PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON KELAS X
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan fisika
Oleh:
Kristiana Nathalia Wea NIM: 091424058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON KELAS X
SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan fisika
Oleh:
Kristiana Nathalia Wea NIM: 091424058
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala kelakuanmu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).
Kerjakan apa yang menjadi bagian kita, maka Tuhan akan mengerjakan
bagianNya dengan sempurna.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak termuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Juni 2014
Penulis
vi
ABSTRAK
Kristiana Nathalia Wea. 2014. Peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode pembelajaran eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum newton kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada materi hukum newton di kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton; (2) peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah pada materi hukum newton di kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta; (3) perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing dan pembelajaran fisika menggunakan metode ceramah pada materi hukum newton di kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta; (4) minat belajar siswa kelas XE SMA Santa maria Yogyakarta terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada materi hukum newton.
Subyek penelitian siswa kelas XB dan XE SMA Santa Maria Yogyakarta. Jumlah keseluruhan subyek penelitian 48 siswa terdiri dari 24 siswa kelas XB dan 24 siswa kelas XE. Kelas XB sebagai kelas kontrol sedangkan kelas XE sebagai kelas eksperimen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa; (1) pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing meningkatkan hasil belajar siswa kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton; (2) pembelajaran fisika menggunakan metode ceramah meningkatkan hasil belajar siswa kelas XB SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton; (3) peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode eksperimen terbimbing dengan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode ceramah pada kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton tidak menunjukan perbedaan yang signifikan; (4) Siswa kelas XE SMA Santa Maria sangat berminat dan berminat mengikuti pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi hukum newton.
vii
ABSTRACT
Kristiana Nathalia Wea. 2014. The increase of students learning outcomes and the students interest learning in learning physics using inquiry learning model with guided experimental learning methods in subject of physics newton’s law class X Saint Mary Senior High School Yogyakarta. Thesis, Physics Education Learning Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta.
The purpose of this research are to determine: (1) the increase of students learning outcomes using inquiry learning model with guided experimental learning methods in subject of physics newton’s law class XE Saint Mary Senior High School Yogyakarta; (2) the increase of students learning outcomes using discourse learning methods in subject of newton’s law class XB Saint Mary Senior High School Yogyakarta; (3) the differences of increase students learning outcomes between learning physics using inquiry learning model with guided experimental learning methods and learning physic with discourse learning methods in class X Saint Mary Senior High School Yogyakarta in subject of newton’s law; (4) students of class XE Saint Mary Senior High School Yogyakarta’s interest to learning physics using inquiry learning model with guided experimental methods learning on subject of newton’s law.
The sample of this research was students from grader XB and XE Saint Mary Senior High School Yogyakarta. Total sampel was 48 students consist of 24 students in grade XB and 24 students in grade XE. The grade XB as the control class while the grade XE as the experiment class.
Result of the research shows that: (1) learning phyisics using inquiry learning model with guided experimental learning methods increase students learning outcomes in class XE Saint Mary Senior High School Yogyakarta in subject newton’s law; (2) learning phyisics using discourse methods increase students learning outcomes in class XB Saint Mary Senior High School Yogyakarta in subject newton’s law; (3) there is no significant difference, between increase students learning outcomes using guided experimental learning methods with increase students learning outcomes using discouse learning methods in class X Saint Mary Senior High School Yogyakarta in subject newton’s law; (4) students in class XE Saint Mary Senior High School Yogyakarta are very on participate with learning physics using guided experimental learning methods in subject of newton’s law.
viii
HALAMAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kristiana Nathalia Wea
NIM : 091424058
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 13 Juni 2014 Yang menyatakan
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, rahmat, bimbingan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Eksperimen Terbimbing pada Pokok Bahasan Hukum Newton Kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta”. Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari semua dukungan, doa, semangat dan bantuan dari beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Domi Severinus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu memberikan, motivasi, dan masukan yang membangun dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi yang selalu memberikan dukungan.
4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.
6. Suster Yohanna Maria OSF, S.Ag., selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Ibu Dra. MF. Sutilah, selaku Guru Mata Pelajaran Fisika SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan dukungan, bantuan dan masukan dalam penelitian.
8. Pak Ngadiyono, selaku Laboran LAB Fisika yang telah membantu selama penelitian.
9. Siswa SMA Santa Maria Yogyakarta kelas XB dan kelas XE yang menjadi partisipan dalam penelitian.
10.Kedua orang tua saya tercinta Bapak Hendrikus Raja dan Mama Magdalena Nas yang telah memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang sehingga saya termotivasi untuk tetap berjuang.
11.Kakak Ray, Kakak Lorens, Ade Ayu, Ade Tomi dan Ade Oris dan Tanta saya tercinta yang telah memberikan doa serta dukungan.
12.Sahabat-sahabat saya tersayang Audra, Kiki, Rini, Nensi, Ani, Voni, Ira, Echi, Nining, dan Elis yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa.
13.Seluruh sahabat tercinta Pendidikan Fisika angkatan 2009.
14. Teman-teman kost Srikandi ade Uci, ade Yolana, ade Monita, Yoshe, Evi, Siska, mbak Novi, Ledy, Tika, dan Kiki yang telah memberikan perhatian dan motivasi.
16.Keluarga besar Himpunan Keluarga Flobamorata yang telah memberikan dukungan dan motivasi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Saran dan kritik penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga bermanfaat.
Yogyakata, 7 Mei 2014 Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Belajar dan Pembelajaran ... 8
2. Pembelajaran ... 9
B. Pembelajaran Konstruktivistik ... 10
C. Model Pembelajaran Inkuiri ... 11
1. Model pembelajaran ... 11
2. Model pembelajaran ikuiri ... 12
D. Metode Pembelajaran Eksperimen ... 16
1. Metode pembelajaran ... 16
2. Metode pembelajaran eksperimen... 16
a. Eksperimen terbimbing ... 17
b. Eksperimen bebas... 19
c. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen ... 19
E. Hasil Belajar ... 20
F. Minat Belajar ... 25
G. Hukum Newton ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29
C. Subjek Penelitian ... 30
D. Desain Penelitian ... 30
E. Instrumen Penelitian ... 32
1. Instrumen pembelajaran ... 32
2. Instrumen pengumpulan data ... 34
G. Kriteria Penilaian Jawaban Siswa ... 40
H. Metode Analisis Data ... 41
1. Analisis hasil belajar awal siswa ... 41
2. Analisis peningkatan hasil belajar siswa ... 41
3. Analisis beda peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontol ... 41
4. Analisis minat belajar siswa menggunakan metode eksperimen terbimbing ... 42
5. Analisis hasil wawancara ... 43
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Deskripsi Penelitian ... 44
1. Sebelum penelitian ... 44
2. Selama pelaksanaan penelitian ... 45
B. Data ... 53
C. Analisis Data ... 55
1. Analisis hasil belajar awal siswa ... 55
2. Analisis peningkatan hasil belajar siswa ... 57
3. Analisis beda peningkatan hasil belajar siswa ... 59
4. Analisis minat belajar siswa kelas eksperimen ... 60
5. Analisis wawancara ... 61
D. Pembahasan ... 66
2. Pembahasan perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode eksperimen terbimbing dan metode
ceramah ... 67
3. Pembahasan minat siswa mengikuti pembelajaran menggunakan Metode eksperimen terbimbing ... 70
E. Keterbatasan Penelitian ... 71
BAB V PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretes dan postes ... 35
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner minat ... 38
Tabel 3.3. Kisi-kisi wawancara ... 39
Tabel 3.4. Pemberian skor untuk masing-masing soal ... 40
Tabel 3.5. Pemberian skor pernyataan minat siswa ... 42
Tabel 3.6. Kualifikasi minat siswa ... 43
Tabel 4.1. Nilai pretes, postes dan peningkatan kelas eksperimen ... 53
Tabel 4.2. Nilai pretes, postes dan peningkatan kelas kontrol ... 54
Tabel 4.3. Skor minat belajar siswa di kelas eksperimen ... 55
Tabel 4.4. Rata-rata nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 56
Tabel 4.5. Analisis uji homogenitas ... 56
Tabel 4.6. Rata-rata nilai pretes dan postes kelas eksperimen ... 57
Tabel 4.7. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen ... 57
Tabel 4.8. Rata-rata nilai pretes dan postes kelas kontol ... 58
Tabel 4.9. Analisis peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol ... 58
Tabel 4.10. Rata-rata nilai postes kelas eksperimen dan kelas kontol ... 59
Tabel 4.11. Analisis beda peningkatan hasil belajar ... 59
Tabel 4.12. Kualifikasi minat siswa kelas eksperimen ... 60
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat ijin penelitian sekolah ... 78
Lampiran 2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian ... 79
Lampiran 3. RPP kelas eksperimen ... 80
Lampiran 4. RPP kelas kontrol ... 90
Lampiran 5. LKS materi hukum newton ... 99
Lampiran 6. Soal pretes dan postes ... 108
Lampiran 7. Kunci jawaban soal pretes dan postes ... 112
Lampiran 8. Soal kuesioner... 116
Lampiran 9. Daftar nilai pretes dan postes ... 119
Lampiran 10. Daftar skor minat siswa ... 123
Lampiran 11. Gambar kegiatan siswa ... 124
Lampiran 12. Uji validitas instrumen penelitian oleh dosen... 129
Lampiran 13. Uji validitas instrumen penelitian oleh guru... 142
Lampiran 14. Contoh jawaban pretes dan postes siswa kelas eksperimen ... 155
Lampiran 15. Contoh jawaban pretes dan postes siswa kelas kontrol ... 163
Lampiran 16. Contoh jawaban kuesioner minat siswa... 171
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Santa Maria Yogyakarta selama peneliti melaksanakan program PPL, pada umumnya pelajaran fisika merupakan suatu pelajaran yang ditakuti siswa. Para siswa selalu merasa bahwa pelajaran fisika itu sulit untuk dipahami. Mereka tidak mempunyai kemauan untuk lebih giat mempelajari pelajaran fisika, karena menurut mereka walaupun mereka berusaha hasilnyapun akan tetap sama. Mereka selalu merasa kesulitan karena dalam pelajaran fisika banyak rumus yang harus mereka hafal dan kuasai. Selain itu pelajaran fisika juga kurang menyenangkan karena dalam mengajarkan fisika guru fisika hanya menggunakan metode ceramah. Para siswa jadi merasa bosan dan kurang berminat untuk mempelajari fisika. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika rendah.
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa di mana dalam proses pembelajaran tersebut siswa aktif untuk mengemukakan idenya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Menurut Jacquiline Grennon dan Martin G (1993: 5) mengatakan bahwa, “Educators must invite students to experience the world’s richness, empower them to ask their own questions and seek their own answers, and challenge them to understand the world’s complexities.” Pendidik atau guru harus sebisa mungkin mengajak siswa untuk dapat melihat keadaan sesungguhnya di alam, tidak hanya teori yang diajarkan dalam kelas. Sehingga siswa dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran mereka mengenai kejadian-kejadian yang terjadi di alam.
Menurut Piaget (dalam Paul Suparno, 2007: 12) fisika dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuam fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu dalam pembelajaran fisika sebaiknya siswa diajak untuk melihat secara langsung objek yang dipelajari atau menyaksikan secara langsung kejadian-kejadian fisika.
pembelajaran fisika sebaiknya siswa lebih didekatkan pada fenomena-fenomena fisika yang ada di sekitarnya dari pada hanya dijelaskan teori-teorinya saja. Siswa diberi kebebasan untuk berpikir dan mengemukakan ide-idenya dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Melalui cara ini siswa akan lebih mudah memahami konsep fisika.
Untuk menghadirkan fenomena-fenomena fisika secara langsung dalam pembelajaran fisika tidaklah mudah. Tidak semua fenomena-fenomena fisika dapat dihadirkan secara langsung dalam kelas. Salah satu cara untuk menghadirkan fenomena-fenomena tersebut yaitu dengan menggunakan eksperimen. Sesuai dengan uraian di atas, untuk mendesain suatu pembelajaran yang lebih menekankan pada proses belajar, sehingga para siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan, maka pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan eksperimen merupakan salah satu strategi pembelajaran yang tepat.
Menurut H. Wina Sanjaya (2011: 196) strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dalam strategi pembelajaran ini siswa dituntun untuk mencari jawaban sendiri.
menemukan teori atau hukum. Jadi seakan-akan teori atau hukum tersebut ditemukan sendiri oleh siswa.
Dalam proses menemukan jawaban tersebut para siswa perlu diarahkan. Di sini dibutuhkan bimbingan dari guru untuk mengarahkan siswa sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu melalui penelitian ini peneliti akan meneliti mengenai “Peningkatan Hasil Belajar dan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Eksperimen Terbimbing pada Pokok Bahasan Hukum Newton Kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang mau diteliti adalah sebagai berikut.
1. Apakah pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton?
2. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing dan pembelajaran fisika menggunakan metode ceramah pada kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton?
3. Bagaimana minat siswa kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta terhadap pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada materi hukum newton?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak meluas maka perlu adanya pembatasan masalah. Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
2. Minat belajar yang diteliti hanya minat belajar siswa saat mengikuti pembelajaran menggunakan metode eksperimen terbimbing.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara pembelajaran fisika menggunakan model inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing dan pembelajaran fisika menggunakan metode ceramah kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta pada materi hukum newton.
3. Untuk mengetahui minat siswa kelas XE SMA Santa Maria Yogyakarta terhadap pembelajaran fiska menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada materi hukum newton.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan calon guru, bagi peneliti dan bagi siswa.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk mengembangkan pembelajaran fisika. Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pengetahuan para guru dan calon guru mengenai pembelajaran menggunakan model inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing, sehingga kemudian dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas untuk membantu para siswa memahami materi fisika yang diajarkan.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk belajar menerapkan desain pembelajaran menggunakan model inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing. Selain itu peneliti juga dapat mempunyai pengalaman dan bekal dalam menggunakan metode pembelajaran yang dapat bermanfaat ketika peneliti menjadi guru.
3. Bagi siswa
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran
1. Belajar
Ada beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar antara lain:
a. Menurut Winkel (2007: 59) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
b. Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 9) belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, peningkatan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan pengokohan kepribadian.
c. Jerome Brunner (dalam Trianto, 2011: 15) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses atau suatu aktivitas mental/psikis yang terjadi antara individu dengan lingkungannya untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, perilaku, sikap dan pengokohan kepribadian individu.
2. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum peroses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar dalam diri seseorang (Siregar, 2011: 13). Menurut Trianto (2011: 17) pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Menurut Surya (2004: 7) pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya. Winkel (2007) mengatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
proses belajar dalam diri siswa berupa suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman siswa itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
B. Pembelajaran Konstruktivistik
Menurut von Glasersfeld dan Mattews (dalam Paul Suparno, 1997: 18) konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka lewat indera mereka yaitu, mengamati, mencoba-coba, mengukur, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan dari yang diamati. Menurut Trianto (2011: 113) konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Siswa harus dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Dalam pembelajaran konstruksivisme siswa dibiasakan untuk mengkontruksi pengetahuan dalam benak mereka sendiri. Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformulasikan sesuatu informasi kompleks ke situasi lain, dan apabila dikehendaki, informasi itu dapat menjadi milik mereka sendiri (Trianto, 2011: 113).
konstruktivisme, yang penting bukan seberapa banyak yang dicapai, bukan seberapa besar kesalahan yang dibuat; seberapa kualitas dan kuantitas proses yang dialami siswa untuk mencapai hasil tersebut (Kartika Budi, 1998).
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivistik adalah suatu proses pembelajaran di mana siswa membentuk (mengkonstruksi) sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran.
C. Model Pembelajaran Inkuiri
1. Model pembelajaran
Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto, 2011) model pengajaran mempunyai empat ciri yaitu:
a. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan disampaikan). Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaks (pola urutannya), dan sifat lingkungan belajarnya.
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. Tingkah laku mengajar yang diperlukan berupa urutan-urutan tahap kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru atau siswa.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pelajaran tersebut dapat dicapai. Tiap-tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.
2. Model pembelajaran inkuiri
memperoleh suatu kesimpulan. Yang ditekankan dalam inkuiri adalah siswa menjadi investigator. Kekuatan inkuiri adalah pembelajaran menjadi student centered, membangun kosep diri, mengembangkan peringkat harapan, mengembangkan sebagian bakat, menghindari pembelajaran hanya pada tingkat verbal, dan siswa mengalami proses mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuannya.
Menurut Gulo (dalam Trianto, 2011) model inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisi data, dan membuat kesimpulan.
1. Identifikasi dan klarifikasi persoalan
Langkah awal adalah menentukan persoalan yang ingin dipecahkan dengan metode inkuiri. persoalan ini dapat disiapkan oleh guru dan sebaiknya persoalan ini sudah disiapkan sebelum pelajaran dimulai. Persoalan harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, dan dipecahkan oleh siswa. Persoalan sendiri perlu diidentifikasi dengan jelas dan diklarifikasi. Bila persoalan ditentukan oleh guru maka perlu diperhatikan bahwa persoalan itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang terlalu tinggi akan membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalany yang terlalu mudah yang sudah mereka ketahui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan tingkat hidup dan keadaan siswa.
2. Membuat hipotesis
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang persoalan itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau tidak. Jika belum jelas sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya terlebih dahulu. Guru diharapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya saja. Hipotesis yang salah nantinya akan kentara setelah pengambilan data dan analisis data yang diperoleh.
3. Mengumpulkan data
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Maka guru perlu membantu siswa mencari peralatan, merangkai peralatan dan mengoperasikan peralatan sehingga berjalan dengan baik. Dalam bahasa fisika langkah ini adalah langkah percobaan atau eksperimen. Biasanya dilakukan di laboratorium tetapi kadang juga di luar sekolah. Setelah peralatan jalan, siswa diminta untuk mengumpulkan data dan mencatatnya dalam buku catatan.
4. Menganalisis data
Data yang sudah dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan apakah hipotesis mereka benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, sebaiknya data diorganisasikan, dikelompokkan, diatur sehingga dapat dengan mudah dibaca dan dianalisis. Kadang sangat baik data dikelompokkan menurut: (1) yang menguatkan hipotesis, (2) yang melemahkan hipotesis, dan (3) yang netral. Dalam menganalisis sering kali diperlukan alat hitung seperti rumus matematika ataupun statistik yang memudahkan siswa mengambil keputusan atau mengambil generalisasi.
5. Merumuskan kesimpulan
untuk mencari penjelasan mengapa demikian. Guru dapat membantu dengan berbagai pertanyaan penolong.
D. Metode Pembelajaran Eksperimen
1. Metode pembelajaran
Menurut Suyono dan Harianto (2011: 19) metode pembelajaran adalah secara keseluruhan perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termaksud pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran didefenisikan sebagai cara yang digunakan oleh guru, sehingga dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2012: 7). Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan-tahapan tertentu.
2. Metode pembelajaran eksperimen
a. Eksperimen terbimbing
Dalam eksperimen terbimbing jalannya eksperimen sudah dirancang oleh guru sebelumnya kemudian dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat oleh siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal, sehingga siswa tidak bingung dalam melakukan eksperimen (Paul Suparno, 2007) 1) Tugas guru
Untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen guru mempunyai peranan penting. Menurut Paul Suparno (2007) beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:
a) Memilih eksperimen apa yang ditugaskan kepada siswa.
b) Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan apa kesimpulannya.
c) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semuanya siap dan lancar.
d) Pada saat percobaan guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa. e) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat
jalan dengan baik.
g) Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya.
h) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
2) Tugas siswa
Menurut Paul Suparno (2007) dalam eksperimen siswa melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. Jika eksperimennya dalam kelompok ada baiknya kelompok dibuat kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan eksperimen bukan hanya melihat eksperimen teman. Dalam eksperimen, siswa antara lain akan melakukan tindakan sebagai berikut:
a) Membaca petunjuk percobaan dengan teliti. b) Mencari alat yang diperlukan.
c) Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan. d) Mulai mengamati jalannya percobaan.
e) Mencatat data yang diperlukan.
f) Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data yang ada.
g) Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan.
h) Dapat juga mempresentasikan percobaanya di depan kelas.
b. Eksperimen bebas
lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalisis serta disimpulkan. Keuntungan dengan eksperimen bebas adalah siswa ditantang untuk merencanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi arahan guru. Dengan demikian akan tampak bagaimana kreativitas, kepandaian, dan kemampuan siswa dalam memecahkan tugas yang diberikan oleh guru. c. Kelebihan dan kekurangan metode eksperimen
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut ( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010).
1) Kelebihan metode eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain: a) Metode ini mengembangkan ketelitian, keuletan dan ketabahan.
b) Membuat siswa lebih percaya akan kebenaran atau kesimpulannya berdasarkan percobaannya.
c) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
d) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran manusia.
2) Kekurangan metode eksperimen
Metode eksperimen mengandung beberapa kekurangan antara lain:
b) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
c) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan teori karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada diluar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
E. Hasil Belajar
Menurut Dedeng (dalam Made Wena, 2009: 6) hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran di bawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu keefektifan, efesiensi, daya tarik.
1. Keefektifan pembelajaran
Menurut Davis efektifitas mengacu pada apa yang dikerjakan (dalam Kartika Budi, 1998). Suatu pembelajaran disebut efektif bila apa yang dikerjakan benar. Keefektifan pembelajaran diukur dari tingkat pencapaian siswa, dan terdapat empat indikator untuk mempreskripsikannya, yaitu (1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari, (2) kecepatan unjuk kerja, (3) tingkat alih belajar, (4) tingkat retensi.
2. Efesiensi pembelajaran.
antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai siswa dan/ atau biaya yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Daya tarik pembelajaran
Daya tarik pembelajaran diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap/ terus belajar. Suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika siswa tertarik untuk terus belajar dan meningkatkan pengetahuan mereka.
Menurut Winkel (2009) hasil belajar adalah suatu kemampuan internal (capability) yang berhasil menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance). Gagne mengkategorikan hasil belajar ke dalam lima kategori (dalam W.S Winkel, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Informasi verbal
Yang dimaksudkan dengan informasi verbal adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan dan tertulis. Jadi yang memiliki pengetahuan tertentu, berkemampuan untuk menuangkan pengetahuan itu dalam bentuk bahasa yang memadai, sehingga dapat dikomunikasikan pula kepada orang lain.
2. Kemahiran intelektual
empat subkemampuan yang diurutkan secara hierarkis. Adapun keempat subkemampuan adalah sebagai berikut:
a. Diskriminasi jamak
Berdasarkan pengamatan yang cermat terhadap berbagai objek, orang mampu membedakan antar objek yang satu dengan objek yang lain. Selama mengamati, dibentuk berbagai persep, yaitu hasil mental dari pengamatan, yang didalamnya tanggapan sebagai representasi berperaga mungkin sekali memegang peranan. Dalam persep dikenal ciri-ciri fisik yang khas bagi masing-masing objek, yaitu warna, bentuk, ukuran, panjang, lebar, kasar-halus, bunyi, baunya dan lain sebagainya. Berdasarkan persep-persep itu, orang mampu membedakan objek yang satu dari yang lain, meskipun mirip satu sama lain.
b. Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi).
dia memberikan prestasi yang membuktikan bahwa dia sudah mempunyai konsep yang tepat.
Konsep yang didefenisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Realitas yang tidak berbadan dan tidak bermateri tidak dapat diamati secara langsung.
c. Kaidah
Bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang merepresentasikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Kaidah merupakan suatu representasi mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
d. Prinsip
Dalam prinsip telah menjadi kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga terbentuk suatu kaidah yang bertaraf lebih tinggi dan lebih kompleks. Kaidah semacam itu, disebut prinsip. Berdasarkan prinsip yang dipegang orang mampu memecahkan suatu problem dan kemudian menerapkan prinsip itu pada problem yang sejenis.
3. Pengaturan kegiatan kognitif
pengaturan kegiatan kognitif adalah aktivitas mentalnya sendiri. Pengaturan kegiatan kognitif mencakup penggunaan konsep dan kaidah yang telah dimiliki, terutama bila sedang menghadapi suatu problem. Orang yang mampu mengatur dan mengarahkan aktivitas mentalnya sendiri di bidang kognitif, akan jauh lebih efisien dan efektif dalam mempergunakan semua konsep dan kaidah yang pernah dipelajari, dibandingkan dengan orang yang tidak berkemampuan demikian.
4. Keterampilan motorik
Orang yang memiliki suatu kemampuan motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah otomatisme, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-gerik tertentu.
5. Sikap
Pada penelitian ini tidak semua kategori hasil belajar diteliti. Kategori hasil belajar yang diteliti adalah kategori kemahiran intelektual, kategori pengaturan kegiatan kognitif dan kategori sikap.
F. Minat Belajar
Menurut Sukardi (dalam Ahmad Susanto, 2013: 57) minat dapat diartikan sebagai kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Menurut Slameto (2012) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam diri (Ahmad Susanto, 2013: 58). Menurut Sadirman (dalam Ahmad Susanto, 2013 : 58) minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu kondisi atau suatu dorongan dari dalam diri seseorang untuk cenderung tetap memperhatikan suatu objek atau kegiatan yang bisa menyebabkan timbulnya kesenangan, kesukaan, kegemaran dan mendatangkan kepuasan diri.
memusatkan perhatian terhadap seseorang, sesuatu benda, atau kegiatan tertentu. Menurut william James (dalam Ahmad Susanto, 2013) minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa minat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keefektifan proses belajar mengajar yang nantinya akan berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa.
G. Hukum Newton
1. Hukum I newton
Belajar mengenai hukum newton, berarti kita mempelajari tentang gaya dan gerak. Gaya didefenisikan sebagai dorongan dan tarikan. Jika suatu benda diberikan gaya baik itu dorongan maupun tarikan maka benda tersebut akan mengalami perubahan gerak. Dapat dikatakan benda yang semulanya diam akan bergerak sedangkan benda yang awalnya bergerak akan semakin cepat bergerak. Hubungan tentang gerak dan gaya ini kita pelajari dalam hukum newton.
Hukum I newton biasa disebut dengan hukum kelembaman. Hukum I newton menggambarkan bahwa suatu benda akan cenderung mempertahankan keadaan dia atau bergeraknya. Hukum I newton berbunyi: jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, benda yang mula-mula diam akan tetap diam, sedangkan benda yang mula-mula bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap.
Jika ∑F = 0, maka benda yang diam akan tetap diam dan benda yang
bergerak akan bergerak lurus beraturan.
Contoh penerapan hukum I newton dalam kehidupan sehari-hari antara lain: a. Penumpang akan terdorong ke depan saat mobil yang bergerak cepat
direm mendadak.
b. Koin yang berada di atas kertas di meja, akan tetap di tempat jika kertas ditarik dengan cepat.
2. Hukum II newton
Pada hukum I newton berbicara mengenai benda yang mengalami resultan gaya sama dengan nol. Pada keadaan ini benda tidak mengalami percepatan atau percepatanya sama dengan nol. Bagaimana dengan benda yang mengalami resultan gayanya tidak sama dengan nol? Pada kenyataan ini kecepatan benda akan mengalami perubahan sehingga benda tersebut mengalami percepatan. Kaitan antara percepatan dan gaya ini diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan hukum keduanya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II newton. Hukum II newton berbunyi: percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Satuan gaya = newton Satuan massa = kilogram Satuan percepatan = m/s2 3. Hukum III newton
Hukum III newton sering dikenal dengan hukum aksi reaksi. Hukum ini menjelaskan tentang hubungan aksi dan reaksi suatu dua buah benda. Hukum III newton dinyatakan sebagai berikut.
Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Secara matematis, hukum III newton dinyatakan sebagai
aksi = - reaksi
Ada tiga syarat terjadinya aksi-reaksi, yaitu:
a. Besarnya nilai aksi sama dengan besarnya nilai reaksi. b. Arah aksi berlawanan dengan arah reaksi.
29 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen dan penelitian
deskriptif. Dikatakan penelitian eksperimen karena pada penelitian ini ada
perlakuan (treatment) terhadap subyek penelitian dengan menggunakan
metode eksperimen terbimbing dan ceramah. Dikatakan penelitian deskriptif
karena pada penelitian ini juga akan dideskripsikan minat belajar siswa
selama pembelajaran menggunakan metode eksperimen terbimbing.
Berdasarkan metode analisis data penelitian ini bersifat kuantitatif dan
kulitatif. Dikatakan bersifat kuantitatif karena pada penelitian ini data yang
diperoleh untuk menganalisis peningkatan hasil belajar adalah data nilai
siswa. Data nilai siswa ini dalam bentuk data kuantitatif. Sedangkan dikatakan
bersifat kualitatif karena pada penelitian ini akan dilihat minat siswa terhadap
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Data
yang diperoleh untuk melihat minat siswa dalam bentuk data kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian: SMA Santa Maria Yogyakarta
C. Subyek penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta. Untuk
kelas eksperimen dipakai kelas XE sedangkan untuk kelas kontrol dipakai
kelas XB.
D. Desain Penelitian
Bagan 3.1. Prosedur pelaksanaan penelitian Orientasi Sekolah
Membuat Perangkat Pembelajaran
Membuat Instrumen Penelitian
RPP LKS Pretes, Postes, Kuesioner,
Wawancara
Pretes
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Perlakuan
Postes
Kuesioner
Wawancara
Analisis Data
Pada bagan 3.1 di atas, prosedur pelaksanaan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Orientasi sekolah
Orientasi sekolah berguna untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa
kelas yang terutama kelas X, jumlah siswa kelas X, dan cara mengajar guru
fisika selama ini.
2. Membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan LKS
untuk kelas eksperimen.
3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes tertulis sekaligus aturan
pengskorannya, kuesioner minat siswa dan soal wawancara.
4. Mengadakan pretes untuk materi hukum newton pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
5. Melaksanakan perlakuan
Pembelajaran menggunakan metode ekseprimen terbimbing dilaksanakan di
kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan metode ceramah di kelas
kontrol.
6. Mengadakan postes materi hukum newton di kelas eksperimen dan keas
kontrol. Hasil postes dibandingkan dengan hasil pretes, yang fungsinya
untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa mengenai
konsep hukum newton dalam pembelajaran dengan metode eksperimen
7. Membagikan kuesioner kepada siswa di kelas eksperimen untuk mengetahui
minat siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode eksperimen
terbimbing.
8. Mengadakan wawancara dengan siswa di kelas eksperimen.
9. Menganalisis data.
10. Membuat kesimpulan.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen pembelajaran
Instrumen ini disusun berdasarkan tujuan dari penelitian. Instrumen
pembelajaran yang dipakai terdiri dari: Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sesuai dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Komponen-komponen
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran terdiri dari: 1) identifikasi
yang meliputi mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester,
metode pembelajaran dan alokasi waktu, 2) standar kompetensi, 3)
kompetensi dasar, 4) indikator dan tujuan, 6) materi ajar, 7)
langkah-langkah kegiatan, 8) sumber belajar.
Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat dua macam yaitu
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan
pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
(lampiran 3 dan 4). Untuk mengukur pencapaian indikator dilakukan
evaluasi pembelajaran yang tertuang dalam butir-butir soal.
b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar kegiatan siswa digunakan agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan yang dilakukan siswa terarah,
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Lembar kegiatan
siswa disusun berdasarkan komponen-komponen penting yang terdapat
dalam LKS yaitu: pokok bahasan, subpokok bahasan, tujuan, petunjuk
umum, pendahuluan, dan kegiatan pembelajaran.
Pada metode eksperimen terbimbing yang digunakan dalam
pembelajaran ini disesuaikan dengan langkah-langkah ikuiri. Sehingga
dalam pembelajaran menggunakan metode eksperimen ini terdiri dari
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh siswa yaitu:
1) Kegiatan 1
Merumuskan masalah, merumuskan hipotesis.
2) Kegiatan 2
Melakukan percobaan.
3) Kegiatan 3
Menganalisis data
4) Kegiatan 4
Ada tiga LKS yang digunakan yaitu LKS untuk pembelajaran hukum I
newton, LKS untuk pembelajaran hukum II newton dan LKS untuk
pembelajaran hukum III newton. LKS yang digunakan dapat dilihat pada
lampiran (lampiran 5).
2. Istrumen pengumpulan data
Instrumen ini adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pretes, postes,
kuesioner dan pertanyaan wawancara.
a. Pretes
Pretes (tes awal) diberikan kepada siswa sebelum pelajaran
dimulai. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa
mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari. Pada pretes berisi
butir-butir soal mengenai konsep hukum newton. Pretes ini diberikan
kepada siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen.
b. Postes
Postes (tes akhir) diberikan kepada siswa setelah siswa
mempelajari materi tentang hukum newton. Postes ini diberikan
kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Tujuan dari
postes ini adalah untuk melihat dan mengetahui hasil belajar siswa
tentang konsep hukum newton setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen di kelas kontrol dan setelah
Isi soal pretes dan postes dibuat sama. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah penganalisisan data mengenai konsep-konsep yang
sudah dipahami atau belum. Soal pretes dan postes dapat dilihat pada
lampiran (lampiran 6). Kisi-kisi soal pretes dan postes dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal postes dan postes
Konsep Indikator Kriteria Soal
1.Hukum
Sebutkan bunyi hukum I newton!
Sebutkan
contoh-contoh penerapan hukum I newton dalam kehidupan sehari-hari!
Mengapa pada saat
kita duduk di mobil yang sedang
bergerak, kemudian direm tiba-tiba badan kita akan terdorong kedepan?
Sebutkan bunyi II hukum newton!
Bagaimana
Menjelaskan menurut hukum II newton?
Sebuah benda bergerak dengan percepatan 2 m/s2 . jika massa benda tersebut adalah 20 kg, maka tentukan besarnya gaya yang bekerja pada benda tersebut! sebesar F dan pada m2 diberikan gaya
Mesin sebuah mobil balap mampu menghasilkan gaya sebesar 10000 N, berapa percepatan mobil balap tersebut jika massa mobil beserta
3.Hukum n soal tentang hukum III
Sebutkan bunyi hukum III newton!
Sebutkan
contoh-contoh kejadian yang berkaitan dengan hukum III newton!
Jika sebuah balok bermassa 5 kg (w=50 N) digantung dengan tali dan diikatkan pada atap, jika balok diam maka berapakah tegangan talinya?
Jelaskan bagaimana hukum III newton bekerja saat kita berjalan!
c. Kuisioner
Kuisioner ini diberikan pada siswa di kelas eksperimen setelah
siswa mengikuti pembelajaran. Tujuan dari kuisioner ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana minat belajar siswa selama mengikuti proses
metode eksperimen terbimbing. Ada 20 pernyataan dalam kuisioner
minat. Isi kuesioner minat dapat dilihat pada lampiran (lampiran 8).
Kisi-kisi kuisioner dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuisioner
Aspek minat Indikator Minat Item Jumlah
Merasa tertarik
Tertarik mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
1 1
Merasa senang
Merasa senang delam pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
2 1
Merasa menerima
Merasa menerima belajar dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
3 1
Konsentrasi Konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
14 1
Perhatian Memperhatikan tiap tahap
kegiatan pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
8 1
Merasa puas Merasa puas mengikuti
pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing
4, 5 2
Berpartisipasi Terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
Tertantang untuk mengerjakan sesuatu dan berpikir kreatif selama pembelajaran fisika dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing
6, 9, 10
3
Usaha Usaha yang dilakukan dalam
pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
12 1
Keseriusan Serius mengikuti pembelajaran
fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
17, 18
2
Tanggapan Tanggapan mengikuti
pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing
7, 19, 20
d. Wawancara
Wawancara ini dilakukan setelah siswa selesai mengikuti postes.
Wawancara ini bertujuan untuk memperkuat data-data pretes, postes
dan kuesioner. Tidak semua siswa diwawancarai, yang diwawancarai
adalah kelompok siswa yang peningkatan hasil belajarnya rendah dan
kelompok siswa yang peningkatan hasil belajarnya tinggi. Kisi-kisi
wawancara dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3. Kisi-kisi wawancara
Komponen Pertanyaan
1. Kebiasaan belajar Apakah sudah pernah belajar fisika
menggunakan metode eksperimen terbimbing selama di SMA Santa Maria Yogyakarta?
Apakah anda lebih paham jika
diberitahu oleh guru atau mencari tahu sendiri?
2. Perasaan siswa
selama mengikuti pelajaran
Apakah anda suka mengikuti
pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing?
3. Kendala-kendala
yang dihadapi selama pelajaran
berlangsung
Apakah anda merasa kesulitan
dalam mengikuti penbelajaran?
Kesulitan-kesulitan apa saja yang
anda alami selama mengikuti pembelajaran?
F. Validitas
Uji validitas yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
validitas isi (content validity). Menurut Sugiyono (2000) salah satu cara untuk
memperoleh valditas isi adalah dengan melihat soal-soal yang membentuk tes
itu. Jika keseluruhan soal nampak mengukur apa yang seharusnya diukur tes
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini sudah memenuhi validitas isi
karena semua hal yang mau dilihat sudah ada dalam instrumen tersebut.
Untuk menguji validitas isi instrumen dengan cara, instrumen yang dibuat
sesuai dengan kisi-kisi yang ada dan instrumen divalidasi oleh dua orang ahli
yaitu seorang dosen dan seorang guru mata pelajaran. Hasil validitas dari
dosen dan guru terlampiran (lampiran 12 dan 13).
G. Kriteria Penilaian Jawaban Siswa
Jawaban siswa untuk pretes dan protes dianalisis dengan penskoran
jawaban siswa. Pemberian skor jawaban siswa untuk tiap-tiap soal tegantung
pada tingkat kesulitan soal. Skor tiap-tiap soal dapat dilihat pada tabel 3.4 di
bawah ini.
Tabel 3.4. Pemberian skor untuk masing-masing soal
Aspek No soal Skor
Untuk menghitung nilai akhir yang diperoleh siswa dihitung menggunakan
rumus:
Nilai akhir siswa=
H. Metode Analisis Data
1. Analisis hasil belajar awal siswa
Untuk menganalisis hasil belajar awal siswa dilakukan dengan
menggunakan uji homogenitas. Uji homogenitas ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pemahaman awal siswa di kelas eksperimen dan di
kelas kontrol tentang materi hukum newton. Uji homogenitas ini dilakukan
menggunakan uji-t independen. Data yang digunakan adalah nilai pretes
siswa kelas eksperimen dan nilai pretes siswa kelas kontrol. Uji ini
dilakukan menggunakan SSPS dengan level signifikan 0,05.
2. Analisis peningkatan hasil belajar siswa
Untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa di kelas
eksperimen dan di kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan uji-t
dependen. Uji-t dependen ini dilakukan dengan menggunakan program
SSPS dengan level signifikan 0,05. Jika hasil perhitungan uji-t signifikan
maka ada peningkatan hasil belajar siswa. Data-data yang digunakan
adalah nilai pretes dan nilai postes kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Analisis beda peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
Untuk mengetahui adanya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode eksperiman terbimbing dan metode
ceramah, dilakukan perhitungan menggunakan uji-t independen dengan
tingkat signifikan α=0.05. Cara perhitungannya menggunakan SPSS.
eksperimen terbimbing dan metode ceramah dapat dilihat dari hasil uji-t
yang dilakukan. Data-data yang digunakan yaitu nilai postes siswa kelas
eksperimen dan kelas ceramah. Jika hasil perhitungan uji-t signifikan
maka ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan metode
eksperimen terbimbing dan metode ceramah.
4. Analisis minat belajar siswa menggunakan metode eksperimen terbimbing
a. Pemberian skor pernyataan siswa
Pernyataan siswa diberi skor 4 (empat) bila menjawab sangat
setuju, pernyataan siswa diberi skor 3 (tiga) bila menjawab setuju,
pernyataan siswa diberi skor 2 (dua) bila menjawab tidak setuju,
pernyataan siswa diberi skor 1 (satu) bila menjawab sangat tidak
setuju. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5. Pemberian skor penyataan siswa
Pernyataan siswa Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
b. Pengolahan data
Pengskoran data direkap ke dalam tabel lalu diolah dengan
menjumlahkan seluruh skor yang telah diperoleh masing-masing
siswa, untuk memperoleh data keseluruhan dari pernyataan siswa
metode eksperimen terbimbing. Untuk kualifikasi minat siswa dapat
dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini.
Tabel 3.6. Kualifikasi minat siswa
Interval skor Kualifikasi minat
61 – 80 Sangat berminat
41 – 60 Berminat
21 – 40 Kurang berminat
0 – 20 Tidak berminat
5. Analisis hasil wawancara
Untuk menganalisis hasil wawancara, pertama-tama dibuat transkip
44 BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Santa Maria Yogyakarta dan mengambil
subyek penelitian kelas XB dan kelas XE. Kelas XE kelas diberi treatment
model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing. Sedang
kelas XB adalah kelas kontrol yang diberi treatment dengan metode ceramah.
Jumlah siswa secara keseluruhan adalah 48 siswa, yaitu terdiri dari 24 orang
siswa di kelas eksperimen dan 24 orang siswa di kelas kontrol. Pada
penelitian ini penulis berperan sebagai guru dalam proses pembelajaran baik
itu di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
1. Sebelum penelitian
Sebelum penelitian dimulai peneliti mempersiapkan
instrumen-instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Instrumen-instrumen-instrumen
penelitian tersebut antara lain: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk kelas XE dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
maupun kelas XB menggunakan metode ceramah, Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) untuk metode eksperimen terbimbing pokok bahasan
hukum newton, kuesioner minat terhadap pembelajaran fisika
menggunakan metode eksperimen terbimbing, soal pretes dan soal
postes. Hal tersebut dilakukan agar selama proses penelitian berlangsung
2. Selama pelaksanaan penelitian a. Sebelum proses pembelajaran
Sebelum proses pembelajaran penulis memperkenalkan diri
kepada siswa baik di kelas XE maupun kelas XB. Setelah perkenalan
penulis memberitahukan kepada siswa bahwa materi penbelajaran
yang akan dipelajari adalah tentang hukum newton. Selanjutnya
peneliti membagikan soal pretes yang terdiri dari 10 soal uraian, dan
alokasi waktu yang diberikan sebanyak 45 menit. Pretes kelas
eksperimen dilaksanakan pada hari Senin 4 November 2013,
sedangkan pretes kelas kontrol dilaksanakan pada hari Senin 11
November 2013.
b. Selama proses pembelajaran
Proses pembelajaran di kelas eksperimen (XE) dengan
menggunakan metode eksperimen terbimbing berlangsung selama 6
jam pembelajaran, yang dibagi menjadi 3 kali pertemuan (tiap jam
pelajaran 45 menit). Proses pembelajaran di kelas kontrol (XB)
dengan menggunakan metode ceramah berlangsung selama 6 jam
pelajaran, yang terbagi menjadi 3 kali pertemuan (tiap jam pelajaran
45 menit).
Proses pembelajaran pada tiap pertemuan di kelas XE dan di kelas
1) Kelas XE menggunakan metode eksperimen terbimbing Pertemuan I: Rabu, 6 November 2013 pukul 12.15-1.45. Materi yang diajarkan adalah tentang hukum I newton.
Peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 4 orang. Kegiatan
pembelajaran dilakukan di laboratorium fisika. Peneliti
membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan
menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum para
siswa melakukan eksperimen peneliti menjelaskan tujuan dari
dari eksperimen. Eksperimen yang dilakukan siswa pada
pertemuan ini adalah tentang hukum I newton. Sebelum
eksperimen dimulai para siswa diminta untuk menentukan
hipotesa dari eksperimen yang akan dilakukan dalam
masing-masing kelompok. Setelah para siswa menentukan hipotesa
peneliti menjelaskan langkah-langkah eksperimen yang akan
dilakukan siswa. Kemudian siswa dalam kelompok diminta
untuk melakukan eksperimen sesuai dengan petunjuk dan
mengambil data eksperimen. Selama siswa melakukan
eksperimen peneliti mengamati kegiatan siswa dan membimbing
mereka apabila ada yang kurang mereka pahami mengenai
langkah-langkah eksperimen. Setelah siswa mengambil data
eksperimen siswa masih dalam kelompok diminta untuk
eksperimen yang telah mereka lakukan. Peneliti membimbing
siswa dalam menganalisis data dan membuat kesimpulan sesuai
dengan hasil eskperimen pada masing-masing kelompok.
Setelah para siswa selesai membuat kesimpulan, peneliti
meminta tiap-tiap kelompok membacakan kesimpulan hasil
eksperimen yang mereka lakukan. Selama kelompok
membacakan hasil eksperimen, kelompok lain diminta untuk
mendengarkan hasil yang dilaporkan oleh kelompok tersebut.
Kemudian peneliti bersama-sama dengan siswa membuat
kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen yang telah
dilakukan. Setelah itu peneliti memberikan ringkasan materi
mengenai hukum I newton. Dari hasil pengamatan peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung, para siswa terlihat
antusias mengikuti pembelajaran, semua siswa terlibat aktif
dalam melakukan eksperimen.
Pertemuan II: Rabu, 13 November 2013 pukul 12.15-1.45. Materi yang diajarkan tentang hukum II newton.
Kegiatan pembelajaran berlangsung di laboratorium. Siswa
diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok masing-masing
seperti pada pertemuan pertama. Peneliti membagikan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS), sebelum eksperimen dilakukan peneliti
menjelaskan tujuan dari eksperimen yang akan dilakukan.
eksperimen yang akan dilakukan dalam kelompok
masing-masing. Setelah menentukan hipotesa, peneliti menjelaskan
langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan siswa.
Selanjutnya siswa melakukan eksperimen, mengambil data
eksperimen, mengisi pertanyaan pada LKS dan membuat
kesimpulan eksperimen dalam kelompok masing-masing.
Sementara itu peneliti membimbing siswa apabila ada yang
kurang siswa pahami.
Setelah selesai membuat kesimpulan, masing-masing
kelompok melaporkan hasil dari eksperimen yang sudah mereka
lakukan. Sementara kelompok melaporkan hasilnya kelompok
lain mendengarkan. Kemudian peneliti bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen
yang telah dilakukan. Setelah itu peneliti memberikan ringkasan
materi mengenai hukum II newton. Selama proses pembelajaran
semua siswa terlibat aktif melakukan eksperimen dan
mengerjakan soal LKS.
Pertemuan III: Rabu, 20 November 2013 pukul 12.15-1.45. Materi yang diajarkan tentang hukum III newton.
Kegiatan pembelajaran berlangsung di laboratorium. Siswa
diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok pada pertemuan
pertama dan kedua. Selanjutnya peneliti membagikan Lembar
yang akan dilakukan. Siswa diminta untuk menentukan hipotesa
dalam kelompok. Setelah itu peneliti menjelaskan
langkah-langkah eksperimen. Selanjutnya siswa melakukan ekperimen,
mengambil data eksperimen, menjawab soal pada LKS dan
membuat kesimpulan dari eksperimen yang telah mereka
lakukan. Sementara itu peneliti membimbing siswa apabila ada
yang kurang siswa pahami.
Setelah selesai membuat kesimpulan, masing-masing
kelompok melaporkan hasil dari eksperimen yang sudah mereka
lakukan. Sementara kelompok melaporkan hasilnya kelompok
lain mendengarkan. Kemudian peneliti bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan yang diperoleh dari eksperimen
yang telah dilakukan. Setelah itu peneliti memberikan ringkasan
materi mengenai hukum III newton. Selama proses
pembelajaran semua siswa terlibat aktif melakukan eksperimen
dan mengerjakan soal LKS.
Selanjutnya peneliti memberikan latihan soal untuk
dikerjakan. Siswa mengerjakan soal bersama-sama dengan
teman kelompok. Kemudian beberapa siswa diminta untuk
mengerjakan soal latihan di papan tulis. Selanjutnya guru
bersama-sama dengan siswa mengoreksi dan membahas