• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1. Motivasi Kerja

Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau perbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku (Uno, 2017: 3). Motivasi sebagai intensitas dan arah perilaku. Intensitas perilaku mengacu pada tingkat usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, sedangkan arah perilaku adalah cara untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Motivasi juga sebagai penggerak atau pendorong bagi individu untuk melakukan sesuatu. Arah menunjukkan pada apakah individu mencari, mendekati, atau tertarik pada situasi tertentu (Al Akbar & Dilaga, 2021:

821).

Rusmani, dkk., (2019: 708) menyatakan bahwa “motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan cara dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup”. Motivasi adalah memberikan bimbingan yang tepat atau arahan, sumber daya dan imbalan agar mereka terinspirasi dan tertarik untuk bekerja dengan cara yang anda inginkan.

Pendapat senada, Ibrahim, et al., (2020: 32) mengemukakan bahwa “motivasi adalah proses membangkitkan perilaku, mempertahankan kemajuan perilaku, dan

17

menyalurkan perilaku tindakan yang spesifik”. Dengan demikian, motif (kebutuhan, keinginan) mendorong seseorang untuk bertindak. Motivasi adalah suatu proses yang dimulai dengan kebutuhan dalam diri manusia yang menciptakan kekosongan dalam diri seseorang.

Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan diri dan ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup, Kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain, Kebutuhan untuk mengaktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, dan potensi. Tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja seseorang, antara lain:kebutuhan pencapaian (need for achievement), yaitu dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk kembali, kebutuhan kekuatan (need for power), yaitu kebutuhan untuk membuat individu berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, kebutuhan hubungan (needfor affiliation), yaitu keinginan untuk menjalin suatu hubungan antar personal yang ramah dan akrab (Robbins & Judge, 2015: 283).

Pendapat lain diungkapkan Uno (2017: 64) bahwa motivasi dapat diartikan sebagai konsep yang dapat digunakan untuk menggerakkan individu agar memulai dan berperilaku secara langsung sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemimpin. Hal senada juga diungkapkan Kompri (2017: 60) mengemukakan,

“Motivasi kerja merupakan proses memberikan dorongan kepada anak buah agar dapat bekerja sejalan dengan batasan yang diberikan guru mencapai tujuan

18

organisasi secara optimal”. Proses pemberian dorongan tersebut adalah aktivitas yang harus dilakukan untuk menumbuhkan dorongan kepada pegawai untuk bekerja sejalan dengan organisasi. Dalam hal ini, kepala sekolah yang ingin menggerakkan guru untuk mengerjakan tugasnya harus memotivasi guru tersebut sehingga guru akan mengerahkan seluruh tenaga dan perhatiannya untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Apabila ada permasalahan, maka harus cepat untuk diatasi sehingga tujuan pendidikan yang telah dibuat dapat tercapai.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan tinggi rendahnya kinerja seorang guru. Motivasi juga berhubungan dengan faktor-faktor psikologis seseorang sebagai wujud hubungan antar sikap, kebutuhan dan kepuasan yang terjadi dalam diri manusia adalah berusaha memenuhi kebutuhannya baik yang bersifat material maupun non material. Pemenuhan kebutuhan yang bersifat material merupakan motivasi kerja yang berasal dari luar individu guru, minimal kebutuhan pokoknya, guru akan lebih fokus dalam bekerja dan menunjukkan kinerja yang sesuai profesinya. Motivasi perlu diberikan kepada guru agar kemampuan guru dalam melaksanakan tugas lebih baik lagi. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang (Katini, et al., 2020:

156). Jadi besar kecilnya pengaruh motivasi kerja pada kinerja guru tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang diusahakan untuk menimbulkan dan menjamin kelangsungan kegiatan seseorang, serta memberikan arah, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Motivasi erat hubungannya

19

dengan perilaku dan prestasi kerja. Hal ini memberi arti bahwa makin baik motivasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya maka makin baik pula prestasi kerjanya, atau sebaliknya. Motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Pemberian motivasi haruslah diarahkan untuk pencapaian tujuan. Itulah sebabnya perumusan tujuan dalam suatu organisasi haruslah jelas dan rasional. Hanya dengan kejelasan tujuan maka semua personal yang terlibat dalam oragnisasi dapat dengan mudah memahami dan melaksanakannya. Perbedaan fisiologis, psikologis, dan lingkungan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan pimpinan dalam memotivasi karyawan atau bawahan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa setiap karyawan atau bawahan memiliki perbedaan fisiologis, psikologis, serta berasal dari lingkungan yang berbeda.

b. Pengertian Motivasi Kerja

Pandangan kerja dan bekerja dewasa ini, bukanlah seperti pandangan konservatif yang menyatakan bahwa kerja jasmaniah adalah bentuk hukuman sehingga tidak disukai orang. Akan tetapi dewasa ini, kerja dan bekerja sudah menjadi kebutuhan. Permasalahan yang sering dihadapin suatu organisasi dalam hal ini sekolah adalah cara memotivasi guru agar dapat memberikan dampak kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan (Meindinyo & Ikurite, 2017: 22).

Motivasi kerja terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan kerja. Motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang. Motivasi adalah daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar bekerja sama dengan efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Kepuasan

20

terjadi jika seseorang mampu mencukupi kebutuhannya. Dorongan muncul berupa kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan.

Tujuan merupakan sasaran atau hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu.

Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan (Siahaan, et al., 2020: 2174).

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan antusiasme atau dorongan dan pekerjaan. Oleh karena itu motivasi kerja dalam psikologi sebagai moralitas booster (Renata et al., 2018: 45). Guru menjadi pendidik karena motivasi untuk mendidik. Jika Anda tidak punya motivasi, maka dia tidak akan berhasil dalam mengajar. Keberhasilan dari guru dalam mengajar karena motivasi adalah tanda dari apa yang dilakukan guru sudah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru, karena sesuai dengan minat keinginan mereka sendiri. Guru yang termotivasi dalam pekerjaan akan menimbulkan pekerjaan kepuasan, karena kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru untuk meningkatkan kinerjanya (Andriani et al., 2018: 20).

Motivasi kerja dapat diartikan sebagai keinginan atau kebutuhan yang melatarbelakangi seseorang, sehingga ia terdorong untuk bekerja (Rigby & Ryan, 2018: 133). Motivasi dapat memacu seseorang bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Motivasi dapat meningkatkan produktivitas kerja, sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan individu, kelompok, maupun organisasi. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dalam bekerja keras dan cerdas demi mencapai tujuan tertentu (Izah, 2020: 320).

21

Uno (2017: 71) mendefinisikan bahwa motivasi kerja guru sebagai suatu proses yang dilakukan untuk menggerakkan guru agar tercipta perilaku yang dapat diarahkan dalam upaya-upaya yang nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Seorang guru tidak hanya bertugas mendidik dan mengajar peserta didik, akan tetapi juga mempunyai kewajiban untuk memenuhi tugas-tugas dalam memajukan sekolah yang ditempatinya, dan menjalankan berbagai tugas sebagai proses menyejahterakan diri sendiri sebagai seorang guru yang profesional. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dalam kesuksesan pekerjaannya, guru tersebut harus mampu memotivasi diri sendiri untuk selalu bersemangat dalam bekerja. Motivasi kerja guru merupakan faktor yang sangat penting untuk memengaruhi kinerjanya dalam mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul pada aktual dalam diri seorang individu yang kemudian menggerakkan dan mengarahkan perilakunya. Motivasi merupakan perilaku yang dilakukan untuk memberi dorongan serta mempengaruhi seseorang agar mampu membangkitkan dan meningkatkan semangat untuk mencapai tujuan tertentu.

c. Indikator Motivasi Kerja Guru

Motivasi tidak dapat diamati secara langsung, untuk dapat menilai seseorang memiliki motivasi kerja, maka dapat dilihat dari tindak-tanduknya.

Munthe (2021: 85) menjelaskan bahwa motivasi terdapat pada diri setiap orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) tekun menghadapi tugas (dapat bekerja keras, terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum

22

selesai); (2) ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa); (3) menunjukkan minat untuk suskes; (4) lebih senang bekerja sendiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif); (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini; dan (8) senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Kompri (2017: 5) mengemukakan bahwa indikator dalam motivasi kerja adalah engagement, commitmen, satisfaction, dan turnover. Engagement adalah janji pekerja untuk menunjukkan tingkat antusiasme, inisiatif, dan usaha meneruskan. Seorang guru memiliki janji kerja dalam menjalankan tugasnya yang terdapat pada kode etik guru. Commitment adalah tingkatan di mana pekerja mengikat dengan organisasi. Seorang guru yang memiliki komitmen dalam tugasnya akan melakukan tanggung jawabnya dengan sepenuh hati. Ia merasa terikat dengan lingkungannya, dan mengutamakan tugasnya di pendidikan dibandingkan dengan urusan pribadinya. Satisfaction merupakan refleksi pemenuhan kontrol psikologis dan memenuhi harapan di tempat kerja. Dalam melaksanakan tugasnya guru akan mengalami kepuasan tersendiri. Apa yang telah dijalankannya sesuai dengan keinginan dalam dirinya bukan paksaan dari pihak lain. Turnover merupakan kehilangan pekerja yang dihargai. Maksudnya adalah proses di mana karyawan-karyawan meninggalkan organisasi. Karyawan yang meninggalkan organisasi akan memengaruhi motivasi kerja karyawan lain.

Uno (2017: 69) mengemukakan bahwa orang yang memiliki motivasi kerja tinggi bercirikan antara lain: (1) kinerjanya tergantung pada usaha dan kemampuan

23

yang dimilikinya; (2) memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sulit; dan (3) seringkali terdapat umpan balik yang konkret tentang bagaimana seharusnya ia melaksanakan tugas secara optimal, efektif, dan efisien. Indikator motivasi kerja guru sebagaimana kesimpulan dari uraian di atas: (a) kebutuhan akan berprestasi, (b) peluang untuk berkembang, (c) kebanggaan terhadap pekerjaan sendiri, (d) kebutuhan akan pengakuan, dan (e) gaji yang diterima. Indikator-indikator tersebut kemudian akan dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dan dijawab oleh guru dengan alternatif jawaban menggunakan Skala Likert, sehingga dapat mengungkap secara objektif tentang motivasi kerja berdasarkan persepsi guru.

Dokumen terkait