• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2. Model Teoritik Penelitian

Penggunaan Aplikasi

Tik Tok Persepsi

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Stambuk 2015 dan 2016

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 FISIP USU

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) berdiri isejak tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982 dan menjadi fakultas yang ke-9 (kesembilan) di lingkungan Universitas Sumatera Utara. FISIP USU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas mencerdaskan kehidupan bangsa, menguatkan suasana demokrasi, dan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan FISIP USU di Provinsi Sumatera Utara memberikan sumbangan pemikiran bagi kemajuan daerah yang dikenal sangat multikultural. Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagai tugas utama, FISIP USU telah melakukan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat khususnya kepada masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dan provinsi tetangganya. Meskipun tidak sedikit layanan pendidikan yang diberikan FISIP USU dirasakan oleh putra-putri terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia. Kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi ciri khas FISIP USU dalam merancang program dan produk berupa hasil penelitian yang dipublikasikan, model pembelajaran yang diterapkan, dan pengabdian masyarakat yang diadaptasikan. FISIP USU menyebutnya sebagai Tri Dharma untuk Negeri yang memberikan kontribusi pemantapan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

Prioritas utama dari kegiatan Tri Dharma yang dilakukan FISIP USU sejak 1980 telah mengalami berbagai perkembangan terutama terkait program studi dan sumber daya manusia (SDM) untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bermula dari Jurusan Pengetahuan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, setahun kemudian diubah menjadi Jurusan Pengetahuan Masyarakat, kemudian Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial (IIS). Pada tahun 1982, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial resmi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan menggunakan gedung perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Sumatera Utara.

Pada awalnya (1980/1981), FISIP USU hanya membuka dua jurusan, yaitu 1) Jurusan Ilmu Administrasi Negara; dan 2) Jurusan Ilmu Komunikasi. Pembukaan dua jurusan ini tentunya didasarkan pada pertimbangan kedua jurusan tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pembangunan daerah, dan ketersediaan staf pengajar (dosen). Tahun Ajaran 1983/1984, FISIP USU membuka dua jurusan baru yaitu 1) Jurusan Sosiologi; dan 2) Jurusan Kesejahteraan Sosial; serta menerima perpindahan Jurusan Antropologi dari Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 0535/0/83 tahun 1983 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan, yaitu:

 Jurusan Sosiologi,

 Jurusan Kesejahteraan Sosial,

 Jurusan Antropologi Sosial,

 Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial,

 Jurusan Ilmu Komunikasi,

 Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU).

 Jurusan MKDU kemudian diserahkan pengelolaannya di luar FISIP USU dengan pertimbangan bahwa jurusan tersebut bukan disiplin Ilmu yang berdiri sendiri, melainkan mengelola mata kuliah yang termasuk pada kelompok Mata Kuliah Dasar Umum.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, pemerintah daerah dan didukung oleh ketersediaan staf pengajar, FISIP USU kembali membuka Program Studi D3 Administrasi Perpajakan, pada tahun 1996 dengan SK Dikti No.

105/Dikti/Kep/1996 tanggal 18 April 1996 dan membuka program S1 Program Studi Ilmu Politik dengan SK Dikti No. 108/Dikti/Kep/2001 tanggal 30 April 2001. Tahun 2009 FISIP USU membuka Program Studi Administrasi Bisnis dengan SK Rektor USU No. 920/H5.1.R/SK/PRS/2009, tanggal 11 Mei 2009. Selain Program S1 dan D3, FISIP USU juga telah membuka Program S2 Program Studi Studi Pembangunan

tahun 2009 dengan SK Rektor USU No.17019/H5.1.R/SK/SPB/2009, serta Program Studi S2 Ilmu Komunikasi tahun 2011 dengan SK Rektor USU No.980/H5.1.R/SK/PRS/2011, dan Program Studi S2 Sosiologi dengan SK Rektor USU No.2356/UN5.1.R/SK/PRS/2011. Setelah itu, di tahun yang sama FISIP USU juga membuka Program Studi S3 Studi Pembangunan dengan SK Rektor USU No.3122/UN5.1.R/SK/PRS/2011 tanggal 31 Desember 2011. Pembukaan program studi sejak tahun 2005 dilakukan seiring dengan perubahan statute Universitas Sumatera Utara menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) dan sejak tahun 2016 USU menjadi PTN-BH yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Statuta Universitas Sumatera Utara.

Tahun 2015 berdiri Program Studi S2 Ilmu Politik yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara No:

1427/UN5.1.R/SK/PRS/2015 tanggal 03 September 2015. Saat ini FISIP USU mengelola 13 Program Studi yaitu :

1. Program Diploma, terdiri dari :

 Perpajakan,

2. Program Sajana, terdiri dari :

 Ilmu Administrasi Negara,

 Ilmu Komunikasi,

 Ilmu Kesejahteraan Sosial,

 Sosiologi

 Antropologi,

 Ilmu Politik,

 Ilmu Administrasi Bisnis, 3. Program Magister, terdiri dari :

 Studi Pembangunan,

 Ilmu Komunikasi,

 Sosiologi,

 Ilmu Politik,

4. Program Doktoral, terdiri dari :

 Studi Pembangunan,

Program rutin yang menjadi prioritas FISIP USU yaitu menghasilkan alumni yang memiliki kualitas akademik dan praktik bidang ilmu sosial dan politik, memiliki kekuatan daya saing dan mampu meningkatkan kualitas staf pengajar serta tenaga kependidikan yang professional. Layanan pendidikan FISIP USU selalu diukur dengan capaian kinerja penelitian, publikasi, dan pengabdian masyarakat, pertambahan presentase dosen dengan kualifikasi pendidikan S3 dan guru besar (professor) bidang ilmu sosial dan politik.

3.1.2 Visi, Misi dan Tujuan FISIP USU 3.1.2.1 Visi

Sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat Indonesia, khususnya yang terkait dengan otonomi daerah, demokratisasi, globalisasi dan lain sebagainya, FISIP USU telah memiliki kontribusi dalam kegiatan penelitian, publikasi, dan pengabdian masyarakat yang aplikatif.

Oleh karena itu, agar program studi lebih fokus pada kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama kurun waktu 2016-2021 dan untuk mensinergikan dengan program kerja Universitas Sumatera Utara, maka ditetapkan VISI FISIP USU 2016-2021 yaitu :

“Menjadi Fakultas yang Memiliki Keunggulan Akademik dan Mampu Bersaing dalam Pengembangan Ilmu dan Riset Terapan Kebijakan Publik Bidang

Sosial dan Politik Pada Tataran Global Tahun 2021”

Visi FISIP USU diharapkan dapat menjadi motivasi yang tinggi bagi seluruh sivitas akademika untuk secara bersama-sama membangun FISIP khususnya dan USU pada umumnya melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu

Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian pada Masyarakat sehingga FISIP USU menjadi fakultas yang unggul di bidang pendidikan dan riset terapan kebijakan publik bidang sosial dan politik.

Melalui kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut diharapkan FISIP USU tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan dan riset sosial politik, tetapi juga berkontribusi bagi pembangunan masyarakat yang berkualitas dan berkarakter.

3.1.2.2 Misi

Untuk mencapai Visi FISIP USU, maka disusunlah misi yaitu kegiatan yang harus dilaksanakan organisasi. Melalui misi yang jelas, diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan mengenal organisasi dan mengetahui peran serta dan hasil-hasil yang akan diperoleh organisasi di masa yang akan datang.

Kompetisi yang semakin ketat meneuntut FISIP USU untuk segera dan bergerak lebih cepat membenahi institusi sekaligus membangun jejaring dengan lingkungan eksternal. Untuk dapat mengakselerasi pencapaian visi sebagaimana telah disebut di atas, maka FISIP USU menetapkan misi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di bidang ilmu sosial dan ilmu politik dengan kompetensi dosen sesusai materi yang relevan dan mutakhir, kompetitif dan bermoral.

Tujuan : Menghasilkan sistem pendidikan dan pengajaran dengan materi yang relevan, mutakhir, kompetitif, dan bermoral.

2. Menjadikan lulusan yang mampu berperan sebagai pelaku perubahan dalam kehidupan sosial dan politik di masyarakat.

Tujuan :

 Meningkatkan atmosfer akademik di kalangan sivitas akademika guna menambah kompetensi dosen yang produktif dan professional

 Menciptakan lulusan yang dapat mengembangkan ilmu sosial dan ilmu politik agar mampu bersaing di tingkat internasional berdasarkan nilai etika, moral dan agama.

3. Mengembangkan riset terapan dan publikasi untuk memperkaya ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat.

Tujuan : Meningkatnya jumlah riset terapan bidang sosial dan politik yang berdaya saing tinggi dan digunakan sebagai dasar kebijakan publik untuk menambah kualitas kehidupan sosial dan politik masyarakat.

4. Meningkatkan kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka kepedulian sosial sivita akademik terhadap masyarakat.

Tujuan : Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat berbasis riset yang bermanfaat bagi masyarakat.

5. Membangun jaringan kerjasama dalam rangka meningkatkan daya saing dengan instansi pemerintah, pihak swasta dan non-pemerintahan.

Tujuan : Meningkatkan kerjasama dengan instansi pemerintah, pihak swasta dan non-pemerintahan sehingga mendapatkan nilai tambah hasil kerjasama bagi semua pihak yang dilibatkan.

3.2 Metode Penelitian

Untuk menerapkan suatu teori terhadap suatu permasalahan memerlukan metode khusus yang dianggap relevan dan membantu memecahkan permasalahannya.

Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan pemecahan permasalahan (Subagyo, 1997 : 1).

Penelitian digunakan hampir di seluruh profesi (Kumar : 1996), menandakan bahwa penelitian merupakan aktifitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal, terlebih dahulu dipahami hakikat penelitan itu sendiri dan kaidah-kaidah apa saja yang harus dipedomani. Penelitian ditinjau dari asal usulnya berasal dari Bahasa Inggris yaitu research yang kadang kala diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi riset. Secara etimologi research berasal dari kata re yang berarti kembali, dan search yang berarti mencari. Sehingga research dapat diartikan “mencari kembali” (Nazir : 2003). Mencari kembali bermakna berusaha untuk menemukan jawaban dari sesuatu yang belum jelas atau yang diragukan kebenarannya (Sinambela, 2014 : 2).

Sementara dalam bukunya Joko Subagyo yang berjudul metode penelitian mengatakan bahwa penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris : research yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu dan dengan cara hati – hati, sistematis serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab permasalahannya (Subagyo, 1997 : 2).

Mencermati berbagai pengertian di atas, maka disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan hati – hati dan cerdas untuk memperoleh berbagai data guna memecahkan permasalahan yang ditetapkan (Sinambela, 2014 : 3).

Penelitian tidak terlepas dari metode yang digunakan. Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Di dalam penelitian dikenal adanya beberapa macam teori untuk menerapkan salah satu metode yang relevan terhadap permasalahan tertentu mengingat bahwa tidak setiap permasalahan yang dikaitkan dengan kemampuan si peneliti, biaya dan lokasi dapat diselesaikan dengan sembarang metode penelitian.

Penelitan mengenai “Persepsi Masyarakat Terhadap Aplikasi Tik Tok (Studi Deskriptif Kuantitatif Aplikasi Tik Tok di Kalangan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Komunikasi FISIP USU Stambuk 2015 dan 2016)” menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Kuncoro (2011) metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi (Sinambela, 2014 : 34).

Metode penelitian deskriptif (Shields; Ranjangan 2013) adalah penelitian yang mendeskripsikan karakteristik dari suatu populasi tentang suatu fenomena yang diamati. Penelitian deskriptif salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menyajikan gambaran yang lengkap mengenai setting sosial. Dalam hal ini penelitian akan mengeksplorasi dan mengklarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan menggambarkan sejumlah variabel yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diamati (Sinambela, 2014 : 66 – 67).

3.3 Populasi dan Metode Pengambilan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.

Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Burgin, 2005 : 109).

Populasi berasal dari kata bahasa Inggris “population”, yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakkan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan (Burgin, 2001 : 101).

Sedangkan dalam bukunya Joko Subagyo yang berjudul metode penelitian mengartikan populasi sebagai objek penelitian yang dijadikan sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data (Subagyo, 1997 : 23).

Lijan Poltak Sinambela mengartikan populasi sebagai objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam hal ini, populasi bukan hanya

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. Menurut Nazir (2003), populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan (Sinambela, 2014 : 94).

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, disimpulkan bahwa populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sinambela, 2014 : 94).

Populasi dalam penelitian yang dilakukan, meliputi seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 dan 2016 yang terdaftar di dirmahasiswa.usu.ac.id dimana jumlah mahasiswa untuk stambuk 2015 ada 125 mahasiswa dan untuk stambuk 2016 ada 113 mahasiswa. Maka total populasi yang ada adalah 238 mahasiswa.

Departemen Angkatan Jumlah

Ilmu Komunikasi FISIP USU

2015 125 mahasiswa

2016 113 mahasiswa

Total 238 mahasiswa

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Malhotra (2010), sampel adalah sub kelompok dari elemen dari populasi yang dipilih untuk berpartisipasi dalam suatu penelitian.

Selanjutnya menurut Sugiyono (1997), sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sinambela, 2014 : 95).

Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan. Sampel penelitian mencerminkan dan

menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Sampel merupakan suatu bagian dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan mengambil sampel peneliti ingin menarik kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi. Suatu subjek merupakan suatu anggota tunggal dari sampel, sama halnya dengan elemen yang merupakan anggota tunggal dari populasi (Sudaryono, 2018 : 167).

Rumus perhitungan besaran sampel yang digunakan untuk penelitian adalah sebagai berikut (Burgin, 2011 : 115) :

n = N / N(d)2 + 1

Keterangan : n = Jumlah sampel yang dicari

N = Jumlah populasi

d = Nilai presisi (digunakan 5% atau 0.05) Perhitungan sebagai berikut :

n = 238 / 238(0.05)2 + 1 n = 238 / 1,595

n = 149,216301 n = 149

3.3.3 Teknik Penarikan Sampel

Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya (Subagyo 1997 : 29).

Dalam hal ini peneliti menggunakan dua teknik penarikan sampel, yaitu sebagai berikut :

1. Sampel Stratifikasi Proporsional, yaitu teknik yang dapat digunakan pada populasi berstrata, populasi area ataupun populasi cluster. Peneliti harus mengetahui besar kecil unit-unit populasi yang ada. Kemudian dengan

pengetahuan ini peneliti mengambil wakil dari unit-unit populasi tersebut dengan sistem perwakilan yang berimbang (Burgin, 2011 : 124).

Populasi yang dipilih sebagai sampel menggunakan rumus : N = n1 x n2 / n

Departemen Angkatan Populasi Penarikan Sampel

2. Purposive Sampling, adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Teknik ini berorientasi kepada pemilihan sampel di mana populasi dan tujuan yang spesifik dari penelitian, diketahui oleh peneliti sejak awal.

Dalam pelaksanaannya, peneliti dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya dalam menentukan responden yang tepat melalui observasi awal sehingga sampel tersebut memenuhi kriteria yang ditentukan sebelumnya (Sinambela, 2014 : 103).

Dalam hal ini peneliti menentukan beberapa kriteria yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Kriteria responden yang peneliti tentukan adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa S-1 Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2015 dan 2016 yang aktif.

b. Mahasiswa S-1 Ilmu Komunikasi FISIP USU angkatan 2015 dan 2016 yang mengetahui aplikasi Tik Tok.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data kuantitatif menghasilkan data bersifat terstruktur, sehingga peneliti dapat melakukan proses pengkuantitatifan data, yaitu mengubah data semula menjadi data berwujud angka (Istijanto, 2005). Dalam pengumpulan data kuantitatif, data dihasilkan dari lapangan dengan mengandalkan instrumen yang dipersiapkan peneliti (Sinambela, 2014 : 123).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya merupakan data primer.

Data primer diperolehnya sendiri secara mentah-mentah dari masyarakat dan masih memerlukan analisa lebih lanjut (Subagyo, 1997 : 87).

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :

a. Kuesioner, merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya – jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sudaryono, 2018 : 207).

Jenis kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner langsung tertutup dimana kuesioner dirancang sedemikian rupa untuk mereka data tentang keadaan yang dialami oleh responden sendiri, kemudian semua alternatif jawaban yang harus dijawab responden telah tertera dalam kuesioner tersebut (Burgin, 2011 : 133).

b. Observasi, atau pengamatan merupakan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Burgin, 2011 : 143).

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan disebut sebagai data sekunder. Untuk mendapatkan data sekunder, bahan kepustakaan yang berupa teori-teori siap untuk dipakai tetapi dapat pula berupa hasil-hasil penelitian yang masih memerlukan pengujian kebenarannya (Subagyo, 1997 : 88).

Peneliti menggunakan berbagai data yang bersumber dari buku, jurnal, internet dan hasil penelitian terdahulu yang dapat mendukung masalah penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat/uraian (Subagyo, 1997 : 106).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey yang merupakan penelitian pengambilan sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data (Sinambela, 2014 : 68). Dalam hal ini, peneliti akan menganalisis data dengan melakukan survey dari kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh para responden. Data-data kuesioner yang sudah diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan analisis tabel tunggal.

Analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi disebut dengan analisis tabel tunggal (Melianna, 2018 : 44).

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Peneliti melewati beberapa proses dalam mengumpulkan data, proses yang dilalui tersebut adalah sebagai berikut :

4.1.1 Penelitian Kepustakaan

Penelitian yang menggunakan literatur dan bacaan yang berhubungan atau berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan merupakan penelitian kepustakaan. Peneliti mengumpulkan data dari beberapa jurnal yang berkaitan, bacaan dan berita-berita yang ada di internet yang berhubungan dengan masalah penelitian. Setelah peneliti mendapatkan data dari penelitian kepustakaan, peneliti mulai menyusun proposal skripsi. Peneliti juga mulai menyusun daftar pertanyaan atau kuesioner yang nantinya akan disebarkan kepada responden yang sudah ditentukan yaitu mahasiswa-mahasiswi dari jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2015 dan 2016.

4.1.2 Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan yang digunakan peneliti yaitu menghimpun atau mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2015 dan 2016. Pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner terdiri dari 15 pertanyaan. Dalam 15 pertanyaan tersebut, terdapat 1 pertanyaan yang nantinya dapat menentukan apakah hasil dari responden tersebut dapat digunakan atau tidak, lalu ada 4 pertanyaan untuk identitas pengisi kuesioner, dan 9 pertanyaan untuk persepsi mahasiswa terhadap penggunaan aplikasi Tik Tok. Setelah kuesioner selesai, peneliti membagikan kuesioner kepada mahasiswa/i jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara stambuk 2015 dan 2016. Total mahasiswa/i yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 238 mahasiswa/i, maka sampel yang dihasilkan adalah sebanyak 149 mahasiswa/i.

4.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti mengolah data yang sudah dikumpulkan dari penyebaran kuesioner kepada sampel yang sudah ditentukan. Proses dari pengolahan data yang didapatkan dari kuesioner akan disusun ke dalam sebuah tabel tunggal sehingga menjadikan data lebih terklarifikasi.

4.3 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal adalah analisis dimana variabel dari penelitian akan dibagikan ke dalam kategori-kategori atas dasar frekuensi. Tabel tunggal adalah langkah peneliti untuk menganalisis data yang sudah terkumpul dari penyebaran kuesioner. Tabel tunggal terdiri dari 2 kolom yaitu kolom frekuensi dan kolom persentasi. Setiap pertanyaan dari kuesioner akan disusun kedalam tabel tunggal.

4.3.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin

Frekuensi

F %

1. Laki – Laki 49 32.9

2. Perempuan 100 67.1

Total 149 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan, jumlah responden perempuan mendominasi total responden yang ada. Diketahui bahwasanya jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki ada 49 orang dengan persentase 32.9%. Untuk jumlah sampel yang berjenis kelamin perempuan ada 100 orang dengan persentase 67.1%.

Dalam penyebaran kuesioner, terlihat bahwa perempuan lebih merespon

Tabel 4.2 Usia

Responden Penelitian Berdasarkan Usia

No. Usia Responden

Frekuensi

F %

1. 18 – 20 30 20.1

2. 21 - 22 107 71.8

3. 23 - 25 12 8.1

Total 149 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden dengan usia 21 – 22 mendominasi kuesioner yang disebarkan. Untuk rentang usia 18 – 20 terdapat 30 orang dengan jumlah persentase 20.1%. Rentang usia 21 – 22 yang mendominasi data kuesioner terdapat 107 orang dengan jumlah persentasi 71.8%. Rentang usia terakhir yaitu 23 – 25 terdapat 12 orang dengan jumlah persentasi 8.1%.

Tabel 4.3 Stambuk

Responden Penelitian Berdasarkan Stambuk

No. Stambuk

Frekuensi

F %

1. 2015 78 52.3

2. 2016 71 47.7

Total 149 100.0

Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3, terdapat data responden yang sudah menjadi sasaran peneliti untuk menyebarkan kuesioner. Jumlah responden untuk stambuk 2015 dan stambuk 2016 sudah ditentukan diawal penelitian. Untuk jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 terdapat 78 orang dengan persentasi 52.3%. Kemudian,

untuk jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2016 terdapat 71 orang dengan

untuk jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2016 terdapat 71 orang dengan

Dokumen terkait