• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PUSTAKA

Dalam dokumen Jurnal Economica Vol 1 No 1.pdf (1) (Halaman 34-41)

Koperasi Indonesia

Dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I Pasal 1, yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang at au badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

berdasarkan atas asas

kekeluargaan.Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila, Landasan Strukturil koperasi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 dan Landasan Gerak adalah Pasal 33 UUD 1945, UU Koperasi No. 12 1967 dan UU Koperasi No. 25 1992 dan Landasan Mental yaitu „‟setia kawan‟ dan kesadaran pribadi‟‟ (solidarit y and individualit y).

Azas koperasi menurut Undang-Undang 1945 Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab I pasal 2 adalah azas kekeluargaan. Menurut Sastra ( 1984: 6) di dalam koperasi tujuan usahanya adalah

untuk memenuhi kebutuhan para

anggota.Dalam Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (pasal 2) yang berisikan bahwa yang dimaksud dengan penjenisan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi serta dasar penjenisan koperasi ditetapkan pada lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota suatu koperasi. Penjenisan koperasi antara lain Koperasi Desa, Koperasi Pertanian, Koperasi Perternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri, Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Konsumsi

Berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1959 pasal 13 Bab VI diungkapkan bahwa yang diartikan bentuk koperasi ialah tingkat-tingkat koperasi yang didasarkan pada cara

pemusatan, penggabungan dan

perindukannya. Sehingga terdapat 4 bentuk Koperasi yang meliputi Primer, Pusat, Gabungan dan Induk. Perangkat organisasi koperasi sebagaimana diatur dalam pasal 21 Undang-Undang Perkoperasian Nomor 25 tahun 1992 terdiri atas, (a) rapat anggota, (b) pengurus, dan (c) pengawas.

31 Menurut Kartasapoetra dkk (2005:45)

sebagai perkumpulan yang menjalankan usaha dalam bisnis (perekonomian) koperasi banyak memerlukan modal, jadi modal itu tetap vital. Berdasarkan Undang-Undang 1945 Tentang perkoperasian pada Bab VII pasal 41 dikatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.

Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa (KUD) dalam pengertian sempit adalah koperasi yang

anggotanya meliputi masyarakat

pedesaaan. Sedangkan menurut Sastra (1984: 169) KUD adalah salah satu lembaga dipedesaan yang pada saat ini dirasakan sebagai wadah yang setidak-

tidaknya mampu memperlancar

keberhasilan dan tercapainya program- program yang dibuat oleh pemerintah.

Menurut Supartono (1986:28) KUD

mempunyai perlengkapan organisasi antara Rapat Anggota,Pengurus, Badan Pemeriksa, dan Manajer.Menurut Subyakto dan Cahyono (1983 : 86) gerakan perkoperasian di Indonesia berkembang menurut dua pola pengembangan yaitu :

1) Pola umum atau pola konvensional, yaitu pola pengembangan koperasi berdasarkan ajaran umum koperasi.

2) Pola KUD, yaitu pola

pengembangan dengan bantuan,

dorongan dan pengawasan dari pemerintah.

Seiring berkembangnya kebutuhan

masyarakat maka KUD pun juga berbanding

lurus mengalami perkembangan yang

menjadikan KUD suatu organisasi yang serba usaha misalnya usaha pertokoan, usaha jasa, usaha simpan pinjam, usaha kelistrikan, usaha pertanian, usaha perternakan dan lain sebagainya.

Pendapat Eugene Staley dalam

Kartasapoetra dkk ( 1984: 211-212) menyatakan bahwa pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang menjaminnya berkembangnya demokrasi, maka satu-satunya alat ekonomi dan sosial yang mengandung nilai-nilai kedemokrasian itu adalah koperasi, yang di pedesaan berkat

dorongan dari Lembaga Ketahanan

Masyarakat Desa telah dibentuk oleh warga desanya yaitu Koperasi Unit Desa (KUD).

Koperasi dalam Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Dalam dimensi mikro, koperasi memiliki kewajiban dan hak yang sama dengan pelaku ekonomi lainnya. Dalam dimensi makro, koperasi adalah faham atau ideologi yang harus menjadi panutan bagi pelaku ekonomi nasional.

Tabel 1 Kriteria Koperasi Dalam Dimensi Mikro Dimensi Makro

Kriteria Dimensi Mikro Dimensi Makro

Arti Koperasi sebagai badan usaha.

Koperasi sebagai sistem ekonomi. Identitas Anggota berperan sebagai

pemilik dan pelanggan.

Demokrasi ekonomi. Pelaku Anggota Pengurus Pengawas BUMN BUMS BUMK

Implikasi Efisien, efektif dengan produktivitas yang tinggi, untuk pelayanan yang optimal bagi anggota.

Sistem ekonomi yang bernuansa kemanfaatan

bersama/ kerakyatan. Sumber : http://rully- indrawan.tripod.com ,2011

32

Koperasi Sebagai Sarana Kebijakan Pembangunan Nasional

Menurut Ramdhani (2011) jika dilihat dari segi pandangan pemerintah yang mendukung pengembangan koperasi hal tersebut tidak dianggap sebagai sasaran akhir dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan nasional. Ada 3 perbedaan penting mengenai koperasi sebagai sarana pemerintah, sebagai sarana swadaya yang otonom dari para anggota dan koperasi yang diawasi negara antara lain koperasi sebagai sarana atau alat pemerintah, koperasi dipertimbangkan pemerintah sebagai alat swadaya, dan koperasi diawasi negara.

Peranan dan Kewajiban Pemerintah dalam Mendorong Perkembangan Koperasi

Campur tangan pemerintah sangat

berpengaruh dalam perkembangan koperasi seperti yang disebutkan dalam Undang- Undang 1945 Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian pada Bab 12 pasal 60 no 1

bahwa Pemerintah menciptakan dan

mengembangkan iklim dan kondisi

mendorong pertumbuhan serta

pemasyarakatan koperasi dan no 2 bahwa

pemerintah memberikan bimbingan,

kemudahan, dan perlindungan kepada

koperasi. Namun koperasi tetap diberikan kebebasan dalam pengembangnya seperti yang dijelaskan pada pasal 61 no a bahwa

dalam upaya mendorong dan

mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan

koperasi, pemerintah memberikan

kesempatan usaha yang seluas-luasnya kepada koperasi. Sehingga peran aktif

pemerintah sangat dibutuhkan demi

keberlangsungan pengembangan koperasi.

Kebebasan itu hendaknya menjadikan

koperasi menyadari bahwa setiap gerak

langkahnya adalah mengemban amanat

masyarakat khususnya para anggotanya, sehingga tidak boleh menyimpangdari UUD1945 dan PANCASILA.

Menurut Chronographer ( 2010) keadaan ekonomi dalam suatu masyarakat sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya pendapatan, jenis pekerjaan dan jumlah tanggungan dalam keluarga. Pendapatan sering dijadikan tolak ukur dalam mengukur tingkat kesejahteraan

suatu masyarakat dan keberhasilan

perekonomian suatu negara

Pendapatan adalah penerimaan bersih yang didapatkan seseorang dari hasil usahanya. Menurut Sukirno (2006:47) dalam Anwar (2011) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain: 1) Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis

pendapatan yang diperoleh tanpa

memberikan suatu kegiatan apapun yang

diterima penduduk suatu Negara. 2) Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposibel. 3) Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini bermaksud menemukan, memahami, menjelaskan dan memperoleh gambaran tentang peran KUD terhadap peningkatan pendapatan anggota

Kecamatan Pagerageung Kabupaten

Tasikmalaya, sehingga diperoleh gambaran yang lengkap dari hasil analisis peran

Koperasi Unit Desa (KUD) dalam

pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan. Dengan memfokuskan pada proses dan pencarian makna di balik fenomena yang muncul dalam penelitian, yang bertujuan agar informasi yang dikaji lebih bersifat komprehensif dan mendalam.Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya dengan alasan praktis bahwa penelitian dilakukan untuk efisiensi baik waktu, biaya, tenaga sehingga bisa dimaksimalkan hasilnya.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumbernya atau data yang didapat sendiri dari lapangan secara langsung.Adapun

33 sumber data langsung dari penelitian

adalah:

a. Informan Kunci yang meliputi 2 0 Anggota KUD Kecamatan

Pagerageung Kabupaten

Tasikmalaya

b. Informan Pendukung meliputi Ketua I dan tiga Kepala Staff unit usaha di KUD Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya data ini berupa dokumen-dokumen, laporan-laporan, artikel-artikel yang terdapat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data sekunder didapat dari buku data KUD Desa Pagerageung Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya.

Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian menurut Moleong (2005:240) merupakan alat bantu yang

dipergunakan untuk memperoleh atau

mengumpulkan data dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan meliputi:Pedoman wawancara, catatan lapangan dan peneliti sendiri.

Pada penelitian ini data yang diperoleh akan dianalisis dan diinterpretasikan, dimana data yang dipergunakan adalah model analisa kualitatif, yang menurut Patton (dalam Moleong,2005:249) bahwa analisis data dalam suatu penelitian adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan urutan data sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hasilnya.

Analisis Pendapatan Anggota

Salah satu unit usaha yang dikembangkan oleh KUD merupakan Unit Simpan Pinjam, walaupun di Desa Pagerageung sepanjang jalan kurang lebih 2 km terdapat 20 lembaga

keuangan perkreditan baik lembaga

pemerintah maupun non pemerintah. Dengan menjamurnya lembaga perkreditan maka pengurus KUD mengambil langkah-langkah agar masyarakat menaruh kepercayaan kepada Unit Simpan Pinjam. Langkah- langkah yang diambil oleh pengurus ternyata

tepat hal ini dapat dilihat bahwa SHU dari unit Simpan Pinjam boleh dikata cukup besar, bahkan unit Simpan Pinjam merupakan unit

usaha andalan karena setiap tahun

mendapatkan SHU paling besar dari semua unit yang ada di KUD . Pengurus ber harap dengan mengambil langkah tersebut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya

anggota serta mampu meningkat

kesejahteraan anggota dan masyarakat melalui peningkatan pendapatan.

Pelayanan yang diberikan kepada nasabah seperti senyum sapa, ruang tungggu yang nyaman, persyaratan yang mudah, waktu pencairan kredit hanya dalam waktu ±15

menit membuat nasabah menaruh

kepercayaan. Sesuai dengan tujuan penelitian maka peneliti menganalisis peningkatan pendapatan anggota KUD dengan mengamati pendapatan rata-rata pertahun selama lima tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2008 hingga 2011. Pendapatan bersih yang tercantum dalam tabel 4.19 merupakan pendapatan yang belum dipotong dengan angsuran 10% dari pinjaman plus bunga 3% menurun dari pinjaman selama 10 bulan. Rata-rata pendapatan bersih responden mengalami kenaikan mulai dari tahun 2008 hingga 2011 walaupun tidak terjadi kenaikan secara kontinue. Responden Toko

Kelontong nama Suko Priyono Desa

Kawedusan Kecamatan Pagerageung

merupakan responden yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata peningkatan 4% pertahun.

Manfaat Unit-Unit Usaha KUD yang diperoleh Anggota

Dalam usahanya KUD memiliki 10 unit usaha di mana setiap unit setiap tahunnya

menyumbang SHU. Untuk memudahkan

dalam menganalisis maka mengambil tiga

unit usaha yang menyumbangkan SHU

terbesar setiap tahunnya. Tiga unit usaha tersebut meliputi Unit Simpan Pinjam, Unit Swalayan dan Unit Apotik. Berikut ini merupakan pengaruh unit-unit tersebut terhadap pendapatan anggota.Setiap nasabah yang ingin melakukan transaksi keuangan sesuai dengan kebutuhannya diwajibkan memenuhi kewajiban yang sudah ditetapkan tersebut. Unit Simpan Pinjam dirasakan

34 sangat bermanfaat kehadirannya bagi

anggota maupun masyarakat di tengah lembaga keuangan lainnya yang dianggap memiliki persyaratan tidak semudah di unit Simpan Pinjam KUD

Dengan pelayanan yang baik dan waktu pencairan uang cepat membuat nasabah baik anggota maupun masyarakat merasa nyaman dan percaya untuk menjadi nasabah. Hasil dari semua pernyataan informan yang diberikan membuktikan bahwa unit Swalayan memberikan manfaat bagi anggota dan

masyarakat untuk memenuhi berbagai

kebutuhan yang keluarga. Mulai dari perlengkapan mandi, dapur, jajanan dan sebagainya tersedia di swalayan dengan harga yang relatif terjangkau sehingga anggota maupun masyarakat tidak perlu pergi ke kota yang jaraknya ±15km.Apotek merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga berdirinya unit apotek

KUD sangat bermanfaat mengingat

perkembangan jenis penyakit semakin beragam

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan tentang peran Koperasi Unit

Desa (KUD) terhadap peningkatan

pendapatan anggota maka dapat disimpulkan, bahwa dengan 20 pengurus, 42 karyaawan, 15 ketua koordinator desa, 15 desa wilayah kerja dan 11 unit usaha yang dikelola serta tanpa manajer ternyata KUD mampu menghasilkan SHU yang terus mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir walaupun laporan bulan Desember 2011 dikeluarkan namun hasil bulan November 2011 suda dapat diprediksi SHU tahun 2011 mengalami kenaikan dari

tahun 2011.Anggota KUD merupakan

anggota pasif. Dari hasil analisis pendapatan anggota yang telah dilakukan peneliti maka KUD dapat dinyatakan memberi peran dalam peningkatan pendapatan anggota. Peran yang ini terlihat dari anggota yang mudah mendapatkan modal usaha dengan meminjam uang di unit Simpan Pinjam. Persyaratan yang mudah serta sesuai dengan yang diharapkan anggota menjadikan anggota mau melakukan transaksi simpan pinjam selama bertahun- tahun. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan yang diberikan menjadikan kepercayaan

tersendiri bagi anggota untuk terus menjadi anggota serta nasabah yang setia tanpa ada keinginan untuk pindah kelembaga keuangan lainnya.Tiga unit penyumbang SHU dan memiliki pendapatan terbesar di yaitu unit Simpan Pinjam, unit Swalayan dan Unit Apo tek dirasakan anggota sangat bermanfaat keberdaannya di Kecamatan Pagerageung. Hal ini dikarenakan memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota baik untuk modal berdagang, keperluan rumah tangga, serta kebutuhan obat yang lengkap.

SARAN

Dari hasi penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memberikan saran antara lain : KUD dapat dikatakan selalu mengalami perkembangan hal ini terlihat dari beberapa unit usaha yang dimiliki dan pendapatan serta

SHU dari tahun ketahun mengalami

peningkatan namun pengelolaannya masih langsung dibawah pengurus. Oleh karena itu agar lebih profesional dalam pengolaan unit-unit usaha maka sebaiknya perlu diangkat seorang manajer. Apabila terdapat manajer yang mengelola semua unit usaha maka diharapkan unit Usaha Simpan Pinjam meningkatkan kualitasnya sehingga mampu meningkatkan pendapatan anggota.

Anggota di KUD masih merupakan

anggota pasif. Oleh karena itu anggota yang masih pasif agar ditangani secara khusus

dengan membentuk kelompok-kelompok

anggota dibawah koordinator desa yang sudah ada di masing-masing desa sehingga anggota pun dapat berpartisipasi dalam menjalankan koperasi. Dengan adanya perbedaan antara anggota dengan non anggota tentunya akan dapat sangat menguntungkan bagi anggota sehingga pendapatan anggota pun meningkat dan jumlah anggota KUD juga dapat meningkat.

Sampai saat ini KUD antara anggota dan non anggota belum ada perbedaan apabila bertransaksi ke KUD, maka akan lebih baik dirasakan oleh anggota apabila KUD membedakan dengan lebih rendah bunga atau pun diskon kepada anggota dengan cara set iap anggota diberikan kartu khusus.

35

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin R. 2006. Evaluasi Program

Bantuan Dana BergulirMelalui

KSP/USP Koperasi(Pola PKPS-BBM, AgribisnisdanSyariah).

JurnalPengkajianKoperasidan UKM

Nomor 1 Tahun I – 2006.

Bintarto. 19209. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Bintarto dan Surastopo Hadisumarno. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES. Biro Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Tasikmalaya dalam Angka 2011. BPS : Kabupaten Tasikmalaya. Biro Pusat Statistik. 2011.

Kecamatan Pagerageung dalam Angka 2011. BPS : Jakarta. Boediono.19202.

Ekonomi Mikro Edisi Kedua.

Yogyakarta :BPFE. Chaniago, A

Arifinal dkk. 19920. Ekonomi 2. Bandung : Angkasa.

Hanel, Alfred, 1985. Basic Aspect of Cooperative Organization and Policies for TheirPromotion in Developing

Countries. Bandung : Universitas

Padjadjaran dan MarbugUniversit y Hanel, Alfred. 1989. Organisasi Koperasi :

Pokok –Pokok Pikiran Mengenai

Organisasi Koperasi dan Kebijakan

Pembangunan di Negara-negara

Berkembang. Bandung : Angkasa.

Hendar dan Koesnadi, 1999. Ekonomi

Koperasi Untuk Peguruan Tinggi.

Jakarta : FE-UI , 1999. Ekonomi Koperasi Untuk Peguruan Tinggi.UU Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian. Jakarta : FE-UI Hendrojogi, 2002. Koperasi Azas-Azas, Teori dan Praktek. Jakarta : PT RajaGrafindo P e r s a d a . Indrawan, Rully. 2011.

Dasar-dasar Koperasi: Implementasi

dalam Manajemen. Http://rully-

indrawan.tripod.com/rully03.htm . Diakses 13 November 2011 05.00 WIB K a r t a s a p o e t r a G dkk, 1984. Koperasi

Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Jakarta : Rineka Cipta. K a r t a s a p o e t r a G dkk, 2005. Praktek

Pengelolaan Koperasi. Jakarta : Rineka Cipta dan Bina Adiaksara

Miles, Matthew B Dan Maichael A.

Huberman. 1992. Ana lis is Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong,Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif; Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nasikun, Dr. 1996. Urbanisasi dan

Kemiskinan di Dunia Ketiga.

Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. Nazir. M. 19920. Metode Penelitian.Jakarta : Ghalia Indonesia. Pramudyani, Sinta. 2002. Skripsi Analisis Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Dalam Peningkatan Pendapatan Anggota Peternak Sapi Perah. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Roy, Ewell Paul, 1981. Cooperatives :

Development, Principles and Management, The InterstatePrinters & Publisher, Inc, Danville Illino is.

Sastra .A. Ent a ng, 1984. Pembangunan

Koperasi Teori dan

Kenyataan.Bandung : Alumni.

Subyakto H. dan Cahyono Tri B, 19203.

Ekonomi Koperasi. Yogyakarta :

Liberty.

Suharsimi. Arikunto. 1998. Prosedur P e ne lit ia n Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Supartono, 1986. Koperasi dan

Pembangunan Masyarakat Desa.

Malang : Fakultas Ekonomi Unibraw. 1986. Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa. UU Nomor 12 Tahun 1967. Tentang Pokok- pokok

Perkoperasian. Malang : Fakultas

Ekonomi Unibraw.

Sularsodan Damanik ED. 1988.

Peraturan Dan Undang-Undang Koperasi di Indonesia. Puslatpenkop- Ditjen BLK, Departemen K o p e r a s i : Jakarta.

Suyanto, 2007. Skripsi Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota dan Berbagai.

Semarang : Universitas Negeri

Semarang.

Tambunan, Togap dan Paruhuman Nasution). 2006. Pengkajian Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah yang

Berbasis Pengembangan Ekonomi

Lokal.Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun I – 2006.

36 Http://edukasi.kompasiana.com/2010/0

7/29/koperasi-indo/. Diakses 10 Agustus 2011 02.00 WIB

Anwar, Khairil. 2011. Pendapatan

Masyarakat

.http://khairilanwarsemsi.blogspot.com/ 2011/12/pendapatan-masyarakat.html. Daikses 1 Februari 2013 07.00 WIB

Chronographer, Ekhardhi. 2010.

Pendapatan, Biaya, dan Usaha Kecil.

http://ekhardhi.blogspot.com/2010/12/p endapatan-biaya-usaha-kecil.html. Daikses 1 Februari 2013 07.30 WIB Galamedia. 2011. Koperasi Kurang

Diperhatikan.http://www.klik- galamedia.com/koperasi-kurang-

diperhatikan. Diakses 10 Agustus 2011 03.00 WIB

Pitaloka, Rieke Diah. 2011. UU Nomor 11 Tahun 2009, Tentang

Kesejahteraan Sosial.

http://www.riekediahpitaloka.com/legis lasi/200901/uu-no-11-tahun-2009-

kesejahteraan- sosial/. diakses 27 Juli 2011.

Ramdhani, Pratama Rus. 2010.

Koperasi Dalam Pembangunan Sosial dan Ekonomi.

37

MODEL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN PERDESAAN MELALUI

Dalam dokumen Jurnal Economica Vol 1 No 1.pdf (1) (Halaman 34-41)

Dokumen terkait