• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Persepsi guru terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh Astri Puspita Sari NIM 1111011000019

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan disusun Oleh Astri Puspita Sari, Nim. 1111011000019, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakafia, 30 Novemb er 201 5

Yang mengesahkan,

JIIRUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAI{

I.INIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2015

(3)

Fakultas Iknu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN syarif Hidayahrllah Jakarta. Dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 0T Januari 2016 di depan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islarn (S.Pd.I).

Jakarta, I 1 Jantari 201 6

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program studi)Tanggal randa Tangan

Dr. Abdul Majid Khon" MA

NIP. 1958707 198703

I

005

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Marhama Saleh. Lc.. MA. NIP. 1 9720313 200801 2 010

Penguji I

Mahmudah. Fitriyah. ZA. M.Pd

NIP. 19640212199703 2 001 Pnguji II

Drs. Achmad Gholib. M.Ae NIP. 19541015197902

|

001

It--

ot

-wA

t

t

-t-lo

tl €,

//- /-20U

E -ryet

zb

W

7

Gwr|

Dekan Fakultas

(4)

Nim

Jurusan

Alamat

Nama Pembimbing Nip

Jurusan/Program Studi

Bahwa skripsi yang berjudul Persepsi Guru Terhadap Implementasi 13 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Kurikulum 20

Pekerti Di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan adalah benar hasil karya sendiri di

bawah bimbingan dosen:

llll0ll0000l9

Pendidikan Agama Islam

Citayam, Kp. Susukanrt.4 rw.2

MENYATAKAN DENGAN SESLINGGUHNYA

Siti Khadijah,MA

19700727 199703 2004

Pendidikan Agama Islam .

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta,

lll

30 November 2015

(5)

iv

Selatan.

Kata Kunci: Implementasi, Kurikulum 2013.

Skripsi ini mengkaji tentang Persepsi Guru terhadap Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 pada Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan persepsi guru serta faktor penghambat dan pendukung dalam Implementasi Kurikulum di sekolah. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2015 di sekolah SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.

Metodologi penelitian pendidikan yang digunakan pada skripsi ini adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual, dan akurat, sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan pada skripsi ini dilakukan dengan cara: 1) wawancara, 2) observasi, 3) dokumentasi. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yakni kepala sekolah, dan guru-guru PAI. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan pada penelitian ini, penulis mengamati Impementasi Kurikulum 2013 dengan cara observasi langsung ke sekolah. Selain itu penulis terlibat langsung dalam Implementasi Kurikulum 2013 untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

(6)

v

ABSTRACT

Astri Puspita Sari (Nim: 1111011000019).

Teachers Perception On

Curriculum Implementation 2013 in Islamic Education and

Mannerly Subject at SMP Negeri 3 South Tanggerang

Key Words: Implementation, Curriculum 2013.

This thesis examines how the Teachers Perception On Curriculum implementation 2013 in the subject of Islamic Education. Thesis is intended to determine the implementation of Curriculum 2013 at the Islamic Education related to the perception of teachers as well as inhibiting factors and supporting the implementation of curriculum in schools. This research was conducted in August-November 2015 at SMP Negeri 3 South Tangerang.

Educational research methodology used in this thesis is a qualitative research approach by using descriptive method that aims to describe or represent a systematic, factual, and accurate, in accordance with the field facts. Data collection techniques used in this thesis is: 1) interview, 2) observation, 3) documentation. In this case, the author conducted interviews with several sources, likes principals and PAI teacher’s. To get the required information on this research, the authors observed how Impementation of Curriculum 2013 with observations directly to the school. Moreover, the author was directly involved in the implementation of Curriculum 2013, to obtain more accurate information.

(7)

vi

Dengan mengucapkan Al-Hamdalah kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena atas Rahmat, Reski dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Shalawat serta Salam semoga Allah SWT selalau limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw serta para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak sekali kesulitan dan hambatan yang didapati baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat pertolongan Allah SWT berupa kesungguhan dan bantuan dari berbagai pihak yang akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Marhama Saleh, Lc. MA., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Siti Khadijah, MA., pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan

keikhlasan meluangkan waktu dan pikiran, perhatian serta arahan untuk membimbing penyusunan skripsi ini.

5. Yudi Munadi M,Ag, penasehat akademik yang telah membantu penulis baik berupa motivasi dan arahan dalam konsultasi kelancaran perkuliahan.

6. Seluruh Dosen, Staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

(8)

Islam yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini (Bpk Soleh, Bpk Anwar, Bpk Rendra, Bpk Nazir Rinun dan Ibu Khairunnisa).

8. Pimpinan dan seluruh staf administrasi Perpustakaan Utama, Perpustakaan FITK yang telah memberikan layanan kepada penulis untuk peminjaman buku-buku yang penulis butuhkan sebagai referensi yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Ayah Ali Umar dan Ibu Sarimah tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan, memberi limpahan kasih sayang sejak penulis lahir hingga sekarang dan motivasi baik secara moril mapun materil, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat atas seluruh perjuangan yang Ayah dan Ibu lakukan.

10.Kakak ku tercinta (Almarhumah. Astri Fitriani) dan Adik ku tersayang (Astri Sulistia Waty), serta Abang ku (Dede Munandar) yang selalu memberikan semangat dan inspirasi untuk berhasil sukses dan hari-hari yang bahagia. 11.Sahabat-Sahabat aku ( Jenny Amelia, Yumna Hidayatin, Rachma Alfiah, Nila

Siska Sari), terimakasih karena kalian telah menjadi salah satu inspirasi bagi penulis khususnya selama proses penyusunan skripsi ini.

12.Teman-teman seperjuangan PAI A angkatan 2011 yang menjadi partner selama perkuliahan.

13.Ulfah Qori Khairunnisa, Mentari Nun Rezki, Isnawati, Robiatul Adawiyah, yang menjadi partner diskusi selama proses penulisan skripsi.

14.Widia Wisdiarti Apardini, Enong Eha H.S, Zahra Hayatinnufus, Amini Rahman, Robiatul Adawiyah, Haeriyah Rahman, dan anak kosan pelangi lainnya yang telah memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.

(9)

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Jakarta, 30 Desember 2015

(10)

ix

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI... iii

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... iv

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 8

1. Implementasi Kurikulum 2013 ... 8

a. Pengertian Kurikulum ... 8

b. Model Pembelajaran Saintifik dalam Konteks Kurikulum 2013....13

2. Hakikat RPP menurut kurikulum 2013 ... 19

a. Penyusunan RPP dalam Konteks Kurikulum 2013 ... 20

b. Langkah-Langkah Pengembangan RPP ... 26

3. Penilaian dalam Kurikulum 2013 ... ... 27

4. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... ... 33

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 35

b. Pengertian Budi Pekerti... 36

(11)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

B. Metode Penelitian ... 40

C. Unit Analisis ... 42

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 42

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Analisis Data ... 44

BAB IV : HASIL PENELITIAN A.Profil Sekolah ... 46

1. Sejarah SMPN 3 Tangerang Selatan ... 47

2. Visi, Misi Dan Tujuan SMPN 3 Tangerang Selatan ... 48

3. Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 3 Tangerang Selatan ... 49

4. Sarana dan Prasarana SMPN 3 Tangerang Selatan ... 50

5. Kurikulum Sistem Belajar Mengajar SMPN 3 Tangerang Selatan ... 51

B. Deskripsi Data ... 51

C. Pembahasan... 47

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

C. Implikasi ... 72

(12)

xi 3. Lampiran Hasil Wawancara

(13)

1 A.Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan peserta didik, kebutuhan pembangunan nasional, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.Perubahan kurikulum dilakukan pemerintah lewat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud), selanjutnya merencanakan perubahan kurikulum mulai tahun ajaran 2013/2014. Tepatnya pada bulan Juli 2013 yang diberlakukan secara bertahap di sekolah. Kurikulum 2013 ini juga tidak lepas dari pro dan kontra dari seluruh masyarakat Indonesia karena menimbulkan beberapa masalah.

Muhammad Nuh sebagai Menteri Pendidikan sejak tahun 2009-2014 menegaskan bahwa Kurikulum 2013 dirancang sebagai upaya mempersiapkan generasi Indonesia 2045 yaitu tepatnya 100 tahun Indonesia merdeka, sekaligus memanfaatkan populasi usia produktif yang jumlahnya sangat melimpah agar menjadi bonus demografi dan tidak menjadi bencana demografi.1 Namun dengan banyaknya lembaga, organisasi maupun perseorangan yang terlibat dalam perubahan Kurikulum 2013 ini, belum ada jaminan bahwa Kurikulum tersebut mampu membawa bangsa dan negara ini ke arah kemajuan.2

Terbitnya Kurikulum 2013 untuk semua satuan pendidikan dasar dan menengah, merupakan salah satu langkah sentral dan strategis dalam kerangka penguatan karakter menuju bangsa Indonesia yang madani. Kurikulum 2013

1Mida Latifatul Muzamiroh, Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan

Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2013), h. 111-112.

(14)

dikembangkan secara komprehensif, integratif, dinamis, akomodatif, dan antisipatif terhadap berbagai tantangan pada masa yang akan datang. Kurikulum 2013 didesain berdasarkan pada budaya dan karakter bangsa, berbasis peradaban, dan berbasis pada kompetensi. Dengan demikian, Kurikulum 2013 diyakini mampu mendorong terwujudnya manusia Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bertanggung jawab, serta mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul di masa depan.3

Pemerintah menganggap kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak implementasi Kurikulum 2013 sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013.4 Selain penguatan dan pendampingan terhadap guru, siswa juga membutuhkan penguatan dan pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam Kurikulum 2013.

Perubahan yang terdapat pada Kurikulum 2013 salah satunya adalah penggabungan mata pelajaran. Selain itu pemerintah juga berencana menambah jam pelajaran agar pembelajaran lebih mengedepankan karakter siswa. Adanya pendekatan dan penilaian baru yaitu pendekatan saintifik dan penilaian autentik menuntut persiapan guru untuk menerapkannya secara konsisten dalam pembelajaran.

Pendekatan model pembelajaran saintifik proses dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan.5Jadi, pada konteks desain pembelajaran Kurikulum 2013 guru harus mampu mendesain pembelajaran yang

3Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 3.

5

(15)

efektif dengan tujuan utama agar siswa memperoleh kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup dan kehidupan di dalam masyarakat abad ke-21. Oleh sebab itu, pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 dilakukan dengan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran. Sejalan dengan perubahan pada sistem pembelajaran ini, sistem penilaian pun diubah menjadi penilaian yang bersifat autentik. Penilaian autentik diharapkan mampu digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan performa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih jauh, optimalisasi penggunaan penilaian otentik akan berdampak pula pada peningkatan kualitas pembelajaran karena ragam penilaian ini dapat digunakan sebagai landasan pengembangan pembelajaran selain sebagai alat penilaian hasil belajar.

Secara filosofis Kurikulum 2013 mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. Sehingga pendidikan agama di sini berperan penting dalam implementasi kurikulum. Pendidikan Agama Islam dalam Kurikulum 2013 kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran wajib. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya, mata pelajaran tersebut kini memiliki alokasi waktu 3 jam per minggu.6

SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan merupakan salah satu sekolah yang sudah melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikan Kurikulum 2013. Hal ini bisa dilihat dari sarana prasarana, fasilitas pembelajaran, dan beberapa usaha yang dilakukan guru-guru.7

Sejauh ini, berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan, mampu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implmentasi Kurikulum 2013. Seperti diklat-diklat kurikulum, karena banyak

6Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs,...,h. 7.

(16)

sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya Kurikulum 2013 untuk persiapan administrasi pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan instrumen penilaian . Dalam mendukung rangka implementasi Kurikulum 2013 sekolah mengikuti sosialisasi Kurikulum 2013 yang diikuti guru PAI, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.

Namun kesemuanya itu tidak lepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah tidak adanya buku pegangan bagi siswa dan guru, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti guru masih mencari-cari dengan internet.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin meneliti mengenai bagaimana implementasi Kurikulum 2013 di sekolah, dan di kemas dalam judul penelitian “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan”. Sebagai tugas akhir dibangku perkuliahan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti menemukan beberapa masalah yang terkait dengan focus penelitian sebagai berikut:

1. Kurang mampunya guru dalam berinovasi, berkreatif dan menerapkan ide-ide dalam pendekatan sistem pembelajaran saintifik, yang menjadi penekanan pada Kurikulum 2013.

(17)

C.Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, ada beberapa kendala atau masalah yang terjadi dalam implementasi Kurikulum 2013. Namun mengingat keterbatasan penelitian ini, hanya dibatasi pada implementasi Kurikulum 2013 hanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti. Adapun implementasi Kurikulum 2013 yang di maksud disini adalah guru mampu mempersiapkan administrasi pembelajaran seperti, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Instrumen Penilaian serta pelaksanaan kelas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai bulan November 2014, di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah dalam penelitian ini akan mengacu pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang selatan?

2. Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?

3. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ada dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan?

E.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.

(18)

c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMP Negeri 3 Tanggerang Selatan.

2. ManfaatPenelitian

Adapun manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan manajemen sekolah, pelaksanaan, keunggulan dan probelematika dalam pelaksanaanya.

b. Bagi lembaga pendidikan terkait, sebagai bahan pertimbangan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih kondusif.

c. Bagi mahasiswa program study ilmu pendidikan yaitu sebagai sumber reverensi awal bagi mahasiswa ilmu tarbiyah dan keguruan yang akan meneliti lebih lanjut mengenai Kurikulum 2013.

d. Penelitian in diharapkan dapat memberikan khazanah keilmuan kepada peneliti pribadi tentang implementasi Kurikulum 2013 pada tingkat satuan pendidikan.

F. Kegunaan Penelitian

a. Aspek Teoretis

Pada tataran teoretis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut:

1) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan pelaksanaan, keunggulan, dan kemungkinan problema pelaksanaannya.

2) Memberikan informasi berkaitan dengan upaya-upaya, kemungkinan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Kurikulum 2013 khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam.

(19)

Pada tataran praktis penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi

1) Kepala sekolah/bidang kesiswaan, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif.

2) Pendidik dan insan pendidik khususnya Pendidikan Agama Islam, mengetahui usaha-usaha yang perlu/dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.

(20)

8

A.Implementasi Kurikulum 2013

1. Pengertian Kurikulum

Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh

pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Menurut Oemar Hamalik istilah “kurikulum berasal dari

bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh

seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah”.1Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.2

Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.

Menurut Sholeh Hidayat baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan tinggi. Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau

(21)

madrasah.3Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 TentangSistem Pendidikan Nasional, mendefinikan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.4 Dari pengertian tersebut, kurikulum didefinisikan sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakandari tahun ke tahun.

Menurut para ahli kurikulum berarti:

a. Ronald C Doll mengatakan kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Selain itu, peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah lembaga pendidikan.

b. J Galen, William M Alexander, dan Arthur J Lewis menyimpulkan, kurikulum merupakan perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran agar seseorang menjadi lebih terdidik.

c. Danniel Tanner mengatakan, kurikulum merupakan rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah atau perguruan tinggi. Tujuannya, peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya.5

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah kumpulan pelajaran yang diberikan kepada peserta didik secara teoritis maupun praktik selama mengikuti suatu proses pendidikan. Di sini, kurikulum lebih bersifat pragmatis karena hanya menyediakan bekal pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Dari beberapa pengertian kurikulum diatas,penulis dapat menarik garis besar pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan

3Sholeh Hidayat,Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2013), h.19.

4Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.

(22)

pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah carayang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.

2. Implementasi Kurikulum

Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap. Secara sederhana implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.6

Implementasi kurikulum adalah upaya pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah dirancang/didesain. Dalam implementasi kurikulum, dituntut upaya sepenuh hati dan keinginan kuat dalam pelaksanaanya, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang.7

Ruang lingkup implementasi kurikulum lebih lengkap adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, serta fisiknya.

3. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi

6Kusnandar, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 211.

(23)

(competency-based curriculum).8 Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Menurut Ahmad Yani berpendapat kurikulum 2013 adalah kurikulum yang sarat dengan pendidikan karakter. Mindset ini yang harus disadari sejak awal sebelum memahami teknis pelaksanaan kurikulum 2013.9 Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.10 Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

a. Landasan Filosofis Kurikulum 2013

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum,sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik

8Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta: Mendikbud, 2013), h. 5.

9Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 54.

10Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:

(24)

menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.11

b. Landasan Yuridis Kurikulum 2013

Landasan yuridis Kurikulum2013 adalah:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3) Undang undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan

4) Peraturan Pemerintah Nomor 19Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.12

Jadi secara sederhana dari landasan yuridis di atas, dapat penulis simpulkan secara sederhana yaitu kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

c. Karakteristik kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari kurikulum KTSP Tahun 2006. Pada kurikulum 2013 pengembangan karakter siswa berlangsung disemua sisi kehidupan yang dijalaninya di rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekatnya. Sehingga Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut.

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat

11Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:

Mendikbud, 2013), h. 4-5.

12Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:

(25)

sebagai sumber belajar;

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizingelements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarn mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).13

4. Model Pembelajaran Saintifik Dalam Konteks Kurikulum 2013

Model pembelajaran proses santifik dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasilkan sebuah simpulan. Guna mampu melaksanakan kegiatan ini, siswa harus dibina kepekaannya terhadap fenomena, ditingkatkan kemampuannya dalam mengajukan pertanyaan, dilatih ketelitiannya dalam mengumpulkan data, dikembangkan kecermatannya dalam mengolah data untuk menjawab pertanyaan, serta dipandu dalam membuat simpulan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukannya.

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Imas Kurniasih berpendapat bahwa.

“Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikan rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau

13Kemendikbud, Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentangKurikulum SMP-MTs., (Jakarta:

(26)

prinsip yang “ditemukan”.”14

Pendekatan yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber.

Dalam pandangan Barringer bahwasanya pembelajaran proses santifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat.15 Sederhananya dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah kompleks melalui kegiatan curah pendapat, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualitas pengetahuan.

Berdasarkan pengertian di atas, model pembelajaran santifik proses dikembangkan degan berdasar pada konsep penelitian ilmiah. Hal ini berarti proses pembelajaran harus berisi serangkaian aktivitas penelitian yang dilakukan siswa dalam upaya membangun pengetahuan.

Model pembelajaran saintifik memiliki beberapa karakteristik khusus dalam penerapannya. Karakteristik tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Objektif artinya pembelajaran senantiasa dilakukan atas objek tertentu dan siswa dibiasakan memberikan penilaian secara objektif terhadap objek tersebut.

b. Faktual artinya pembelajaran senantiasa dilakukan terhadap masalah-masalah faktual yang terjadi di sekitar siswa sehingga siswa dibiasakan untuk menemukan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. c. Sistematis artinya pembelajaran dilakukan atas tahapan belajar yang

sistematis dan tahapan belajar ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan pembelajaran.

d. Bermetode artinya dilaksanakan berdasarkan metode pembelajaran ilmiah tertentu yang sudah teruji keefektifannya.

e. Cermat dan tepat artinya pembelajaran dilakukan untuk membina kecermatan dan ketepatan siswa dalam mengkaji sebuah fenomena atau

14Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013; Memahami

Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Kata Pena, 2014), h. 29.

(27)

objek belajar tertentu.

f. Logis artinya pembelajaran senantiasa mengangkat hal masuk akal.

g. Aktual yakni bahwa pembelajaran senantiasa melibatkan konteks kehidupan anak sebagai sumber belajar yang bermakna.

h. Disinterested artinya pembelajaran harus dilakukan dengan tidak memihak melainkan benar-benar didasarkan atas capaian belajar siswa yang sebenarnya.

i. Unsupported opinion artinya pembelajaran tidak dilakukan untuk menumbuhkan pendapat atau opini yang tidak disertai bukti-bukti nyata. j. Verikatif artinya hasil belajar yang diperoleh siswa dapat diverifikasi

kebenarannya dalam arti dikonfirmasikan, direvisi, dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda.16

Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik

a. Inquiry Learning b. Discovery learning

c. Problem based learning

d. Project based learning.17

e. Langkah Implementasi Saintifik Dalam Pembelajaran

Model pembelajaran saintifik proes diartikan sebagai model pembelajaran yang dikembangkan dengan berdasar pada pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Bertemali dengan definisi ini, sebelum menguraikan komponen model pembelajaran saintifik proses perlu dipahami dulu konsep pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dikemukakan Kemendikbud sebagai asumsi atau aksioma ilmiah yang melandasi proses pembelajaran. Berdasarkan pengertian pendekatan ini, Kemendikbud (2013b) menyajikan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran secara visual sebagai berikut.

1) Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan

16Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 129-130.

(28)

yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.18 Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini.

a) Menempuh objek apa yang akan diobservasi.

b) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

c) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.19

2) Menanya

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.Aktivitas bertanya memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

a) Membangkitkan rasa ingin yahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

b) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya.20

3) Menalar

Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

18Yunus Abidin, Op.,cit., h. 133. 19Ibid., h. 134.

(29)

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif dari pada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran non-ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan associating; bukan merupakan terjemahan dari

reasioning, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran.21 Bagaimana aplikasinya dalam proses pembelajaran? Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar peserta didik dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

a) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.

b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang ata hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratn tinggi).22

4) Mencoba

Untuk memperoleh hasil yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagi ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan,

21Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 139.

(30)

dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoretis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan simpulan dan mengomunikasikan hasil percobaan.23

5) Menganalisis Data dan Menyimpulkan

Kemampuan menganalisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnya dimaknai. Proses pemaknaan data ini melibatkan penggunaan sumber-sumber penelitian lain atau pengetahuan yang sudah ada.24 Kemampuan menyimpulkan merupakan kemampuan membuat intisari atas seluruh proses kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan biasanya harus menjawab rumusan masalah yang dijadikan sebelumnya.

6) Mengomunikasikan

Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan.25Pada pendekatan saintifik guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini, siswa haru mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan dan menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi.

23Ibid., h. 140.

24Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), h. 141.

(31)

Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.26

Berdasarkan penjelasan berkaitan tentang penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di atas, menurut hemat penulis tentu saja masih dapat dikembangkan sesuai dengan cakupan materi, mata pelajaran, dan situasi tertentu. Dengan demikian, tahapan model ini dapat dimodifikasi dengan model pembelajaran yang telah ada misalnya inkuiri, pembelajaran berbasis masalah. Yang terpenting adalah bahwa pada kondisi seperti ini proses pembelajaran harus menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai-nilai-nilai non ilmiah. Selain itu menurut penulis hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa implementasi model ini menuntut proses penilaian komprehensif baik proses maupun hasil sehingga kinerja pendekatan model pembelajaran saintifik ini akan lebih berperan dalam mengembangkan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

f. Hakikat RPP Menurut Kurikulum 2013

Dalam dunia pendidikan, istilah RPP sudah tidak asing lagi, bahkan RPP adalah sebuah kewajiban yang harus dibuat oleh setiap guru yang mengampu atau mengajari mata pelajaran. RPP adalah singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dalam pedoman umum pembelajaran Kurikulum 2013 disebutkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah program perencanaan yang disusun sebgai pedoman atau pegangan pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. RPP dikembangkan melalui silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi yang diinginkan.

Adapun manfaat menyusun RPP adalah:

(32)

1) Sebagai panduan dan arahan proses pembelajaran

2) Untuk memprediksi keberhasilan yang akan dicapai dalam proses pembelajaran

3) Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi 4) Untuk memanfaatkan sumber belajar secara optimal

5) Untuk mengorganisir kegiatan pembelajaran secara sistematis.27

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya adalah tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumbr belajar, dan penilaian hasil belajar. Tanpa adanya komponen tersebut proses pembelajaran tidak bisa tercapai dengan baik. Dengan adanya tujuan pembelajaran guru dapat membuat siswa mampu mencapai pelajaran yang akan disampaikan.28

g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam

Konteks Kurikulum 2013

Proses pembelajaran merupakan aktivitas terencana yang disusun guru agar siswa mampu belajar dan mencapai kompetensi yang diharapkan. Perencanaan pembelajaran ini nantinya akan digunakan sebagai alat pemandu bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran haruslah lengkap, sistematis, mudah diaplikasikan, namun tetap fleksibel dan akuntabel. Penyusunan perencanaan pembelajaran harus tepat dilakukan guru karena perencanaan pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis bagi pembelajaran. Beberapa fungsi perencanaan pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. 1) Perencanaan pembelajaran merupakan dokumen adminintratif yang

berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan pembelajaran.

2) Perencanaan pembelajaran merupakan wahana bagi guru untuk merancang pembelajaran sistematis, prosedural, dan apik.

3) Perencanaan pembelajaran merupakan alat awal yang dapat digunakan

27Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan RPP yang Sesuai Dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena, 2014), h. 1.

(33)

untuk mengembangkan pembelajaran yang harmonis, bermutu, dan bermartabat.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.29

Dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 dinyatakan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPP terdiri atas Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 di bawah ini.

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan. 2) Identitas mata pelajaran atau sub tema/subtema. 3) Kelas/semester.

4) Materi pokok

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silbus dan KD yang harus dicapai.

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip. Dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

(34)

indikator ketercapaian kompetensi.

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

13) Penialain hasil pembelajaran.30

Dalam menyusun RPP hendaknya memeperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a) Perbedaan individual pesera didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, otesi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.

b) Partisipasi aktif peserta didik.

c) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi, dan kemandirian. d) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

e) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. g) Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas mata

pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

h) Penerapan tekhnologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013).

Berdasarkan prinsip-prinsip penyusun RPP di atas, dapat

(35)

dikemukakan bahwa RPP yang dikehendaki kurikulum 2013 adalah RPP yang benar-benar mampu bersifat diferensial. Pembelajaran yang dikemas juga haruslah kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas-aktivitas siswa dibawah bimbingan, arahan, dan motivasi guru. Proses penyusunan RPP yang dapat digunakan untuk beberapa proses pembelajaran ini sangat bersesuaian dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran dan relevan dengan model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam konteks kurikulum 2013.

Dalam mengembangkan RPP bagi pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Minimalnya ada dua hal utama yang harus diperhatikan. Kedua hal tersebut adalah persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran dan yang kedua adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Kedua hal yang harus diperhatikan ini secara tegas dinyatakan dalam Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013.

1) Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a) Alokasi waktu jam tatap muka pembelajaran SD/MI 35 menit, SMP/MTs 40 menit, SMA/MA 45 menit, dan SMK/MAK 45 menit. b) Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan

efektivitas yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

c) Pengelolaan kelas

(1)Guru menyesuaikan pengaturan tempat duduk peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik proses pembelajaran.

(2)Volume dan inotasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.

(3)Guru wajib menggunakan kata-kata santun, lugas, dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

(4)Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik.31

2) Pelaksanaan Pembelajaran

(36)

Pelaksanann pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.

a) Kegiatan pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

(1)Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

(2)Memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh perbandingan lokal, nasional, dan internasional;

(3)Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

(4)Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan

(5)Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan discovery atau pembelajaran yang menghasilakn karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.

(1)Sikap

Sesuai dengan karakteristik sikap, salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, mengahargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas tersebut.

(37)

Pengetahuan dimiliki melaui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteristik aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong pesera didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarnkan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

(3)Keterampilan

Keterampilan diperoleh melalui diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyikapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). c) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:

(1)Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajran yang telah berlangsung;

(38)

baik tugas individual maupun kelompok; dan

(4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan beriktunya.32

h. Langkah-langkah pengembangan RPP

1). Mengkaji Silabus

Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar umtuk satu mata pelajaran tertentu yang diajarkan selama satu semester. Dalam Kurikulum 2013, secara umum tidak setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (Sikap kepada tuhan, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan).

2). Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Materi pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari silabus, yakni perencanaan, prediksi, yang akan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Utamanya materi pelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

Ada beberapa jenis materi pelajaran yang dapat diklasifikasi sebagai berikut:

a) Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama objek, peristiwa sejarah, nama tempat, nama orang, dan sebagainya.

b) Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang timbul sebagai hasil pemikiran meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti, dan sebagainya.

c) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi tertentu serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab

(39)

akibat.33

5. Penilaian Dalam Kurikulum 2013

Standar penilaian pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud no.66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan, yaitu kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, yang mencakup penilaian autentik, penialain diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Adapun Karakteristik penilaian kurikulum 2013, adalah sebagai berikut: a. Belajar tuntas (mastery learning)

Dalam pedoman pembelajaran tuntas yang diterbitkan oleh Direktorat pembinaan dinyatakan bahwa pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Selanjutnya dilakukan penelitian terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran.

Dalam model yang aling sederhana, Carroll mengemukakan bahwa jika setiap siswa diberikan waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi.34

b. Penilaian Autentik

Dalam rangka melaksanakan penialaian autentik yang baik, guru

33Imas Kurniasih, Berlin Sani, Perancangan Pembelajaran Prosedur Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang Sseuai dengan Kurikulum 2013, (Kata Pena: 2014), h. 9.

(40)

harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Menurut Hargreaves dkk., (2001), penilaian autentik sebagai bentuk peniaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya, dapat mengunakan berbagai cara dan bentuk, antara lain melalui penilaian proyek atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi, laporan tertulis, ceklis, dan petunujuk observasi.35

Penilaian autentik dapat dikelompokkan menjadi:

1) Memandang penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan.

2) Mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. 3) Menggunakan berbagai cara dan kriteria penilaian.

4) Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap).

5) Penilaian autentik tidak hanya mengukur hal yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.36

c. Penilaian Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan secara lama pembelajaran berlangsung, untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus-menerus dalam bentuk penilaian proses dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan. Contohnya adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan penilaian diri.

e. Penilaian berdasarkan acuan kriteria maksudnya penilaian harus didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang diterapkan. Kemapuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan

35Ibid., h. 62.

(41)

terhadap kriteria yan ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM).37

Istilah autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Jadi, penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berdasarkan lampiran Permendikbud no. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian, penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai, mulai dari proses hingga keluaran (output) pembelajaran. Penilaian autentik (Authentic Assesment) mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Nurhadi (2004: 173)38 mengemukakan bahwa karakteristik authentic assesment sebagai berikut.

a. Melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience). b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. c. Mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi.

d. Lebih menekankan pada keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta/teori.39

Penilaian Autentik (authentic assessment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tetang hasil belajar sswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autntk,akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum,2009). Hal ini sejalan dengan pendapat Johnson (2002), yang mengatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk menunjukan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama proses pembeajaran. Lebih lanjut Johnson mengatakan bahwa penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berpikir yang

37Ibid., h.5 38 Nurhadi, 2004

(42)

lebih tinggi.40

Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian, prinsip penlaian autentik, pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pada butir-butir sebagai berikut:

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subyektivitas penilai.

b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.

c. Ekonomis, berarti penelitian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.

d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak internal sekolah amupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.

f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.41 Beberapa hal tentang KKM adalah:

1) KKM tidak dicantumkan dalam rapor, melainkan pada buku penilaian guru. 2) KKM maksimal 100%, KKM ideal 75%, Satuan Pendidikan dapat menentukan KKM di bawah KKM ideal dengan secara bertahap ditingkatkan.

3) Peserta didik yang belum mencapai KKM, diberi kesempatan mengikuti program Remedial sepanjang semester yang bersangkutan.42

Penilaian kelas dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1) Sikap

40 Abdu Majid, Penilaian Autentik proses dan hasil belajar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2014), h.56.

41Ahmad Yani, Mindset Kurikulum 2013, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 145.

42Imas Kurniasih, Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan Penerapan,

(43)

Aspek sikap dapat dinilai dengan cara berikut: a) Observasi

Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan mengunakan indera, baik secara langsung maupun tdak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.

b) Penilaian Diri

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian komptensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c) Penilaian Antar Teman

Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen penilaian yang digunkan berupa lembar penilaian antar peserta didik.

d) Jurnal

Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi tentang informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. 2) Pengetahuan

Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Tes Tulis

Adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b) Tes Lisan

(44)

kalimat maupun paragraf yang diucapkan. 3) Keterampilan

Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut: a) Performance atau kinerja

Adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, dan menari.

b) Produk

Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat pusat teknologi dan seni (3 dimensi). Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:

(1)Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penialaian terhadap kemampuan siswa dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

(2)Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam menentukan teknik yang tepat.

(3)Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.

c) Proyek

(45)

kehidupan, membuat laporan hasil pemgamatan pertumbuhan tanaman.43

d) Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio sebagi berikut:

(1)Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya memuat mata pelajaran.

(2)Menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan/disimpan. (3)Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru

yang berisi komentar, masukan dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap.44

6. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar, sistematis, berkelanjutan untuk mengembangkan potensi rasa agama, menanamkan sifat, dan memberikan kecakapan sesuai dengan tujuan pendidikan agama Islam.

Pendidikan agama itu sendiri akan selalu dinilai dalam setiap pembelajaran, baik pembelajaran langsung atau tidak langsung dalam semua mata pelajaran. Pendidikan agama tersebut terdapat pada Kompetensi Inti 1(KI 1) sikap spritual yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

a. Standar Kompetensi Lulusan dalam PAI dan Budi Pekerti

(46)

Dalam Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dalam Kurikulum 2013 untuk SMP meliputi dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.45

Sekolah dan guru PAI dalam Kurikulum 2013 dituntut melakukan pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk menghasilkan lulusan yang diharapkan sesuai dengan Kurikulum 2013 dan tujuan PAI.

b. Standar Isi dalam PAI dan Budi Pekerti

Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib.

Gambar

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai sifat-sifat
Tabel 4.1 Mata Pelajaran

Referensi

Dokumen terkait

MBE adalah suatu kemampuan dasar yang disediakan oleh SIBK (sistem informasi berbasis komputer) dengan kondisi dimana SIBK memikul sebagian tanggung jawab dalam pengendalian

dengan koefisien beta sebesar 0,227, sehingga hipotesis yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja manajerial terbukti. Angka tersebut membuktikan komitmen

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih

Peraturan MENPAN No.52 tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersft dan Melayani.. Keputusan

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa service performance adalah penilaian menye- luruh konsumen terhadap hasil pelayanan yang dirasakan saat menerima pelayanan

Penelitian ini akan melihat pengaruh belanja modal, ukuran pemerintah daerah, intergovernmental revenue dan pendapatan asli daerah terhadap kinerja keuangan pemerintah

Pieter, Yustinus Adrian, An Observational Study on Verbal Interaction in Teacher-Student Talk in Reading Comprehension Classes in English Department of the College

[r]