• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN PERDESAAN MELALUI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Dalam dokumen Jurnal Economica Vol 1 No 1.pdf (1) (Halaman 41-43)

Agoes Hari Edy Wibowo

____________________________________________________________________________ Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin absolute tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66% dari total populasi. Dari jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan miskin dibanding laki-laki, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan. Berdasar geografi, orang miskin lebih banyak di desa daripada di kota.. (http://www.docstoc.com/docs) Penelitian ini ingin mengkaji secara komprehansif tentang Model pemberdayaan perempuan miskin perdesaan melalui pengembangan kewirausahaan untuk meningkatkan taraf hidup keluarga.

Hasil dari Penelitian ini adalah adanya Model Pemberdayaan Perempuan Miskin Perdesaan melalui Pengembangan Kewirausahaan untuk Meningkatkan taraf hidup keluarga melalui pendekatan kelompok dan diversifikasi usaha, Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan perempuan miskin perdesaan menyangkut pada persoalan bagaimana upaya pemberdayaan perempuan miskin perdesaan melalui kewirausahaan dapat menjamin para pelaku ekonomi rakyat memperoleh apa yang menjadi hak mereka, khususnya kesejahteraan dan taraf kehidupan yang layak.

keywords : Model Pemberdayaan, perempuan miskin, perdesaan, kewirausahaan.

_____________________________________________________________________________

ENDAHULUAN

Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Timur pada bulan Maret 2009 sebesar 6,02 juta (16,68 persen). Sebagian besar penduduk miskin berada di daerah perdesaan (64,32 persen), sedang di perkotaan sebesar 35,68 persen. Dari jumlah tersebut ternyata lebih banyak penduduk perempuan miskin dibanding laki-laki, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan. Berdasar geografi, orang miskin lebih banyak di desa daripada di kota. (http://www.docstoc.com/docs)

Sebagian besar penduduk di Indonesia adalah perempuan, dan tidak kurang dari 6 juta mereka adalah kepala rumah tangga miskin dengan pendapatan rata-rata dibawah 10,000 per hari. Untuk menjaga kelangsungan diri dan keluarga, umumnya mereka bekerja pada sektor

informal, perdagangan dan jasa, sektor pertanian-buruh tani, dan buruh pabrik.

Mereka sulit mendapatkan akses

sumberdaya termasuk sumberdaya keuangan seperti kredit dari lembaga keuangan yang ada karena dianggap tidak layak, lokasi terpencil, tidak ada penjamin, yang sebagian persoalan ini terkait dengan issue gender. Dalam strategi bertahan selama ini mereka tergantung pada sumber-sumber keuangan

alternative seperti hibah program

pengentasan kemiskinan baik yang

dilakukan pemerintah maupun lembaga- lembaga social dan LSM, rentenir (bank keliling, bank titil, bank plecit) kerabat dan tetangga. Sebagai akibatnya mereka

menjadi tergantung, usaha tidak

berkesinambungan, terjepit hutang, dan tetap

dalam lingkaran kemiskinan. (Nani

Zulminarni : 2004) Untuk data

kemiskinan, baik dalam jumlah maupun persentasenya, ternyata penduduk miskin jauh lebih besar yang berada di pedesaan dibandingkan dengan yang ada diperkotaan.

39 Lebih-lebih lagi akibat krisis ekonomi

jumlah penduduk miskin yang ada di perdesaan sebanyak 56,8 juta jiwa atau sebesar 71,5% dari jumlah penduduk miskin Indonesia secara keseluruhan serta merupakan 45,6% dari jumlah penduduk desa di Indonesia secara keseluruhan. Kemiskinan merupakan problema bersama , karena secara harfiah saja definisinya masih

diperdebatkan kemudian wacana

pengentasan kemiskinan demikian

gencarnya didengungkan, sementara

kemiskinan itu sendiri tidak bergeming. Adakah yang salah dalam cara pandang

kita terhadap persoalan ini ?

(http://www.wikimu.com)

Pemberdayaan bukan hanya

meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi juga pranata-

pranatanya. Menanamkan nilai-nilai

budaya modern, seperti kerja keras (hard working), kemandirian (self reliance), hemat (efficiency), keterbukaan (open mind), sikap tanggung jawab (responsible), adalah merupakan bagian pokok dari upaya pemberdayaan ini.

Mengapa perempuan wajib diberdayakan ?

1). Karena perempuan mempunyai

kepentingan yang sama dalam

pembangunan, dan juga merupakan pengguna hasil pembangunan, yang mempunyai hak sama dengn laki-laki. 2). Perempuan juga memiliki kepentingan

yang khusus sifatnya bagi perempuan itu sendiri dan anak-anak. Yang kurang optimal jika digagas oleh laki-laki karena membutuhkan kepekaan yang sifatnya khusus, terkait dengan keseharian, sosio kultural yang ada.

3). Memberdayakan dan melibatkan

perempuan dalam pembangunan, secara

tidak langsung akan juga

memberdayakan dan menularkan

semangat yang positif kepada generasi penerus, yang pada umumnya dalam keseharian sangat lekat dengan sosok

ibu. (www.pnpmmandiri.com-

pemberdayaan perempuan)

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa

berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi yang tidak pasti. (Kasmis, 2007 : 18)

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang pasar. (Suryana : 2003)

Studi mengenai kemiskinan perdesaan oleh Sarman dan Sajogyo (2000)

menunjukkan b a h w a untuk daerah pedesaan mencapai 48,08% sementara untuk perkotaan sekitar 12,24%. Studi ini menggunakan pendekatan jisam (kajian bersama) sehingga kriteria kemiskinan sangat lokalist ik berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar dan kepemilikan masyarakat. (Sajogjo : 2000) METODE PENELITIAN

Menentukan Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Jawa Timur di beberapa kabupaten antara lain : Kabupaten Malang, Kabupaten

Bondowoso, Kabupaten Blitar, dan

Kabupaten Sidoarjo. Jumlah Penduduk miskin di Jawa Timur sangat tinggi

Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek penelitian ini adalah para perempuan miskin perdesaan . Subyek penelitian lain adalah aparat pemerintah dari dinas yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan perempuan miskin perdesaan , yaitu dinas-dinas yang berkaitan dengan pemberdayaan perempuan.

Melakukan wawancara mendalam

Dalam penelitian ini wawancara

mendalam kepada perempuan miskin

perdesaan, dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan para perempuan miskin perdesaan dapat digali informasi

secara mendalam dan komprehenship

(Irianto, 2001). Yang menjadi sumber informasi utama dalam penelitian ini

40 adalah para perempuan miskin perdesaan.

Selain itu juga ada sumber informasi lain yang penting dan relevan yaitu para pengambil kebijakan yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberdayaan perempuan miskin perdesaan

Melakukan Focus Group Discussion (FGD)

Teknik ini cocok untuk menggali data yang berkaitan dengan berbagai pendapat dari orang lain serta pemikiran- pemikiran yang saling melengkapi serta saling koreksi. Dalam penelitian ini FGD digunakan untuk menjaring informasi dari berbagai pihak yang terlibat langsung dengan masalah-masalah pemberdayaan perempuan miskin perdesaan melalui pengembangan kewirausahaan.

Melakukan Analisis Data

Dalam penelitian ini digunakan Metode Pendekatan kualitatif; pendekatan ini dipakai agar dalam mengkaji permasalahan dapat lebih mendalam dan komprehenship. Sesuai dengan pendekatan kualitatif maka dalam menganalisis data akan digunakan kerangka model “ Model Pengharapan Porter dan Lawier “ (Kreitner, 2003 : 304).

Dalam dokumen Jurnal Economica Vol 1 No 1.pdf (1) (Halaman 41-43)

Dokumen terkait