• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

H. Kehidupan Masyarakat Pengrajin Gerabah di Desa Melikan

I. Modal Usaha, Biaya Produksi, Omset Penjualan di Usaha

Kerajinan Gerabah Desa Melikan, Dukuh Pagerjurang

Menurut pengamatan peneliti dalam observasi di Industri Usaha Kerajinan Gerabah, Desa Melikan Dukuh Pagerjurang dalam memperoleh modal usaha pengrajin mendapatkan modal aktif yaitu dengan menggunakan sebagaian simpanan di bank yang didapat dari hasil penjulan. Sedangkan dalam memperoleh modal pasif pengrajin mendapatkan modal tersebut melalui pinjaman bank BRI dengan jumlah pinjaman bervariasi dari kisaran Rp 5 juta rupiah hingga Rp 25 juta rupiah. Akan tetapi banyak pengrajin yang kesulitan dalam pinjamannya karena keterbatasan surat jaminan, yang dibutuhkan untuk pinjaman di bank. Modal merupakan faktor paling penting yang harus diperhatikan, karena maju tidaknya suatu bidang usaha salah satu faktor yang menentukan adalah dimilikinya modal usaha. Modal yang digunakan dalam usaha industri kerajinan gerabah di Desa Melikan dapat dikategorikan ke dalam dua golongan, yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah modal yang dapat dipakai lebih dari satu kali masa produksi, misalnya: alat-alat produksi seperti mesin molen, tungku dan tempat pembakaran gerabah, dan lainlain. Sedangkan modal lancar

adalah berupa uang dan barang hasil produksi yaitu gerabah. Modal yang dimiliki oleh para pengrajin industri kerajinan gerabah di Desa Melikan antara yang satu dengan yang lain berbeda - beda, tergantung besar kecilnya usaha yang dijalankan, semakin besar modal yang dimiliki pengusaha kerajinan gerabah semakin besar kesempatan memproduksi gerabah dalam memenuhi pesanan (sebagian besar produksi gerabah berdasarkan pesanan) dan berarti kesempatan untuk mengembangkan usaha juga semakin besar.

Modal usaha yang diperoleh dari bank biasanya dilakukan oleh para pengrajin yang sudah memiliki ijin usaha. Modal yang dipinjam dari bank untuk kepentingan usaha industri kecil seperti yang dilakukan oleh pengrajin gerabah Desa Melikan, saat ini bunga pinjamannya adalah sebesar 1,4%. Per bulan Pengrajin yang tidak memiliki ijin usaha dalam memenuhi modalnya mereka meminjam ke bank dengan jaminan pinjaman berupa sertifikat rumah ataupun tanah yang mereka miliki.

Mereka yang belum memiliki surat ijin usaha dan tidak memiliki barang jaminan untuk meminjam uang ke lembaga keuangan kesulitan untuk memperoleh modal. Mereka sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah berupa kredit lunak, dari informan diketahui bahwa masyarakat Desa Melikan telah memperoleh bantuan pinjaman kredit lunak dari pemerintah tetapi belum merata, ada yang sampai sekarang belum menerima sama sekali (Sumber: Jumadi, Pengrajin Gerabah Dusun Pager Jurang).

Adapun pengrajin mendapatkan modal pinjaman dari Bank Plecit atau kita kenal dengan rinternir, pengrajin sangat mengeluhkan adanya bank plecit seperti ini karena pengrajin ditutut untuk membayar pinjamannya dengan jumlah yang terlalu tinggi sesuai bunga yang ditetapkan oleh bank plecit tersebut terhadap pengrajin. Bila dilihat berdasarkan hasil modal usaha per tahun usaha industri kerajinan gerabah ini mengalami penurunan yang sangat signifikan dikarenakan baban pinjaman dan minat konsumen yang berkurang.

Pengrajin diwajibkan mengeluarkan biaya pinjaman yang tinggi sedangkan modal usaha yang harus dimiliki para pengrajin tidak berputar oleh karena berkurangnya minat konsumen akan produk gerabah Sejak tahun 2008 – 2013. Puncak kejayaan gerabah desa melikan dukuh pagerjurang yaitu pada tahun 2007 karena kala itu jumlah pemesanan akan produk pot bunga begitu meningkat dari tahun tahun sebelumnya, karenanya kala tahun itu sedang musim dengan tanaman hias bunga gelombang cinta.

Menurut pengamatan peneliti modal usaha dalam usaha industri kerajinan gerabah ini merupakan inti dari kegiatan perusahaan gerabah karena tanpa mendapatkan modal usaha, perusahaan belum bisa mencapai tujuan utamanya yaitu melakukan kegiatan produksi dan mendapatkan omset penjualan. Adanya keberadaan informasi tentang modal usaha yang diperoleh juga sangat membantu kelangsungan usaha tersebut berjalan dengan lancar, misalnya saja adanya ketersediaan modal usaha yang

berupa simpanan di bank, persediaan barang yang bisa diperjual belikan, surat surat berharga semuanya ini memacu perusahaan mencari keberadaan sumber modal usaha untuk kemudian para pengrajin dapat memanfaatkanya dengan sebaik baiknya.

Usaha Industri Kerajinan Gerabah Desa Pagerjurang Secara menyeluruh bahan baku gerabah berasal dari tanah liat atau tanah lempung. Untuk Desa Pagerjurang ini tidak terdapat informasi secara sekunder yang mampu menjelaskan darimana bahan baku berasal.. Menurut pengamatan peneliti dalam observasi di usaha industri kerajinan gerabah, desa melikan semua perolehan biaya produksi diperoleh dengan cara menambahkan semua biaya pengeluaran yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya transportasi, biaya tenaga kerja, biaya listrik dan air.

Apabila dilihat berdasarkan hasil biaya produksi per tahun usaha industri kerajinan gerabah ini mengalami penurunan dikarenakan sulitnya para pengrajin memperoleh konsumen dan keterbatasan akan pengambilan bahan baku untuk membuat produk gerabah. Menurut Sekretaris Desa Melikan, Bapak Sukanta, sulitnya pencarian bahan baku tersebut dikarenakan mulai tahun 2007 para pengrajin tidak lagi bisa mengambil tanah dari Pemerintah Perhutani.

Belakangan ini, Pemerintah Perhutani mematok lahannya dan melarang pengambilan tanah merah karena dikhawatirkan akan merusak hutan di kawasan tersebut. Satu-satunya tempat untuk mendapatkan bahan

baku adalah perbukitan di wilayah Bayat. Namun, untuk menjangkau daerah itu sulit akibat tidak adanya jalan masuk. "Sebenarnya ada tanah kas desa yang bisa dimanfaatkan untuk bahan baku, tetapi pemerintah belum memperkenankan digali. Perajin pun mau membayar restribusi untuk pengambilan tanah yang sekarang menjadi bengkok perangkat desa.

Pemilik Sanggar Gerabah Pandanaran Ceramics, Triyanto, karena kesulitan perajin mencari bahan baku sanggarnya kerap kali meliburkan karyawan karena tidak memiliki bahan baku. Dalam sepekan, Triyanto membutuhkan tidak kurang dari 3,5 kubik tanah merah. "Karena sulit dapat bahan baku, pengiriman barang juga terhambat. Seharusnya dua minggu sekali harus kirim, tetapi kami minta pengiriman menjadi 20 hari. Oleh kerana itu adanya informasi tentang sumber biaya produksi yang diperoleh juga sangat membantu kelangsungan usaha gerabah ini, ketersedian bahan baku ini memacu perusahaan untuk kemudian dimasukan dalam biaya produksi

Usaha industri Kerajinan Gerabah juga melihat dari segi omset penjualan, omset penjualan berkaitan erat dengan usaha ini dikarenakan pengukuran omset penjualan dilihat dengan melihat perkembangan harga jual gerabah selama satu tahun tertentu, dengan adanya omset penjualan yang ada maka perusahaan dengan mudah menentukan target penjualan gerabah yang akan dipasarakan.

Bila omset penjualan tinggi maka akan berpengaruh terhadap pencapaian keuntungan. Perusahaan merencanakan omset penjualan

dengan melihat : 1) menentukan waktu bisnis dan waktu jual, hal ini dimaksudkan ketika perusahaan melihat peluang minat konsumen tinggi terhadap produk gerabah berarti perusahaan berani menarget produk gerabah yang akan diperjualbelikan 2) melakukan promosi keberbagai daerah yang pangsa pasarnya menjanjikan dan memberikan bonus kepada konsumen guna membantu peningkatan produk dan penjualan greabah desa melikan, dukuh pagerjurang.

Dokumen terkait