• Tidak ada hasil yang ditemukan

WORKSHOP ANALISIS DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WORKSHOP ANALISIS DATA"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Modul

MODUL PENATAAN DAN

PEMERATAAN GURU

WORKSHOP

ANALISIS DATA

DAN

PENYUSUNAN

ISU-ISU STRATEGIS

(4)
(5)

Modul Penataan dan Pemerataan Guru ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi workshop ini merupakan tanggung jawab konsorsium Program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities

for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS) dan tidak mencerminkan

(6)
(7)

D

D

a

a

f

f

t

t

a

a

r

r

I

I

s

s

i

i

Halaman

Pengantar V

Unit 1 Tujuan dan Fokus Workshop Analisis 3

Unit 2 Kerangka Analisis Distribusi Guru 13

Unit 3 Pengenalan Software dan Penyiapan Data 41

Unit 4 Analisa Data 55

Unit 5 Identifikasi Isu Strategis dalam Penataan dan Pemerataan Guru

71

(8)
(9)

Pengantar Workshop Analisis Data dan

Penyusunan Isu-isu Strategis

Workshop 1 dimaksudkan untuk melakukan analisis data dan menemukan isu-isu strategis dalam penataan guru. Kegiatan ini memerlukan data DAPODIK terkini dari kabupaten/kota yang bersangkutan. Oleh sebab itu sangat penting untuk memastikan bahwa kabupaten/kota telah menyiapkan data DAPODIK terkini sebelum workshop 1 dilaksanakan.

Workshop Analisis Data dan Penyusunan Isu-Isu Strategis dilaksanakan selama 3 hari. Pelaksanaan workshop bisa dilaksanakan secara cluster antar kabupaten/kota dalam satu provinsi.

Pihak-pihak yang perlu dihadirkan dalam pertemuan ini adalah tim data dari Dinas Pendidikan dan tim data dari BKD. Setiap kabupaten/kota mengirimkan 5 orang.

Sebelum workshop dilaksanakan, tim harus mempersiapkan data DAPODIK terkini dari masing-masing kabupaten/kota yang akan ikut serta dalam workshop.

(10)

iv Pengantar Program Penataan dan Pemerataan Guru

Jadwal Workshop 1

Analisis Data Penataan dan Pemerataan Guru

Waktu Kegiatan PIC

Hari pertama

08.00-08.30 Pembukaan Kepala Dinas Pendidikan atau yang mewakili 08.30-09.30 Unit 1: Tujuan dan fokus Workshop 1 Analisis

Data Penataan dan Pemerataan Guru Fasilitator 09.30-10.30 Unit 2: Kerangka Analisis Penataan dan Pemerataan

Guru Fasilitator 10.30-10.45 Rehat

10.45-11.15 Lanjutan Unit 2: Kerangka Analisis Penataan dan

Pemerataan Guru Fasilitator 11.15-12.00 Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan Software

12.00-13.00 ISOMA

13.00-15.00 Lanjutan Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan

Software Fasilitator

15.00-15.15 Rehat

15.15-16.30 Lanjutan Unit 3: Penyiapan Data dan Pengenalan

Software Fasilitator

Hari kedua

08.00-10.00 Unit 4: Analisis Data untuk Penataan dan

Pemerataan Guru Fasilitator 10.00-10.15 Rehat

10.15-12.00 Latihan Analisis Penataan dan Pemerataan Guru Fasilitator 12.00-13.00 ISOMA

13.00-14.30 Latihan Analisis Penataan dan Pemerataan Guru Fasilitator 14.30-14.45 Rehat

14.45-16.30 Kunjung karya hasil analisis distribusi guru Fasilitator Hari ketiga

08.00-09.30 Unit 5: Identifikasi Isu Strategis Dalam Penataan

dan Pemerataan Guru Fasilitator 09.30-09.45 Rehat

09.45-10.45 Latihan merumuskan isu strategis Fasilitator 10.45-11.45 Unit 6: RTL Fasilitator 11.45-12.00 Penutupan Pejabat yang

(11)
(12)

1

UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru

UNIT 1

TUJUAN & FOKUS

WORKSHOP ANALISIS

DATA

(13)
(14)

3

UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I

UNIT 1

TUJUAN & FOKUS WORKSHOP ANALISIS

DATA -

Waktu: 60 menit

Pengantar

Sesi pertama pelatihan mungkin peresmian acara dengan seorang pejabat senior, biasanya Kepala Dinas atau perwakilan.

Setelah pembukaan, sesi yang dijelaskan di sini adalah (1) untuk mengingatkan peserta tujuan dari program Penataan Dan Pemerataan Guru (beberapa materi diulang dari Lokakarya Sosialisasi dalam rangka memperkuat pembelajaran), dan (2) untuk memperkenalkan dan mendiskusikan tujuan Workshop Analisis Data.

Tujuan

Tujuan Unit 1 adalah agar peserta memahami tujuan dan manfaat Workshop Analisis Data dalam program Penataan dan Pemerataan Guru.

Pertanyaan Kunci

1. Apakah tujuan dan manfaat Penataan dan Pemerataan Guru?

2. Apakah tujuan Workshop Analisis Data dalam Penataan dan Pemerataan Guru?

Petunjuk Umum

Sesi dimulai dengan pengenalan tentang program Penataan dan Pemerataan Guru dan tujuan untuk Workshop 1. Selanjutnya ada sesi tanya-jawab dengan tujuan bahwa peserta lebih memahami materi yang dipaparkan.

(15)

Sumber dan Bahan

Presentasi dalam PowerPoint

 LCD dan laptop/komputer

Kertas plano, spidol, dan flipchart

Waktu

Waktu yang digunakan dalam Unit 1 ini adalah 60 menit.

Ringkasan Sesi

Introduction 15 menit Pemaparan Fasilitator menyampaikan materi tujuan program Penataan dan Pemerataan Guru dan kondisi/profil guru Indonesia saat ini. Connection 20 menit Penjelasan Diskusi kelompok: Bagaimana kondisi guru Indonesia saat ini. Bagaimana memperbaikin ya? Application 10 menit Identifikasi Pemaparan Fasilitator menyampaikan materi mengenai prinsip, tujuan dan proses program PPG Reflection 10 menit Refleksi Tanja Jawab (lanjut) Diskusi sejauh mana peserta mengadopsi praktik-praktik yang baik (yang disampaikan dalam Introduction) Extension 5 menit Pemaparan Fasilitator menyampaikan materi mengenai tujuan Workshop 1

(16)

5

UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction (15 menit)

Fasilitator menyajikan materi, fokus pada (1) pengenalan dan gambaran program Penataan dan Pemerataan Guru, dan (2) kondisi dan profil penataan guru Indonesia saat ini.

Presentasi menyoroti hal-hal berikut: (1) rasio guru-siswa di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, (2) makin lama makin lebih rendah, (3) menurut hasil proses sertifikasi sampai saat ini, guru menjadi lebih berkualifikasi dan lebih berkesejahteraan, tetapi belum lebih bermutu (berdasarkan penelitian Kemendikbud dan World Bank1), (4) terlalu banyak guru (sesuai SPM), (5) banyak guru yang

mis-match, dan (6) penataan guru tidak merata. Ada banyak sekolah/madrasah terlalu banyak guru (menurut SPM) dan ada banyak sekolah/madrasah yang lainnya yang jumlah gurunya belum cukup.

Connection (20 menit)

Peserta berdiskusi dalam kelompok kecil seperangkat pertanyaan kunci yang timbul dari presentasi.

1. Bagaimana kondisi dan profil guru Indonesia saat ini? 2. Apakah perlu diperbaiki?

3. Bagaimana cara memperbaikinya?

4. Apakah ada data yang diperlukan untuk analisis penataan dan pemerataan guru?

Application (10 menit)

Fasilitator memaparkan materi mengenai prinsip, tujuan dan proses program penataan dan pemerataan guru.

1 The World Bank 2013. Spending more or spending better: Improving education financing in Indonesia.

I

C

(17)

Reflection (10 menit)

Sesi tanya-jawab, yang mengikuti presentasi perkenalan, harus fokus pada (1) memastikan bahwa peserta memahami poin-poin penting, dan (2) membantu peserta untuk membuat koneksi dengan kabupaten mereka sendiri dan praktik distribusi guru yang sedang digunakan.

1. Apakah data yang telah mereka kumpulkan selama ini sudah dimanfaatkan? 2. Data yang telah diperoleh dimanfaatkan untuk menunjukkan apa?

Yang penting adalah bahwa para peserta memahami pentingnya penataan dan pemerataan guru yang telah tercermin pada kondisi saat ini di daerah mereka sendiri.

Extention (5 menit)

Fasilitator menyajikan gambaran dari tujuan dan proses untuk Workshop Analisis Data.

R

(18)

7

UNIT 1: Tujuan dan Fokus Workshop I

(19)
(20)

9

(21)
(22)

11

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

UNIT 2

KERANGKA ANALISIS

DISTRIBUSI GURU

(23)
(24)

13

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

UNIT 2

KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU -

Waktu: 90 menit

Pengantar

Isu tentang ketidakseimbangan ketersediaan guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru mata pelajaran terus berlarut, tanpa ada pemecahan yang konkrit mulai pada jenjang satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, hingga nasional. Dampak dari ketidakseimbangan distribusi guru ini menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan keprofesian guru yang berkelanjutan.

Salah satu sebab dari ketidakseimbangan penyebaran guru adalah sistem informasi guru belum dibangun secara terpadu. Sumber data yang memadai melalui NUPTK belum dimanfaatkan secara maksimal. Demikian juga dengan data pokok pendidikan (DAPODIK), di sisi lain, belum dianalisis secara rinci berdasarkan kebutuhan informasi untuk kebijakan, baik dalam peningkatan mutu layanan pendidikan secara umum, maupun untuk kebijakan penataan dan pemerataan guru.

Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbuk, Mendagri, MenPAN dan RM, Menag, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS merupakan langkah awal untuk menata dan memeratakan guru antar sekolah, kabupaten/kota, dan antar provinsi.

Untuk menindaklanjuti Perber 5 menteri tersebut, Kemdikbud telah membuat Petunjuk Teknis (Juknis) untuk plaksanaan penataan tersebut. Namun demikian, Juknis tersebut belum cukup dapat dijadikan panduan oleh staf Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Untuk membantu Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan provinsi mengimplementasikan Perber tersebut, USAID Prioritas mengembangkan Modul Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru.

Unit 2 Workshop Analisis Data ini memberikan gambaran mengenai kerangka analisis distibusi guru.

(25)

Tujuan

Tujuan umum Unit 2 adalah memahami kerangka analisis tentang ketersediaan (supplay side) dan kebutuhan guru berdasarkan satuan pendidikan dan mata pelajaran (demand side), serta mampu memetakan distribusi guru secara komprehensif. Tujuan khusus yang diharapkan dikuasai peserta adalah sebagai berikut.

1. Memahami istilah-istilah dalam pendataan dan analisis data distribusi guru

2. Mengidentifikasi analisis distribusi guru (ketersediaan dan kebutuhan guru) yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan/BKD kabupaten/kota.

3. Mengidentifikasi analisis distribusi guru yang diperlukan untuk melakukan penataan dan pemerataan guru.

4. Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kapasitas dalam analisis distribusi guru untuk menata dan meratakan distribusi guru

5. Mengidentifikasi langkah-langkah analisis distribusi guru sesuai dengan kebutuhan penataan dan pemerataan guru

Pertanyaan Kunci

1. Sejauh mana stakeholder pendidikan memahami istilah-istilah dalam pemetaan guru

2. Analisis ketersediaan dan kebutuhan guru apa saja yang telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan atau BKD kabupaten/kota ?

3. Analisis ketersediaan dan kebutuhan guru apa saja yang diperlukan, tetapi belum dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan atau BKD kabupaten/kota ?

4. Analisis apa yang diperlukan, tetapi belum dikuasai oleh staf pendataan untuk pemetaan distribusi guru (kesenjangan)?

5. Langkah-langkah analisis data apa saja yang dapat diimplementasikan oleh staf pendataan di kabupaten/kota untuk penataan dan pemertaan guru ?

Petunjuk Umum

Pendekatan yang digunakan dalam workshop ini adalah pendekatan andragogi, di mana peserta telah memiliki pengetahuan awal yang cukup tentang topik yang akan

(26)

15

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

dibahas. Untuk itu, peserta dianggap sebagai shareholder dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sesuai dengan pengalaman masing-masing.

Sesi dimulai dengan pengenalan tentang istilah-istilah yang dipakai dalam pemetaan dan analisis data distribusi guru. Kegiatan ini dilakukan melalui tanya jawab. Peserta lain kemungkinan sudah banyak mengenal istilah-istilah yang sering digunakan dalam penataan dan analisis kebutuhan guru, namun kemungkinan masih banyak peserta lain yang belum mengenal istilah-istilah tersebut.

Sesi pertama menanyakan kepada peserta: analisis apa saja yang sudah dilakukan

berkaitan dengan ketersediaan dan kebutuhan guru, apakah analisis yang dilakukan selama ini membantu untuk pengambilan kebijakan?

Sesi kedua, fasilitator menanyakan kepada peserta: analisis apa yang dibutuhkan

untuk menganalisis kekurangan guru

Sesi ketiga, fasilitator menanyakan kepada peserta: analisis apa yang dibutuhkan

untuk menganalisis kelebihan guru.

Pada akhir sesi, fasilitator melakukan refkeksi tentang kerangka analisis dan langkah-langkah analisis yang dapat diterapkan di masing-masing bidang, sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Sumber dan Bahan

Presentasi dalam PowerPoint

 Handout 2.1 Kerangka Analisis Distribusi Guru

 Lembar Kerja 2.1, 2.2, dan 2.3

 LCD dan laptop/komputer

Kertas plano, spidol, dan flipchart

 Bahan bacaan: Kerangka Analisis Distribusi Guru.

Waktu

(27)

Ringkasan Sesi

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction (10 menit)

Fasilitator menayangkan judul sesi dan membuka dengan salam. Fasilitator memulai kegiatan dengan menyatakan bahwa pada sesi ini, peserta akan belajar memahami Kerangka analisis dan langkah-langkah analisis kebutuhan guru

Fasilitator juga menayangkan latar belakang/pentingnya mempelajari kerangka analisis dan analisis kebutuhan guru. Kompetensi yang harus dikuasai peserta setelah mempelajari Unit 1 mampu menjawab pertanyaan kunci. Penayangan disertai dengan penjelasan singkat.

Connection (15 menit)

Reading Session: Artikel tentang Distribusi Guru

Pada langkah ini, para peserta mendapatkan kesempatan membaca artikel tentang Kerangka Analisis Distribusi Guru (Handout 2.1). Fasilitator mempersilakan peserta untuk membaca artikel itu dalam 15 menit.

I C Introduction 5 menit Fasilitator menyampaikan judul, latar belakang, dan pertanyaan kunci Unit I Connection 15 Menit Reading sesion Kerangka Analisis Distribusi Guru, penjelasan, dilanjutkan dengan tanya jawab Application 60 menit Diskusi Kelompok dibagi dalam 3 sesi, masing-masing 20 menit. Sesi 1 diskusi tentang struktur analisis Sesi 2: Alur analisis kekurangan guru, dan sesi 3: alur analisis kelebihan guru Reflection 5 menit Merefleksi pencapaian tujuan Extension 5 menit Menindak-lanjuti unit 2 ini dengan menelaah analisis kebutuhan guru tingkat sekolah, kecamatan dan kabupaten

(28)

17

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Fasilitator mengantar materi tentang analisis kecukupan (supplay side) dan kebutuhan (demand side) guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan, dan kabupaten/kota. Paparan bersifat stimulus untuk memotivasi peserta berpikir tentang kebutuhan analisis data tentang guru.

Sisa waktu yang ada digunakan untuk tanya jawab tentang makna setiap rumus, peristilahan atau kata-kata yang dianggap sulit oleh peserta.

Application (60 menit)

Aplikasi dibagi dalam 3 sesi, masing-masing sesi selama 20 menit, dengan pembagian topik sebagai berikut:

Sesi 1: Mendiskusikan tentang struktur analisis guru, mulai dari analisis tingkat individu guru, sekolah, kecamatan, dan kebupaten/kota. Pada sesi ini peserta diajak berdikusi tentang berbagai tingkat analisis distribusi guru menurut jenjang analisis.

Sesi 2: Pada sesi ini, analisis fokus pada sekolah dengan kekurangan guru. Analisis kekurangan guru dimulai dari indentifikasi sekolah yang mengalami kekurangan guru, analisis tentang besar siswa di sekolah, dilanjutkan dengan analisis jarak antar sekolah, dan analisis kepadatan penduduk di wilayah di mana sekolah berada.

Sesi 3: Pada sesi ini, analisis fokus pada sekolah yang mengalami kelebihan guru. Peserta diajak berdiskusi, apakah pada sekolah yang mengalami kelebihan guru, secara otomatis harus dipindahkan ke sekolah lain. Peserta diajak untuk menelaah langkah-langkah analisis kelebihan guru sebagai berikut: Setelah mengidentifikasi sekolah yang kelebihan guru, analisis dilanjutkan dengan apakah jumlah siswa di sekolah tersebut telah sesuai dengan SPM, juga diajak apakah di kabupaten/kota tersebut target APK/APM sudah terpenuhi.

(29)

Analisis kecukupan dan kebutuhan guru menurut jenjang unit analisis dapat disajikan dalam diagram berikut:

Diagram 1: Unit Analisis Kecukupan dan Kebutuhan Guru

Diagram 2: Kerangka Analisis Kecukupan dan Kebutuhan Guru

o Jumlah sekolah di kecamatan o APK/APM Kec o Proyeksi penduduk AUS 5 tahun ke depan o Kepadatan penduduk Sekolah

o Guru Mata pelajaran/ kelas o Jumlah jam mengajar o Jenis Kelamin o Usia o Kualifikasi Pendidikan o Sertifikasi o Sertifikat Pendidikan o Status Kepegawaian o Alamat tempat tinggal

Kecamatan Kab/Kota Individu Guru o Jenjang Sekolah o Jumlah rombel

o Jumlah siswa per rombel o Jumlah guru mapel/kelas o Jumlah mata pelajaran o Lokasi sekolah

o Pencapaian SPM di tingkat sekolah terkait PTK o APK/APM saat ini

o Sasaran APK/APM 5 tahun ke depan (Renstra) o Pencapaian SPM/SNP Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan

Kekurangan guru Kelebihan guru

Rasio siswa thd rombel > 32

Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat Jarak dengan sekolah lain > 6 km Rasio siswa thd rombel < 32 Jarak dengan sekolah lain < 3 km

Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun

(30)

19

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Sesi 1: Kerangka Analisis Distribusi Guru (20 menit)

Fasilitator menanyakan:

Hasil diskusi dituliskan pada lembar kerja atau ditulis di komputer. Hasil diskusi ini akan dipresentasikan.

Selama proses diskusi fasilitator diminta untuk mendampingi kelompok-kelompok yang bekerja. Hal ini penting agar hasil kerja kelompok berjalan dalam arah yang benar.

Setelah peserta menyampaikan gagasannya, fasilitator memberikan penguatan sebagai berikut.

Sesi 2: Kerja kelompok Analisis Distribusi Guru: Fokus pada sekolah

kekurangan guru (25 menit)

Fasilitator memberikan pengantar tentang analisis kekurangan guru dengan menggunakan pendekatan analisis yang mampu memberikan bahan

alternatif-Apakah Dinas Pendidikan memiliki Tupoksi tentang Penataan Guru? Jika ya, apakah setingkat bidang (eselon 3) atau ada di bawahnya (dalam bentuk seksi atau bagian)? Sebutkan fungsi unit itu dalam pendataan distribusi dan penataan pemerataan guru! Serta apa yang sudah dilakukan berkaitan dengan pendataan distribusi guru

Analisis apa yang telah dilakukan berkaitan dengan Distribusi Guru ?

 Apakah hasil yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan untuk implementasi Perber 5 Menteri tersebut?

 Apakah analisis pemetaan guru selama ini dapat mendeteksi kelebihan guru di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya?

 Apakah analisis yang dilakukan selama ini dapat mendeteksi kelebihan guru justru di sekolah dengan jumlah siswa kecil atau sebaliknya kekurangan guru pada sekolah dengan jumlah siswa yang besar?

 Apakah analisis yang telah dilakukan mencakup kebutuhan guru sampai dengan kebutuhan untuk lima tahun ke depan (akibat dari: pertumbuhan penduduk, peningkatan APK/APM, pemenuhan standar SPM/SNP, dan penambahan rombel) pada masing-masing jenjang pendidikan

(31)

alternatif kebijakan yang lebih spesifik. Langkah selanjutnya fasilitator memancing dengan beberapa pertanyaan untuk kebutuhan analisis distribusi guru.

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut, perserta diharapkan melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, dengan topik analisis kekurangan guru yang terjadi di beberapa sekolah. Handout untuk diskusi disiapkan pada Lembar Kerja 2.1.

Selama kelompok-kelompok ini berdiskusi, fasilitator berkeliling membantu kelompok agar berhasil merumuskan tugas tersebut.

Sesi 3: Kerja kelompok Analisis Distribusi Guru: Fokus pada Sekolah

Kelebihan Guru (25 menit)

Fasilitator memberikan pengantar tentang analisis kelebihan guru dengan menggunakan pendekatan analisis yang mampu memberikan alternatif kebijakan yang lebih spesifik. Langkah selanjutnya fasilitator memancing dengan beberapa pertanyaan untuk analisis distribusi guru khusus bagi sekolah yang kelebihan guru.

a. Apakah sekolah yang mengalami kekurangan guru, secara otomatis harus melakukan pengadaan guru GTT atau mengusulkan penambahan kuota pada dinas pendidikan untuk pengangkatan PNS baru

b. Analisis bagimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang tepat, selain pengadaan guru baru?

c. Faktor-faktor (variabel) apa yang perlu dipertimbangan dalam analisis kekurangan guru?

d. Analisis bagimana yang dibutuhkan agar menghasilkan alternatif-alternatif kebijakan yang tepat, sesusi dengan kebutuhan nyata di lapangan?

a. Apakah sekolah yang mengalami kelebihan guru, secara otomatis harus melakukan pendistribusian guru ke sekolah lain dalam satu kecamatan, antar kecamatan, bahkan antar kabupaten/kota?

b. Analisis bagimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang tepat, selain pemindahan guru?

c. Faktor-faktor (variabel) apa yang perlu dipertimbangan dalam analisis kelebihan guru?

d. Analisis bagaimana yang dibutuhkan agar menghasilkan alternatif-alternatif kebijakan yang tepat untuk mengatasi kelebihan guru?

(32)

21

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kunci tersebut, peserta diharapkan melakukan diskusi dengan kelompoknya masing-masing, dengan topik analisis kekurangan guru yang terjadi di beberapa sekolah (Lembar Kerja 2.2)

Presentasi dan tanya jawab (5 menit)

Pada langkah ini fasilitator menugaskan salah satu kelompok (boleh dipilih acak atau dipilih dari hasil kerja kelompok yang dianggap terbaik) untuk dipresentasikan. Presentasi selama 5 menit dilanjutkan dengan 10 menit tanya jawab. Pada proses tanya jawab ini fasilitator diminta untuk membantu agar proses diskusi terarah sesuai dengan topiknya.

Reflection (5 menit)

(1) Tanyakan kepada peserta apakah kegiatan yang dilakukan sudah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(2) Berikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan hasil diskusi.

Extention (5 menit)

(1) Semua peserta menindaklanjuti Unit 2 ini dengan menelaah analisis apa yang telah dilakukan dan analisis baru apa yang perlu dilakukan.

(2) Daerah perlu mengembangkan kreativitas untuk menganalisis kecukupan dan kebutuhan guru.

Pesan Utama

Pengembangan kapasitas ini akan lebih bermanfaat apabila peserta menindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan pemetaan ketersediaan dan kebutuhan di kabupaten/kota. Pemetaan dilanjutkan dengan analisis data untuk mengetahui kekurangan kelebihan guru di sekolah mana dan untuk mata pelajaran apa.

R

(33)

Handout 2.1

MODUL KERANGKA ANALISIS DISTRIBUSI GURU I. PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan guru di Indonesia saat ini tergolong mewah dengan rasio siswa guru jenjang SD 16:1 dan jenjang SMP sebesar 14:1. Jumlah guru yang dianggap mewah ini belum menjamin bahwa semua sekolah memiliki guru yang cukup. Hasil analisis DBE di beberapa kabupaten/kota menunjukkan bahwa banyak sekolah dengan jumlah siswa di bawah SPM, tetapi jumlah gurunya lebih dari SPM. Di sisi lain beberapa sekolah mengalami kekurangan guru.

Hasil analisis layanan pendidikan di Kota Cimahi tahun 2013 menunjukkan bahwa pada jenjang SD kekurangan guru kelas, sementara guru bidang studi agama dan olahraga kelebihan guru. Demikian juga di jenjang SMP terdapat sejumlah mata pelajaran kelebihan guru, tetapi mata pelajaran lain kekeurangan guru.

Beberapa masalah dalam distribusi guru diantaranya adalah: 1) kurang berfungsinya pengelolaan sumberdaya pendidik pada tingkat kabupaten/kota; 2) selama ini, pangkal administrasi guru ada di sekolah, sehingga jika sekolah kekurangan 4 jam pelajaran, maka sekolah menganggap kekurangan satu guru; 3) sekolah hanya melaporkan tentang kekurangan guru, jika ada kelebihan guru, sekolah tidak melaporkan; dan 4) tidak ada kebijakan disinsentif bagi sekolah yang kelebihan guru.

Lahirnya Peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil merupakan respon yang tepat terhadap penataan distribusi guru yang selama ini sulit dilakukan, terutama antar kabupaten dalam provinsi dan distribusi guru antar kabupaten/kota antar provinsi.

Melalui peraturan lima menteri ini, memerintahkan kepada Kementerian, Pemerintah Provinsi dan kabupaten/kota, serta satuan pendidikan untuk melakukan analisis dan pemetaan guru yang ada di lingkup kebijakan masing-masing.

Dari laporan sementara, tampak bahwa analisis pemetaan yang digunakan oleh satuan pendidikan dan kabupaten/kota belum mencerminkan analisis yang komprehensif. Kabupaten/kota hanya melakukan analisis agregat dari satuan pendidikan dan analisisnya hanya satu dimensi, sehingga yang tampak adalah berapa sekolah yang kelebihan dan berapa sekolah yang kekurangan guru. Analisis yang

(34)

23

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

sedikit lebih lengkap, seperti tabulasi silang antar dua atau lebih faktor belum dilakukan, padahal melalui analisis ini informasi tentang peta guru akan lebih lengkap, terutama untuk penataan distrubusi guru yang berkedilan.

Tujuan

Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat:

 Mengenal kerangka analisis distribusi guru secara mendalam

 Menyusun rancangan analysis ketersediaan dan kebutuhan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan dan kabupaten/kota

 Menyusun peta distribusi guru menurut jenjang pendidikan dan mata pelajaran pada masing-masing jenjang

 Menyusun proyeksi ketersediaan dan kebutuhan guru lima tahun ke depan

II. KERANGKA ANALISIS KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN GURU

1. Ketersediaan dan Kebutuhan Guru Saat ini

Langkah-langkah analisis kebutuhan guru SD/MI meliputi sebagai berikut: a. Kebutuhan Guru Kelas

 Data yang dibutuhkan

 Rumus yang digunakan

 Penyajian/Laporan Hasil Analisis

b. Kebutuhan Guru mata pelajaran Agama dan Penjaskes

 Data yang dibutuhkan

 Rumus yang digunakan

 Penyajian/Laporan Hasil Analisis 2. Kebutuhan guru saat ini

 Kekurangan/kelebihan guru pada tingkat satuan pendidikan, kecamatan (antar satuan pendidikan dalam kecamatan), dan kabupaten/kota (antar kecamatan dan kewilayahan), berdasarkan standar:

o Rasio rombel terhadap guru kelas

o Beban mengajar guru minimal 24 jam/ minggu bagi guru mata pelajaran

 Peningkatan mutu layanan pendidikan o Team teaching, kelas layanan khusus o Guru inti (master teacher)

3. Ketersediaan Kebutuhan guru 5 tahun ke depan

(35)

o Peningkatan pemenuhan angka partisipasi (APK/APM) o Penyesuaian dengan Standar (SPM dsan SNP)

 Pengurangan guru sebagai akibat dari: o Guru memasuki masa pensiun

o Guru yang dipromosikan ke jabatan non guru (kepala sekolah dan pengawas)

Tahap ini bertujuan memberikan gambaran tentang ketersediaan dan kebutuhan guru saat ini di tingkat sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Oleh karena gambaran tersebut akan menjadi dasar bagi langkah perencanaan penataan dan pemerataan guru, termasuk penetapan kebijkan dan implemnetasi kebijakan yang terintegrasi dengan perencanaan daerah.

Kerangka Analisis Distribusi Guru

Di mana kedudukan analisis distribusi guru dalam analisis layanan pendidikan kabupaten/kota?

Pertanyaan ini penting diajukan, karena sesusungguhnya dinas pendidikan telah punya analisis layanan pendidikan tingkat kabupaten/kota. Walaupun kedalaman analisis antarkebupaten/kota sangat bervariasi.

Analisis distribusi guru merupakan bagaian dari analisis layanan pendidikan kabupaten/kota. Untuk itu:

 Kecenderungan/tren setiap indikator pada tiga tahun terakhir.

 Perbandingan antar antara ketersediaan dan kebutuhan guru berdasarkan indikator SNP, SPM, atau indikator lain yang relevan.

 Perhatikan pada kelompok sasaran khusus, seperti sekolah dengan kekurangan guru, sekolah dengan kelebihan guru, mata pelajaran yang kelebihan guru, dan mata pelajaran yang kekurangan guru.

 Keterkaitan antara satu kondisi (variabel) dengan kondisi lainnya. Ini dilakukan dengan cara tabulasi silang antar dua variabel atau dengan cara membuat diagram pencar (scatterplot).

Tingkat Analisis Distribusi Guru

Analisis distribusi guru dilakukan secara berjenjang menurut individu guru, sekolah, kecamatan, dan kabupaten/kota. Walaupun untuk kepentingan penataan dan pemetaan guru analisis berikutnya dapat dilanjutkan pada tingkat provinsi.

 Individu guru

 Sekolah

 Kecamatan

(36)

25

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Struktur/Alur Analisis

Alur analisis distribusi guru difokuskan pada dua kondisi nyata di lapangan, yaitu sekolah dengan kekurangan guru dan sekolah dengan kelebihan guru. Kedua kondisi tersebut menjadi fokus anlisis yang akan digunakan sebagai dasar dalam penetaan dan pemetaan guru.

Alur Analisis sekolah kekurangan Guru

Kekurangan guru selama ini telah menjadi masalah yang menjadi perhatian sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota. Pemecahan yang digunakan selalu dengan menggunakan langsung, yaitu mengangkat guru baru, baik guru tidak tetap atau melalui pengusulan penambahan kuota PNS baru.

Apakah penanganan kekurangan guru harus selalu dengan penambahan guru baru?

Analisis berikut memberikan alternatif pilihan dalam pemenuhan kekurangan guru di sekolah. Sebagai gambaran, dari sekolah yang kekurangan guru, perlu menambahkan analisis terhadap sebagai berikut:

 Rasio siswa terhadap rombel, apakah sekolah tersebut sekolah tergolong sekolah dengan julah siswa kecil atau sekolah besar

Sekolah

o Guru Mata pelajaran/ kelas

o Jumlah jam mengajar o Jenis Kelamin o Kualifikasi Pendidikan o Sertifikat Pendidikan o Usia o Status Kepegawaian Kecamat an Kab/Kota Individu Guru o Jenjang Sekolah o Jumlah rombel o Jumlah siswa per

rombel o Jumlah guru

mapel/kelas

o Jumlah mata pelajaran o Lokasi sekolah o Pencapaian SPM di tingkat sekolah o Jumlah sekolah o APK/APM Kec o Proyeksi penduduk AUS 5 tahun ke depan o Kepadatan penduduk

o APK/APM saat ini o Sasaran APK/APM 5

tahun ke depan (Renstra)

(37)

 Jika sekolah tersebut tergolong sekolah kecil, apakah langkah berikutnya adalah apakah jarak dengan sekolah lainnya berdekatan (terngkau dengan jalan kali tidak lebih dari 3 km) atau lebih dari 3 km.

 Selain itu, perlu dilihat apakah daerah tersebut memiliki tingkat pertumbuhan penduduk cenderung meningkat atau cenderung menurun (banyak penduduk migrasi).

 Atau analisis lainnya yang dipandang perlu di masing-masing kabupaten/kota, termasuk pemekaran daerah atau pemukiman baru

Alur analisis tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

JENJANG SD/MI

Catatan: sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 96 orang menunjukkan bahwa sekolah tersebut berkategori sekolah kecil (SPM jenjang SD)

Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan

Kekurangan guru Kelebihan guru Jumlah siswa

disekolah >96

Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat Jarak dengan sekolah lain > 3 km Jumlah siswa di sekolah < 96 Jarak dengan sekolah lain < 3 km

Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun

(38)

27

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

JENJANG SMP/MTS

Contoh alur analisis di atas hanya salah satu dari sekian banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam melakukan analisis kecukupan guru. Misalkan, jika kita ingin menganalisis kelebihan guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Maka alur yang digunakan hampir sama, hanya untuk pendalaman analisis yang berbeda.

Alur Analisis sekolah kelebihan Guru

Mengapa kelebihan guru menjadi masalah dalam distribusi guru saat ini?

Banyak beranggapan bahwa kelebihan guru dapat meningkatkan mutu pelajaran, karena siswa yang dikelola lebih sedikit, sehingga pengelolaan menjadi lebih efektif. Dari berbagai data menunjukkan bahwa banyak sekolah dengan rasio siswa-guru yang sangat kecil, bahkan kurang dari setengah standar SPM, ternyata sekolah itu mutunya releatif rendah dibandingkan dengan sekolah dengan rasio siswa-guru lebih besar.

Apakah kelebihan guru harus selalu dipindahkan ke sekolah lain yang mengalami kekurangan guru?

Jawabannya bisa ya bisa tidak, mengapa? Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan

Kekurangan guru Kelebihan guru Jumlah siswa

disekolah >108

Jumlah Penduduk Usia Sekolah meningkat Jarak dengan sekolah lain > 6 km Jumlah siswa di sekolah < 108 Jarak dengan sekolah lain < 6 km

Jumlah Penduduk Usia Sekolah menurun

(39)

Dalam jangka pendek, kelebihan guru sebagian harus didistribusikan ke sekolah lain yang mengalami kekurangan guru, tetapi dalam jangka penjang kelebihan guru tidak selalu harus didistribusikan ke sekolah lain, baik dalam kecamatan, antar kecamatan, dan antar kabupaten/kota.

Analisis berikut memberikan alternative-alternatif pilihan dalam penanganan kelebihan guru di sekolah. Sebagai gambaran, dari sekolah yang kelebihan guru, perlu menambahkan analisis sebagai berikut:

 Rasiso siswa terhadap rombel, apakah sekolah tersebut sekolah tergolong sekolah dengan jumlah siswa kecil atau sekolah besar

 Jika sekolah tersebut tergolong sekolah besar, langkah berikutnya adalah apakah sekolah tersebut telah memenuhi SPM?

 Selain itu, perlu dilihat apakah daerah tersebut telah memenuhi target pencapaian APK/APM sesuai dengan target Renstra dinas pendidikan kabupaten/kota.

JENJANG SD/MI Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan

Kekurangan guru Kelebihan guru Rasio siswa thd

guru/sekolah < 96

APK/APM telah memenuhi target Resntra

SPM rasio siswa rombel telah terpenuhi

Rasio siswa thd guru/sekolah > 96

SPM rasio siswa

rombel belum terpenuhi

APK/APM belum

(40)

29

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

JENJANG SMP/MTS

Alur analisis di atas khusus untuk menganalisi kelebihan guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Hal ini penting dilakukan, karena masalah yang lebih banyak terjadi pada tingkat kabupaten/kota adalah kelebihan guru.

Bagaimana memanfaatkan kelebihan guru agar mutu pendidikan menjadi lebih baik?

 Promosi jadi pengawas

 Kepala sekolah

 Fasilitator daerah (guru inti) Contoh rumus yang digunakan Kebutuhan Guru Kelas

Ketersediaan guru Kebutuhan guru Analisis Kebutuhan Kekurangan guru Mapel

Kelebihan guru Mapel jumlah siswa di sekolah < 108 APK/APM telah memenuhi target Resntra SPM rasio siswa rombel telah terpenuhi

Jumlah siswa di sekolah > 108

SPM rasio siswa rombel belum terpenuhi

APK/APM belum

(41)

Jenjang SMP

Jumlah Rombel ideal

Jumlah Jam tersedia (jt)menggunakan rumus sebagai berikut:

(42)

31

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Kebutuhan Guru pada jenjang SMA

(43)

Lembar Kerja Peserta 2.1

Jika sebagian besar sekolah pada jenjang SD/MI kekurangan guru kelas, di sisi lain kelebihan guru agama dan guru olah raga.

1. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar sebesar 0,80 2. Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 3. Rata-rata jam mengajar guru agama 12 jam

4. Rata-rata jam mengajar guru olah raga sebesar 15 jam

Analisis apa yang diperlukan agar dapat memberikan alternatif kebijakan yang tepat pada masing-masing data di atas?

Langkah 1. Rasio guru kelas terhadap rombongan belajar sebesar 0,80 Langkah analisis berikutnya:

a) ... b) ... c) ...

Langkah 2. Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 Langkah analisis berikutnya:

a) ... b) ... c) ...

Langkah 3. Rata-rata jam mengajar guru agama 12 jam Langkah analisis berikutnya:

a) ... b) ... c) ...

Langkah 4. Rasio siswa terhadap rombongan belajar sebesar 21 Langkah analisis berikutnya:

a) ... b) ... c) ...

(44)

33

UNIT 2: Kerangka Analisis Distribusi Guru

Lembar Kerja Peserta 2.2

Jika sebagain besar sekolah pada jenjang SMP/MTs kelebihan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS, analisis apa yang diperlukan agar dapat memberikan alternatif kebijakan yang tepat?

1. Rata-rata jumlah jam mengajar guru Bahsa Indonesia sebesar 18 jam perminggu

2. Rata-rata jumlah jam mengajar guru IPS sebesar 21 jam per minggu

Dari data tersebut, analisis apa yang perlu dilakukan untuk memperoleh alternatif-alternatif kebijakan

1. ... 2. ... 3. ... 4. ...

(45)
(46)

35

(47)
(48)

37

(49)
(50)

1 UNIT 1: Mengenal USAID PRIORITAS dan Tujuan Penataan dan Pemerataan Guru

UNIT 3

PENGENALAN

SOFTWARE DAN

PENYIAPAN DATA

(51)
(52)

41 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

UNIT 3

PENGENALAN SOFTWARE DAN PENYIAPAN

DATA -

Waktu: 3 jam dan 15 menit (195 menit)

Pengantar

Analisis data oleh Dinas Pendidikan selama ini masih sering dilakukan secara manual. Ini yang menyebabkan proses analisis dianggap rumit dan memerlukan skill ICT yang tinggi. Berbagai software yang dapat digunakan untuk analisis sudah dikembangkan, dari Microsoft Excel sampai SPSS. Tetapi seringkali pengolahan dengan berbagai software inipun masih memerlukan langkah-langkah manual untuk pengumpulan, entri data, desain analisis, dan juga penyajiannya.

Sementara itu sistem informasi Pendidikan yang dikembangkan berbagai lembaga seringkali didesain terlalu kaku untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing lembaga, tanpa mempertimbangkan kemungkinan penggunaan bagi institusi dan lembaga lain yang menjadi sumber atau mendukung pengumpulan data itu sendiri seperti pihak sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota ataupun dinas Pendidikan provinsi.

USAID PRIORITAS, melanjutkan pendekatan dari USAID DBE 1 telah mengembangkan software sederhana untuk membantu Sekolah, Dinas Pendidikan baik Kabupaten/Kota ataupun Provinsi yang belum mengembangkan sistem tersendiri untuk membantu melakukan analisis.

Software tersebut adalah SIMPK yang sumber datanya berbasis pada DAPODIK (SIMPK-DAPODIK). Software ini menggunakan Microsoft Office sebagai platform dasar, dengan

Microsoft Access sebagai basis datanya, dan Microsoft Excel sebagai alat analisis terutama

fitur Pivot-Table dan PivotChart.

Dalam unit ini kita akan memperkenalkan software ini kepada peserta, dan memberikan kesempatan bagi peserta mempraktikan penggunaan software ini

Akan tetapi sebaik-baik sistem analisis ataupun pendataan, mutu sumber data adalah kunci utama keberhasilan analisis. Oleh karena itu dalam tahap ini juga dilakukan reviu dari pendampingan antara tahap Sosialisasi dan Workshop 1 (analisis data), dimana data terakhir terkumpul akan dilihat dan direview untuk melihat berapa persen cakupan dari data terhadap keadaan riil yang telah diketahui sebelumnya.

Tetapi dalam reviu ini pula akan ditekankan kembali kepada peserta, bahwa tujuan akhir dari reviu adalah bukan pada data yang lengkap 100% dan akurat 100%, akan tetapi lebih untuk melihat karakteristik dari data yang sudah terekam.

(53)

Tujuan

Tujuan dari unit ini adalah:

1. Memperkenalkan software SIMPK-DAPODIK 2. Mengajarkan penggunaan SIMPK-DAPODIK dalam:

a. Pengumpulan dan impor data b. Verifikasi data

c. Menghasilkan output data dan melakukan analisis pada output tersebut 3. Menggunakan PivotTable dan PivotChart

a. Membuat PivotTable

b. Menampilkan klasifikasi baris/kolom sederhana c. Melakukan filtrasi data

d. Menampilkan nilai sum/count/average 4. Reviu Data yang akan digunakan dalam analisis

Pertanyaan Kunci

1. Apakah fungsi, fitur, dan peran SIMPK-DAPODIK dalam analisis penataan dan pemerataan guru?

2. Bagaimanakah langkah-langkah untuk: a. Pengumpulan data

b. Impor Data

c. Menghasilkan output

3. Bagaimana langkah-langkah dasar untuk membuat dan mengolah Pivot Table dan Pivot Chart?

4. Bagaimanakah kelengkapan dan akurasi data dari Sistem Pendataan Dikdas (DAPODIK)?

(54)

43 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

Petunjuk Umum

Pada dasarnya unit ini dibagi menjadi dua bagian: (i) pengenalan software; (ii) riviu data. Tetapi kegiatan ini digabung menjadi satu unit mengingat perlunya fleksibilitas penyelenggaraan unit ini dikarenakan beberapa kondisi:

a. Kesiapan data DAPODIK: sebelum atau pada saat acara WS #1 b. Besar data DAPODIK keseluruhan

Dua kondisi di atas akan menentukan dalam praktik impor dan penyiapan data apakah akan menggunakan seluruh data atau data sampel, menggunakan data riil masing-masing kabupaten/kota atau menggunakan data kabupaten/kota yang lain.

Bila kita akan melakukan impor seluruh sekolah, maka proses reviu seyogyanya dilakukan setelah praktik impor dan generate data selesai dilakukan.

Bila kita akan melakukan impor sebagian, atau menggunakan kabupaten lain – dan data lengkap telah disediakan sebelumnya, maka reviu data seyogyanya dilakukan sebelum proses impor, karena akan memberikan ruang lebih banyak untuk diskusi perbaikan/pelengkapan data.

Sumber dan Bahan

1. Paparan I: Pengenalan Software, dan Pengingat mengenai Peran dan Fungsi Data 2. Sumber data sekunder untuk:

a. Jumlah Sekolah – menurut status

b. Jumlah Guru – menurut status kepegawaian c. Jumlah Murid

3. Notebook + LCD/Proyektor + Sound System

Waktu

Penyelenggaraan sesi ini adalah selama 3 jam dan 15 menit, dibagi menjadi dua kelompok waktu:

Bagian I: Pengenalan Software akan memakan waktu 90 menit Bagian II: Reviu data akan memakan waktu 105 menit

(55)

Ringkasan Sesi

Introduction (5 menit) Fasilitator akan memaparkan tujuan, pertanyaan kunci dan tahapan kegiatan, untuk kedua bagian.  Connection (20 menit) Fasilitator memaparkan peran dan fungsi SIMPK DAPODIK, mengupas lagi praktik analisis yang baik, dan gambaran umum penggunaan SIMPK DAPODIK  Application 135 menit Peserta melakukan praktik: Impor, Generate, dan Pivot Table Dasar dibawah panduan fasilitator  Reflection (20 menit) Fasilitator membantu peserta me-refleksikan kemampuan peserta dalam menggunaan SIMPK Fasilitator kemudian merefleksi-kan kondisi kelengkapan data yang ada saat itu, dan apa yang mungkin dilakukan untuk mem-perbaiki kelengkapan data  Extension (15 menit) Peserta merumuskan langkah-langkah perbaikan data yang mungkin dilakukan, atau menyusun karakteristik dari data yang terkumpul untuk menjadi pertim-bangan dalam analisis ke depan. Bila ada proses validasi, verifikasi atau update data, maka Peserta membuat kesepakatan untuk pembagian tugas dan penjadwalan untuk dibawa di RTL.

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

Fasilitator membuka kegiatan unit ini dengan mengucapkan salam, dan menanyangkan Paparan. Sebelum memulai paparan, secara ringkat Fasilitator menerangkan latar belakang, tujuan, dan pertanyaan kunci unit ini, dan ditutup dengan tahapan kegiatan unit ini, sesuai dengan adaptasi dari kondisi yang diangkat di bagian Petunjuk Umum.

(56)

45 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

Connection (20 menit)

Fasilitator menayangkan fungsi SIMPK-DAPODIK, manfaat tujuan dan langkah-langkah umum penggunaannya. Dalam sesi ini dilakukan sedikit pengulangan mengenai praktik yang baik bagi analisis untuk pengambilan kebijakan. Pengulangan ini untuk memberikan paparan kepada peserta yang mungkin tidak terlibat dalam sosialisasi, atau penekanan bagi yang sudah terlibat.

Application (135 menit)

Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, satu kabupaten/kota satu kelompok. Bila dimungkinkan ada fasilitator pendamping untuk setiap kelompok, tetapi bila kurang maksimal satu pendamping untuk dua kelompok.

Peserta melakukan praktik impor data, untuk kemudian melakukan generate data. Bila proses ini untuk keseluruhan sekolah dianggap cukup lama, bisa menggunakan sebagian tertentu data (satu-dua kecamatan) Tetapi sebelum acara dimulai, fasilitator telah menyiapkan output/generate untuk masing-masing kelompok dengan data yang sesuai. Setelah proses impor selesai, dilakukan reviu data ringan untuk membandingkan data yang diimpor dengan data terekam dalam SIMPK-DAPODIK. Setelah teryakinkan tidak ada anomali dalam impor, maka peserta kemudian melakukan generate output.

Bila peserta mengimpor seluruh data, maka hasil generate output dapat langsung digunakan untuk berlatih, bila tidak, maka fasilitator akan memberikan hasil SIMPK-DAPODIK yang sudah berisi data, dan hasil generate output untuk masing-masing kelompok.

Tahap akhir dari proses aplikasi adalah pengenalan mengenai PivotTable dan PivotChart. Fasilitator utama memaparkan bagian terakhir dari Paparan yang berisi 5 soal pivotTable dan pivotChart. Dengan runut dan sabar fasilitator akan memperkenalkan kepada peserta apa yang dimaksud dengan Pivot Table, bagaimana menampilkan data dan pengelompokan data.

Setelah ini selesai, kita akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu – refleksi. Dimana salah satu hal yang direfleksikan adalah bagaimana kelengkapan data yang ada.

C

(57)

Reflection (20 menit)

Fasilitator mengajak peserta untuk merefleksikan dua hal:

a. Kemampuan peserta mengoperasikan SIMPK-DAPODIK, apakah peserta mampu mengoperasikan software dan output SIMPK-DAPODIK (mandiri/tanpa bimbingan fasilitator)

b. Bagaimana kondisi data yang tersedia, apakah data yang terekam sudah memadai (cukup).

Bila verifikasi/pelengkapan data kecil masih memungkinkan, peserta diminta untuk mempertimbangkan bagaimana melakukan hal ini secara efektif/seefisien mungkin. Fasilitator harus mampu memberikan kepercayaan diri kepada peserta bahwa data yang ada sudah memadai dan bisa dimulai melakukan analisis. Adapun bila ada update data, analisis dapat di-refresh dengan menggunakan data yang baru tanpa adanya pengulangan. Itupun, yang sering terjadi, tidak ada perubahan besar/signifikan dari hasil analisis.

Extention (15 menit)

Dari hasil refleksi, fasilitator mengambil kesimpulan apakah yang akan dilakukan peserta dalam waktu Extention yang tersedia:

1. Melakukan pengulangan/pendalaman proses SIMPK-DAPODIK 2. Melakukan pelengkapan/verifikasi data ringan

3. Melakukan analisis data ringan

Selain itu, Fasilitator harus mengajak peserta untuk mau secara mandiri melakukan proses impor dan generate, serta melakukan analisis dengan pivoting dasar. Bila diperlukan verifikasi/pelengkapan data yang cukup besar, dalam tahap ini fasilitator harus mencatatnya untuk kemudian mengangkat kembali isu ini dalam Rencana Tindak Lanjut

Fasilitator menutup acara dengan mengajak peserta untuk melakukan analisis yang lebih komplek dan mendalam yang akan dilakukan di Unit 3.

Pesan Utama

Penggunaan data penting untuk kesempurnaan data. Proses analisis dapat dilakukan oleh semua orang, dengan bantuan SIMPK-DAPODIK dan juga PivotTable dan PivotChart. Makin sering data digunakan maka makin banyak perbaikan data dapat dilakukan, makin sering melakukan analisis maka kemampuan analisis dan olah data peserta juga akan semakin baik.

R

(58)

47 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

(59)
(60)

49 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

(61)
(62)

51 UNIT 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data

(63)
(64)

53 UNIT 4: Analisis Data

UNIT 4

(65)
(66)

55 UNIT 4: Analisis Data

UNIT 4

ANALISIS DATA -

Waktu: 7 jam (420 menit)

Pengantar

Dalam unit ini peserta akan melakukan praktik dari analisis data. Unit ini akan melakukan analisis berdasarkan kerangka analisis yang telah diulas di Unit 1 WS#1. Analisis dimulai pada tahap yang paling sederhana seperti jumlah sekolah, jumlah siswa, dan juga jumlah anak usia sekolah menurut wilayah.

Semua output yang akan dilakukan dalam Unit ini sebetulnya sudah dapat dihasilkan oleh SIMPK-DAPODIK. Akan tetapi dalam unit ini output pivoting yang dihasilkan tidak akan digunakan karena peserta akan melakukan penghitungan secara manual. Hal ini dilakukan agar:

a. Peserta memahami Indikator-indikator yang digunakan

b. Peserta mampu mengubah indikator tersebut menjadi rumus-penghitungan c. Peserta mampu mengembangkan analisis secara mandiri.

Selain itu dalam unit ini peserta akan merekam/mencatat nilai-nilai indikator dalam analisis untuk diangkat sebagai kandidat isu strategis.

Analisis dilakukan dengan langkah-langkah yang hampir selalu sama. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung indikator untuk tingkat Kabupaten/Kota

2. Menghitung indikator pada jenjang yang lebih rendah (Kecamatan, Desa/Kelurahan, Sekolah)

3. Membandingkan dengan atribut sekolah (Negeri/Swasta, Perkotaan/Pedesaan/ Terpencil, Tingkat Kemiskinan)

4. Melakukan tabulasi silang dengan indikator lain 5. Membuat kesimpulan

Setelah penyusunan kesimpulan, peserta diminta merekam hasil ini dalam lembar kerja untuk kemudian digunakan dalam diskusi di unit berikut yaitu identifikasi isu strategis.

(67)

Tujuan

Tujuan dari unit ini adalah menyelesaikan penyiapan tabel-tabel analisis, membaca tabel tersebut dan menyiapkan simpulan bagi masing-masing indikator bila memang ditemukan kesenjangan antara kinerja Kabupaten/Kota atau Sekolah dengan standar yang digunakan. Analisis, pembacaan dan simpulan ini akan direkam dalam Lembar Kerja untuk memudahkan pengelolaan, kerunutan, analisis, dan juga penyusunan narasi

Kerangka analisis dan indikator yang digunakan dalam unit ini mengacu pada Unit 1 WS#1. Hasil dari unit ini adalah daftar kesenjangan indikator kinerja penataan dan pemerataan guru untuk kemudian didiskusikan lebih lanjut di unit 4.

Selain penghitungan di atas, unit ini juga bertujuan mengembangkan lebih lanjut kemampuan Pivoting dari peserta, sehingga diharapkan peserta mempunyai kapasitas untuk mengembangkan analisis lebih lanjut, melakukan analisis mandiri dan menggunakan kapasitas Pivoting peserta untuk melakukan analisis bagi data-data lain yang dimiliki.

Pertanyaan Kunci

Pertanyaan Kunci dari Unit ini adalah:

1. Indikator kinerja apa sajakah dari daftar indikator penataan dan pemerataan guru yang memiliki kesenjangan dengan standar yang ada?

a. Sebarapa jauh kesenjangan tersebut?

b. Bagaimana bila dibandingkan kinerja kabupaten/kota lain?

c. Apakah kesenjangan tersebut mencakup semua wilayah atau hanya kecamatan/desa/ kelurahan tertentu?

d. Apakah kesenjangan tersebut merata, atau ada kriteria wilayah atau atribut tertentu dari sekolah?

e. Apakah ada keterkaitan kesenjangan ini dengan indikator lain?

2. Bagaimanakah cara untuk melakukan penghitungan masing-masing indikator dan melakukan penyajiannya dalam bentuk PivotTable, dan PivotChart.

(68)

57 UNIT 4: Analisis Data

Petunjuk Umum

Unit ini adalah unit yang cukup panjang. Dikerjakan dalam kelompok masing-masing kabupaten/kota. Mayoritas waktu dalam unit ini dihabiskan dalam tahap Application, terutama dalam praktik. Praktik dilakukan dalam dua tahap, yaitu:

1. Praktik penghitungan, penyiapan dan analisis indikator

Praktik ini adalah praktik analisis Pivoting. Disini peserta diminta untuk melakukan pivoting untuk masing-masing indikator bila memungkinkan, atau sebagian indikator – bila waktu terbatas atau kemampuan peserta tidak memungkinkan untuk itu.

Hampir semua output sebetulnya bisa dikomputasikan dan disiapkan oleh Software SIMPK-DAPODIK. Tetapi untuk pelatihan ini pivoting yang dihasilkan belum diberikan kepada peserta untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melakukan analisis dan Pivoting.

2. Paparan/Kunjung Karya dari indikator yang mengalami kesenjangan dan menjadi kandidat isu strategis

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan diskusi antar kelompok, sehingga peserta dapat melakukan pembandingan kinerja layanan antar kabupaten/kota. Karena pembandingan dengan kinerja kabupaten/kota yang lain merupakan salah satu langkah dalam analisis.

Bila diputuskan untuk melakukan kunjung karya, maka peserta tidak menggunakan lembar kerja tapi flip-chart.

Bila diputuskan untuk paparan, maka peserta menggunakan lembar kerja – untuk kemudian dipindahkan ke dalam Powerpoint.

Sumber dan Bahan

1. Paparan Unit 3: Pengenalan Software dan Penyiapan Data 2. Paparan Unit 4: Analisis Data

3. Lembar Kerja untuk Analisis dan Penentuan Isu Strategis 4. Notebook + LCD/Proyektor + Sound System + Flip Chart

(69)

Waktu

Unit ini idealnya menggunakan waktu selama 7 jam (420 menit). Tetapi bisa disesuaikan terutama bila kapasitas ICT peserta dianggap belum memenuhi untuk pembelajaran PivotTable dan PivotChart, sehingga bisa langsung ke pembacaanya saja.

Ringkasan Sesi

Introduction (5 menit) Fasilitator akan memaparkan tujuan, pertanyaan kunci dan tahapan kegiatan, untuk kedua bagian.  Connection (30 menit) Fasilitator memaparkan cara tahap-tahap analisis, rasionalitas tahap tersebut.  Application (360 menit) Fasilitator memaparkan ulang kerangka analisis. Peserta menghitung indikator-indikator yang ditampilkan satu persatu. Hasil analisis diisikan ke lembar kerja untuk kemudian dipaparkan atau kunjung karya  Reflection (15 menit) Peserta melakukan refleksi dari pengalaman melakukan penghitungan dan analisis, untuk melihat pemahaman mereka dan penguatan apa yang diperlukan, serta analisis apa yang perlu diperdalam  Extension (10 menit) Fasilitator mendisuksikan dengan peserta mengenai analisis lanjut, atau pendalaman untuk penghitungan analisis, serta membaca lebih detail kerangka analisis. Dan menekankan perlunya kegiatan mandiri untuk itu.

(70)

59 UNIT 4: Analisis Data

Rincian Langkah-langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

Fasilitator membuka kegiatan unit ini dengan mengucapkan salam, dan menayangkan Paparan. Sebelum memulai paparan, secara ringkas Fasilitator menerangkan latar belakang, tujuan, dan pertanyaan kunci unit ini, dan ditutup dengan tahapan kegiatan unit ini. Jelaskan kepada peserta bahwa unit inilah inti dari kegiatan peserta pada Workshop I, yaitu analisis data.

Connection (30 menit)

Di unit ini fasilitator menjelaskan mengenai hal-hal berikut:

 Tahap-tahap analisis yang merupakan sari dari praktik yang baik: o Menghitung Indikator Kabupaten (rata-rata kinerja) o Pendalaman/pengelompokan

o Identifikasi Sekolah/Guru berkinerja rendah

 Lembar Kerja

 Flipchart untuk masing-masing kelompok

 Metaplan untuk menulis tahapan analisis

Fasilitator sekedar mengingatkan rasional dari tahap-tahap tersebut, karena telah banyak diulas pada diskusi-diskusi di awal mengenai praktik yang baik.

Penekanan justru diberikan mengenai Lembar Kerja yang akan digunakan secara kontinyu dari analisis data sampai dengan penentuan isu strategis. Tekankan pentingnya menggunakan lembar kerja agar analisisi dan penentuan isu strategis bisa direkam, dan lebih terpimpin dan runut.

Application (360 menit)

Dalam tahap ini aplikasi dilakukan menurut kelompok kabupaten/kota. Tahap ini adalah tahap utama dari unit ini, dimana peserta mengerjakan penghitungan dan analisis untuk setiap indikator. Paparan melanjutkan paparan sebelumnya yang mencantumkan analisis-analisis yang akan dilakukan dan dibagi menjadi dua kelompok:

I

C

(71)

1. Analisis Utama yang berisi indikator-indikator utama yang akan diukur kesenjangannya. Indikator ini dikelompokan menjadi: (a) Kebutuhan dan kecukupan guru; (b) Kualifikasi guru; dan (c) Outflow guru.

2. Analisis pendukung adalah indikator-indikator terkait dengan indikator utama yang bisa membantu pengukuran kesenjangan atau sebab akibat dari kesenjangan indikator utama. Analisis pendukung ini dapat digunakan melihat seberapa besar cakupan/dampak dari indikator utama dan mengklasifikasikan apakah kesenjangan tersebut adalah isu strategis atau tidak.

3. Hasil analisis kemudian dicatat pada kolom hasil penghitungan

4. Peserta kemudian membandingkan hasil penghitungan ini dengan standar yang sesuai dalam kolom kesenjangan

5. Agar tim dapat dengan mudah melihat kembali proses analisis, file hasil PIVOT dicatat pada kolom sumber rujukan

Fasilitator memulai dengan mencontohkan penghitungan dan analisis indikator-indikator pertama, dan kemudian menjelaskan analisis dan simpulan yang dihasilkan. Setelah peserta dianggap sudah cukup lancar menggunakan PivotTable, maka peserta secara bergantian diminta untuk melakukan didepan, dalam melakukan Pivoting, serta analisis sederhana. Bila ada perbedaan kecepatan antar kelompok, untuk kelompok yang lebih cepat dapat diberikan salinan dari paparan sehingga mereka bisa mengerjakan lebih banyak tanpa harus menunggu kelompok yang lain.

Bebaskan peserta untuk menggunakan kreativitasnya untuk menyajikan, mengelompokan data, dan juga melakukan tabulasi silang. Ajak peserta untuk berdiskusi indikator apa saja yang cocok untuk digunakan dalam tabulasi silang, dan apa alasannya. Dalam melakukan tabulasi silang, kita tidak hanya mencari penyebab, atau dampak dari indikator utama. Bisa tabulasi silang murni hanya untuk melihat prevalensi indikator yang satu dengan indikator yang lain. Ingatkan peserta untuk terus mengisi informasi yang diperoleh pada lembar kerja. Selain itu bila memungkinkan peserta diharuskan menulis ringkasan informasi tersebut dalam metaplan dan flipchart untuk memudahkan kunjung karya. Bila tidak memungkinkan, maka peserta diminta untuk merekam informasi ringkas ini dalam Powerpoint untuk paparan.

Sisakan waktu yang cukup di akhir tahap ini untuk melakukan kunjung karya/paparan. Kunjung Karya/Paparan ini dilakukan memperluas wawasan peserta dalam melakukan analisis, serta memberikan perbandingan kinerja antar Kabupaten/Kota. Bila analisis pada indikator kinerja antar kabupaten/kota tidak berbeda jauh, maka isu kesenjangan yang ditemukan di tingkat Kabupaten/Kota dapat diangkat menjadi isu provinsi.

(72)

61 UNIT 4: Analisis Data

Reflection (15 menit)

Pada tahap ini, fasilitator mengajak peserta untuk merefeleksikan tiga hal:

1. Informasi atau hasil analisis apa sajakah yang diperoleh peserta. Bagaimana mereka melihat kinerja layanan pendidikan di Kabupaten/Kota masing-masing terutama dalam penataan dan pemerataan guru.

Apakah ada hal-hal lain yang ingin diketahui, analisis apa yang ingin dilakukan lebih lanjut?

2. Bagaimanakah kemampuan pemahaman peserta terhadap tahap-tahap analisis? Bagaimana kemampuan untuk melakukan Pivoting. Apakah perlu ada pendalaman atau pemantapan – baik di dalam sesi ini atau mandiri.

3. Bagaimana kinerja layanan pendidikan di Kabupaten/Kota dibanding dengan standar (SPM atau SNP)?. Fasilitator menanyakan kepada peserta untuk mengaitkan kinerja dengan standar yang sesuai.

Extention (10 menit)

Fasilitator mengumpulkan dari tahap refleksi kegiatan lanjut apa yang akan dilakukan terkait dengan Unit ini. Kegiatan lanjut ini seyogyanya dilakukan secara mandiri oleh peserta, dengan fasilitator melakukan pendampingan terbatas ketika fasilitator akan melakukan kunjungan pendampingan.

Tetapi bila memang diperlukan tidak dibatasi bahwa fasilitator melakukan pendampingan intensif pada saat kunjungan.

Pesan Utama

Analisis yang hanya menggunakan indikator di tingkat Kabupaten/Kota tanpa adanya pendalaman sering menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Bila tidak dilakukan pendalaman dalam analisis, maka sering Kabupaten/Kota cepat puas dengan rata-rata indikator yang memadai, dan melupakan bahwa rata-rata indikator itu berarti ada sekolah yang kinerjanya lebih tinggi dari indikator kinerja tersebut, tetapi banyak pula sekolah yang dibawah rata-rata tersebut. Karena itu maka tidak ada bantuan/dukungan terhadap sekolah-sekolah berkinerja rendah tersebut.

R

(73)

Selain itu, isu pemerataan mutu yang sering dimunculkan sebagai salah satu pilar dalam Perencanaan Strategis Kementerian Pendidikan mewajibkan untuk melakukan analisis yang lebih mendalam.

Tetapi analisis mendalam ini masih sering dihindari karena kerepotan yang menyertainya. Dalam unit ini kita mendalami penggunaan pivot tabel yang dapat membantu analisis mendalam.

(74)

63 UNIT 4: Analisis Data

(75)
(76)

65 UNIT 4: Analisis Data

(77)
(78)

67 UNIT 4: Analisis Data

Lembar Kerja 4.1

(contoh lembar kerja, gunakan format softcopy)

(79)
(80)

69

UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis

UNIT 5

IDENTIFIKASI ISU

STRATEGIS DALAM

PENATAAN DAN

(81)
(82)

71

UNIT 5: Identifikasi Isu Strategis

UNIT 5

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS DALAM

PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU

Waktu: 150 menit

Pengantar

Isu tentang ketidakseimbangan penyebaran guru di sekolah, baik sebagai guru kelas, maupun guru matapelajaran terus berlarut, tanpa ada pemecahan yang konkrit mulai pada jenjang satuan pendidikan, kabupaten/kota, propinsi, hingga nasional. Dampak dari ketidakseimbangan penyebaran guru ini menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan keprofesian guru secara berkelanjutan.

Salah satu sebab dari ketidakseimbangan penyebaran guru adalah sistem informasi guru yang dibangun secara terpadu belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Sumber data yang memadai melalui DAPODIK (Data Pokok Pendidikan) belum dimanfaatkan secara maksimal. Data tersebut belum dianalisis secara rinci berdasarkan kebutuhan informasi untuk kebijakan, baik dalam peningkatan mutu layanan pendidikan secara umum, maupun untuk kebijakan pentataan dan pemerataan guru.

Peraturan Bersama 5 Menteri, yaitu Mendikbud, Mendagri, MenPAN dan RM, MenAg, dan MenKeu tahun 2011 tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS merupakan langkah awal untuk menata dan memeratakan guru antar sekolah, kabupaten/kota, dan antar provinsi.

Untuk menindaklanjuti Perber 5 Menteri tersebut, Kemdikbud telah membuat Petunjuk Teknis (Juknis) untuk pelaksanaan penataan tersebut. Namun demikian, Juknis tersebut belum cukup dapat dijadikan panduan oleh staf Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Untuk membantu Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan provinsi mengimplementasikan Perber tersebut, USAID PRIORITAS mengembangkan Modul Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru. Pada Workshop 1 Unit 5 diharapkan para peserta workshop dapat mengidentifikasi isu-isu strategis yang ada di kabupaten/kota berkaitan dengan penataan dan pemerataan guru. Hasil identifikasi isu strategis ini akan digunakan sebagai bahan perumusan kebijakan yang akan dibawa dalam Workshop Analisis Kebijakan.

Gambar

Diagram 2: Kerangka Analisis Kecukupan dan Kebutuhan Guru
Diagram 1: Identifikasi Isu Strategis dalam Distribusi Guru
Diagram  di  atas  menunjukkan  bahwa  rasio  siswa  terhadap  guru  tergolong  mewah,  bandingkan  dengan  Negara  lain,  dimana  posisi  ketersediaan  guru  di  Indonesia  di  antara Negara-negara lain, termasuk negara maju

Referensi

Dokumen terkait

Survei pada Tingkat Air Tinggi (TAT) mencakup sungai utama antara Muara Kaman (+. 180 km dari muara) hingga Melak (+ 350 km dari muara), termasuk anak sungai Kedang Rantau,

(3) Dalam hal peserta pekerja penerima upah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a telah memperoleh jaminan kesehatan yang manfaatnya tidak kurang dari yang dijamin

Dari hasil pengujian mengenai pengaruh magnetisasi pada saluran bahan bakar dengan Variasi kuat arus magnet dan jarak penempatan magnet pada saluran

Sebutkan strategi umum perusahaan dan jelaskan bagaimana kita akan mengimplementasikannya dalam program bisnis yang efektif.Tentukan apakah strategi kita didasarkan teknologi

Sosok kelahiran Majenang 1979 yang saat ini juga sebagai pengajar ekstra kurikuler batik di SMAN 1 (teladan) Yogyakarta, pada saat masih mahasiswa lebih memilih

Panaskan minyak, tumis bawang putih hingga harum, masukkan bawang bombay, tumis kembali, masukan kecap manis, saus tomat, kecap inggris, lada bubuk, pala, daun salam, garam

SIUP-MB yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku dan tidak dapat diberikan SIUP-MB baru atas tempat penjualan minuman beralkohol bagi badan usaha dalam hal

(3) Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi standar