• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Model Pembelajaran Inkuiri

Soekamto,dkk (dalam Trianto, 2011: 22) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukis prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Joyce dan Weil (dalam Suyono dan Hariyanto, 2011: 19) model pembelajaran yaitu suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur.

Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2011) model pengajaran mempunyai empat ciri yaitu:

a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan disampaikan). Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.

c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Tingkah laku mengajar yang diperlukan berupa urutan-urutan tahap kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru atau siswa.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pelajaran tersebut dapat dicapai. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.

2. Model pembelajaran inkuiri

Salah satu model pendekatan belajar yang konstruktivis adalah model pembelajaran inkuiri. Menurut Sund (dalam Kartika Budi, 2001) model inkuiri adalah pembelajaran yang prosesnya melalui sebagian atau seluruh langkah-langkah dari metode sains, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merencanakan eksperimen, melaksanakan eksperimen, mensintesiskan pengetahuan untuk

memperoleh suatu kesimpulan. Yang ditekankan dalam inkuiri adalah siswa menjadi investigator. Kekuatan inkuiri adalah pembelajaran menjadi student centered, membangun kosep diri, mengembangkan peringkat harapan, mengembangkan sebagian bakat, menghindari pembelajaran hanya pada tingkat verbal, dan siswa mengalami proses mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuannya.

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2011) model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisi data, dan membuat kesimpulan.

Menurut Kindsvatter, Wilan dan Isher (dalam Paul Suparno, 2007) langkah-langkah metode inkuiri untuk lebih jelas dan mudah dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Identifikasi dan klarifikasi persoalan

Langkah awal adalah menentukan persoalan yang ingin dipecahkan dengan metode inkuiri. persoalan ini dapat disiapkan oleh guru dan sebaiknya persoalan ini sudah disiapkan sebelum pelajaran dimulai. Persoalan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan sendiri perlu diidentifikasi dengan jelas dan diklarifikasi. Bila persoalan ditentukan oleh guru maka perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalany yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.

2. Membuat hipotesis

Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang persoalan itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Jika belum jelas sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya terlebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kentara setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.

3. Mengumpulkan data

Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpukan data sebanyak-banyaknya untuk membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Untuk mengumpulkan data siswa harus menyiapkan suatu peralatan

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Maka guru perlu membantu siswa mencari peralatan, merangkai peralatan dan mengoperasikan peralatan sehingga berjalan dengan baik. Dalam bahasa fisika langkah ini adalah langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di laboratorium tetapi kadang juga di luar sekolah. Setelah peralatan jalan, siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.

4. Menganalisis data

Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, sebaiknya data diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dianalisis. Kadang sangat baik data dikelompokkan menurut: (1) yang menguatkan hipotesis, (2) yang melemahkan hipotesis, dan (3) yang netral. Dalam menganalisis sering kali diperlukan alat hitung seperti rumus matematika ataupun statistik yang memudahkan siswa mengambil keputusan atau mengambil generalisasi.

5. Merumuskan kesimpulan

Dari data yang telah dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesis awal, apakah hipotesa kita diterima atau tidak. Setelah itu guru masih dapat memberikan catatan untuk menyatukan seluruh penelitian ini. Sangat baik bila dalam mengambil keputusan, siswa dilibatkan sehingga siswa menjadi semakin yakin bahwa mereka mengetahui secara benar. Bila ternyata hipotesa mereka tidak dapat diterima, mereka diminta

untuk mencari penjelasan mengapa demikian. Guru dapat membantu dengan berbagai pertanyaan penolong.

D. Metode Pembelajaran Eksperimen

Dokumen terkait