• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORITISTEORITIS

A. Landasan Teori

2. Model Pembelajaran Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu

bentuk pembelajaran yang berlandaskan pada pembelajaran

kontruktivisme. Pada pembelajran problem solving aktivitasnya

bertumpu kepada masalah dengan penyelesainnya dilandaskan atas konsep-konsep atau konsep dasar bidang ilmu.

Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Menurut

Jhon Dewey, “masalah adalah sesuatu yang diragukan atau sesuatu yang

belum pasti.”30

Sedangkan menurut Vessen “suatu masalah adalah

ketidaksamaan antara dua pertanyaan atau lebih yang disampaikan

kepada siswa pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.”31

Kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah pada dasarnya

merupakan tujuan utama proses pendidikan.32

Pemecahan masalah adalah keterampilan kognitif tingkat tinggi yang menuntut banyak kemampuan, sehingga membutuhkan banyak usaha dari siswa sendiri untuk berlatih, berkreativitas, berfikir lateral

serta pengetahuan formal.33 Menurut Anthony J. Nitko dan Susan M. B

h. 121 30

Mulyati Arifin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: UPI, 2000) h. 95 31

Ibid., h. 97

32 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011) 33 Liberato Cardellini, Fostering Creative Problem Solving In Chemistry Through Group Work, p. 131

yang disebut dengan “problem solving adalah pemecahan masalah yang

menggunakan satu atau lebih proses pemikiran yang tinggi.”34

Dalam problem solving, pembelajaran tidak terlepas dari adanya

suatu masalah. Masalah dapat diartikan sebagai “a situasion where at

present the answer or goal is not known”35

. Menurut Koschmann, Myers, Feltovich, dan Barrows dalam Rosbiono masalah yang layak di angkat sebagai landasan pembelajaran harus memiliki 5 kriteria, yaitu: (1) memerlukan banyak informasi, (2) tidak memerlukan waktu penyesuaian terlalu lama, (3) bersifat fleksibel dalam penyediaan sarana sumber penyelesaian, (4) membuka peluang untuk diperbaiki atau dikembangkan, dan (5) mengintegrasikan antara tuntutan keterampilan

pemecahan masalah dan belajar konten.36

Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan yang tidak hanya membutuhkan informasi dari bidang subjek saja tetapi juga menggunakan metode yang tepat. Pemecahan masalah, minat keingintahuan dan rasa penasaran adalah elemen dasar yang

mempermudah pembelajaran. Problem solving mengembangkan

kemampuan untuk menggunakan informasi teoritis dalam kehidupan sehari-hari seperti memecahkan masalah yang mereka hadapi,

membimbing mereka untuk belajar, dan meningkatkan minat mereka.37

Pemecahan masalah berarti untuk menemukan atau menciptkan solusi baru untuk masalah atau untuk meerapkan aturan baru yang harus dipelajari. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-

34

Anthony J. Nitko dan Susan M. B, “Educational Assessment Of Student”, Chapter Eleven, p. 231

35

Colin Wood. The development of creative problem solving in chemistry. (2006), p. 98 36 Rosbiono, M., Teori Problem Solving Untuk Sains. Materi Diklat TOT Bidang Olimpiade Matematika Dan Sains. 2007, h. 8

37 Elvan dkk, “Effect Of Problem Solving Method On Science Process Skills And Academic Achievement”, Journal Of Turkish Science Education, p. 14

benar bermakna.38 Dengan belajar menemukan solusi masalah dapat membangkitkan keingintahuan, memberi motivasi untuk bekerja keras terus sampai menemukan jawaban-jawaban.

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Bila para siswa memecahkan suatu masalah yang mewakili kejadian-kejadian nyata, mereka terlibat dalam perilaku berfikir. Dengan mencapai pemecahan suatu masalah secara nyata, para siswa juga berhasil menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dimaksud adalah perangkat prosedur atau strategi yang memungkinkan seseorang dapat meningkatkan kemandirian dalam

berfikir.39 Menurut Jhon Dewey belajar memecahkan masalah itu

berlangsung sebagai berikut: individu menyadari masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga merasakan

adanya semacam kesulitan.40

Problem solving sebagai suatu keterampilan (skills) dimaknai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan seperti keterampilan menyusun prosedur kerja, melakukan eksperimen, mengoperasikan peralatan, mengobservasi, mengolah data dalam bentuk verbal, grafik, tabel, menyimpulkan dan mengabstraksi

temuan.41 Dalam hal ini motivasi dan aspek sikap usaha, keyakinan,

kecemasan, persistensi dan pengetahuan tentang diri adalah sesuatu yang

sangat penting dalam pemecahan masalah.42

Mayer mengungkapkan bahwa terdapat tiga karakteristik pemecahan masalah, yaitu : (1) pemecahan masalah merupakan aktivitas

38

Ratna Willis Dahar, op. cit., h. 79 39

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), Cet. Ke-7, h. 52

40

Syaiful Bahri Djamarah, Stratgei Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet ke-3, h. 18

41 Momo Rosbiono, op. cit., h. 4 42 Made Wena, loc. cit., h. 88

kognitif, tetapi dipengaruhi oleh perilaku, (2) hasil-hasil pemecahan masalah dapat dilihat dari tindakan atau perilaku dalam mencari pemecahan, dan (3) pemecahan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan masalah adalah merupakan suatu proses tindakan manipulasi dari pengetahuan yang telah dimilki

sebelumnya. 43

Jhon Dewey seorang ahli pendidikan dari Amerika menjelaskan

ada enam tahapan bentuk penerapan model pembelajaran problem

solving, yaitu : (1) merumuskan masalah, (2) menganalisis masalah, (3) merumuskan hipotesis, (4) menggumpulkan data, (5) pengujian hipotesis,

(6) merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.44

Struktur utama pembelajaran problem solving menurut Mothes

terdiri atas: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan pemantapan. Struktur pembelajaran pemecahan masalah menurut Mothes terdiri dari delapan tahap pembelajaran, yaitu (1) tahapan motivasi, (2) tahapan penjabaran masalah, (3) tahap penyusunan opini, (4) tahap perencanaan dan kontruksi, (5) tahap percobaan, (6) tahap kesimpulan, (7) tahap abstraksi, dan (8) tahap konsolidasi pengetahuan melalui aplikasi dan

praktek.45 Solso mengemukakan enam tahap dalam pemecahan masalah,

yaitu identifikasi permasalahan, representasi permasalahan, perencanaan pemecahan, mengimplementasikan perencanaan, menilai perencanaan,

menilai hasil pemecahan.46

Salah satu model problem solving yang di kembangkan oleh

Bransford dikenal dengan model problem solving IDEAL. Pemecahan

masalah IDEAL terdiri dari lima tahap pembelajaran, yaitu Identify the

problem, Define the problem through thinking about it and sorting out the relevant inforation, Explore solutions through looking at alternatives,

43

Ibid., h. 87

44 Wina Sanjaya, op. cit., h. 217 45

Momo Rosbiono, op. cit., h. 19 46 Made Wena, op. cit., h. 56

brainstorming, and checking out different ponits of view, Act on the strategy, Look back and evaluate the effect.47 Berikut adalah penjabaran

langkah-langkah model pembelajaran problem solving IDEAL.48

a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari strategi ini. dalam tahap ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/

menganalisis permasalahan, mengajukan pertanyaan, mengkaji

hubungan antar data, memetakan masalah, mengembangkan hipotesis-hipotesis.

b. Mendefinisikan masalah

Dalam tahap ini kegiatan guru meliputi membantu dan membimbing siswa, melihat hal/ data/ variabel yang sudah diketahui dan hal yang belum diketahui, mencari berbagai informasi, menyaring berbagai informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan.

c. Mencari solusi

Dalam tahap ini kegiatan guru membantu dan membimbing siswa

mencari berbagai alternatif pemecahan masalah, melakukan

brainstorming, melihat alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang paling tepat.

d. Melaksanakan strategi

Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan alternatif yang telah dipilih. Dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.

47

Jamie Kirkley, Priciple For Teaching Problem Solving. (Plato Learning Inc. 2003), h.3 48 Made Wena, op. cit., h. 88

e. Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh

Dalam tahap ini kegiatan guru adalah membimbing siswa melihat/ mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah dilakukan, apakah sudah benar, sudah sempurna, atau sudah lengkap. Disamping itu, siswa juga dibimbing untuk melihat pengaruh strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah.

Pada kurun waktu ini, model problem solving di kategorikan

masih general dalam arti membelajarkan problem solving sebagai

keterampilan berfikir masih bebas konten, tidak diintegrasikan dengan kurikulum ataupun lingkungan kerja.

Sebagai suatu model pembelajaran, Problem Solving memiliki

beberapa keunggulan diantaranya adalah :49

a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup

bagus untuk memahami isi pelajaran.

b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan

siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.

c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa.

d. Pemecahan maslah (problem solving) dapat membantu siswa

bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.

49

f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan

dan disukai siswa.

h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan

kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.

i. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan

pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat

siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Di samping keunggulan, di dalam sumber yang sama model

problem solving juga memiliki kelemahan diantaranya adalah:50

a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.

b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

50

Dokumen terkait