• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU I. PENDAHULUAN

Dalam dokumen WORKSHOP ANALISIS DATA (Halaman 33-38)

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

MODUL KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU I. PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan guru di Indonesia saat ini tergolong mewah dengan rasio siswa guru jenjang SD 16:1 dan jenjang SMP sebesar 14:1. Jumlah guru yang dianggap mewah ini belum menjamin bahwa semua sekolah memiliki guru yang cukup. Hasil analisis DBE di beberapa kabupaten/kota menunjukkan bahwa banyak sekolah dengan jumlah siswa di bawah SPM, tetapi jumlah gurunya lebih dari SPM. Di sisi lain beberapa sekolah mengalami kekurangan guru.

Hasil analisis layanan pendidikan di Kota Cimahi tahun 2013 menunjukkan bahwa pada jenjang SD kekurangan guru kelas, sementara guru bidang studi agama dan olahraga kelebihan guru. Demikian juga di jenjang SMP terdapat sejumlah mata pelajaran kelebihan guru, tetapi mata pelajaran lain kekeurangan guru.

Beberapa masalah dalam distribusi guru diantaranya adalah: 1) kurang berfungsinya pengelolaan sumberdaya pendidik pada tingkat kabupaten/kota; 2) selama ini, pangkal administrasi guru ada di sekolah, sehingga jika sekolah kekurangan 4 jam pelajaran, maka sekolah menganggap kekurangan satu guru; 3) sekolah hanya melaporkan tentang kekurangan guru, jika ada kelebihan guru, sekolah tidak melaporkan; dan 4) tidak ada kebijakan disinsentif bagi sekolah yang kelebihan guru.

Lahirnya Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil merupakan respon yang tepat terhadap penataan distribusi guru yang selama ini sulit dilakukan, terutama antar kabupaten dalam provinsi dan distribusi guru antar kabupaten/kota antar provinsi.

Melalui peraturan lima menteri ini, memerintahkan kepada Kementerian, Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota, serta satuan pendidikan untuk melakukan analisis dan pemetaan guru yang ada di lingkup kebijakan masing-masing.

Dari laporan sementara, tampak bahwa analisis pemetaan yang digunakan oleh satuan pendidikan dan kabupaten/kota belum mencerminkan analisis yang komprehensif. Kabupaten/kota hanya melakukan analisis agregat dari satuan pendidikan dan analisisnya hanya satu dimensi, sehingga yang tampak adalah berapa sekolah yang kelebihan dan berapa sekolah yang kekurangan guru. Analisis yang

23

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

sedikit lebih lengkap, seperti tabulasi silang antar dua atau lebih faktor belum dilakukan, padahal melalui analisis ini informasi tentang peta guru akan lebih lengkap, terutama untuk penataan distrubusi guru yang berkedilan.

Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat:

 Mengenal kerangka analisis distribusi guru secara mendalam

 Menyusun rancangan analysis ketersediaan dan kebutuhan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan kabupaten/kota

 Menyusun peta distribusi guru menurut jenjang pendidikan dan mata pelajaran pada masing-masing jenjang

 Menyusun proyeksi ketersediaan dan kebutuhan guru lima tahun ke depan

II. KERANGKA ANALISIS KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GURU

1. Ketersediaan dan Kebutuhan Guru Saat ini

Langkah-langkah analisis kebutuhan guru SD/MI meliputi sebagai berikut: a. Kebutuhan Guru Kelas

 Data yang dibutuhkan

 Rumus yang digunakan

 Penyajian/Laporan Hasil Analisis

b. Kebutuhan Guru mata pelajaran Agama dan Penjaskes

 Data yang dibutuhkan

 Rumus yang digunakan

 Penyajian/Laporan Hasil Analisis 2. Kebutuhan guru saat ini

 Kekurangan/kelebihan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan (antar satuan pendidikan dalam kecamatan), dan kabupaten/kota (antar kecamatan dan kewilayahan), berdasarkan standar:

o Rasio rombel terhadap guru kelas

o Beban mengajar guru minimal 24 jam/ minggu bagi guru mata pelajaran

 Peningkatan mutu layanan pendidikan o Team teaching, kelas layanan khusus o Guru inti (master teacher)

3. Ketersediaan Kebutuhan guru 5 tahun ke depan

o Peningkatan pemenuhan angka partisipasi (APK/APM) o Penyesuaian dengan Standar (SPM dsan SNP)

 Pengurangan guru sebagai akibat dari: o Guru memasuki masa pensiun

o Guru yang dipromosikan ke jabatan non guru (kepala sekolah dan pengawas)

Tahap ini bertujuan memberikan gambaran tentang ketersediaan dan kebutuhan guru saat ini di tingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Oleh karena gambaran tersebut akan menjadi dasar bagi langkah perencanaan penataan dan pemerataan guru, termasuk penetapan kebijkan dan implemnetasi kebijakan yang terintegrasi dengan perencanaan daerah.

Kerangka Analisis Distribusi Guru

Di mana kedudukan analisis distribusi guru dalam analisis layanan pendidikan kabupaten/kota?

Pertanyaan ini penting diajukan, karena sesusungguhnya dinas pendidikan telah punya analisis layanan pendidikan tingkat kabupaten/kota. Walaupun kedalaman analisis antarkebupaten/kota sangat bervariasi.

Analisis distribusi guru merupakan bagaian dari analisis layanan pendidikan kabupaten/kota. Untuk itu:

 Kecenderungan/tren setiap indikator pada tiga tahun terakhir.

 Perbandingan antar antara ketersediaan dan kebutuhan guru berdasarkan indikator SNP, SPM, atau indikator lain yang relevan.

 Perhatikan pada kelompok sasaran khusus, seperti sekolah dengan kekurangan guru, sekolah dengan kelebihan guru, mata pelajaran yang kelebihan guru, dan mata pelajaran yang kekurangan guru.

 Keterkaitan antara satu kondisi (variabel) dengan kondisi lainnya. Ini dilakukan dengan cara tabulasi silang antar dua variabel atau dengan cara membuat diagram pencar (scatterplot).

Tingkat Analisis Distribusi Guru

Analisis distribusi guru dilakukan secara berjenjang menurut individu guru, sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Walaupun untuk kepentingan penataan dan pemetaan guru analisis berikutnya dapat dilanjutkan pada tingkat provinsi.

 Individu guru

 Sekolah

 Kecamatan

25

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Struktur/Alur Analisis

Alur analisis distribusi guru difokuskan pada dua kondisi nyata di lapangan, yaitu sekolah dengan kekurangan guru dan sekolah dengan kelebihan guru. Kedua kondisi tersebut menjadi fokus anlisis yang akan digunakan sebagai dasar dalam penetaan dan pemetaan guru.

Alur Analisis sekolah kekurangan Guru

Kekurangan guru selama ini telah menjadi masalah yang menjadi perhatian sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota. Pemecahan yang digunakan selalu dengan menggunakan langsung, yaitu mengangkat guru baru, baik guru tidak tetap atau melalui pengusulan penambahan kuota PNS baru.

Apakah penanganan kekurangan guru harus selalu dengan penambahan guru baru?

Analisis berikut memberikan alternatif pilihan dalam pemenuhan kekurangan guru di sekolah. Sebagai gambaran, dari sekolah yang kekurangan guru, perlu menambahkan analisis terhadap sebagai berikut:

 Rasio siswa terhadap rombel, apakah sekolah tersebut sekolah tergolong sekolah dengan julah siswa kecil atau sekolah besar

Sekolah

o Guru Mata pelajaran/ kelas

o Jumlah jam mengajar o Jenis Kelamin o Kualifikasi Pendidikan o Sertifikat Pendidikan o Usia o Status Kepegawaian Kecamat an Kab/Kota Individu Guru o Jenjang Sekolah o Jumlah rombel o Jumlah siswa per

rombel o Jumlah guru

mapel/kelas

o Jumlah mata pelajaran o Lokasi sekolah o Pencapaian SPM di tingkat sekolah o Jumlah sekolah o APK/APM Kec o Proyeksi penduduk AUS 5 tahun ke depan o Kepadatan penduduk

o APK/APM saat ini o Sasaran APK/APM 5

tahun ke depan (Renstra)

 Jika sekolah tersebut tergolong sekolah kecil, apakah langkah berikutnya adalah apakah jarak dengan sekolah lainnya berdekatan (terngkau dengan jalan kali tidak lebih dari 3 km) atau lebih dari 3 km.

 Selain itu, perlu dilihat apakah daerah tersebut memiliki tingkat pertumbuhan penduduk cenderung meningkat atau cenderung menurun (banyak penduduk migrasi).

 Atau analisis lainnya yang dipandang perlu di masing-masing kabupaten/kota, termasuk pemekaran daerah atau pemukiman baru

Alur analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

JENJANG SD/MI

Catatan: sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 96 orang menunjukkan bahwa sekolah tersebut berkategori sekolah kecil (SPM jenjang SD)

Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan

Kekurangan guru Kelebihan guru Jumlah siswa

disekolah >96

Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat Jarak dengan sekolah lain > 3 km Jumlah siswa di sekolah < 96 Jarak dengan sekolah lain < 3 km

Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun

27

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Dalam dokumen WORKSHOP ANALISIS DATA (Halaman 33-38)