PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH
DASAR
Yulianus Jefrinus Dawe Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang mengacu pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik menggunakan pendidikan karakter, serta pada proses kegiatan pembelajaran menggunakan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema “gaya dan gerak” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum SD 2013 dan dua orang guru sekolah dasar yang melaksanakan kurikulum SD 2013.
Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,06 (baik) dan 4,48 (sangat baik) , serta dua orang guru yang melaksanakan kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,44 (sangat baik) dan 4,68 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,41 dengan kategori “sangat baik” dari rentang rata-rata skor minimal 1 sampai rata-rata skor maksimal 5 . Dengan demikian produk yang dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang baik dan layak untuk diuji coba terbatas sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu; 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.
SOFTWARE DEVELOPMENT LEARNING CURRICULUM SD 2013 REFER TO SUB THEME GAYA AND GERAK FOR CLASS IV PRIMARY
Yulianus Jefrinus Dawe Sanata Dharma University
2015
This research was done because there are many teachers require samples of products such as learning device refers to the primary curriculum in 2013. This study is that the products with the elementary curriculum learning refers to learning in 2013 that refers to the thematic integrative scientific approach using character education, as well as the process of learning activities using authentic assessment. This research aims to develop learning tools to describe the quality of the learning procedure products subthemes "force and motion" refers to SD 2013 curriculum for fourth grade students from elementary schools.
This research is the development of research. This learning software development using learning software development procedures Jerold E. Kemp and procedures peneleitian development proposed by Bord and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study involved five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) validation expert, 5) revision of the design, to produce the final product design in the form of learning tools that refers to the curriculum SD-2013 to the fourth grade primary school students. Instruments in this study is a list of interview questions and needs analysis questionnaire. Interviews were used for analysis needs to fourth grade teacher SDN Kalasan 1, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts elementary school curriculum in 2013 and two elementary school teachers who implement the elementary curriculum in 2013.
Based on the results of the validation of two elementary curriculum specialists in 2013 resulted in an average score of 4.06 (good) and 4.48 (very good), and two elementary school teachers implement the curriculum in 2013 resulted in an average score of 4.44 (very good) and 4.68 (very good). The learning device receives an average score of 4.41 with the category of "very good" from the range of the average score of at least 1 to the average score of a maximum of 5. Thus the developed product is said to have good quality and worth to be tested is limited as a learning device that refers to the primary school curriculum in 2013. The validation results based on the 11 aspects, namely; 1) RPPTH identity, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) student worksheets, 11) languages.
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU
KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK
SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yulianus Jefrinus Dawe
NIM. 111134297
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
Karyaku ini inginku persembahkan buat :
Tuhan Yesusku yang selalu ada di setiap waktu, dimanapun saya berada dan yang
selalu menolong aku disaat aku jatuh dan putus asa.
Bunda Maria yang senantiasa hadir dan menemani aku disetiap waktu dan dikala
aku membutuhkanNya.
Kedua orang tuaku yang telah melahirkan dan membesarkan aku dengan cinta dan
kasih sayang, dan yang selalu mendoakan aku meminta perlindungan, menjaga
kesehatan aku, dan meminta keberhasilanku.
Ketiga adik-adikku yaitu Remon, Andri, dan Amel yang selalu memberikan doa dan
semangat disaat aku putus asa.
Teman-Teman seperjuanganku
PPGT 2011
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku
Universitas Sanata Dharma
v
Ucapkanlah rasa syukur kepada Tuhan segala sesuatu yang kita peroleh
Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka maka pintu akan dibukakan bagimu
(Matius 7:7)
"kalau bisa mendulang emas, kenapa mesti menyesali perak yang didapat?"
Jangan menunda-nunda pekerjaan
Tidak ada suatu masalah yang tak ada jalan keluar
Jatuh bangunnya hidup merupakan bumbu penyedap untuk meraih kesuksesan
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 Maret 2015
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yulianus Jefrinus Dawe
Nomor Mahasiswa : 111134297
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya
dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR
Yulianus JefrinusDawe Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang mengacu pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik menggunakan pendidikan karakter, serta pada proses kegiatan pembelajaran menggunakan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema “gaya dan gerak” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum SD 2013 dan dua orang guru sekolah dasar yang melaksanakan kurikulum SD 2013.
Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,06 (baik) dan 4,48 (sangat baik) , serta dua orang guru yang melaksanakan kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,44 (sangat baik) dan 4,68 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,41 dengan kategori “sangat
baik” dari rentang rata-rata skor minimal 1 sampai rata-rata skor maksimal 5 . Dengan demikian produk yang dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang baik dan layak untuk diuji coba terbatas sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu; 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.
ix
SOFTWARE DEVELOPMENT LEARNING CURRICULUM SD 2013 REFER TO SUB THEME GAYA AND GERAK FOR CLASS IV PRIMARY
Yulianus Jefrinus Dawe Sanata Dharma University
2015
This research was done because there are many teachers require samples of products such as learning device refers to the primary curriculum in 2013. This study is that the products with the elementary curriculum learning refers to learning in 2013 that refers to the thematic integrative scientific approach using character education, as well as the process of learning activities using authentic assessment. This research aims to develop learning tools to describe the quality of the learning procedure products subthemes "force and motion" refers to SD 2013 curriculum for fourth grade students from elementary schools.
This research is the development of research. This learning software development using learning software development procedures Jerold E. Kemp and procedures peneleitian development proposed by Bord and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study involved five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) validation expert, 5) revision of the design, to produce the final product design in the form of learning tools that refers to the curriculum SD-2013 to the fourth grade primary school students. Instruments in this study is a list of interview questions and needs analysis questionnaire. Interviews were used for analysis needs to fourth grade teacher SDN Kalasan 1, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts elementary school curriculum in 2013 and two elementary school teachers who implement the elementary curriculum in 2013.
Based on the results of the validation of two elementary curriculum specialists in 2013 resulted in an average score of 4.06 (good) and 4.48 (very good), and two elementary school teachers implement the curriculum in 2013 resulted in an average score of 4.44 (very good) and 4.68 (very good). The learning device receives an average score of 4.41 with the category of "very good" from the range of the average score of at least 1 to the average score of a maximum of 5. Thus the developed product is said to have good quality and worth to be tested is limited as a learning device that refers to the primary school curriculum in 2013. The validation results based on the 11 aspects, namely; 1) RPPTH identity, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) student worksheets, 11) languages.
x
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atar berkat dan
karunia-Nya yang agung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya
dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan baik dan memuaskan. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Sebagai insan yang lemah dan rapuh penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A. selaku Kepala Program Studi
PGSD.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan
memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Sarjono,S.Pd.SD selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan I yang telah
memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.
6. Ibu Sri Rejeki selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan I yang telah memberikan
bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.
7. Ibu Kartika Kirana, S.S. selaku kepala sekolah SDKE Mangunan yang telah
membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
8. Ibu Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan I yang telah membantu
peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
9. Rusmawan S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
xi penelitian.
11.Orang tuaku tercinta bapak Gerardus Tegi dan mama Maria Gobhe yang setia
memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12.Adik-adikku tersayang Remon, Andri, dam Amel yang selalu menyemangati saya
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
13.Teman-teman seperjuangan 34 mahasiswa PPGT USD 2011 yang selalu menemani
dalam suka dan duka dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan
dukungannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan
kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 20 Mei 2014
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv
MOTTO………... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ………... vii
ABSTRAK ………... viii
ABSTRACT ……….. ix
KATA PENGANTAR ………... x
DAFTAR ISI ………... xii
DAFTAR GAMBAR ………... xiv
DAFTAR TABEL ………... xv
DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ……… 6
C. Tujuan Penulisan Makalah ………... 6
D. Manfaat Penulisan Makalah ………. 6
E. Batasan Istilah ……….. 7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ………. 8
BAB II. LANDASAN TEORI ………... 9
A. Kajian Pustaka ………..………... 9
1. Kurikulum SD 2013 ………... 9
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ……… 27
B. Penelitian yang Relevan ………... 47
xiii
BAB III. METODE PENELITIAN ……….……… 52
A. Jenis Penelitian ………...………... 52
B. Prosedur Pengembangan ………... 52
C. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 59
D. Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ...………... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ………...……… 60
F. Instrument Penelitian ………..………. 61
1. Pedoman Wawancara ………. 61
2. Lembar Kuesioner ……….. 62
G. Teknik Analisis Data ………..………... 65
1. Data Kualitatif ……… 65
2. Data Kuantitatif ……….. 66
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……….. 70
A. Analisis Kebutuhan ……….. 70
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ……….. 70
2. Pembahasan Hasil Wawancara ……….. 75
B. Deskripsi Produk Awal ………..……….. 76
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk …….………. 79
D. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ..……….. 84
BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN …. 91 A. Kesimpulan .………... 91
B. Keterbatasan Pengembangan ………... 92
C. Saran ……….………... 93
DAFTAR PUSTAKA ………... 94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ………... 43
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ………... 10
Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir ………... 12
Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ……….. 13
Tabel 4. Jadwal Penelitian ………. 59
Tabel 5. Instrumen Survei Kebutuhan ………... 61
Tabel 6. Instrumen Lembar Kuesioner yang Digunakan Untuk Validasi Pakar Kurikulum SD dan Guru SD ………. 63 Tabel 7. Konversi Nilai Skala Lima ……….. 66
Tabel 8. Kriteria Skor Skala Lima ………. 68
Tabel 9. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ……….. 81
Tabel 10. Saran Kepala Sekolah Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ………... 83
Table 11. Saran Guru Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ……..………... 81 Tabel 12. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Kepala Sekolah dan Guru
SD Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013 ………..
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ……… 97
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ………... 100
Lampiran 3 Hasil Wawancara ……… 102
Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ………. 108
Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ………. 117
Lampiran 6 Silabus ……… 132
Lampiran 7 Biodata Penulis ………... 147
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang, berjenjang, dan berkelanjutan tanpa ada batasan usia, suku, agama maupun ras. Melalui pendidikan peserta didik dirubah menjadi manusia yang utuh dan berkarakter yang baik sesuai dengan tujuan penciptaannya. Setiap satuan pendidikan yang diselenggarakan secara formal maupun nonformal harus dijadikan sebagai dasar pembentukan kepribadian atau karakter setiap peserta didik. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih dikategorikan rendah dan kalah dengan Negara-negara lain di Asia maupun ASEAN (Mulyasa, 2014: 13).
Untuk menyetarakan mutu pendidikan Indonesia dengan Negara-negara
lain di Asia, maupun dunia diperlukan suatu perubahaan yang mendasar.
Perubahan tersebut ialah perubahaan kurikulum. Kurikulum merupakan alat,
pedoman pelaksanaan pembelajaran dalam menentukan tujuan pembelajaran.
Menurut Mulyasa (2014: 59) dan Hidayat (2013: 111), kurikulum itu bersifat
dinamis mengikuti perkembangan zaman dan tujuan dari sebuah perubahaan
kurikulum harus memiliki tujuan dan arah yang jelas, sebab jika tidak maka
perubahan kurikulum akan sia-sia atau akan mubazir.
Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa Yunani,
berpacu” (Arifin, 2011: 2). Menurut Dakir (2004: 2), kurikulum merupakan sebuah program pendidikan yang dirancang dan direncanakan serta berisi
berbagai macam bahan ajar dan pengalaman belajar serta perangkat
pembelajaran yang dibuat secara sistematik berdasarkan pancasila dan UUD
1945 yang berlaku sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran di kelas.
yang diterapkan dapat mengakomodir tantangan dimasa mendatang dan mempersiapkan peserta didik akan segala kemungkinan yang terjadi dimasa mendatang sehinggah para generasi baru tidak salah menyikapi segala bentuk perubahan yang akan terjadi.
Menurut Hidayat (2013: 122), pada dewasa ini banyak sekali perubahaan, salah satunya yaitu perubahaan cara pandang setiap orang tentang bagaimana pendidikan itu seharusnya dilaksanakan. Tidak hanya itu saja, paradigma belajarpun ikut berubah, yaitu tidak lagi teaching melainkan learning. Siswa tidak lagi menerima segala informasi dari guru atau hanya guru saja sebagai satu-satunya sumber informasi melainkan siswa yang mencari dan menemukan sendiri informasi tersebut. Dengan demikian, peran seorang guru akan berubah hanya sebatas sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Siswa akan lebih banyak melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau yang diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Semua proses ini akan terjadi dalam implementasi kurikulum SD 2013. Menurut Mulyasa (2014: 42), kurikulum 2013 ingin merubah orientasi terhadap hasil dan materi pembelajaran sebagai sebuah proses pembelajaran.
karena itu, guru harus kreatif dalam merancang perangkat pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik itu sendiri. Selain itu juga, guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang, seperti masalah globalisasi (Mulyasa, 2014: 42).
Dalam kurikulum SD 2013 perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPPTH, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan penilaian. Menurut Mulyasa (2014: 80), perangkat pembelajaran tidak disusun oleh guru melainkan oleh tim penyusun kurikulum. Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 1), guru atau sekolah diberikan wewenang untuk mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut berdasarkan daerah tempat tinggal atau kondisi lingkungan sekitarnya. Perancangan perangkat pembelajaran harus benar-benar sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar sehingga siswa tidak kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut. Perangkat pembelajaran yang telah dirancang akan membantu guru dalam menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Dengan adanya perangkat pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih terarah sehingga terwujudnya tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan
narasumber Ibu Sri Rejeki, pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00
WIB di SD Negeri Kalasan I yang merupakan salah satu SD yang ditunjuk
Menurut Ibu Sri Rejeki, penyampaian materi dalam kurikulum SD 2013 tidak
terpisah, tetapi disampaikan secara menyeluruh yang dikemas dalam satu
tema. Jadi, peserta didik belajar berdasarkan tema tanpa mengetahui mata
pelajaran yang sedang dan yang mau dipelajari oleh peserta didik. Hanya guru
yang mengetahui muatan yang ada dalam setiap tema dan pembelajaran.
Ada dua pendekatan yang harus digunakan dalam setiap proses
pembelajaran yakni, pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.
Pada pendekatan saintifik, ada tahapan pembelajaran yang harus dilakukan
siswa yakni; mulai dari observasi, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Namun, pada beberapa kesempatan guru masih
mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut.
Hal ini dikarenakan minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses
pembelajaran di sekolah. Dalam kurikulum SD 2013 juga diajarkan
pendidikan karakter. Tujuan dimasukannya pendidikan karakter dalam
kurikulum SD 2013 yaitu, siswa diharapkan mempunyai karakter yang kuat
dan baik setelah berada di luar kelas. Tidak ada batasan karakter apa yang
akan dinilai dalam setiap pembelajaran dan juga tidak berpatokan pada
panduan permendikbud yang terpenting siswa melakukan hal-hal yang baik.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan menurut Ibu Sri, penerapan
Kurikulum SD 2013 belum maksimal, hal ini dikarenakan jumlah siswa yang
melebihi kapasitas normal dalam satu kelas, sehinggah guru kesulitan untuk
melakukan penilaian yang efektif dan efisien terhadap anak. Selain itu,
keterbatasan pemahaman guru akan kurikulum SD 2013, waktu sosialisai
kurikulum SD 2013 yang terbatas dan minimnya sarana prasarana yang
dimiliki sekolah. Selain itu, guru juga masih kesulitan dalam menyesuaikan
silabus dan RPPTH yang dikembangkan oleh tim pengembangan kurikulum
dengan keadaan sekolah. Penilaian rapor pun masih sulit dilakukan, karena
guru harus menghitung berbagai macam penilaian yang dinilai selama satu
semester.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka perangkat pembelajaran
merupakan bagian penting dalam kurikulum. Sedangkan, kurikulum
merupakan alat terpenting untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik
serta meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Perangkat pembelajaran
menjadi hal penting sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan memberikan penilaian kepada siswa secara obyektif. Oleh
sebab itu, untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang sesuai, peneliti
mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013 yang
mencakup kebutuhan guru dan siswa pada umumnya dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya Dan Gerak Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Perangkat pembelajaran ini masih dalam percobaan dan masih perlu disempurnakan lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Gaya dan
2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Gaya dan
Gerak mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran subtema Gaya dan Gerak
mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar
2. Untuk mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran subtema Gaya
dan Gerak mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi mahasiswa
Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan
baru terutama semakin terampil dalam mengolah perangkat pembelajaran
mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar.
2. Bagi guru
Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas
3. Bagi siswa
Perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas IV Sekolah Dasar
dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013
subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
4. Bagi sekolah
Sebagai tambahan refrensi pada sekolah dalam mengembangkan perangkat
pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan
Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
5. Bagi Prodi PGSD
Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD
Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan
Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
1. Kurikulum SD 2013 merupakan kurikulum yang dalam pelaksanaannya
menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif serta melakukan
penilaian otentik.
2. Pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan yang terencana dalam
proses pembentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti,
dimana ciri-ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong dan
3. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan siswa secara langsung
dalam menemukan suatu konsep dan memecahkan sendiri konsep tersebut.
4. Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dilandasi dengan
pendekatan ilmiah yang dirancang sedemikian rupa, di mana peserta didik
diharapkan dapat mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikannya secara utuh sehinggah dapat melatih siswa untuk
berpikir kritis dan memecahkan masalahnya sendiri.
5. Penilaian otentik adalah jenis penilaian yang dilakukan guru secara
menyeluruh kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung
melalui proses pengambilan data yang bisa memberikan gambaran kepada
guru untuk melakukan penilaian.
6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran,
instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan
rubrik penilaian.
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap mulai dari Satuan Pendidikan,
Kelas/ Semester, Tema/ Sub Tema, Pertemuan ke berapa, Alokasi Waktu,
Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Media, Alat, dan Sumber
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian dan lampiran-lampiran.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi
siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Dalam kurikulum
SD 2013 RPPTH disusun dengan menggunakan pendekatan tematik
integratif. Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan
dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh muatan pelajaran.
Kompetensi dari berbagai muatan pelajaran diintegrasikan ke dalam
berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik, yang terdiri dari kegiatan mengamati (observating), mananya
(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan
mengkomunikasikan.
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik
terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan
tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa
melalui penugasan. Kinerja siswa dinilai melalui pengamatan
menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk
waktu tertentu berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,
dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja
yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis
berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,
memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan
peserta didik.
6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD dimana penyusunannya
memperhatikan penulisan tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
Menurut Hidayat (2013: 1), setelah Indonesia merdeka pada tahun
1945, kurikulum yang diterapkan telah mengalami sejumlah pergantian
atau perubahaan yang merupakan akibat dari sistem ekonomi, sosial
budaya, ekonomi, dan perkembangan IPTEK. Menurut Arifin (2011: 1),
kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sebagai pedoman pelaksanaan suatu pembelajaran pada
semua jenjang pendidikan yang berlaku disuatu Negara tertentu. Di
Indonesia kurikulum dilandasi atas filsafat dan dasar Negara yang berlaku,
yaitu Pancasila dan UUD 1945 (
a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
Menurut Hidayat (2013: 111), setiap perubahaan kurikulum yang
dilakukan menunjukan bahwa sistem kurikulum bersifat dinamis
mengikuti setiap perubahaan dan perkembangan zaman. Perubahan
kurikulum tidak semata dirubah begitu saja, tetapi perubahan
kurikulum harus memiliki tujuan dan arah yang jelas, sehingga jelas
tujuan yang dihasilkan dari perubahan kurikulum tersebut, begitupun
diharapkan menghasilkan produk yang mampu menghadapi tantangan
dimasa yang akan datang.
Pengembangan kurikulum SD 2013 merupakan lanjutan
pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
yang mulai dirintis pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Daryanto & Sudjendro,
2014:28). Perubahaan dan pengembangan kurikulum SD 2013 juga
diperlukan karena adanya beberapa kesenjangan yang terjadi pada
kurikulum saat ini (KTSP) sekaligus untuk mengantisipasi tantangan
perkembangan zaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.
Berikut menurut Mulyasa (2014: 61), tabel kesenjangan kurikulum
yang berlaku saat ini.
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL
A. KOMPETENSI LULUSAN
1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
1. Berkarakter mulia
2. Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas 3. Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. MATERI PEMBELAJARAN 1. Belum relevan dengan kompetensi
yang dibutuhkan
1. Relevan dengan materi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial
3. Terlalu luas, kurang mendalam 3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak C. PROSES PEMBELAJARAN
1. Berpusat pada guru 1. Berpusat pada peserta didik 2. Proses pembelajaran berorientasi
pada pada buku teks
2. Sifat pembelajaran yang kontekstual
bahasan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan
D. PENILAIAN
1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional
2. Tes menjadi cara penilaian yang dominan
2. Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi
E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
1. Memenuhi kompetensi profesi saja 1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogik, sosial, dan personal 2. Fokus pada ukuran kinerja PTK 2. Motivasi mengajar
F. PENGELOLAAN KURIKULUM 1. Satuan pendidikan mempunyai
pembebasan dalam pengelolaan kurikulum
1. Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran
3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman
berpikir dan komunikasi. Untuk mengubah semuanya itu perlu perubahaan
terhadap pola pikir manusia. Berikut ini merupakan merupakan
penyempurnaan pola pikir yang dikemukakan oleh Mulyasa (2014: 63).
Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir
No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013
1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan
berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran
3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan 4. Kompetensi diturunkan dari mata
pelajaran
Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan
yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)
Menurut Hidayat (2013: 126), salah satu ciri yang menandakan
perubahan pada kurikulum SD 2013 adalah empat standar pendidikan yang
meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi,
dan Standar Penilaian. Lebih lanjut menurut Mulyasa (2014: 77),
pengembangan kurikulum SD 2013 ditandai dengan penataan ulang pada
tingkat nasional terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Elemen
Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata
pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Pendekatan
Mata pelajaran Mata pelajaran wajib dan pilihan
- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.
- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.
diajarkan secara Penilaian - Penilaian berbasis kompetensi
- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL - Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama
penilaian
Perlunya ekstrakurikuler partisipasi aktif siswa dalam
permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka)
b. Penguatan Pendidikan Karakter
1) Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan yang membentuk
kepribadian sesorang melalui pendidikan budi pekerti, yang
hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah
laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormmati hak
orang lain, kerja keras, dan sebagainya. (Thomas Lickona: dalam
Mahmud, 2012: 23).
Menurut Scerenko (1997), dalam Samani dan Hariyanto (2012:
45) pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang
sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif
dikembangkan, didorong, dan diperdayakan melalui teladan, kajian
emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari
apa-apa yang diamati dan dipelajari).
Menurut Maksudin (2013: 82) pendidikan karakter adalah
suatu proses ilmiah pengembangan format kemampuan dan
pemikiran yang diinginkan yang berhubungan dengan isu
nilai-nilai.
Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 42), pendidikan
karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi
pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan
baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar
kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Menurut Aqib (2012: 36), pendidikan karakter adalah upaya
yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli,
dan menginternalisasi nilai-nilai sehinggah peserta didik
berperilaku sebagai insani kamil.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, penulis
menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses
pendidikan yang terencana dalam proses pembentuk kepribadian
seseorang melalui pendidikan budi pekerti, dimana ciri-ciri
kepribadian positif dikembangkan, didorong dan diperdayakan
2) Fungsi Pendidikan Karakter
Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 43), pendidikan
karakter memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut ini;
a) Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran
baik, dan berperilaku baik”.
b) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku
yang sudah baik.
c) Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur
Pancasila.
c. Pendekatan Tematik Integratif
Kemendikbud pertama kali mulai menerapkan kurikulum SD 2013
pada tahun ajaran 2013/2014 di beberapa sekolah yang dijadikan
sebagai model implementasi kurikulum SD 2013 di semua jenjang
pendidikan sekolah terutama jenjang SD/MI karena pada jenjang ini
paling banyak terjadi perubahaan. Tematik integratif merupakan salah
satu ciri implementasi kurikulum SD 2013 pada jenjang SD (Majid,
2014: 80).
Menurut Daryanto & Sudjendro (2014: 81), tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Menurut Majid (2014: 86), pendekatan tematik integratif
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
Tema mempunyai maksud untuk menyatukan isi dari kurikulum
menjadi satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan Bahasa
peserta didik, dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Lebih lanjut menurut Hosnan (2014: 364), pembelajaran tematik
lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran, sehinggah siswa dapat menemukan pengalaman
nyata secara langsung dan melatih kemandirian siswa dalam
menemukan sesuatu hal dan memecahkan sendiri masalah tersebut.
Melalui pengalaman nyatanya tersebut siswa dapat memahami
berbagai hal karena apa yang dipelajarinya bukan hanya membahasa
masalah yang dihadapinya itu melainkan juga masalah-masalah atau
konsep-konsep lain lain yang masih berhubungan. Untuk mewujudkan
semuanya itu, guru perlu merancang pembelajar yang dapat membuat
pengalaman belajar menjadi lebih bermakna dan lebih efektif.
1) Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif
Menurut Majid (2014: 89), dalam membuat perencanaan
pembelajaran siswa, guru haru mengetahui beberapa prinsip
pembelajaran tematik integratif dalam implementasi kurikulum SD
2013 sebagai berikut ini;
a) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang
aktual, kontekstual, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema
merupakan alat pemersatu materi dari beberapa mata pelajaran
b) Pembelajaran tematik integratif harus mencakup materi dari
beberapa mata pelajaran yang mungkin saling berkaitan.
Materi-materi yang terpilih akan menjelaskan tema secara lebih
bermakna.
c) Pembelajaran tematik integratif sebisa mungkin mendukung
pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat
dalam kurikulum.
d) Materi pembelajaran yang disatukan dalam satu tema harus
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat,
kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.
e) Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu memaksa,
artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah
dipadukan.
2) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Selain mengungkapkan prinsip pembelajaran tematik
integratif, Majid (2014: 89), juga mengemukakan karakteristik
pembelajaran tematik sebagai berikut;
a) Berpusat pada siswa (student cantered)
Sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai
fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada
b) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Melalui pengalaman
langsung siswa dihadapkan dengan masalah-masalah konkrit
sebagai dasar untuk memahami sesuatu yang lebih abstrak.
c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lain menjadi tidak begitu
jelas. Hal ini dikarenakan fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, siswa mampu untuk memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh. Hal ini sangat diperlukan siswa dalam
memecahkan setiap masalah yang dihadapinya dalam
kehidupan sehari-hari.
e) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik dapat mengaitkan bahan ajar dari satu
mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, bahkan dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah siswa
f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan
Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk belajar
sambil bermain di luar kelas. Ketika tema yang akan dipelajari
berhubungan dengan alam maka siswa akan belajar di luar
kelas.
3) Tahapan Pembelajaran Terpadu
Selanjutnya dalam modul PLPG (2013: 197), dijelaskan
prosedur perancangan pembelajaran tematik integratif sebagai
berikut:
a) Memilih dan menentukan tema
Guru harus terlebih dahulu memetakan terlebih dahulu
tema-tema pengikta keterpaduan. Untuk itu guru juga harus
berdiskusi dengan siswa menentukan tema berdasarkan minat
dan kebutuhan siswa sendiri.
b) Melakukan analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar, serta
membuat indikator
Guru terlebih dahulu membaca dan memahami semua SKL, KI,
dan KD dari semua mata pelajaran yang akan dipadukan.
Setelah guru memiliki beberapa tema untuk satu tahun
pembelajaran, guru selanjutnya mulai menganalisis SKL, KI,
langkah terakhir adalah guru mulai merumuskan indikator
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
c) Melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator dengan tema
Kompetensi dasar dari semua mata pelajaran telah disediakan
dalam kurikulum SD 2013 dan juga tema untuk setiap proses
pembelajaran untuk kelas satu sampai kelas enam juga telah
dibuat oleh tim pengembang kurikulum SD 2013, namun
demikian guru juga masih perlu mengembangkan indikator dan
melakukan kegiatan pemetaan kompetensi dasar dan indikator
tersebut dikaitkan dengan tema yang sudah tersedia dimasukan
kedalam format pemetaan agar lebih mudah dalam proses
penyajian pembelajaran, indikator mana saja yang dapat
disajikan secara terpadu dengan cara memberikan tanda cek (√) pada indikator tersebut.
d) Membuat jaringan tema kompetensi dasar
Setelah melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator
dengan tema dalam satu tahun pelajaran dan telah memetakan
indikator mana saja yang akan disajikan dalam tema, maka
sebaiknya dilanjutkan dengan membuat jarring KD dan
indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke
e) Menyusun silabus tematik terpadu
Setalah guru membuat jaringan KD dan indikator, guru
kemudian menyusun silabus tematik untuk lebih memudahkan
guru dalam meliha seluruh desain pembelajaran untuk setiap
tema sampai tuntas tersajikan dalam proses pembelajaran. Di
dalam silabus tematik ini memberikan gambaran secara umum
tema yang dipilih akan disajikan dalam beberapa minggu dan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema
tersebut.
f) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik
terpadu
Langkah yang paling terakhir dalam perancangan adalah
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik
terpadu. Dalam RPP tematik terpadu ini diharapkan dapat
tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat
berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendekatan tematik terpadu adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan siswa secara langsung
dalam menemukan suatu konsep dan memecahkan sendiri konsep
tersebut. Tema yang diambil pun tidak jauh dari lingkungan siswa,
aktifitasnya. Terciptanya pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan akan membuat siswa merasa nyaman dalam mengikuti
setiap proses pembelajaran yang berlangsung.
d. Pendekatan Saintifik
Menurut Abidin (2014: 127), pendekatan saintifik adalah model
pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan
masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut
kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan pemahaman siswa.
Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis
data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum
atau prinsip yang “ditemukan”.
Dalam Modul PLPG (2013: 200), pendekatan saintifik
dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi pelajaran dengan menggunakan
metode saintifik. Dalam metode saintifik informasi dapat diperoleh
informasi saja, yaitu guru. Sangat diharapkan dengan menggunakan
metode belajar ini, peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai
sumber observasi, bukan diberi tahu oleh guru.
Penerapan metode saintifik dalam proses pembelajaran melibatkan
keterampilan proses yang meliputi, pengamatan, pengklasifikasian,
pengukuran, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Semua
kegiatan itu dilakukan oleh siswa sendiri, guru hanya sebatas
mengawasi dan membimbing kegiatan tersebut. Hal ini diperlukan
untuk melatih kedewasaan siswa, melatih siswa untuk berpikir kritis,
dan melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya
(Hosnan, 2014: 34) dan (Modul PLPG, 2013: 200).
Berdasarkan pandangan para ahli di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah model pembelajaran
yang dilandasi dengan pendekatan ilmiah yang dirancang sedemikian
rupa, dimana peserta didik diharapkan dapat mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar,
mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikannya secara utuh
sehinggah dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan
masalahnya sendiri.
e. Penilaian Otentik
Penilaian otentik berdasarkan Modul PLPG (2013), adalah
pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta
Penilaian otentik (authentic assement) menurut Nurgiyantoro
(2011: 23), adalah penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai
kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan
di sekolah. Penilaian otentik lebih menekankan kemampuan peserta
didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara
nyata dan bermakna.
Menurut Muslich (2011: 69), penilaian otentik adalah jenis
penelitian yang memicu peserta didik untuk aktif membangun
pengetahuan dan yang dapat membentuk kompetensi seperti yang
ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator. Dalam praktiknya
penilaian otentik merupakan penilaian berbasis kompetensi yang
berkelanjutan.
Menurut Kunandar (2014: 35), penilaian otentik adalah kegiatan
menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya
dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian
yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar
kompetensi atau kompetensi inti dan kompetensi dasar.
Menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 168), penilaian otentik
adalah cermin nyata (the real mirror) dari kondisi pembelajaran siswa.
Penilaian otentik dilakukan berdasarkan pengalaman nyata siswa
sendiri.
Menurut Abidin (2014: 81), penilaian otentik merupakan proses
perkembangan siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa harus
diketahui oleh guru, sehinggah guru dapat memastikan bahwa siswa
benar-benar mengalami proses pembelajaran yang benar.
Menurut Kemendikbud (2013: 5), penilaian otentik merupakan
penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek
sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses,
sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat
alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, penulis kemudian
menyimpulkan bahwa penilaian otentik (authentic assessment) adalah
jenis penilaian yang dilakukan guru secara menyeluruh kepada siswa
selama proses pembelajaran berlangsung melalui proses pengambilan
data yang bisa memberikan gambaran kepada guru untuk melakukan
penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan siswa
secara nyata, berdasarkan pengalamanya sendiri, sehinggah dapat
membantu guru untuk memastikan apakah siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
1) Ciri-Ciri Penilaian Otentik
Menurut Kunandar (2014: 38), penilaian otentik memiliki
beberapa ciri diantaranya sebagai berikut:
a) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan
hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian
(performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh
peserta didik.
b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap
peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian
terhadap kemampuan atau kemampuan proses peserta didik
selama mengikuti kegiatan pembelajaran.
c) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam
melakukan penilaian terhadap peserta didik guru harus
menggunakan berbagai teknik penilaian dan menggunakan
berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai sumber
informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi
peserta didik.
d) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya,
dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya
mengandalkan hasil tes semata.
e) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus
mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang
nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman
atau kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya.
f) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan
dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan
kompetensi tertentu secara obyektif.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Untuk membangun sebuah gedung, seorang arsitek professional
terlebih dahulu membuat rancangan bentuk gedung yang sesuai dengan
struktur dan kondisi tanah, menentukan bahan-bahan bangunan yang akan
dibutuhkan, menghitung biaya yang dibutuhkan selama pembangunan
gedung, dan menentukan jumlah pegawai yang akan mengerjakan gedung
tersebut. Melalui perencanaan yang matang, seorang arsitek dapat
menentukan maksimal waktu yang dibutuhkan untuk membangun gedung
tersebut, sehinggah hasil dari pembangunan gedung tersebut sesuai dengan
harapan dan keinginan kita sendiri. Apa yang terjadi jika kita membangun
gedung tanpa ada perncanaan terlebih dahulu? Pasti semua tidak berjalan
dengan lancar, begitupun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan (Sanjaya. 2008: 29).
Bagaimana dengan guru yang professional? Apakah membutuhkan
perencanaan yang matang? Dalam suatu proses pembelajaran terkandung
tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu membuat perencanaan dan
strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas untuk
mendukung proses pembelajaran sehinggah tujuan pembelajaran dapat
pembelajaran bertujuan sebagai pedoman pengajaran agar proses
pembelajaran dapat berjalan terarah, terstruktur sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Oleh karena hal itu, selain mengajar dan mendidik tugas seorang guru
adalah menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPPTH,
LKS, dan istrumen penilaian. Perangkat pembelajaran merupakan salah
satu bentuk kesiapan seorang guru professional untuk melaksanakan
proses pembelajaran di dalam kelas.
a. Silabus
Menurut Kemendikbud tentang standar proses (2013: 5) silabus
merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap
bahan kajian mata pelajaran. Dalam penyusunan silabus memuat
beberapa komponen, antara lain:
1) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
2) Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran;
3) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran;
5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi;
6) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
b. RPPTH
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)
menurut Majid (2014: 125), merupakan rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah
dijabarkan dalam silabus.
Menurut Mulyasa (2014: 99), implementasi kurikulum SD 2013
merupakan aktualisasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran dan
pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik disetiap
pembelajaran.
Menurut Kemendikbud (2013: 9), Rencana Pelaksanaan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPPTH
dikembangkan dari satu materi pokok atau tema tertentu yang
diturunkan dari silabus yang mengarahkan kegiatan pembelajaran
siswa untuk mencapaia kompetensi dasar (KD).
Dalam Kemendikbud (2013: 9), RPPTH memiliki beberapa
komponen diantaranya sebagai berikut ini:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema;
3) Kelas/ semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial
mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
a) Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait
b) Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian
kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah
Dasar.
c) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa,
satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam
merumuskan indicator perlu memperhatikan beberapa hal:
i. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang
tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.
ii. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar,
sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke
abstrak (bukan sebaliknya).
iii.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD
dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal
sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.
iv. Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional
yang sesuai.
8) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
9) Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang
memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi;
10)Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan
pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai;
11)Media, alat, dan, sumber pembelajaran
a) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
b) Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat
bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian
kepada siswa.
c) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12)Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mencakup:
a) Pertemuan pertama berisi pendahuluan, kegiatan Inti, dan
penutup.
b) Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan