• Tidak ada hasil yang ditemukan

Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Sasaran Program

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Mediheryanto, S.H, M.H. NIP (Halaman 57-67)

PERENCANAAN KINERJA

E. Monitoring dan Evaluasi Pencapaian Sasaran Program

Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan rangka menjamin terlaksananya pencapaian program kegiatan selama tahun 2021 agar kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana aksi, target dan output yang

41

telah ditetapkan dalam RAPK dan AJK kegiatan pada masing-masing pelaksana kegiatan. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilaksanakan antara lain :

1. Rapat Kerja Daerah (Rakerda) terkait Program dan Anggaran Bangga Kencana Provinsi Sumatera Selatan yang dilaksanakan di awal tahun sebagai sarana strategis untuk meningkatkan komitmen dan peran pemerintah serta mitra kerja dalam peningkatan akses dan kualitas pelaksanaan Program Bangga Kencana di Provinsi Sumatera Selatan.

Sebagai bentuk komitmen OPD KB Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana, maka pada kegiatan ini juga akan dilakukan penandatanganan Kesepakatan Kinerja Tahun 2021.

2. Rapat Pengendalian Program dan Anggaran Program (Radalgram) Bangga Kencana dilaksanakan secara berkala setiap bulan sebagai sarana evaluasi secara intern terhadap capaian kinerja dan realisasi anggaran terutama pada indikator yang terdapat pada Perjanjian Kinerja Tahun 2020 sehingga dapat terlapor perkembangan tentang pengelolaan kinerja baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota.

3. Telaah Tengah Tahun (Review) Program Bangga Kencana dilakukan secara rutin setiap tengah tahun untuk mengetahui gambaran pencapaian kinerja sekaligus sebagai sarana evaluasi atas kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan untuk mencapai sasaran strategis selama setengah tahun untuk kemudian dicari solusi strategis apabila ditemukan kendala dan permasalahan dalam pengelolaan program selama setangah tahun tersebut.

4. Evaluasi Rencana Aksi Pencapaian Kinerja (RAPK) dilakukan setiap bulan dengan cara membandingkan capaian kinerja terhadap target yang telah ditetapkan sesuai indicator sasaran strategis yang terpadap pada dokumen perjanjian kinerja tahun 2020. Dokumen Monev RAPK ini dibuat dan diupload ke website sebagai bentuk pelaksanaan Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan.

5. Monitoring dan evaluasi kinerja pada Aplikasi Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu (SMART) merupakan aplikasi berbasis web

42

yang dikelola oleh Kementerian Keuangan yang berfungsi untuk mengukur tingkat penyerapan anggaran dan realisasi output sesuai dengan PMK Nomor 214 Tahun 2017 Pengukuran Dan Evaluasi Kinerja Anggaran Atas Pelaksanaan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Dengan aplikasi ini, proses pelaporan hasil monitoring dan evaluasi anggaran menjadi lebih sederhana, terupdate secara online

dan data lebih akurat melalui website:

http://monev.anggaran.kemenkeu. go.id/smart yang datanya dapat diperoleh setiap bulan. Hasil kinerja yang tertera dalam aplikasi ini bisa dipantau langsung oleh Kementerian Keuangan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi terutama pelaksanaan Proyek Prioritas Nasional.

6. Monitoring dan evaluasi kinerja pada Aplikasi E-Monev merupakan salah satu instrument yang digunakan untuk menghimpun data dan informasi hasil pemantauan (data realisasi) pelaksanaan rencana pembangunan yang dikembangkan oleh BAPPENAS melalui website:

http://e-monev.bappenas.go.id sebagai alat bantu pelaksanaan pelaporan hasil pemantauan pelaksanaan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga termasuk Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini sesuai dengan amanat PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

7. Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran (IKPA) adalah Indikator yang ditetapkan Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) sebagai alat ukur untuk menentukan kualitas tingkat kinerja dari sisi kesesuaian perencanaan, efektifitas pelaksanaan anggaran, efesiensi pelaksanaan anggaran dan kepatuhan terhadap regulasi. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menjadi ukuran evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran yang memuat 13 indikator dan mencerminkan aspek kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan.

Pengukuran kinerja tahun 2020 pelaksanaan anggaran yang dilakukan dengan menggunakan variabel-variabel yang terkait dengan pelaksanaan anggaran sebagai indikatornya, yaitu :

43 a) Penyerapan Anggaran, b) Data kontrak,

c) Penyelesaian tagihan, d) Konfirmasi output,

e) Pengelolaan Uang Persediaan dan Tambahan uang persediaan, f) Revisi DIPA,

g) Deviasi Halaman III DIPA,

h) LPJ bendahara, Perencanaan kas, i) Kesalahan surat perintah membayar, j) Retur surat perintah pencairan dana, k) Pagu minus,

l) Dispensasi SPM.

8. Evaluasi ZI WBK

Penetapan wilayah Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM pada suatu instansi pemerintah merupakan wujud berjalannya sistem penyelenggaraan institusi yang reformasi birokrasi melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan professional dalam mewujudkan good governance dan clean government menuju aparatur BKKBN yang bersih dan bebas dari KKN, meningkatnya pelayanan prima serta meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja.

Tahun 2021, Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan dalam pemenuhan target sasaran program “Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan Program KKBPK” atas nilai Evaluasi Pembangunan ZI-WBK/WBBM, berdasarkan hasil penilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal ZI WBK/WBBM BKKBN untuk evaluasi tahun 2019, dimana evaluasi ZI WBK dibagi kedalam 2 indikator penilaian yaitu komponen hasil dan komponen proses/pengungkit. Komponen proses/pengungkit dilihat dari pemenuhan atas enam area perubahan yaitu manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan akuntabilitas, penguatan pengawasan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Komponen hasil dilihat dari hasil penilaian survey persepsi, tindak lanjut atas temuan internal dan eksternal dan tertib atas pelaporan LHKPN dan LHKASN pegawai di lingkungan

44

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan. Penilaian Evaluasi atas ZI WBK tahun 2019 Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan terinci disampaikan dalam BAB III. Capaian kinerja.

9. Evaluasi SAKIP

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan berupaya meningkatkan akuntabilitas atau pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran dalam rangka terwujudnya pemerintahan yang beroerientasi kepada hasil (result oriented government). Evaluasi atas implementasi SAKIP dilakukan terhadap lima komponen yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja. Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan telah menerima hasil evaluasi atas implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) atas unit organisasi eselon II Satuan Kerja Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan.

Hasil evaluasi SAKIP tersebut dipandang perlu sebagai sarana untuk:

a) Memperoleh informasi tentang implementasi SAKIP;

b) Menilai tingkat implementasi SAKIP;

c) Memberikan saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP;

d) Memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi periode sebelumnya.

Disamping itu, melalui Evaluasi SAKIP Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan ini diharapkan dapat meningkatkan capaian kinerja terhadap 5 komponen, yaitu Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Capaian Kinerja. Nilai hasil evaluasi atas implementasi SAKIP tingkat Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan tahun 2020 adalah 72,87 dengan predikat BB.

Berdasarkan hal tersebut diketahui terdapat penurunan sebesar 2,89 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 75,76.

10. Evaluasi SPIP

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan Proses integral antara tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan

45

keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasakan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu:

a) Lingkungan pengendalian b) Penilaian risiko

c) Kegiatan pengendalian d) Informasi dan komunikasi

e) Pemantauan pengendalian intern

Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sumatera Selatan telah menyelenggarakan penilaian maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dilaksanakan secara online melalui situs http://spip.bkkbn.go.id/ guna mengukur keberhasilan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern dalam Mendukung peningkatan kinerja pengelolaan administrasi pemerintahan yang baik serta transparasi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Pengendalian Intern Pemerintah dapat tercapai pada setiap penyelenggaraan kegiatan jika dimulai dari proses perencanan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pertanggungjawaban telah dilakukan secara tertib, terkendali, akuntabel, efektif dan efisien.

11. Monitoring melalui Aplikasi Lainnya

a) Monitoring dan Evaluasi Kampung Keluarga Berkualitas

Salah satu bentuk monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan di Subbid Analisis Dampak Kependudukan adalah Monitoring dan Evaluasi Kampung KB. Monitoring dan evaluasi Kampung KB dilakukan dengan cara pengklasifikasian berdasarkan performa Kampung KB yang termuat dalam website Kampung KB, dapat diakses melalui kampungkb.bkkbn.go.id.

Berdasarkan hasil pengamatan pengelolaan Kampung KB sampai dengan Desember 2021 diketahui dari 497 Kampung KB, 56,5 persen Kampung KB masih berada pada kategori Dasar, 18,7 persen Kampung KB berada pada Kategori Berkembang, 6,64 persen

46

kategori Mandiri dan 18,1 persen lainnya telah mencapai kategori Berkelanjutan.

Dengan melihat hasil tersebut, maka perlu dilakukan banyak pembinaan dan fasilitasi pada Kampung KB yang termasuk dalam kategori atau klasifikasi dasar dan berkembang. Selain itu juga perlu dilakukan advokasi kepada stakeholder terkait agar mau bersama-sama melakukan intervensi dan integrasi programnya di Kampung KB tersebut sehingga bisa menjadi Kampung KB yang mandiri dan berkelanjutan. Berikut tampilan website Kampung KB:

Gambar 2.2 Website Kampung KB

b) Monitoring dan Evaluasi Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk

Untuk mengetahui capaian indikator kinerja kegiatan Persentase pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk, dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan analisis dampak kependudukan tahun 2021 melalui aplikasi Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk yang dapat diakses melalui siperindu.online. SIPERINDU akan memudahkan pengelola program Analisis Dampak Kependudukan dalam memantau pelaksanaan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk baik di provinsi maupun kabupaten/kota, dengan membuat Rencana Aksi Pengendalian Penduduk yang diupload dalam aplikasi SIPERINDU. Berikut tampilan website SIPERINDU:

47

Gambar 2.3 Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk

c) Monitoring dan Evaluasi Rumah Data Kependudukan

Kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan di Subbid Penetapan Parameter Kependudukan adalah Monitoring dan Evaluasi Rumah Data Kependudukan (Rumah DataKu). Dilakukan dengan cara pengklasifikasian berdasarkan K/0 Rumah DataKu yang telah di input ke dalam e-monev DITRENDUK berdasarkan beberapa indikator klasifikasi paripurna. Klasifikasi Rumah DataKu Paripurna untuk di 18 Kampung KB percontohan yang merupakan target Pro PN tahun 2021, semuanya telah mencapai target tersebut. Akan tetapi untuk capaian klasifikasi paripurna Rumah DataKu di seluruh kampung KB hanya ada 46 Rumah DataKu dari 429 yang terlapor di e-monev DITRENDUK.

Dengan melihat hasil tersebut, maka perlu dilakukan banyak pembinaan dan fasilitasi pada Rumah DataKu yang termasuk dalam klasifikasi Sederhana dan lengkap. Selain itu juga perlu dilakukan peningkatkan klasifikasi Rumah Data Kependudukan di Kampung KB Percontohan menjadi Paripurna dengan cara meningkatkan Ketersediaan Data (minimal 4 jenis data), melengkapi Sarana Prasarana (minimal 3 sarana dan prasarana), penyajian data dalam bentuk buku data dan table data/infografis, serta berusaha

48

meningkatkan pemanfaatan data yang terdapat pada Rumah DataKu.

Bagi Pokja Rumah DataKu yang ada perubahan, maka PKB/PLKB sebagai Pembina wajib memberikan substansi materi Pengelolaan Rumah DataKu sehingga tidak menurunkan indicator klasifikasi RumahDataKu. Pokja Rumah DataKu melakukan update data terbaru setiap bulannya, sehingga dapat menyediakan data publik dalam bidang kependudukan di Kampung KB yang valid, terpercaya, dan selalu terbarukan bagi masyarakat umum.

d) Monitoring Penyusunan GDPK 5 Pilar di Kabupaten/Kota

Monitoring dan evaluasi Penyusunan GDPK 5 Pilar di Kabupaten/Kota dengan cara menginvetarisasi jumlah dokumen GDPK 5 Pilar yang telah dikumpulkan ke Bidang Pengendalian Penduduk untuk dilaporkan ke dalam e-monev DITRENDUK.

Berdasarkan hasil pengamatan dokumen GDPK 5 pilar sampai dengan Desember 2021 dari 17 kabupaten/kota, telah tercatat 6 kabupaten/kota yang telah menyusun dokumen GDPK 5 pilar. Untuk meningkatkan capaian penyusunan GDPK 5 Pilar tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Perlu adanya fasilitasi dan advokasi dengan Bappeda dan Lintas Sektor terkait anggaran penyusunan dan keterlibatan dalam tim penyusunan GDPK 5 Pilar. Sehingga peran strategis Grand Design Pembangunan Kependudukan sebagai faktor yang mempengaruhi situasi kependudukan di Indonesia sedemikian kompleks sehingga dengan struktur kelembagaan yang menanganinya saat ini membutuhkan koordinasi antar sektor dan kementerian/lembaga, antar pemerintah pusat dan daerah. Serta dinilai berpotensi menjadi landasan penanganan persoalan kependudukan yang terencana, sistematis dan berkesinambungan.

e) Monitoring Sistem Informasi Digital Rantai Pasok

Monitoring dan evaluasi Sistem Rantai Pasok Alokon (Alat dan Obat Kontrasepsi) yang dilakukan dengan koordinasi sub bidang Bina Kesertaan Keluarga Berencana Jalur Pemerintah dan Swasta (Jalpemswa) dengan sub bidang Barang Milik Negara (BMN) dan

49

juga koordinasi dengan penanggung jawab gudang alokon di 17 kab/kota se-Sumsel. Fungsinya adalah untuk mengetahui keadaan dan status distribusi alokon sehingga dapat memudahkan pengecekan berapa banyak stok yang tersedia pada gudang. Ada 2 aplikasi yang digunakan yaitu aplikasi Stokku dan aplikasi MIM Tools.

Tampilan aplikasi Stokku pada Smartphone setelah download ialah sebagai berikut:

Gambar 2.4. Tampilan aplikasi Stokku pada Smartphone

Tampilan aplikasi MIM Tools pada laptop dengan mengakses sirika.bkkbn.go.id ialah sebagai berikut:

50

Gambar 2.5. Tampilan aplikasi MIM Tools pada laptop

Harapannya dengan adanya aplikasi ini akan memudahkan untuk memonitor secara langsung ketersediaan stok alokon pada gudang.

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Mediheryanto, S.H, M.H. NIP (Halaman 57-67)

Dokumen terkait