• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum sd 2013 pada subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum sd 2013 pada subtema gaya dan gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar."

Copied!
168
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH

DASAR

Yulianus Jefrinus Dawe Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang mengacu pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik menggunakan pendidikan karakter, serta pada proses kegiatan pembelajaran menggunakan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema “gaya dan gerak” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum SD 2013 dan dua orang guru sekolah dasar yang melaksanakan kurikulum SD 2013.

Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,06 (baik) dan 4,48 (sangat baik) , serta dua orang guru yang melaksanakan kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,44 (sangat baik) dan 4,68 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,41 dengan kategori “sangat baik” dari rentang rata-rata skor minimal 1 sampai rata-rata skor maksimal 5 . Dengan demikian produk yang dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang baik dan layak untuk diuji coba terbatas sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu; 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.

(2)

SOFTWARE DEVELOPMENT LEARNING CURRICULUM SD 2013 REFER TO SUB THEME GAYA AND GERAK FOR CLASS IV PRIMARY

Yulianus Jefrinus Dawe Sanata Dharma University

2015

This research was done because there are many teachers require samples of products such as learning device refers to the primary curriculum in 2013. This study is that the products with the elementary curriculum learning refers to learning in 2013 that refers to the thematic integrative scientific approach using character education, as well as the process of learning activities using authentic assessment. This research aims to develop learning tools to describe the quality of the learning procedure products subthemes "force and motion" refers to SD 2013 curriculum for fourth grade students from elementary schools.

This research is the development of research. This learning software development using learning software development procedures Jerold E. Kemp and procedures peneleitian development proposed by Bord and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study involved five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) validation expert, 5) revision of the design, to produce the final product design in the form of learning tools that refers to the curriculum SD-2013 to the fourth grade primary school students. Instruments in this study is a list of interview questions and needs analysis questionnaire. Interviews were used for analysis needs to fourth grade teacher SDN Kalasan 1, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts elementary school curriculum in 2013 and two elementary school teachers who implement the elementary curriculum in 2013.

Based on the results of the validation of two elementary curriculum specialists in 2013 resulted in an average score of 4.06 (good) and 4.48 (very good), and two elementary school teachers implement the curriculum in 2013 resulted in an average score of 4.44 (very good) and 4.68 (very good). The learning device receives an average score of 4.41 with the category of "very good" from the range of the average score of at least 1 to the average score of a maximum of 5. Thus the developed product is said to have good quality and worth to be tested is limited as a learning device that refers to the primary school curriculum in 2013. The validation results based on the 11 aspects, namely; 1) RPPTH identity, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) student worksheets, 11) languages.

(3)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU

KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK

SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yulianus Jefrinus Dawe

NIM. 111134297

RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI (PPGT)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Karyaku ini inginku persembahkan buat :

Tuhan Yesusku yang selalu ada di setiap waktu, dimanapun saya berada dan yang

selalu menolong aku disaat aku jatuh dan putus asa.

Bunda Maria yang senantiasa hadir dan menemani aku disetiap waktu dan dikala

aku membutuhkanNya.

Kedua orang tuaku yang telah melahirkan dan membesarkan aku dengan cinta dan

kasih sayang, dan yang selalu mendoakan aku meminta perlindungan, menjaga

kesehatan aku, dan meminta keberhasilanku.

Ketiga adik-adikku yaitu Remon, Andri, dan Amel yang selalu memberikan doa dan

semangat disaat aku putus asa.

Teman-Teman seperjuanganku

PPGT 2011

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku

Universitas Sanata Dharma

(7)

v

Ucapkanlah rasa syukur kepada Tuhan segala sesuatu yang kita peroleh

Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka maka pintu akan dibukakan bagimu

(Matius 7:7)

"kalau bisa mendulang emas, kenapa mesti menyesali perak yang didapat?"

Jangan menunda-nunda pekerjaan

Tidak ada suatu masalah yang tak ada jalan keluar

Jatuh bangunnya hidup merupakan bumbu penyedap untuk meraih kesuksesan

(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Maret 2015

(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yulianus Jefrinus Dawe

Nomor Mahasiswa : 111134297

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya

dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 14 Maret 2015

Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 PADA SUBTEMA GAYA DAN GERAK UNTUK SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR

Yulianus JefrinusDawe Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru membutuhkan contoh produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum SD 2013. Penelitian ini adalah penelitian yang menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum SD 2013 yang mengacu pembelajaran tematik integratif dengan pendekatan saintifik menggunakan pendidikan karakter, serta pada proses kegiatan pembelajaran menggunakan penilaian otentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema “gaya dan gerak” mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E. Kemp dan prosedur peneleitian pengembangan yang dikemukakan oleh Bord and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana , yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lima langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang pakar kurikulum SD 2013 dan dua orang guru sekolah dasar yang melaksanakan kurikulum SD 2013.

Berdasarkan hasil validasi dua orang pakar kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,06 (baik) dan 4,48 (sangat baik) , serta dua orang guru yang melaksanakan kurikulum SD 2013 menghasilkan skor rata-rata 4,44 (sangat baik) dan 4,68 (sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rata-rata skor 4,41 dengan kategori “sangat

baik” dari rentang rata-rata skor minimal 1 sampai rata-rata skor maksimal 5 . Dengan demikian produk yang dikembangkan dikatakan memiliki kualitas yang baik dan layak untuk diuji coba terbatas sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada kurikulum SD 2013. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu; 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa.

(11)

ix

SOFTWARE DEVELOPMENT LEARNING CURRICULUM SD 2013 REFER TO SUB THEME GAYA AND GERAK FOR CLASS IV PRIMARY

Yulianus Jefrinus Dawe Sanata Dharma University

2015

This research was done because there are many teachers require samples of products such as learning device refers to the primary curriculum in 2013. This study is that the products with the elementary curriculum learning refers to learning in 2013 that refers to the thematic integrative scientific approach using character education, as well as the process of learning activities using authentic assessment. This research aims to develop learning tools to describe the quality of the learning procedure products subthemes "force and motion" refers to SD 2013 curriculum for fourth grade students from elementary schools.

This research is the development of research. This learning software development using learning software development procedures Jerold E. Kemp and procedures peneleitian development proposed by Bord and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study involved five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) validation expert, 5) revision of the design, to produce the final product design in the form of learning tools that refers to the curriculum SD-2013 to the fourth grade primary school students. Instruments in this study is a list of interview questions and needs analysis questionnaire. Interviews were used for analysis needs to fourth grade teacher SDN Kalasan 1, while the questionnaire is used to validate the quality of learning by two experts elementary school curriculum in 2013 and two elementary school teachers who implement the elementary curriculum in 2013.

Based on the results of the validation of two elementary curriculum specialists in 2013 resulted in an average score of 4.06 (good) and 4.48 (very good), and two elementary school teachers implement the curriculum in 2013 resulted in an average score of 4.44 (very good) and 4.68 (very good). The learning device receives an average score of 4.41 with the category of "very good" from the range of the average score of at least 1 to the average score of a maximum of 5. Thus the developed product is said to have good quality and worth to be tested is limited as a learning device that refers to the primary school curriculum in 2013. The validation results based on the 11 aspects, namely; 1) RPPTH identity, 2) formulation of indicators, 3) formulating learning goals, 4) the selection of teaching materials, 5) selection of learning resources, 6) selection of learning media, 7) learning method, 8) learning scenarios, 9) assessment, 10) student worksheets, 11) languages.

(12)

x

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atar berkat dan

karunia-Nya yang agung, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya

dan Gerak untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan baik dan memuaskan. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Sebagai insan yang lemah dan rapuh penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A. selaku Kepala Program Studi

PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan

memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing

dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Sarjono,S.Pd.SD selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan I yang telah

memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

6. Ibu Sri Rejeki selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan I yang telah memberikan

bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

7. Ibu Kartika Kirana, S.S. selaku kepala sekolah SDKE Mangunan yang telah

membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

8. Ibu Purwanti, S.Pd. selaku guru kelas II SD Negeri Kalasan I yang telah membantu

peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Rusmawan S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum 2013 yang telah

memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk

(13)

xi penelitian.

11.Orang tuaku tercinta bapak Gerardus Tegi dan mama Maria Gobhe yang setia

memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12.Adik-adikku tersayang Remon, Andri, dam Amel yang selalu menyemangati saya

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

13.Teman-teman seperjuangan 34 mahasiswa PPGT USD 2011 yang selalu menemani

dalam suka dan duka dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

14.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan

dukungannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan

kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak.

Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 20 Mei 2014

Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ………... vii

ABSTRAK ………... viii

ABSTRACT ……….. ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ………... xii

DAFTAR GAMBAR ………... xiv

DAFTAR TABEL ………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penulisan Makalah ………... 6

D. Manfaat Penulisan Makalah ………. 6

E. Batasan Istilah ……….. 7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ………. 8

BAB II. LANDASAN TEORI ………... 9

A. Kajian Pustaka ………..………... 9

1. Kurikulum SD 2013 ………... 9

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ……… 27

B. Penelitian yang Relevan ………... 47

(15)

xiii

BAB III. METODE PENELITIAN ……….……… 52

A. Jenis Penelitian ………...………... 52

B. Prosedur Pengembangan ………... 52

C. Tempat dan Waktu Penelitian ……….. 59

D. Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 ...………... 60

E. Teknik Pengumpulan Data ………...……… 60

F. Instrument Penelitian ………..………. 61

1. Pedoman Wawancara ………. 61

2. Lembar Kuesioner ……….. 62

G. Teknik Analisis Data ………..………... 65

1. Data Kualitatif ……… 65

2. Data Kuantitatif ……….. 66

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..……….. 70

A. Analisis Kebutuhan ……….. 70

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ……….. 70

2. Pembahasan Hasil Wawancara ……….. 75

B. Deskripsi Produk Awal ………..……….. 76

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi Produk …….………. 79

D. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ..……….. 84

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN …. 91 A. Kesimpulan .………... 91

B. Keterbatasan Pengembangan ………... 92

C. Saran ……….………... 93

DAFTAR PUSTAKA ………... 94

(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ………... 43

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum ………... 10

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir ………... 12

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 ……….. 13

Tabel 4. Jadwal Penelitian ………. 59

Tabel 5. Instrumen Survei Kebutuhan ………... 61

Tabel 6. Instrumen Lembar Kuesioner yang Digunakan Untuk Validasi Pakar Kurikulum SD dan Guru SD ………. 63 Tabel 7. Konversi Nilai Skala Lima ……….. 66

Tabel 8. Kriteria Skor Skala Lima ………. 68

Tabel 9. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi ……….. 81

Tabel 10. Saran Kepala Sekolah Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ………... 83

Table 11. Saran Guru Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi ……..………... 81 Tabel 12. Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Kepala Sekolah dan Guru

SD Kelas II Pelaksana Kurikulum SD 2013 ………..

(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ……… 97

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ………... 100

Lampiran 3 Hasil Wawancara ……… 102

Lampiran 4 Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 ………. 108

Lampiran 5 Hasil Validasi Guru Pelaksana Kurikulum SD 2013 ………. 117

Lampiran 6 Silabus ……… 132

Lampiran 7 Biodata Penulis ………... 147

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang panjang, berjenjang, dan berkelanjutan tanpa ada batasan usia, suku, agama maupun ras. Melalui pendidikan peserta didik dirubah menjadi manusia yang utuh dan berkarakter yang baik sesuai dengan tujuan penciptaannya. Setiap satuan pendidikan yang diselenggarakan secara formal maupun nonformal harus dijadikan sebagai dasar pembentukan kepribadian atau karakter setiap peserta didik. Namun pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih dikategorikan rendah dan kalah dengan Negara-negara lain di Asia maupun ASEAN (Mulyasa, 2014: 13).

Untuk menyetarakan mutu pendidikan Indonesia dengan Negara-negara

lain di Asia, maupun dunia diperlukan suatu perubahaan yang mendasar.

Perubahan tersebut ialah perubahaan kurikulum. Kurikulum merupakan alat,

pedoman pelaksanaan pembelajaran dalam menentukan tujuan pembelajaran.

Menurut Mulyasa (2014: 59) dan Hidayat (2013: 111), kurikulum itu bersifat

dinamis mengikuti perkembangan zaman dan tujuan dari sebuah perubahaan

kurikulum harus memiliki tujuan dan arah yang jelas, sebab jika tidak maka

perubahan kurikulum akan sia-sia atau akan mubazir.

Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa Yunani,

(20)

berpacu” (Arifin, 2011: 2). Menurut Dakir (2004: 2), kurikulum merupakan sebuah program pendidikan yang dirancang dan direncanakan serta berisi

berbagai macam bahan ajar dan pengalaman belajar serta perangkat

pembelajaran yang dibuat secara sistematik berdasarkan pancasila dan UUD

1945 yang berlaku sehingga dijadikan sebagai pedoman dalam proses

pembelajaran di kelas.

(21)

yang diterapkan dapat mengakomodir tantangan dimasa mendatang dan mempersiapkan peserta didik akan segala kemungkinan yang terjadi dimasa mendatang sehinggah para generasi baru tidak salah menyikapi segala bentuk perubahan yang akan terjadi.

Menurut Hidayat (2013: 122), pada dewasa ini banyak sekali perubahaan, salah satunya yaitu perubahaan cara pandang setiap orang tentang bagaimana pendidikan itu seharusnya dilaksanakan. Tidak hanya itu saja, paradigma belajarpun ikut berubah, yaitu tidak lagi teaching melainkan learning. Siswa tidak lagi menerima segala informasi dari guru atau hanya guru saja sebagai satu-satunya sumber informasi melainkan siswa yang mencari dan menemukan sendiri informasi tersebut. Dengan demikian, peran seorang guru akan berubah hanya sebatas sebagai fasilitator atau pembimbing saja. Siswa akan lebih banyak melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang diperoleh atau yang diketahui setelah siswa menerima materi pembelajaran. Semua proses ini akan terjadi dalam implementasi kurikulum SD 2013. Menurut Mulyasa (2014: 42), kurikulum 2013 ingin merubah orientasi terhadap hasil dan materi pembelajaran sebagai sebuah proses pembelajaran.

(22)

karena itu, guru harus kreatif dalam merancang perangkat pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik itu sendiri. Selain itu juga, guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap dalam menghadapi tantangan dimasa yang akan datang, seperti masalah globalisasi (Mulyasa, 2014: 42).

Dalam kurikulum SD 2013 perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPPTH, bahan ajar, LKS, media pembelajaran, dan penilaian. Menurut Mulyasa (2014: 80), perangkat pembelajaran tidak disusun oleh guru melainkan oleh tim penyusun kurikulum. Menurut Daryanto dan Dwicahyono (2014: 1), guru atau sekolah diberikan wewenang untuk mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut berdasarkan daerah tempat tinggal atau kondisi lingkungan sekitarnya. Perancangan perangkat pembelajaran harus benar-benar sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar sehingga siswa tidak kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut. Perangkat pembelajaran yang telah dirancang akan membantu guru dalam menentukan materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Dengan adanya perangkat pembelajaran, proses pembelajaran akan lebih terarah sehingga terwujudnya tujuan dari pendidikan itu sendiri.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, dengan

narasumber Ibu Sri Rejeki, pada hari Sabtu tanggal 17 Mei 2014 pukul 10.00

WIB di SD Negeri Kalasan I yang merupakan salah satu SD yang ditunjuk

(23)

Menurut Ibu Sri Rejeki, penyampaian materi dalam kurikulum SD 2013 tidak

terpisah, tetapi disampaikan secara menyeluruh yang dikemas dalam satu

tema. Jadi, peserta didik belajar berdasarkan tema tanpa mengetahui mata

pelajaran yang sedang dan yang mau dipelajari oleh peserta didik. Hanya guru

yang mengetahui muatan yang ada dalam setiap tema dan pembelajaran.

Ada dua pendekatan yang harus digunakan dalam setiap proses

pembelajaran yakni, pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik.

Pada pendekatan saintifik, ada tahapan pembelajaran yang harus dilakukan

siswa yakni; mulai dari observasi, menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomunikasikan. Namun, pada beberapa kesempatan guru masih

mengalami beberapa kendala dalam melaksanakan langkah-langkah tersebut.

Hal ini dikarenakan minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses

pembelajaran di sekolah. Dalam kurikulum SD 2013 juga diajarkan

pendidikan karakter. Tujuan dimasukannya pendidikan karakter dalam

kurikulum SD 2013 yaitu, siswa diharapkan mempunyai karakter yang kuat

dan baik setelah berada di luar kelas. Tidak ada batasan karakter apa yang

akan dinilai dalam setiap pembelajaran dan juga tidak berpatokan pada

panduan permendikbud yang terpenting siswa melakukan hal-hal yang baik.

Selain beberapa hal yang telah disebutkan menurut Ibu Sri, penerapan

Kurikulum SD 2013 belum maksimal, hal ini dikarenakan jumlah siswa yang

melebihi kapasitas normal dalam satu kelas, sehinggah guru kesulitan untuk

melakukan penilaian yang efektif dan efisien terhadap anak. Selain itu,

(24)

keterbatasan pemahaman guru akan kurikulum SD 2013, waktu sosialisai

kurikulum SD 2013 yang terbatas dan minimnya sarana prasarana yang

dimiliki sekolah. Selain itu, guru juga masih kesulitan dalam menyesuaikan

silabus dan RPPTH yang dikembangkan oleh tim pengembangan kurikulum

dengan keadaan sekolah. Penilaian rapor pun masih sulit dilakukan, karena

guru harus menghitung berbagai macam penilaian yang dinilai selama satu

semester.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka perangkat pembelajaran

merupakan bagian penting dalam kurikulum. Sedangkan, kurikulum

merupakan alat terpenting untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik

serta meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik. Perangkat pembelajaran

menjadi hal penting sebagai pedoman dalam melaksanakan proses

pembelajaran dan memberikan penilaian kepada siswa secara obyektif. Oleh

sebab itu, untuk mendapatkan perangkat pembelajaran yang sesuai, peneliti

mencoba mengembangkan perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013 yang

mencakup kebutuhan guru dan siswa pada umumnya dengan judul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Gaya Dan Gerak Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Perangkat pembelajaran ini masih dalam percobaan dan masih perlu disempurnakan lagi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan perangkat pembelajaran subtema Gaya dan

(25)

2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Gaya dan

Gerak mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran subtema Gaya dan Gerak

mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar

2. Untuk mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran subtema Gaya

dan Gerak mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah

Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan

baru terutama semakin terampil dalam mengolah perangkat pembelajaran

mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas

IV Sekolah Dasar.

2. Bagi guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif

perangkat pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran

mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas

(26)

3. Bagi siswa

Perangkat pembelajaran ini membantu siswa kelas IV Sekolah Dasar

dalam melakukan pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013

subtema Gaya dan Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

4. Bagi sekolah

Sebagai tambahan refrensi pada sekolah dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan

Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

5. Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD

Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan perangkat

pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Gaya dan

Gerak untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum SD 2013 merupakan kurikulum yang dalam pelaksanaannya

menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif serta melakukan

penilaian otentik.

2. Pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan yang terencana dalam

proses pembentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti,

dimana ciri-ciri kepribadian positif dikembangkan, didorong dan

(27)

3. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan siswa secara langsung

dalam menemukan suatu konsep dan memecahkan sendiri konsep tersebut.

4. Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dilandasi dengan

pendekatan ilmiah yang dirancang sedemikian rupa, di mana peserta didik

diharapkan dapat mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyimpulkan, dan

mengkomunikasikannya secara utuh sehinggah dapat melatih siswa untuk

berpikir kritis dan memecahkan masalahnya sendiri.

5. Penilaian otentik adalah jenis penilaian yang dilakukan guru secara

menyeluruh kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung

melalui proses pengambilan data yang bisa memberikan gambaran kepada

guru untuk melakukan penilaian.

6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran,

instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan

rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap mulai dari Satuan Pendidikan,

Kelas/ Semester, Tema/ Sub Tema, Pertemuan ke berapa, Alokasi Waktu,

(28)

Materi Pembelajaran, Pendekatan dan Metode, Media, Alat, dan Sumber

Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Penilaian dan lampiran-lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam

perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Dalam kurikulum

SD 2013 RPPTH disusun dengan menggunakan pendekatan tematik

integratif. Dalam pendekatan tematik integratif, materi ajar disampaikan

dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh muatan pelajaran.

Kompetensi dari berbagai muatan pelajaran diintegrasikan ke dalam

berbagai tema yang mengintegrasikan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep

dasar yang berkaitan.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik, yang terdiri dari kegiatan mengamati (observating), mananya

(questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan

mengkomunikasikan.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik

terdiri dari beberapa jenis yaitu; penilaian kinerja, proyek, portofolio, dan

tertulis. Penilaian kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa

melalui penugasan. Kinerja siswa dinilai melalui pengamatan

menggunakan lembar pengamatan. Penilaian proyek digunakan untuk

(29)

waktu tertentu berupa investigasi yang dilakukan oleh siswa mulai

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,

dan penyajian data. Penilaian portofolio merupakan kumpulan hasil kerja

yang sengaja dibuat dan mencerminkan runtutan upaya siswa. Tes tertulis

berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,

memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis,

mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes

tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga

mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan

peserta didik.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD dimana penyusunannya

memperhatikan penulisan tanda baca, huruf kapital, nama orang, nama

(30)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Menurut Hidayat (2013: 1), setelah Indonesia merdeka pada tahun

1945, kurikulum yang diterapkan telah mengalami sejumlah pergantian

atau perubahaan yang merupakan akibat dari sistem ekonomi, sosial

budaya, ekonomi, dan perkembangan IPTEK. Menurut Arifin (2011: 1),

kurikulum merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

pendidikan dan sebagai pedoman pelaksanaan suatu pembelajaran pada

semua jenjang pendidikan yang berlaku disuatu Negara tertentu. Di

Indonesia kurikulum dilandasi atas filsafat dan dasar Negara yang berlaku,

yaitu Pancasila dan UUD 1945 (

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Menurut Hidayat (2013: 111), setiap perubahaan kurikulum yang

dilakukan menunjukan bahwa sistem kurikulum bersifat dinamis

mengikuti setiap perubahaan dan perkembangan zaman. Perubahan

kurikulum tidak semata dirubah begitu saja, tetapi perubahan

kurikulum harus memiliki tujuan dan arah yang jelas, sehingga jelas

tujuan yang dihasilkan dari perubahan kurikulum tersebut, begitupun

(31)

diharapkan menghasilkan produk yang mampu menghadapi tantangan

dimasa yang akan datang.

Pengembangan kurikulum SD 2013 merupakan lanjutan

pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang mulai dirintis pada tahun 2006 yang mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu (Daryanto & Sudjendro,

2014:28). Perubahaan dan pengembangan kurikulum SD 2013 juga

diperlukan karena adanya beberapa kesenjangan yang terjadi pada

kurikulum saat ini (KTSP) sekaligus untuk mengantisipasi tantangan

perkembangan zaman yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

Berikut menurut Mulyasa (2014: 61), tabel kesenjangan kurikulum

yang berlaku saat ini.

Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL

A. KOMPETENSI LULUSAN

1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1. Berkarakter mulia

2. Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan

2. Keterampilan yang relevan

3. Pengetahuan-pengetahuan lepas 3. Pengetahuan-pengetahuan terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN 1. Belum relevan dengan kompetensi

yang dibutuhkan

1. Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial

3. Terlalu luas, kurang mendalam 3. Sesuai dengan tingkat perkembangan anak C. PROSES PEMBELAJARAN

1. Berpusat pada guru 1. Berpusat pada peserta didik 2. Proses pembelajaran berorientasi

pada pada buku teks

2. Sifat pembelajaran yang kontekstual

(32)

bahasan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional

2. Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2. Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. Memenuhi kompetensi profesi saja 1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogik, sosial, dan personal 2. Fokus pada ukuran kinerja PTK 2. Motivasi mengajar

F. PENGELOLAAN KURIKULUM 1. Satuan pendidikan mempunyai

pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1. Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan

2. Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2. Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3. Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran

3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

(33)

berpikir dan komunikasi. Untuk mengubah semuanya itu perlu perubahaan

terhadap pola pikir manusia. Berikut ini merupakan merupakan

penyempurnaan pola pikir yang dikemukakan oleh Mulyasa (2014: 63).

Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan 4. Kompetensi diturunkan dari mata

pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu dengan

yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

Menurut Hidayat (2013: 126), salah satu ciri yang menandakan

perubahan pada kurikulum SD 2013 adalah empat standar pendidikan yang

meliputi Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Isi,

dan Standar Penilaian. Lebih lanjut menurut Mulyasa (2014: 77),

pengembangan kurikulum SD 2013 ditandai dengan penataan ulang pada

tingkat nasional terhadap Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang

dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Elemen

(34)

Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013 aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata

pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan

Mata pelajaran Mata pelajaran wajib dan pilihan

- Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

(35)

diajarkan secara Penilaian - Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal) - Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL - Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama

penilaian

Perlunya ekstrakurikuler partisipasi aktif siswa dalam

permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka)

b. Penguatan Pendidikan Karakter

1) Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah pendidikan yang membentuk

kepribadian sesorang melalui pendidikan budi pekerti, yang

hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah

laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormmati hak

orang lain, kerja keras, dan sebagainya. (Thomas Lickona: dalam

Mahmud, 2012: 23).

Menurut Scerenko (1997), dalam Samani dan Hariyanto (2012:

45) pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai upaya yang

sungguh-sungguh dengan cara mana ciri kepribadian positif

dikembangkan, didorong, dan diperdayakan melalui teladan, kajian

(36)

emulasi (usaha yang maksimal untuk mewujudkan hikmah dari

apa-apa yang diamati dan dipelajari).

Menurut Maksudin (2013: 82) pendidikan karakter adalah

suatu proses ilmiah pengembangan format kemampuan dan

pemikiran yang diinginkan yang berhubungan dengan isu

nilai-nilai.

Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 42), pendidikan

karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi

pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan

mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan keputusan

baik buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar

kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Menurut Aqib (2012: 36), pendidikan karakter adalah upaya

yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli,

dan menginternalisasi nilai-nilai sehinggah peserta didik

berperilaku sebagai insani kamil.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu proses

pendidikan yang terencana dalam proses pembentuk kepribadian

seseorang melalui pendidikan budi pekerti, dimana ciri-ciri

kepribadian positif dikembangkan, didorong dan diperdayakan

(37)

2) Fungsi Pendidikan Karakter

Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013: 43), pendidikan

karakter memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut ini;

a) Pengembangan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran

baik, dan berperilaku baik”.

b) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku

yang sudah baik.

c) Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur

Pancasila.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Kemendikbud pertama kali mulai menerapkan kurikulum SD 2013

pada tahun ajaran 2013/2014 di beberapa sekolah yang dijadikan

sebagai model implementasi kurikulum SD 2013 di semua jenjang

pendidikan sekolah terutama jenjang SD/MI karena pada jenjang ini

paling banyak terjadi perubahaan. Tematik integratif merupakan salah

satu ciri implementasi kurikulum SD 2013 pada jenjang SD (Majid,

2014: 80).

Menurut Daryanto & Sudjendro (2014: 81), tematik integratif

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Menurut Majid (2014: 86), pendekatan tematik integratif

merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai

(38)

Tema mempunyai maksud untuk menyatukan isi dari kurikulum

menjadi satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan Bahasa

peserta didik, dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Lebih lanjut menurut Hosnan (2014: 364), pembelajaran tematik

lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara langsung dalam

proses pembelajaran, sehinggah siswa dapat menemukan pengalaman

nyata secara langsung dan melatih kemandirian siswa dalam

menemukan sesuatu hal dan memecahkan sendiri masalah tersebut.

Melalui pengalaman nyatanya tersebut siswa dapat memahami

berbagai hal karena apa yang dipelajarinya bukan hanya membahasa

masalah yang dihadapinya itu melainkan juga masalah-masalah atau

konsep-konsep lain lain yang masih berhubungan. Untuk mewujudkan

semuanya itu, guru perlu merancang pembelajar yang dapat membuat

pengalaman belajar menjadi lebih bermakna dan lebih efektif.

1) Prinsip Pembelajaran Tematik Integratif

Menurut Majid (2014: 89), dalam membuat perencanaan

pembelajaran siswa, guru haru mengetahui beberapa prinsip

pembelajaran tematik integratif dalam implementasi kurikulum SD

2013 sebagai berikut ini;

a) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang

aktual, kontekstual, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema

merupakan alat pemersatu materi dari beberapa mata pelajaran

(39)

b) Pembelajaran tematik integratif harus mencakup materi dari

beberapa mata pelajaran yang mungkin saling berkaitan.

Materi-materi yang terpilih akan menjelaskan tema secara lebih

bermakna.

c) Pembelajaran tematik integratif sebisa mungkin mendukung

pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat

dalam kurikulum.

d) Materi pembelajaran yang disatukan dalam satu tema harus

mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat,

kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

e) Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu memaksa,

artinya materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah

dipadukan.

2) Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Selain mengungkapkan prinsip pembelajaran tematik

integratif, Majid (2014: 89), juga mengemukakan karakteristik

pembelajaran tematik sebagai berikut;

a) Berpusat pada siswa (student cantered)

Sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subyek belajar dan guru sebagai

fasilitator dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada

(40)

b) Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Melalui pengalaman

langsung siswa dihadapkan dengan masalah-masalah konkrit

sebagai dasar untuk memahami sesuatu yang lebih abstrak.

c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar satu mata

pelajaran dengan mata pelajaran yang lain menjadi tidak begitu

jelas. Hal ini dikarenakan fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan siswa

sehari-hari.

d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan

demikian, siswa mampu untuk memahami konsep-konsep

tersebut secara utuh. Hal ini sangat diperlukan siswa dalam

memecahkan setiap masalah yang dihadapinya dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik dapat mengaitkan bahan ajar dari satu

mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain, bahkan dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah siswa

(41)

f) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan

Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk belajar

sambil bermain di luar kelas. Ketika tema yang akan dipelajari

berhubungan dengan alam maka siswa akan belajar di luar

kelas.

3) Tahapan Pembelajaran Terpadu

Selanjutnya dalam modul PLPG (2013: 197), dijelaskan

prosedur perancangan pembelajaran tematik integratif sebagai

berikut:

a) Memilih dan menentukan tema

Guru harus terlebih dahulu memetakan terlebih dahulu

tema-tema pengikta keterpaduan. Untuk itu guru juga harus

berdiskusi dengan siswa menentukan tema berdasarkan minat

dan kebutuhan siswa sendiri.

b) Melakukan analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar, serta

membuat indikator

Guru terlebih dahulu membaca dan memahami semua SKL, KI,

dan KD dari semua mata pelajaran yang akan dipadukan.

Setelah guru memiliki beberapa tema untuk satu tahun

pembelajaran, guru selanjutnya mulai menganalisis SKL, KI,

(42)

langkah terakhir adalah guru mulai merumuskan indikator

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

c) Melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator dengan tema

Kompetensi dasar dari semua mata pelajaran telah disediakan

dalam kurikulum SD 2013 dan juga tema untuk setiap proses

pembelajaran untuk kelas satu sampai kelas enam juga telah

dibuat oleh tim pengembang kurikulum SD 2013, namun

demikian guru juga masih perlu mengembangkan indikator dan

melakukan kegiatan pemetaan kompetensi dasar dan indikator

tersebut dikaitkan dengan tema yang sudah tersedia dimasukan

kedalam format pemetaan agar lebih mudah dalam proses

penyajian pembelajaran, indikator mana saja yang dapat

disajikan secara terpadu dengan cara memberikan tanda cek (√) pada indikator tersebut.

d) Membuat jaringan tema kompetensi dasar

Setelah melakukan pemetaan kompetensi dasar, indikator

dengan tema dalam satu tahun pelajaran dan telah memetakan

indikator mana saja yang akan disajikan dalam tema, maka

sebaiknya dilanjutkan dengan membuat jarring KD dan

indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke

(43)

e) Menyusun silabus tematik terpadu

Setalah guru membuat jaringan KD dan indikator, guru

kemudian menyusun silabus tematik untuk lebih memudahkan

guru dalam meliha seluruh desain pembelajaran untuk setiap

tema sampai tuntas tersajikan dalam proses pembelajaran. Di

dalam silabus tematik ini memberikan gambaran secara umum

tema yang dipilih akan disajikan dalam beberapa minggu dan

kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian tema

tersebut.

f) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik

terpadu

Langkah yang paling terakhir dalam perancangan adalah

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tematik

terpadu. Dalam RPP tematik terpadu ini diharapkan dapat

tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat

berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa

pendekatan tematik terpadu adalah pembelajaran yang dirancang

berdasarkan tema-tema tertentu yang melibatkan siswa secara langsung

dalam menemukan suatu konsep dan memecahkan sendiri konsep

tersebut. Tema yang diambil pun tidak jauh dari lingkungan siswa,

(44)

aktifitasnya. Terciptanya pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan akan membuat siswa merasa nyaman dalam mengikuti

setiap proses pembelajaran yang berlangsung.

d. Pendekatan Saintifik

Menurut Abidin (2014: 127), pendekatan saintifik adalah model

pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran

yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan

masalah melalui serangkaian aktivitas inkuiri yang menuntut

kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam

upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Menurut Hosnan (2014: 34), pendekatan saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik

secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui

tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan

masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis

data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum

atau prinsip yang “ditemukan”.

Dalam Modul PLPG (2013: 200), pendekatan saintifik

dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam

mengenal, memahami berbagai materi pelajaran dengan menggunakan

metode saintifik. Dalam metode saintifik informasi dapat diperoleh

(45)

informasi saja, yaitu guru. Sangat diharapkan dengan menggunakan

metode belajar ini, peserta didik dapat mencari informasi dari berbagai

sumber observasi, bukan diberi tahu oleh guru.

Penerapan metode saintifik dalam proses pembelajaran melibatkan

keterampilan proses yang meliputi, pengamatan, pengklasifikasian,

pengukuran, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Semua

kegiatan itu dilakukan oleh siswa sendiri, guru hanya sebatas

mengawasi dan membimbing kegiatan tersebut. Hal ini diperlukan

untuk melatih kedewasaan siswa, melatih siswa untuk berpikir kritis,

dan melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya

(Hosnan, 2014: 34) dan (Modul PLPG, 2013: 200).

Berdasarkan pandangan para ahli di atas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah model pembelajaran

yang dilandasi dengan pendekatan ilmiah yang dirancang sedemikian

rupa, dimana peserta didik diharapkan dapat mengkonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar,

mencoba, menyimpulkan, dan mengkomunikasikannya secara utuh

sehinggah dapat melatih siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan

masalahnya sendiri.

e. Penilaian Otentik

Penilaian otentik berdasarkan Modul PLPG (2013), adalah

pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta

(46)

Penilaian otentik (authentic assement) menurut Nurgiyantoro

(2011: 23), adalah penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai

kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan

di sekolah. Penilaian otentik lebih menekankan kemampuan peserta

didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara

nyata dan bermakna.

Menurut Muslich (2011: 69), penilaian otentik adalah jenis

penelitian yang memicu peserta didik untuk aktif membangun

pengetahuan dan yang dapat membentuk kompetensi seperti yang

ditetapkan dalam SKL, SK, KD, maupun indikator. Dalam praktiknya

penilaian otentik merupakan penilaian berbasis kompetensi yang

berkelanjutan.

Menurut Kunandar (2014: 35), penilaian otentik adalah kegiatan

menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya

dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrument penilaian

yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di standar

kompetensi atau kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Menurut Basuki dan Hariyanto (2014: 168), penilaian otentik

adalah cermin nyata (the real mirror) dari kondisi pembelajaran siswa.

Penilaian otentik dilakukan berdasarkan pengalaman nyata siswa

sendiri.

Menurut Abidin (2014: 81), penilaian otentik merupakan proses

(47)

perkembangan siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa harus

diketahui oleh guru, sehinggah guru dapat memastikan bahwa siswa

benar-benar mengalami proses pembelajaran yang benar.

Menurut Kemendikbud (2013: 5), penilaian otentik merupakan

penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek

sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses,

sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian otentik bersifat

alami, apa adanya, tidak dalam suasana tertekan.

Berdasarkan pandangan para ahli di atas, penulis kemudian

menyimpulkan bahwa penilaian otentik (authentic assessment) adalah

jenis penilaian yang dilakukan guru secara menyeluruh kepada siswa

selama proses pembelajaran berlangsung melalui proses pengambilan

data yang bisa memberikan gambaran kepada guru untuk melakukan

penilaian. Penilaian dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan siswa

secara nyata, berdasarkan pengalamanya sendiri, sehinggah dapat

membantu guru untuk memastikan apakah siswa benar-benar

mengikuti proses pembelajaran.

1) Ciri-Ciri Penilaian Otentik

Menurut Kunandar (2014: 38), penilaian otentik memiliki

beberapa ciri diantaranya sebagai berikut:

a) Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan

hasil atau produk. Artinya, dalam melakukan penilaian

(48)

(performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh

peserta didik.

b) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung. Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap

peserta didik, guru dituntut untuk melakukan penilaian

terhadap kemampuan atau kemampuan proses peserta didik

selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

c) Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya, dalam

melakukan penilaian terhadap peserta didik guru harus

menggunakan berbagai teknik penilaian dan menggunakan

berbagai sumber atau data yang bisa digunakan sebagai sumber

informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi

peserta didik.

d) Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya,

dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian

kompetensi tertentu harus secara komprehensif dan tidak hanya

mengandalkan hasil tes semata.

e) Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus

mencerminkan bagian-bagian kehidupan peserta didik yang

nyata setiap hari, mereka harus dapat menceritakan pengalaman

atau kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya.

f) Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan

(49)

dalam melakukan penilaian peserta didik terhadap pencapaian

kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan

kompetensi tertentu secara obyektif.

2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Untuk membangun sebuah gedung, seorang arsitek professional

terlebih dahulu membuat rancangan bentuk gedung yang sesuai dengan

struktur dan kondisi tanah, menentukan bahan-bahan bangunan yang akan

dibutuhkan, menghitung biaya yang dibutuhkan selama pembangunan

gedung, dan menentukan jumlah pegawai yang akan mengerjakan gedung

tersebut. Melalui perencanaan yang matang, seorang arsitek dapat

menentukan maksimal waktu yang dibutuhkan untuk membangun gedung

tersebut, sehinggah hasil dari pembangunan gedung tersebut sesuai dengan

harapan dan keinginan kita sendiri. Apa yang terjadi jika kita membangun

gedung tanpa ada perncanaan terlebih dahulu? Pasti semua tidak berjalan

dengan lancar, begitupun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita

inginkan (Sanjaya. 2008: 29).

Bagaimana dengan guru yang professional? Apakah membutuhkan

perencanaan yang matang? Dalam suatu proses pembelajaran terkandung

tujuan tertentu yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran tersebut.

Untuk mencapai tujuan tersebut guru perlu membuat perencanaan dan

strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas untuk

mendukung proses pembelajaran sehinggah tujuan pembelajaran dapat

(50)

pembelajaran bertujuan sebagai pedoman pengajaran agar proses

pembelajaran dapat berjalan terarah, terstruktur sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.

Oleh karena hal itu, selain mengajar dan mendidik tugas seorang guru

adalah menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPPTH,

LKS, dan istrumen penilaian. Perangkat pembelajaran merupakan salah

satu bentuk kesiapan seorang guru professional untuk melaksanakan

proses pembelajaran di dalam kelas.

a. Silabus

Menurut Kemendikbud tentang standar proses (2013: 5) silabus

merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Dalam penyusunan silabus memuat

beberapa komponen, antara lain:

1) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

2) Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas dan mata pelajaran;

3) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait

muatan atau mata pelajaran;

(51)

5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi;

6) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,

alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

b. RPPTH

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)

menurut Majid (2014: 125), merupakan rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah

dijabarkan dalam silabus.

Menurut Mulyasa (2014: 99), implementasi kurikulum SD 2013

merupakan aktualisasi kurikulum dalam bentuk pembelajaran dan

pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik disetiap

pembelajaran.

Menurut Kemendikbud (2013: 9), Rencana Pelaksanaan

(52)

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPPTH

dikembangkan dari satu materi pokok atau tema tertentu yang

diturunkan dari silabus yang mengarahkan kegiatan pembelajaran

siswa untuk mencapaia kompetensi dasar (KD).

Dalam Kemendikbud (2013: 9), RPPTH memiliki beberapa

komponen diantaranya sebagai berikut ini:

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;

2) Identitas mata pelajaran atau tema/ subtema;

3) Kelas/ semester;

4) Materi pokok;

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan

jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang

harus dicapai;

6) Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial

mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang

sekolah, kelas, dan mata pelajaran;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

a) Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait

(53)

b) Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian

kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang

dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Panduan Teknis Penyusunan RPP di Sekolah

Dasar.

c) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa,

satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan

sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam

merumuskan indicator perlu memperhatikan beberapa hal:

i. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang

tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI-KD.

ii. Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar,

sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan dari konkrit ke

abstrak (bukan sebaliknya).

iii.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD

dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal

sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.

iv. Indikator harus dapat menggunakan kata kerja operasional

yang sesuai.

8) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan

(54)

9) Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang

memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan

ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

ketercapaian kompetensi;

10)Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan

pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik

dan KD yang akan dicapai;

11)Media, alat, dan, sumber pembelajaran

a) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran

untuk menyampaikan materi pelajaran;

b) Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran; yaitu alat

bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian

kepada siswa.

c) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,

alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12)Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, mencakup:

a) Pertemuan pertama berisi pendahuluan, kegiatan Inti, dan

penutup.

b) Pertemuan kedua, berisi pendahuluan, kegiatan inti, dan

Gambar

Gambar 2. Langkah-Langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran …………………...
Tabel 1. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 2. Penyempurnaan Pola Pikir
Tabel 3. Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

yang telah berkenan menjadi ahli media dan juga memberikan penilaian, kritik, serta saran berharga dalam pengembangan multimedia interaktif ini. Bapak Andhika Brahmantara

Kita ketahui bahwa responden yang tinggal di luar camp makanan yang di dapat tidak di pantau nilai gizi dan nilai kalori yang sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga sangat

[r]

EconomicاgrowthاinاIndonesiaاisاstillاatاtheاdevelopmentاstage.اGovernmentاspending

Rumah sakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan

kDcED nqck B4 sd4N