• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Untuk membangun sebuah gedung, seorang arsitek professional terlebih dahulu membuat rancangan bentuk gedung yang sesuai dengan struktur dan kondisi tanah, menentukan bahan-bahan bangunan yang akan dibutuhkan, menghitung biaya yang dibutuhkan selama pembangunan gedung, dan menentukan jumlah pegawai yang akan mengerjakan gedung tersebut. Melalui perencanaan yang matang, seorang arsitek dapat menentukan maksimal waktu yang dibutuhkan untuk membangun gedung tersebut, sehinggah hasil dari pembangunan gedung tersebut sesuai dengan harapan dan keinginan kita sendiri. Apa yang terjadi jika kita membangun gedung tanpa ada perncanaan terlebih dahulu? Pasti semua tidak berjalan dengan lancar, begitupun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan (Sanjaya. 2008: 29).

Bagaimana dengan guru yang professional? Apakah membutuhkan perencanaan yang matang? Dalam suatu proses pembelajaran terkandung tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu membuat perencanaan dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas untuk mendukung proses pembelajaran sehinggah tujuan pembelajaran dapat tercapai dan terstruktur dengan baik dan jelas. Jadi, penyusunan rencana

pembelajaran bertujuan sebagai pedoman pengajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan terarah, terstruktur sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Oleh karena hal itu, selain mengajar dan mendidik tugas seorang guru adalah menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPPTH, LKS, dan istrumen penilaian. Perangkat pembelajaran merupakan salah satu bentuk kesiapan seorang guru professional untuk melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

a. Silabus

Menurut Kemendikbud tentang standar proses (2013: 5) silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Dalam penyusunan silabus memuat beberapa komponen, antara lain:

1) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; 2) Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

3) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

6) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; 8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

b. RPPTH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) menurut Majid (2014: 125), merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.

Menurut Mulyasa (2014: 99), implementasi kurikulum SD 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik disetiap pembelajaran.

Menurut Kemendikbud (2013: 9), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPPTH dikembangkan dari satu materi pokok atau tema tertentu yang diturunkan dari silabus yang mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa untuk mencapaia kompetensi dasar (KD).

Dalam Kemendikbud (2013: 9), RPPTH memiliki beberapa komponen diantaranya sebagai berikut ini:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2) Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema; 3) Kelas/ semester;

4) Materi pokok;

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

a) Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

b) Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah Dasar.

c) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indicator perlu memperhatikan beberapa hal: i. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang

tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD. ii. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar,

sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).

iii.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.

iv. Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

8) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

9) Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

10)Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

11)Media, alat, dan, sumber pembelajaran

a) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

b) Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.

c) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12)Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mencakup:

a) Pertemuan pertama berisi pendahuluan, kegiatan Inti, dan penutup.

b) Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

13)Penilaian

a) Berisi jenis/ teknik penilaian; b) Bentuk instrument

c) Pedoman perskoran c. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 175), lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik. Tahapan dalam menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian.

Struktur penyusunan LKS secara umum antara lain: 1) Judul, mata pelajaran, semester, tempat

2) Petunjuk belajar

3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Indikator

5) Informasi pendukung

6) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 7) Penilaian

d. Instrument Penilaian

Menurut Kemendikbud dalam standar penilaian (2013: 2), Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehinggah menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Menurut Kemendikbud dalam Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar (2013: 1), dalam merancang penilaian guru perlu memperhatikan beberapa hal penting, diantaranya sebagai berikut: 1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu

KD-KD pada KI-3 dan KI-4.

2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program

remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

Menurut Kemendikbud dalam Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar (2013: 5), proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan beberapa penilaian yang mencakup penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester yang diuraikan sebagai berikut:

1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan atau kelompok di dalam dan atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.

4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5) Ulangan harian merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik.

6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Penilaian kurikulum SD 2013 juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1) Belajar Tuntas

Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2) Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Berikut contoh-contoh tugas otentik:

 Pemecahan masalah matematika

 Melaksanakan percobaan

 Bercerita

 Berpidato

 Membaca puisi

 Membuat peta perjalanan 3) Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis 4) Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri. 5) Berdasarkan acuan kriteria

Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.

Menurut Kemp (1994) dalam Trianto (2010: 81) mengatakan bahwa, pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Secara umum model pengembangan model Kemp dalam Trianto, (2010: 82) ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp (Kemp, dkk 1999: 9) Planning Sup p or t Se rvic e s Summ a rti ve Eva lu a si Project Management Revision Formative Instructional Problems Learner Characteristics Instructional Resources Evaluation Instrumen Task Analysis Instructional Delivery Instructional Strategi Content Sequencing Instructional Objectives

Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat pembelajaran. Dalam Trianto (2010: 81) mengatakan bahwa ada sebelas unsur rencana perancangan pembelajaran. kesebelas unsur tersebut adalah:

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran

Tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara kesenjangan tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

2. Analisis Siswa

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik siswa yang meliputi ciri kemampuan dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis ini dapat dijadikan gambaran dalam menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Analisis Tugas

Analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dan lembar kegiatan siswa (LKS).

4. Merumuskan Indikator

Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.

5. Penyusunan Instrumen Evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar.

6. Strategi Pembelajaran.

Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan format meliputi materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), rencana pelajaran dan evaluasi. 7. Pemilihan media atau sumber belajar

Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran. Pemilihan media dan sumber pembelajaraan berdasarkan hasil analisi tujuan, karakteristik siswa, dan tugas seperti telah diuraikan sebelumnya, maka memilih alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaraan yang terdapat dalam rencana pelajaraan dan LKS.

8. Pelayanan Pendukung

Pelayanan pendukung tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat namun sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat. Pengembangan perangkat membutuhkan anggaran atau dana, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, penyelesaian tahap perencanaan dan pengembangan.

9. Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif merupakan bagian penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.

10.Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama kemungkinan besar didapatkan baik dari hasil post tes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

11.Revisi Perangkat Pembelajaran

Kegiatan revisi dimaksudkan untuk mengevalusi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan

penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas, dan uji coba terbatas sehingga validasi ini lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

Dokumen terkait