TINJAUAN PUSTAKA
D. Bank Syariah
4. Mudharabah dalam Perbankan Syariah
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008, pasal 1 angka 23 dijelaskan :
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan / atau UUS berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
commit to user
37 dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 Tertanggal 1 April 2000 tentang tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tentang tabungan mudharabah sebagai berikut :
1) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan
pihak lain
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya
6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
commit to user
38 Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah dijelaskan sebagai berikut :
1) Definisi
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2) Akad mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal), kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
3) Fitur dan mekanisme
Fitur dan mekanisme tabungan atas dasar akad mudharabah
adalah :
Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang disepakati
Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu yang disepakati
commit to user
39 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan
Tabungan ini dikelola dengan prinsip mudharabah mutlaqah
karena pengelolaan dana investasi tabungan ini sepenuhnya diserahkan kepada mudharib. Tabungan yang dikategorikan pada kelompok ini yaitu tabungan yang mempunyai batas-batas tertentu (tidak dapat ditarik sewaktu-waktu) seperti tabungan haji, tabungan walimah, tabungan kurban dan lain sebagainya.
Tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu , sesuai prinsip yang digunakan. Tabungan mudharabah merupakan investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan, oleh karena itu modal yang diserahkan kepada pengelola dan / mudharib (bank) tidak dapat ditarik sebelum akad tersebut berakhir. Hal ini disebabkan karena kelancaran usaha yang dilakukan oleh mudharib sehubungan dengan pengelolaan dana tersebut.
Penarikan tunai tabungan hanya dapat dilakukan dengan slip penarikan , sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan tentang tabungan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
commit to user
40 Perbedaan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah adalah :
No Tabungan Mudharabah Tabungan Wadiah
1 Sifat dana Investasi Titipan
2 Penarikan Hanya dapat dilakukan
pada periode/waktu
tertentu
Dapat dilakukan
sewaktu-waktu
3 Insentif Bagi hasil Bonus
4 Pengembalian
dana
Tidak ada jaminan
dikembalikan semua
Dijamin dikmbalikan semua
Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil, dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Periode perhitungan bagi hasil tersebut tidak harus sama dengan jumlah hari bulan yang bersangkutan, jumlah hari dalam periode perhitungan bagi hasil dihitung mulai tanggal awal periode (satu hari setelah tanggal tutup buku / perhitungan bagi hasil yang lalu) sampai dengan tanggal tutup buku atau perhitungan bagi hasil.
b. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu pada waktu perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
commit to user
41 Jenis deposito berjangka :
1) Deposito berjangka biasa
2) Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan, perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru/ pemberitahuan dari penyimpan
3) Deposito berjangka otomatis
Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 3/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 01 April 2000 tentang deposito memberikan landasan syariah dan ketentuan tentang deposito mudharabah sebagai berikut:
1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan
pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
commit to user
42 5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal : produk bank syariah dan unit usaha syariah menjelaskan mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Definisi
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dengan bank.
2) Akad mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya.
3) Fitur dan mekanisme
Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah muqayyadah) atau
commit to user
43 dilakukan dengan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana
(mudharabah mutlaqoh)
Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara
jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh nasabah
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati
Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Deposito dijalankan dengan prinsip mudharabah mutlaqah karena pengelolaan dana deposito sepenuhnya menjadi tanggung jawab
mudharib (bank).
Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad
mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan
dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati sejak awal. Semua permintaan pembukaan
commit to user
44 akad/kontrak/perjanjian yang berisi antara lain nama dan alamat shahibul maal, jumlah deposito, jangka waktu, nisbah pembagian keuntungan, cara pembayaran bagi hasil dan pokok pada saat jatuh tempo serta syarat-syarat deposito mudharabah yang lain.
Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberian keuntungan dan/atau perhitungan distribusi keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari deposito tersebut. Setiap tanggal jatuh tempo deposito, pemilik dana akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah dari hasil investasi yang telah dilakukan oleh bank. Bagi hasil akan diterima oleh pemilik dana sesuai dengan perjanjian akad awal pada saat penempatan deposito tersebut. Dalam syariat islam tidak permasalahkan jika bagi hasil ditambahkan ke pokoknya untuk kembali diinvestasikan. Periode penyimpanan dana ditentukan berdasarkan periode bulanan. Bank dapat memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan (bilyet) deposito kepada pemilik dana. Deposito
mudharabah hanya dapat ditarik sesuai dengan jatuh waktu yang
disepakati. Atas bagi hasil yang diterima, dikenakan pajak penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Perhitungan bagi hasil kepada pemilik dana deposito mudharabah
dapat dilakukan dengan dua cara :
commit to user
45 Dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa
memperhatikan tanggal pembukaan deposito mudharabah tersebut. Dari kedua cara tersebut mempunyai konsekuensi yang berbeda sehingga perlu ditelaah lebih mendalam. Pada saat ini sebagian bank syariah melakukan perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan metode setiap ulang tanggal dan sebagian bank syariah lain melakukan perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan metode setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya.
Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito, dalam hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank
selaku mudharib. Penerapan akad mudharabah terhadap deposito
dikarenakan adanya tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan dana agar dana tersebut dapat diputarkan untuk usaha.
commit to user
46 BAB III
PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN