• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1 Model Prosedur Penerjemahan

Menurut KBBI (2008) model dapat diartikan sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Sedangkan menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1995) model adalah a simple description of system for explaining, calculating, etc. or a system used as a basis for a pattern. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa model merupakan sebuah pola atau acuan dalam melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan prosedur penerjemahan sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan langkah atau cara yang dilakukan oleh penerjemah untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam menghasilkan suatu terjemahan. Dengan demikian, model prosedur penerjemahan dapat dijadikan acuan untuk menentukan masalah-masalah yang

dikaji dalam penelitian ini, yaitu dalam menentukan jenis transposisi dan modulasi yang digunakan dalam terjemahan peribahasa Batak Toba sekaligus mengukur kualitas dari terjemahan tersebut.

Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah peribahasa dalam bentuk kalimat yang diterjemahkan dari bahasa Batak Toba ke bahasa Indonesia dimana unsur-unsur yang membentuknya saling berkaitan satu sama lain. Sejalan dengan hal tersebut, dalam menerjemahkan peribahasa-peribahasa tersebut penerjemah tidak hanya menerapkan salah satu dari jenis transposisi ataupun modulasi tetapi juga dapat menerapkan dua, tiga, atau empat jenis transposisi dan modulasi yang ada.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa penerjemah menggunakan salah satu dari jenis transposisi atau modulasi atau yang lebih dikenal dengan model penerjemahan tunggal dan juga menggunakan perpaduan dari jenis transposisi dan modulasi, yaitu kuplet (2 jenis), triplet (3 jenis), dan kwartet (4 jenis).

Seluruh data yang dianalisis berjumlah 72 data. Dari keseluruhan data yang dianalisis ditemukan bahwa terdapat 23 data dengan model penerjemahan tunggal, 42 data dengan model penerjemahan kuplet, 4 data dengan model penerjemahan triplet dan 3 data dengan model penerjemahan kwartet.

Rekapitulasi model penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan peribahasa Batak Toba dari bahasa Batak Toba ke bahasa Indonesia pada buku ‘Batak Toba Karakter Kearifan Indonesia’dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi persentase penerapan model penerjemahan

No Model Penerjemahan Jumlah Persentase

(%)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase penerapan model penerjemahan kuplet mendominasi pada terjemahan peribahasa dari bahasa Batak Toba ke bahasa Indonesia. Secara sederhana, perbandingan penerapan model penerjemahan dapat dilihat pada diagram 4.1 berikut ini.

Diagram 4.1. Perbandingan penerapanmodel penerjemahan

Tabel 4.1. dan diagram 4.1. menunjukkan bahwa penerapan model penerjemahan ganda lebih banyak dari pada model penerjemahan tunggal dan perbandingan keduanya dapat terlihat pada tabel dan diagram berikut ini.

Penerjemahan Tunggal

Tabel 4.2 Perbandingan penerapan model penerjemahan tunggal dan ganda

No Prosedur Penerjemahan Angka Persentase

(%)

1 Penerjemahan tunggal 23 31,94

2 Penerjemahanganda 49 68,06

Total 72 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa penerjemahan ganda yang meliputi penerjemahan kuplet, triplet, dan kwartet dominan digunakan dalam penerjemahan peribahasa Batak Toba. Penerjemahan ganda mendominasi lebih dari setengah data yang ada, seperti yang terlihat dalam diagram 4.2 berikut ini.

Diagram 4.2Perbandingan penerapan penerjemahan tunggal dan ganda

Tabel 4.2. dan diagram 4.2 menunjukkan bahwa dominasi penggunaan model penerjemahan ganda daripada model penerjemahan tunggal yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan peribahasa Batak Toba dari bahasa Batak Toba ke bahasa Indonesia memiliki arti bahwa lebih banyak peribahasa yaitu sebesar 68,06% yang mengalami lebih dari satu jenis transposisi maupun modulasi ketika diterjemahkan dari BSu ke BSa.

Penerjemahan Tunggal

Penerjemahan Ganda Penerjemahan

Ganda 68,06%

Penerjemahan Tunggal

31,94%

4.1.1 Model Penerjemahan Tunggal

Model penerjemahan tunggal memiliki artibahwa dalam menerjemahkan teks sumber ke teks sasaran, penerjemah hanya menggunakan satu jenis prosedur penerjemahan, baik dari transposisi ataupun modulasi.Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, ditemukan 7 model penerjemahan tunggal, baik dari jenis transposisi ataupun modulasi yang digunakan oleh penerjemah, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Model penerjemahan tunggal

No. Jenis Transposisi dan Modulasi Jumlah Presentase (%) 1. Transposisi ditandai dengan nomina jamak dalam bahasa

Batak Toba menjadi tunggal dalam bahasa Indonesia.

1 4,35

2. Transposisi ditandai dengan pergeseran struktur. 4 17,39 3. Transposisi ditandai dengan pergeseran unit. 1 4,35 4. Transposisi ditandai dengan suatu perangkat tekstual

penanda fokus dalam BSu yang dinyatakan dengan konstruksi gramatikal dalam BSa.

5 21,74

5. Modulasi wajib ditandai pasangan kata dalam BSu yang salah satunya saja ada padanannya dalam BSa.

4 17,39

6. Modulasi bebas ditandai dengan menyatakan secara tersurat dalam BSa apa yang tersirat dalam BSu dan sebaliknya.

7 30,43

7. Modulasi bebas ditandai dengan dengan penerjemahan kata yang hanya sebagian aspek maknanya dalam BSu dapat diungkapkan dalam BSa, yaitu dari bernuansa khusus ke umum atau sebaliknya.

1 4,35

Total 23 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 23 data model penerjemahan tunggal, modulasi bebas ditandai dengan menyatakan secara tersurat dalam BSa apa yang tersirat dalam BSu dan sebaliknya paling dominan dibandingkan dengan bentuk lainnya, yaitu sebanyak 7data (30,43%). Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa modulasi lebih banyak digunakan dibandingkan dengan transposisi. Hal ini

tentunya sangat berkaitan erat dengan salah satu ciri dari peribahasa itu sendiri, yaitu memiliki makna khusus di dalamnya.

4.1.2 Model Penerjemahan Kuplet

Model penerjemahan kuplet artinya penerapan dua jenis dari prosedur penerjemahan transposisi ataupun modulasi atau gabungan kedua jenis prosedur penerjemahan tersebut. Hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari 38 data, ditemukan 12 model penerjemahan kuplet, seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Model penerjemahan kuplet

No. Jenis Transposisi dan Modulasi Jumlah Persentase (%) 1. Modulasi bebas ditandai dengan menyatakan

secara tersurat dalam BSa apa yang tersirat dalam BSu dan sebaliknya + Transposisi ditandai dengan pergeseran unit.

6 14,29

2. Transposisi ditandai dengan suatu perangkat

Dokumen terkait