A. Deskripsi Teoritik
1. Model Pembelajaran Challenge Based Learning
Terdapat beberapa istilah yang dikenal dalam prosses pembelajaran seperti pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran. Perpaduan antara pendekatan, strategi dan metode pembelajaran menciptakan suatu model pembelajaran. Model itu sendiri memiliki arti sebagai sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir.12
Menurut KBBI, model adalah pola (contoh; acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan13. Sebuah model biasanya didefinisikan sebagai keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mengimplementasikan sebuah teori dan membandingkan setiap variabel dalam teori tersebut.
Menurut Joyce dkk, model pembelajaran adalah suatu gambaran dari lingkungan belajar, termasuk perilaku guru selama pembelajaran.14 Sedangkan menurut Nurdyansyah dan Eni, model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membuat kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas yang lain.15 Selain itu, model pembelajaran juga diartikan sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan proses sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.16
Berdasarkan penjabaran diatas, model pembelajaran adalah sebuah rencana yang digunakan untuk membentuk pembelajaran, merancang bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran di kelas serta memiliki tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran challenge based learning. Kerangka model pembelajaran Challenge based Learning (CBL) muncul
12 Jamal Mirdad, Model-Model Pembelajaran(Empat Rumpun Model Pembelajaran), Jurnal Pendidikan dan Sosial Islam Vol.2 No.1, 2020, h. 15
13 KBBI. https://kbbi.web.id/model diakses pada 3 April 2020 pukul 13.00
14 Shilphy A. Octavia, Model-Model Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 12.
15 Nurdyansyah dan Eni Fariyarul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran, Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2016, h. 34.
16 Shilphy A. Octavia, Op.Cit.
9
dari proyek yang dilakukan oleh Apple Classrooms of Tomorrow – Today” (ACOT2).
Proyek ini dimulai oleh Apple, Inc. pada tahun 2008 untuk mengidentifikasi prinsip-prinsip desain penting dari lingkungan belajar abad ke-21.17 Kerangka model pembelajaran Challenge based learning menurut Apple Inc antara lain18:
a. Mengubah ide besar menjadi tantangan
1) Guru menyajikan ide besar berupa masalah yang akan dijadikan sebagai suatu tantangan untuk dipecahkan oleh siswa. Masalah tersebut merupakan fenomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2) Guru dan siswa bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah yang ada.
3) Melalui kegiatan brainstorming, siswa merumuskan beberapa pertanyaan penting terkait dengan masalah yang disajikan. Pertanyaan penting adalah pertanyaan yang dapat menggali pengetahuan awal siswa dan memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan tersebut berfungsi sebagai penghubung antara ide besar dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menetapkan strategi sebagai pembangun solusi
1) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi pengetahuan dengan pertanyaan pemandu, sumber pemandu dan kegiatan pemandu untuk mengembangkan solusi dan menjawab tantangan.
2) Siswa melakukan kegiatan pemandu dan menganalisis jawaban setiap pertanyaan pemandu dari berbagai sumber.
c. Mengidentifikasi solusi
1) Setelah melakukan kegiatan pemandu dan menjawab pertanyaan pemandu, siswa memiliki pengetahuan dasar untuk mengidentifikasi solusi yang mungkin.
2) Selanjutnya siswa harus memilih salah satu solusi melalui eksperimen, penelitian atau pembuktian dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengimplementasikan rencananya dalam menemukan solusi.
d. Implementasi dan solusi
Setelah melakukan rencananya dan menemukan solusi, siswa memeriksa apakah solusinya berhasil memecahkan tantangan yang diberikan atau tidak..
e. Publikasi dan refleksi
17 Mark Nichols, dkk, CBL Guide: Challenge Based Learning, (Redwood City, California: Digital Promise, 2016) h. 6
18 Apple, Inc, Challenge Based Learning A Classroom Guide, Apple, Inc, 2010, p. 9-15
1) Siswa mendokumentasikan pengalaman mereka dalam memecahkan tantangan dengan audio, video, tulisan maupun foto.
2) Dokumentasi yang mereka hasilkan selanjutnya disebarkan secara daring untuk sangat dianjurkan untuk mendapatkan komentar dan saran.
Menurut Johnson, challenge based learning merupakan model pembelajaran baru yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kontekstual dengan penekanan pada pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berbasis masalah dalam prosesnya merancang masalah-masalah yang menuntut siswa untuk mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat siswa mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri.
Sedangkan pembelajaran berbasis proyek menggunakan proyek atau kegiatan sebagai pusat pembelajaran. Oleh karena itu, challenge based learning merupakan model pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis proyek, dimana siswa diberikan masalah selama proses pembelajaran dan melakukan kegiatan untuk menemukan solusinya.
Menurut Mark Nichols, Challenge based Learning merupakan pengalaman belajar kolaboratif dimana guru dan siswa bekerja sama untuk belajar tentang isu-isu yang menarik, mengajukan solusi untuk masalah-masalah nyata dan mengambil tindakan atas masalah tersebut. Sedangkan data terbaru yang dikeluarkan oleh Digital Promise and The Challenge Institute menyederhanakan langkah-langkah Challenge based Learning yang dikeluarkan oleh Apple Inc menjadi tiga fase yang saling berhubungan, yaitu : engage, investigate dan act. Setiap tahapan mencakup kegiatan yang mempersiapkan siswa untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Pada Gambar 2.1 berikut ini merupakan kerangka pembelajaran dengan model challenge based Learning berdasarkan desain Mark Nichols.19
19 Mark Nichols, Ibid, h. 11
11
Gambar 2. 1
Kerangka Challenge Based Learning
Pada kerangka pembelajaran dengan model challenge based learning berdasarkan desain Mark Nichols, yaitu :
a. Tahapan pertama yaitu mengikutsertakan (engage)
1) Guru menyajikan ide besar yang merupakan konsep luas yang terdapat di dalam kehidupan dan dapat digali dengan berbagai cara.
2) Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual berdasarkan ide besar yang diberikan. Pertanyaan penting yang dibuat oleh siswa memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi apa yang penting untuk diketahui tentang ide besar dan mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan penting tersebut, siswa dapat merubah ide yang masih abstrak menjadi ide nyata dan fokus pada hal-hal yang perlu diketahui.
3) Berdasarkan pertanyaan penting, tantangan diberikan dalam bentuk pertanyaan.
Kemudian siswa mengembangkan solusi untuk membuat jawaban yang spesifik yang dapat menjawab tantangan tersebut.
b. Tahapan kedua yaitu menyelidiki (investigate)
4) Guru menyajikan pertanyaan pemandu yang mewakili pengetahuan awal yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan solusi yang menjawab tantangan.
Mengkategorikan dan memprioritaskan pertanyaan akan menciptakan pengalaman
belajar yang terstruktur. Pertanyaan pemandu akan terus muncul dalam pembelajaran.
5) Guru memberikan kegiatan pemandu dan sumber pemandu untuk menjawab pertanyaan pemandu. Siswa mulai meninjau dan mengidentifikasi sumber yang tersedia dan melakukan kegiatan pembimbing yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
6) Kegiatan pemandu memungkinkan siswa untuk menganalisis jawaban dan bekerja sama dengan guru untuk merencanakan strategi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi solusi.
c. Tahapan ketiga yaitu bertindak (Act)
7) Solusi diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama tahap investigasi. Siswa menerapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya, mengevaluasi hasilnya dan menilai apakah rencana tersebut berhasil memecahkan tantangan atau tidak.
Model pembelajaran Challenge based Learning menggunakan masalah dalam kehidupan nyata sebagai tantangan dimana siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam memecahkan tantangan tersebut. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Challenge based Learning merupakan model pembelajaran dengan tiga tahapan yaitu engage (mengikutsertakan), investigate (menyelidiki), dan act (mengambil tindakan). Oleh karena itu, peneliti akan menggunakan tahapan model pembelajaran Challenge based Learning tersebut dalam penelitian pengembangan bahan ajar ini.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Challenge Based Learning dalam Pengembangan Bahan Ajar
Model pembelajaran berbasis tantangan (challenge based learning) dimana ide besar dihadirkan sehingga dapat mengakomodasi keseluruhan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam model pembelajaran ini, bahan ajar akan berbagi informasi yang membimbing siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka tentang masalah tertentu dan membimbing siswa kepada tantangan yang harus dipecahkan sehingga siswa dapat mengidentifikasikan masalah, membuat pertanyaan penting, menginvestigasi topik menggunakan berbagai sumber materi dan menemukan berbagai kemungkinan solusi sebelum mengidentifikasi alasan yang paling masuk akal.20 Siswa diharapkan dapat menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada sehingga dapat meningkatkan kemampuan
20 Arif Abdul Haqq, Penerapan Challenge-based Learning dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis siswa SMA, (Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2016), h. 71
13
pemecahan masalah. Pada penjelasan sebelumnya, pembelajaran Challenge based Learning mempunyai tiga tahapan yaitu engage (mengikutsertakan), investigate (menyelidiki), dan act (mengambil tindakan). Berikut rumusan langkah-langkah Challenge based Learning yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Tahapan Engage (Mengikutsertakan)
1) Diberikan ide besar (big idea) pada bahan ajar berupa konteks yang luas yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan dapat digali dalam beberapa cara.
2) Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan penting yang kontekstual berdasarkan ide besar yang diberikan. Pertanyaan penting yang dibuat oleh siswa memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi apa yang penting untuk diketahui tentang ide besar dan mengkontekstualisasikannya. Dari pertanyaan penting tersebut, siswa dapat merubah ide yang masih abstrak menjadi ide nyata dan fokus pada hal-hal yang perlu diketahui.
3) Berdasarkan pertanyaan penting, tantangan diberikan dalam bentuk pertanyaan.
Kemudian siswa mengembangkan solusi untuk membuat jawaban yang spesifik yang dapat menjawab tantangan tersebut.
b. Tahapan Investigate (Menyelidiki)
4) Dalam bahan ajar tersaji pertanyaan pemandu yang mewakili pengetahuan awal yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan solusi yang menjawab tantangan.
5) Selanjutnya terdapat kegiatan pemandu (guiding activities) dan sumber pemandu (guiding resource) untuk menjawab pertanyaan pemandu. Siswa mulai meninjau dan mengidentifikasi sumber yang tersedia dan melakukan kegiatan pemandu yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut
6) Kegiatan pemandu memungkinkan siswa untuk menganalisis jawaban dan merencanakan strategi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi solusi.
c. Tahapan Act (Mengambil Tindakan)
7) Solusi diperoleh dari kegiatan yang dilakukan selama tahap investigasi. Siswa menerapkan strategi yang telah direncanakan sebelumnya, mengevaluasi hasilnya dan menilai apakah rencana tersebut berhasil memecahkan tantangan atau tidak 8) Siswa membuat keputusan sesuai kasus baru yang diberikan oleh guru pada bahan
ajar.