Koperasi Indonesia
Dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang at au badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas asas
kekeluargaan.Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila, Landasan Strukturil koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 dan Landasan Gerak adalah Pasal 33 UUD 1945, UU Koperasi No. 12 1967 dan UU Koperasi No. 25 1992 dan Landasan Mental yaitu „‟setia kawan‟ dan kesadaran pribadi‟‟ (solidarit y and individualit y).
Azas koperasi menurut Undang-Undang 1945 Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I pasal 2 adalah azas kekeluargaan. Menurut Sastra ( 1984: 6) di dalam koperasi tujuan usahanya adalah
untuk memenuhi kebutuhan para
anggota.Dalam Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (pasal 2) yang berisikan bahwa yang dimaksud dengan penjenisan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi serta dasar penjenisan koperasi ditetapkan pada lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota suatu koperasi. Penjenisan koperasi antara lain Koperasi Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi Perternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri, Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Konsumsi
Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1959 pasal 13 Bab VI diungkapkan bahwa yang diartikan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara
pemusatan, penggabungan dan
perindukannya. Sehingga terdapat 4 bentuk Koperasi yang meliputi Primer, Pusat, Gabungan dan Induk. Perangkat organisasi koperasi sebagaimana diatur dalam pasal 21 Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 tahun 1992 terdiri atas, (a) rapat anggota, (b) pengurus, dan (c) pengawas.
31 Menurut Kartasapoetra dkk (2005:45)
sebagai perkumpulan yang menjalankan usaha dalam bisnis (perekonomian) koperasi banyak memerlukan modal, jadi modal itu tetap vital. Berdasarkan Undang-Undang 1945 Tentang perkoperasian pada Bab VII pasal 41 dikatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Unit Desa (KUD) dalam pengertian sempit adalah koperasi yang
anggotanya meliputi masyarakat
pedesaaan. Sedangkan menurut Sastra (1984: 169) KUD adalah salah satu lembaga dipedesaan yang pada saat ini dirasakan sebagai wadah yang setidak-
tidaknya mampu memperlancar
keberhasilan dan tercapainya program- program yang dibuat oleh pemerintah.
Menurut Supartono (1986:28) KUD
mempunyai perlengkapan organisasi antara Rapat Anggota,Pengurus, Badan Pemeriksa, dan Manajer.Menurut Subyakto dan Cahyono (1983 : 86) gerakan perkoperasian di Indonesia berkembang menurut dua pola pengembangan yaitu :
1) Pola umum atau pola konvensional, yaitu pola pengembangan koperasi berdasarkan ajaran umum koperasi.
2) Pola KUD, yaitu pola
pengembangan dengan bantuan,
dorongan dan pengawasan dari pemerintah.
Seiring berkembangnya kebutuhan
masyarakat maka KUD pun juga berbanding
lurus mengalami perkembangan yang
menjadikan KUD suatu organisasi yang serba usaha misalnya usaha pertokoan, usaha jasa, usaha simpan pinjam, usaha kelistrikan, usaha pertanian, usaha perternakan dan lain sebagainya.
Pendapat Eugene Staley dalam
Kartasapoetra dkk ( 1984: 211-212) menyatakan bahwa pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang menjaminnya berkembangnya demokrasi, maka satu-satunya alat ekonomi dan sosial yang mengandung nilai-nilai kedemokrasian itu adalah koperasi, yang di pedesaan berkat
dorongan dari Lembaga Ketahanan
Masyarakat Desa telah dibentuk oleh warga desanya yaitu Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi dalam Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Dalam dimensi mikro, koperasi memiliki kewajiban dan hak yang sama dengan pelaku ekonomi lainnya. Dalam dimensi makro, koperasi adalah faham atau ideologi yang harus menjadi panutan bagi pelaku ekonomi nasional.
Tabel 1 Kriteria Koperasi Dalam Dimensi Mikro Dimensi Makro
Kriteria Dimensi Mikro Dimensi Makro
Arti Koperasi sebagai badan usaha.
Koperasi sebagai sistem ekonomi. Identitas Anggota berperan sebagai
pemilik dan pelanggan.
Demokrasi ekonomi. Pelaku Anggota Pengurus Pengawas BUMN BUMS BUMK
Implikasi Efisien, efektif dengan produktivitas yang tinggi, untuk pelayanan yang optimal bagi anggota.
Sistem ekonomi yang bernuansa kemanfaatan
bersama/ kerakyatan. Sumber : http://rully- indrawan.tripod.com ,2011
32
Koperasi Sebagai Sarana Kebijakan Pembangunan Nasional
Menurut Ramdhani (2011) jika dilihat dari segi pandangan pemerintah yang mendukung pengembangan koperasi hal tersebut tidak dianggap sebagai sasaran akhir dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan nasional. Ada 3 perbedaan penting mengenai koperasi sebagai sarana pemerintah, sebagai sarana swadaya yang otonom dari para anggota dan koperasi yang diawasi negara antara lain koperasi sebagai sarana atau alat pemerintah, koperasi dipertimbangkan pemerintah sebagai alat swadaya, dan koperasi diawasi negara.
Peranan dan Kewajiban Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan Koperasi
Campur tangan pemerintah sangat
berpengaruh dalam perkembangan koperasi seperti yang disebutkan dalam Undang- Undang 1945 Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab 12 pasal 60 no 1
bahwa Pemerintah menciptakan dan
mengembangkan iklim dan kondisi
mendorong pertumbuhan serta
pemasyarakatan koperasi dan no 2 bahwa
pemerintah memberikan bimbingan,
kemudahan, dan perlindungan kepada
koperasi. Namun koperasi tetap diberikan kebebasan dalam pengembangnya seperti yang dijelaskan pada pasal 61 no a bahwa
dalam upaya mendorong dan
mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan
koperasi, pemerintah memberikan
kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada koperasi. Sehingga peran aktif
pemerintah sangat dibutuhkan demi
keberlangsungan pengembangan koperasi.
Kebebasan itu hendaknya menjadikan
koperasi menyadari bahwa setiap gerak
langkahnya adalah mengemban amanat
masyarakat khususnya para anggotanya, sehingga tidak boleh menyimpangdari UUD1945 dan PANCASILA.
Menurut Chronographer ( 2010) keadaan ekonomi dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan, jenis pekerjaan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Pendapatan sering dijadikan tolak ukur dalam mengukur tingkat kesejahteraan
suatu masyarakat dan keberhasilan
perekonomian suatu negara
Pendapatan adalah penerimaan bersih yang didapatkan seseorang dari hasil usahanya. Menurut Sukirno (2006:47) dalam Anwar (2011) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis
pendapatan yang diperoleh tanpa
memberikan suatu kegiatan apapun yang
diterima penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini bermaksud menemukan, memahami, menjelaskan dan memperoleh gambaran tentang peran KUD terhadap peningkatan pendapatan anggota
Kecamatan Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya, sehingga diperoleh gambaran yang lengkap dari hasil analisis peran
Koperasi Unit Desa (KUD) dalam
pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna di balik fenomena yang muncul dalam penelitian, yang bertujuan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif dan mendalam.Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya dengan alasan praktis bahwa penelitian dilakukan untuk efisiensi baik waktu, biaya, tenaga sehingga bisa dimaksimalkan hasilnya.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu:
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya atau data yang didapat sendiri dari lapangan secara langsung.Adapun
33 sumber data langsung dari penelitian
adalah:
a. Informan Kunci yang meliputi 2 0 Anggota KUD Kecamatan
Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya
b. Informan Pendukung meliputi Ketua I dan tiga Kepala Staff unit usaha di KUD Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya data ini berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan, artikel-artikel yang terdapat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data sekunder didapat dari buku data KUD Desa Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.
Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian menurut Moleong (2005:240) merupakan alat bantu yang
dipergunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi:Pedoman wawancara, catatan lapangan dan peneliti sendiri.
Pada penelitian ini data yang diperoleh akan dianalisis dan diinterpretasikan, dimana data yang dipergunakan adalah model analisa kualitatif, yang menurut Patton (dalam Moleong,2005:249) bahwa analisis data dalam suatu penelitian adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan data sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hasilnya.
Analisis Pendapatan Anggota
Salah satu unit usaha yang dikembangkan oleh KUD merupakan Unit Simpan Pinjam, walaupun di Desa Pagerageung sepanjang jalan kurang lebih 2 km terdapat 20 lembaga
keuangan perkreditan baik lembaga
pemerintah maupun non pemerintah. Dengan menjamurnya lembaga perkreditan maka pengurus KUD mengambil langkah-langkah agar masyarakat menaruh kepercayaan kepada Unit Simpan Pinjam. Langkah- langkah yang diambil oleh pengurus ternyata
tepat hal ini dapat dilihat bahwa SHU dari unit Simpan Pinjam boleh dikata cukup besar, bahkan unit Simpan Pinjam merupakan unit
usaha andalan karena setiap tahun
mendapatkan SHU paling besar dari semua unit yang ada di KUD . Pengurus ber harap dengan mengambil langkah tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya
anggota serta mampu meningkat
kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui peningkatan pendapatan.
Pelayanan yang diberikan kepada nasabah seperti senyum sapa, ruang tungggu yang nyaman, persyaratan yang mudah, waktu pencairan kredit hanya dalam waktu ±15
menit membuat nasabah menaruh
kepercayaan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti menganalisis peningkatan pendapatan anggota KUD dengan mengamati pendapatan rata-rata pertahun selama lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2008 hingga 2011. Pendapatan bersih yang tercantum dalam tabel 4.19 merupakan pendapatan yang belum dipotong dengan angsuran 10% dari pinjaman plus bunga 3% menurun dari pinjaman selama 10 bulan. Rata-rata pendapatan bersih responden mengalami kenaikan mulai dari tahun 2008 hingga 2011 walaupun tidak terjadi kenaikan secara kontinue. Responden Toko
Kelontong nama Suko Priyono Desa
Kawedusan Kecamatan Pagerageung
merupakan responden yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 4% pertahun.
Manfaat Unit-Unit Usaha KUD yang diperoleh Anggota
Dalam usahanya KUD memiliki 10 unit usaha di mana setiap unit setiap tahunnya
menyumbang SHU. Untuk memudahkan
dalam menganalisis maka mengambil tiga
unit usaha yang menyumbangkan SHU
terbesar setiap tahunnya. Tiga unit usaha tersebut meliputi Unit Simpan Pinjam, Unit Swalayan dan Unit Apotik. Berikut ini merupakan pengaruh unit-unit tersebut terhadap pendapatan anggota.Setiap nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan sesuai dengan kebutuhannya diwajibkan memenuhi kewajiban yang sudah ditetapkan tersebut. Unit Simpan Pinjam dirasakan
34 sangat bermanfaat kehadirannya bagi
anggota maupun masyarakat di tengah lembaga keuangan lainnya yang dianggap memiliki persyaratan tidak semudah di unit Simpan Pinjam KUD
Dengan pelayanan yang baik dan waktu pencairan uang cepat membuat nasabah baik anggota maupun masyarakat merasa nyaman dan percaya untuk menjadi nasabah. Hasil dari semua pernyataan informan yang diberikan membuktikan bahwa unit Swalayan memberikan manfaat bagi anggota dan
masyarakat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan yang keluarga. Mulai dari perlengkapan mandi, dapur, jajanan dan sebagainya tersedia di swalayan dengan harga yang relatif terjangkau sehingga anggota maupun masyarakat tidak perlu pergi ke kota yang jaraknya ±15km.Apotek merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga berdirinya unit apotek
KUD sangat bermanfaat mengingat
perkembangan jenis penyakit semakin beragam
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan tentang peran Koperasi Unit
Desa (KUD) terhadap peningkatan
pendapatan anggota maka dapat disimpulkan, bahwa dengan 20 pengurus, 42 karyaawan, 15 ketua koordinator desa, 15 desa wilayah kerja dan 11 unit usaha yang dikelola serta tanpa manajer ternyata KUD mampu menghasilkan SHU yang terus mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir walaupun laporan bulan Desember 2011 dikeluarkan namun hasil bulan November 2011 suda dapat diprediksi SHU tahun 2011 mengalami kenaikan dari
tahun 2011.Anggota KUD merupakan
anggota pasif. Dari hasil analisis pendapatan anggota yang telah dilakukan peneliti maka KUD dapat dinyatakan memberi peran dalam peningkatan pendapatan anggota. Peran yang ini terlihat dari anggota yang mudah mendapatkan modal usaha dengan meminjam uang di unit Simpan Pinjam. Persyaratan yang mudah serta sesuai dengan yang diharapkan anggota menjadikan anggota mau melakukan transaksi simpan pinjam selama bertahun- tahun. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan yang diberikan menjadikan kepercayaan
tersendiri bagi anggota untuk terus menjadi anggota serta nasabah yang setia tanpa ada keinginan untuk pindah kelembaga keuangan lainnya.Tiga unit penyumbang SHU dan memiliki pendapatan terbesar di yaitu unit Simpan Pinjam, unit Swalayan dan Unit Apo tek dirasakan anggota sangat bermanfaat keberdaannya di Kecamatan Pagerageung. Hal ini dikarenakan memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota baik untuk modal berdagang, keperluan rumah tangga, serta kebutuhan obat yang lengkap.
SARAN
Dari hasi penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran antara lain : KUD dapat dikatakan selalu mengalami perkembangan hal ini terlihat dari beberapa unit usaha yang dimiliki dan pendapatan serta
SHU dari tahun ketahun mengalami
peningkatan namun pengelolaannya masih langsung dibawah pengurus. Oleh karena itu agar lebih profesional dalam pengolaan unit-unit usaha maka sebaiknya perlu diangkat seorang manajer. Apabila terdapat manajer yang mengelola semua unit usaha maka diharapkan unit Usaha Simpan Pinjam meningkatkan kualitasnya sehingga mampu meningkatkan pendapatan anggota.
Anggota di KUD masih merupakan
anggota pasif. Oleh karena itu anggota yang masih pasif agar ditangani secara khusus
dengan membentuk kelompok-kelompok
anggota dibawah koordinator desa yang sudah ada di masing-masing desa sehingga anggota pun dapat berpartisipasi dalam menjalankan koperasi. Dengan adanya perbedaan antara anggota dengan non anggota tentunya akan dapat sangat menguntungkan bagi anggota sehingga pendapatan anggota pun meningkat dan jumlah anggota KUD juga dapat meningkat.
Sampai saat ini KUD antara anggota dan non anggota belum ada perbedaan apabila bertransaksi ke KUD, maka akan lebih baik dirasakan oleh anggota apabila KUD membedakan dengan lebih rendah bunga atau pun diskon kepada anggota dengan cara set iap anggota diberikan kartu khusus.
35
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin R. 2006. Evaluasi Program
Bantuan Dana BergulirMelalui
KSP/USP Koperasi(Pola PKPS-BBM, AgribisnisdanSyariah).
JurnalPengkajianKoperasidan UKM
Nomor 1 Tahun I – 2006.
Bintarto. 19209. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES. Biro Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Tasikmalaya dalam Angka 2011. BPS : Kabupaten Tasikmalaya. Biro Pusat Statistik. 2011.
Kecamatan Pagerageung dalam Angka 2011. BPS : Jakarta. Boediono.19202.
Ekonomi Mikro Edisi Kedua.
Yogyakarta :BPFE. Chaniago, A
Arifinal dkk. 19920. Ekonomi 2. Bandung : Angkasa.
Hanel, Alfred, 1985. Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies for TheirPromotion in Developing
Countries. Bandung : Universitas
Padjadjaran dan MarbugUniversit y Hanel, Alfred. 1989. Organisasi Koperasi :
Pokok –Pokok Pikiran Mengenai
Organisasi Koperasi dan Kebijakan
Pembangunan di Negara-negara
Berkembang. Bandung : Angkasa.
Hendar dan Koesnadi, 1999. Ekonomi
Koperasi Untuk Peguruan Tinggi.
Jakarta : FE-UI , 1999. Ekonomi Koperasi Untuk Peguruan Tinggi.UU Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian. Jakarta : FE-UI Hendrojogi, 2002. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : PT RajaGrafindo P e r s a d a . Indrawan, Rully. 2011.
Dasar-dasar Koperasi: Implementasi
dalam Manajemen. Http://rully-
indrawan.tripod.com/rully03.htm . Diakses 13 November 2011 05.00 WIB K a r t a s a p o e t r a G dkk, 1984. Koperasi
Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Jakarta : Rineka Cipta. K a r t a s a p o e t r a G dkk, 2005. Praktek
Pengelolaan Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta dan Bina Adiaksara
Miles, Matthew B Dan Maichael A.
Huberman. 1992. Ana lis is Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Moleong,Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nasikun, Dr. 1996. Urbanisasi dan
Kemiskinan di Dunia Ketiga.
Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. Nazir. M. 19920. Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. Pramudyani, Sinta. 2002. Skripsi Analisis Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Dalam Peningkatan Pendapatan Anggota Peternak Sapi Perah. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Roy, Ewell Paul, 1981. Cooperatives :
Development, Principles and Management, The InterstatePrinters & Publisher, Inc, Danville Illino is.
Sastra .A. Ent a ng, 1984. Pembangunan
Koperasi Teori dan
Kenyataan.Bandung : Alumni.
Subyakto H. dan Cahyono Tri B, 19203.
Ekonomi Koperasi. Yogyakarta :
Liberty.
Suharsimi. Arikunto. 1998. Prosedur P e ne lit ia n Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Supartono, 1986. Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa.
Malang : Fakultas Ekonomi Unibraw. 1986. Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa. UU Nomor 12 Tahun 1967. Tentang Pokok- pokok
Perkoperasian. Malang : Fakultas
Ekonomi Unibraw.
Sularsodan Damanik ED. 1988.
Peraturan Dan Undang-Undang Koperasi di Indonesia. Puslatpenkop- Ditjen BLK, Departemen K o p e r a s i : Jakarta.
Suyanto, 2007. Skripsi Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota dan Berbagai.
Semarang : Universitas Negeri
Semarang.
Tambunan, Togap dan Paruhuman Nasution). 2006. Pengkajian Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah yang
Berbasis Pengembangan Ekonomi
Lokal.Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I – 2006.
36 Http://edukasi.kompasiana.com/2010/0
7/29/koperasi-indo/. Diakses 10 Agustus 2011 02.00 WIB
Anwar, Khairil. 2011. Pendapatan
Masyarakat
.http://khairilanwarsemsi.blogspot.com/ 2011/12/pendapatan-masyarakat.html. Daikses 1 Februari 2013 07.00 WIB
Chronographer, Ekhardhi. 2010.
Pendapatan, Biaya, dan Usaha Kecil.
http://ekhardhi.blogspot.com/2010/12/p endapatan-biaya-usaha-kecil.html. Daikses 1 Februari 2013 07.30 WIB Galamedia. 2011. Koperasi Kurang
Diperhatikan.http://www.klik- galamedia.com/koperasi-kurang-
diperhatikan. Diakses 10 Agustus 2011 03.00 WIB
Pitaloka, Rieke Diah. 2011. UU Nomor 11 Tahun 2009, Tentang
Kesejahteraan Sosial.
http://www.riekediahpitaloka.com/legis lasi/200901/uu-no-11-tahun-2009-
kesejahteraan- sosial/. diakses 27 Juli 2011.
Ramdhani, Pratama Rus. 2010.
Koperasi Dalam Pembangunan Sosial dan Ekonomi.
37
MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN PERDESAAN MELALUI