• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pembelajaran proses santifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih berpendapat bahwa.

“Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau

13Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 3.

prinsip yang “ditemukan”.”14

Pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber.

Dalam pandangan Barringer bahwasanya pembelajaran proses santifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.15 Sederhananya dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah kompleks melalui kegiatan curah pendapat, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualitas pengetahuan.

Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran santifik proses dikembangkan degan berdasar pada konsep penelitian ilmiah. Hal ini berarti proses pembelajaran harus berisi serangkaian aktivitas penelitian yang dilakukan siswa dalam upaya membangun pengetahuan.

Model pembelajaran saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Objektif artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.

b. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. c. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang

sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran.

d. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya.

e. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau

14Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 29.

15Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 125.

objek belajar tertentu.

f. Logis artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal masuk akal.

g. Aktual yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna.

h. Disinterested artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.

i. Unsupported opinion artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. j. Verikatif artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi

kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.16

Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik

a. Inquiry Learning b. Discovery learning c. Problem based learning d. Project based learning.17

e. Langkah Implementasi Saintifik Dalam Pembelajaran

Model pembelajaran saintifik proes diartikan sebagai model pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Bertemali dengan definisi ini, sebelum menguraikan komponen model pembelajaran saintifik proses perlu dipahami dulu konsep pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan

16Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 129-130.

17 E. Mulyasa, Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Rosda Karya 2014), h.143.

yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.18 Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

a) Menempuh objek apa yang akan diobservasi.

b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.19

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

a) Membangkitkan rasa ingin yahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.20

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

18Yunus Abidin, Op.,cit., h. 133. 19Ibid., h. 134.

20Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 136-137.

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan associating; bukan merupakan terjemahan dari reasioning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.21 Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.

b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang ata hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratn tinggi).22

4) Mencoba

Untuk memperoleh hasil yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagi ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,

21Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 139.

dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan simpulan dan mengomunikasikan hasil percobaan.23

5) Menganalisis Data dan Menyimpulkan

Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan data ini melibatkan penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang sudah ada.24 Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan masalah yang dijadikan sebelumnya.

6) Mengomunikasikan

Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.25Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini, siswa haru mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan dan menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi.

23Ibid., h. 140.

24Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 141.

Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.26

Berdasarkan penjelasan berkaitan tentang penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di atas, menurut hemat penulis tentu saja masih dapat dikembangkan sesuai dengan cakupan materi, mata pelajaran, dan situasi tertentu. Dengan demikian, tahapan model ini dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang telah ada misalnya inkuiri, pembelajaran berbasis masalah. Yang terpenting adalah bahwa pada kondisi seperti ini proses pembelajaran harus menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai-nilai-nilai non ilmiah. Selain itu menurut penulis hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa implementasi model ini menuntut proses penilaian komprehensif baik proses maupun hasil sehingga kinerja pendekatan model pembelajaran saintifik ini akan lebih berperan dalam mengembangkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

f. Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013

Dalam dunia pendidikan, istilah RPP sudah tidak asing lagi, bahkan RPP adalah sebuah kewajiban yang harus dibuat oleh setiap guru yang mengampu atau mengajari mata pelajaran. RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebgai pedoman atau pegangan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP dikembangkan melalui silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi yang diinginkan.

Adapun manfaat menyusun RPP adalah:

1) Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran

2) Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran

3) Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi 4) Untuk memanfaatkan sumber belajar secara optimal

5) Untuk mengorganisir kegiatan pembelajaran secara sistematis.27

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumbr belajar, dan penilaian hasil belajar. Tanpa adanya komponen tersebut proses pembelajaran tidak bisa tercapai dengan baik. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru dapat membuat siswa mampu mencapai pelajaran yang akan disampaikan.28

g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam Konteks Kurikulum 2013

Proses pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun guru agar siswa mampu belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini nantinya akan digunakan sebagai alat pemandu bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran haruslah lengkap, sistematis, mudah diaplikasikan, namun tetap fleksibel dan akuntabel. Penyusunan perencanaan pembelajaran harus tepat dilakukan guru karena perencanaan pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis bagi pembelajaran. Beberapa fungsi perencanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan pembelajaran merupakan dokumen adminintratif yang

berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran.

2) Perencanaan pembelajaran merupakan wahana bagi guru untuk merancang pembelajaran sistematis, prosedural, dan apik.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan alat awal yang dapat digunakan

27Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), h. 1.

untuk mengembangkan pembelajaran yang harmonis, bermutu, dan bermartabat.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.29

Dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 di bawah ini.

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan. 2) Identitas mata pelajaran atau sub tema/subtema. 3) Kelas/semester.

4) Materi pokok

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silbus dan KD yang harus dicapai.

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip. Dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

29 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 287-299.

indikator ketercapaian kompetensi.

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

13) Penialain hasil pembelajaran.30

Dalam menyusun RPP hendaknya memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a) Perbedaan individual pesera didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, otesi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik.

c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g) Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan tekhnologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013).

Berdasarkan prinsip-prinsip penyusun RPP di atas, dapat

dikemukakan bahwa RPP yang dikehendaki kurikulum 2013 adalah RPP yang benar-benar mampu bersifat diferensial. Pembelajaran yang dikemas juga haruslah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas-aktivitas siswa dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Proses penyusunan RPP yang dapat digunakan untuk beberapa proses pembelajaran ini sangat bersesuaian dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dan relevan dengan model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam konteks kurikulum 2013.

Dalam mengembangkan RPP bagi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Minimalnya ada dua hal utama yang harus diperhatikan. Kedua hal tersebut adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan yang kedua adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Kedua hal yang harus diperhatikan ini secara tegas dinyatakan dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013.

1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran SD/MI 35 menit, SMP/MTs 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK 45 menit. b) Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

c) Pengelolaan kelas

(1)Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

(2)Volume dan inotasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

(3)Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas, dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

(4)Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.31

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanann pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a) Kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

(1)Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

(2)Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh perbandingan lokal, nasional, dan internasional;

(3)Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

(4)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

(5)Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan discovery atau pembelajaran yang menghasilakn karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

(1)Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, mengahargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.

Pengetahuan dimiliki melaui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong pesera didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarnkan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

(3)Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

(1)Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajran yang telah berlangsung;

(2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; (3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,

baik tugas individual maupun kelompok; dan

(4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan beriktunya.32

h. Langkah-langkah pengembangan RPP

1). Mengkaji Silabus

Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar umtuk satu mata pelajaran tertentu yang diajarkan selama satu semester. Dalam Kurikulum 2013, secara umum tidak setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (Sikap kepada tuhan, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan).

2). Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Materi pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Utamanya materi pelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Ada beberapa jenis materi pelajaran yang dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama objek, peristiwa sejarah, nama tempat, nama orang, dan sebagainya.

b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang timbul sebagai hasil pemikiran meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti, dan sebagainya.

c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi tertentu serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab

32Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 287-299.

akibat.33

Dokumen terkait