t ahun, mul ai t ahun 2009 diperkirakan akan mencapai 1. 259 j ut a barel. Kebut uhan ini t idak dapat dipenuhi hanya dari produksi di dal am negeri yang dalam kurun wakt u t ersebut hanya dapat berproduksi sekit ar 7. 259 j ut a barel. Kekurangannya dit ut upi dari impor yang j umlahnya mencapai sekit ar 5. 313 j ut a barel.
Namun apabila dit inj au dari j umlah ekspor BBM, kasus ini merupakan yang paling rendah diant ara kasus-kasus t ersebut . Hal ini disebabkan pada kondisi
harga minyak ment ah yang rendah dan kebut uhan BBCnya sangat besar, sehingga kebut uhan t ersebut diupayakan unt uk dipenuhi dari produksi BBC di dalam negeri.
Pemanf aat an sumberdaya energi dalam negeri secara maksimal unt uk memenuhi kebut uhan energi nasional merupakan salah sat u t arget yang harus segera dilakukan. Mandat ori pemanf aat an BBN merupakan salah sat u cara yang dilakukan unt uk mengurangi pemakaian minyak. Mandat ori ini memiliki t arget wakt u dan persent ase volume pencapaian dari pemanf aat an BBN