• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

A. Deskripsi Teoretis

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.15 Pembelajaran kooperatif(cooperative learning) merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dengan keahlian berbeda, dan di dalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.16

Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented

by the teacher”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa

cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah dari 4 sampai 6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah belajar.17

Jhonson & Jhonson menyebutkan bahwa, “Pembelajaran

kooperatif adalah cara yang menggunakan kelompok kecil sehingga siswa

15

Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15

16

Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 130

17

15

bekerja dan belajar satu sama lain. Untuk mencapai tujuan kelompok di dalam belajar kooperatif siswa berdiskusi dan saling membantu serta mengajak satu sama lain untuk memahami isi materi pelajaran”.18

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebuah cara dalam pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat dari pembelajaran sehingga siswa dibebaskan untuk mengeksplorasi ilmunya dan pembelajaran ini lebih menekankan sebuah kerja sama antar siswa.

b. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson mengemukakan, “Ada lima unsur dasar

dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai

berikut:”19

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

Yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

Yaitu keberhasilan kelompok sangat bergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3) Interaksi tatap muka (face of promotion interaction)

Yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling member dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

18

Zulfiani, loc. cit.

19

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selajutnya bias bekerja sama dengan lebih efektif.

c. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Unsur-unsur dasar dalam cooperative learning menurut Lungdren sebagai berikut:20

1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”

2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3) Para siswa harus berpadangan bahwa mereka semua memiliki

tujuan yang sama.

4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.

5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.

6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan kerja sama selama belajar.

7) Setiap siswa akan diminta pertanggungjawaban secara individual materi yang ditagani dalam kelompok kooperatif.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunkan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar.

20

Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 13-14

17

Fase ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan bahan bacaan daripada secara verbal.

Selanjutnya, siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar, tahap ini dikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi akhir kerja kelompok, atau evaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu.21

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif22

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan.

Tahap 3 :

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4:

Membimbing

kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5 :

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah di pelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Tahap 6 :

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

21

Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pres, 2012), Edisi ke-2, h. 211

22

e. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil dikembangkan para peneliti pendidikan di John Hopkins University yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division). TGT (TeamcGames Taurnament), TAI (Team Accelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading & Composition) dan jigsaw. Tiga diantaranya yaitu STAD, TGT, dan Jigsaw dapat diterapkan pada hampir seluruh subjek mata pelajaran, sedangkan TAI dan CIRC digunakan pada subjek mata pelajaran dan jenjang tertentu.23

1) STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana. Dalam metode ini, siswa dibagi dalam bentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan kemampuan. Guru menyampaikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Secara individu setiap 2 minggu siswa diberi kuis. Kuis itu di skor pengembangan.

2) Jigsaw

Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari bagian tertentu yang diberikan. Jigsaw terdiri dari lima langkah, yaitu mahasiswa membaca dan mengkaji bahan ajar, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok mahasiswa (homogen), tes/kuis, dan penguatan dari guru. 3) TGT (Team Games Taurnament)

TGT hampir sama dengan STAD, namun dalam TGT tidak menggunakan kuis atau silang Tanya melainkan menggunakan turnamen dan lomba mingguan. Dalam lomba itu siswa berkompetisi dengan anggota tim lain agar dapat menyumbangkan poin pada skor mereka. TGT terdiri dari empat langkah, yaitu identifikasi masalah,

23

Zulfiani, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 137-138

19

pembahasan masalah dalam kelompok, presentasi hasil bahasan kelompok (turnamen), dan penguatan dari guru.

4) TAI (Team Accelerated Instruction)

Teknik ini menggabungkan metode belajar kelompok dengan belajar secara individu. Tiap anggota kelompok akan diberi soal-soal bertahap yang harus mereka kerjakan sendiri-sendiri dalam kelompoknya. Setelah itu, hasil pekerjaan mereka diperiksa oleh anggota tim yang lain. Jika seorang siswa telah mampu menjawab suatu soal, maka ia harus mengerjakan kembali soal yang tingkat kesulitannya sama sebelum ia melanjutkan ke soal yang yang lebih sulit.

5) CIRC (Cooperative Integrated Reading & Composition)

Teknik ini sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa mengikuti urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal tim dan kuis.

Selain lima macam bentuk pembelajaran kooperatif di atas, terdapat beberapa pembelajaran kooperatif lain yakni Group Investigation, Learning Together dan lain sebagainya.

f. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek & Parker mengatakan keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah:24

1) Saling ketergantungan yang positif.

2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan oengelolaan kelas. 4) Suasana kelas ysng rileks dan menyenangkan.

5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat atara siswa dengan guru, dan

6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

24

Isjoni, Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 24-25

Selain memiliki keunggulan, pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, yaitu:

1) Guru yang harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan

dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.

3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan

4) Saat diskusi kelas, terkadang didomisili seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement

Dokumen terkait