commit to user
i PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET
RIYADI
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Jurusan Diploma III Keuangan dan Perbankan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
DISUSUN OLEH : UMI INDAH SULISTIAWATI
F3608112
PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv MOTTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan”
(QS Ar Rahman)
“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan
permusuhan” (QS Al Maidah : 2)
Berikan yang terbaik kepada Sang pemilik cinta maka kau akan merasakan
keindahan (penulis)
commit to user
v PERSEMBAHAN
Tugas akhir ini ku persembahkan dengan rasa bangga kepada :
Ibu dan Bapak yang telah menyertaiku selama ini, walaupun terpisah kota tapi
doa-doa yang diberikan mampu menjadikanku lebih baik. Atas semua jasa
yang tak terbayar, hanya persembahan dari ketekunanku selama ini yang
mampu ku berikan. Hasil menuntut ilmu selama 3 tahun ini. Semoga ini semua
bisa memberikan kebahagiaan dan menyelipkan rasa bangga pada kalian.
Kakak-kakakku yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuan apapun
yang aku perlukan. Selalu ada untuk adik tercinta , membantu dengan kadar
kemampuannya, menjadikanku lebih bersemangat dalam mengerjakan segala
hal.
Sahabat-sahabatku tercinta genk gonk yang senantiasa membantu dan saling
menyemangati dalam hal apupun. Terkhusus untuk Ratih dan icha, terimakasih
atas kebersamaan selama ini.
Teman-teman kost Embun Pagi yang selalu mengingatkanku untuk rajin dalam
mengerjakan Tugas Akhir ini dan siap membantu kapanpun dibutuhkan
(phephe, intan, ike dan dita).
commit to user
vi KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik
dengan judul “PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN
MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET
RIYADI”.
Tugas Ahir ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keuangan dan Perbankan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam pembuatan
Tugas Akhit ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, yang
berupa material maupun spiritual. Oleh karena itu, dengan penuh rasa cinta dan
hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. DR. Wisnu Untoro, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M. Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M. Si, selaku Ketua Jurusan Keuangan Perbankan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
4. Sumardi, SE, MESP selaku Dosen pembimbing akademis yang selalu
memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir
5. Bapak dan Ibu Dosen Diploma III Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
commit to user
vii 6. Bapak Rahadi Kristiyanto, selaku pimpinan Divisi Operasional dan sekaligus
pembimbing Institusi penulis di BRI Syariah yang telah memberikan
bimbingan dan arahan bagi penulis dalam melaksanakan magang kerja
7. Mbak Chacha, mbak Icha, mbak Pita, mbak Rina, dan mbak Tita yang telah
memberikan banyak ilmu tentang BRI Syariah dan produk-produk pendanaan
BRI Syariah
8. Mbak Maysaroh dan mbak Nisa yang telah berbagi ilmu yang bermanfaat
mengenai pembiayaan
9. Kedua orangtua dan keluarga yang selala mendoakan dan mendukung penulis
10. Teman-teman seperjuangan yang magang kerja di BRI Syariah yang selama
ini saling membantu dalam magang kerja sampai dengan penyelesaian Tugas
Akhir
11. Teman-teman kost Embun Pagi yang selalu meyemangati dan membantu
penulis dalam pembuatan dan penyelesaian Tugas Akhir
12. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu pelaksanaan penelitian dan penulisan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
Kritik, saran, dan masukan senantiasa penulis harapkan untuk perbaikan dan
pengembangan. Tugas akhir ini semoga bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca yang membutuhkan.
Surakarta, Juni 2011
commit to user
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
ABSTRAKSI ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
LEMBAR MOTTO ... v
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1
B. RUMUSAN MASALAH ... 3
C. TUJUAN ... 4
D. MANFAAT ... 4
E. METODE PENELITIAN ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PROSEDUR ... 9
B. PENGERTIAN BANK ... 12
C. FUNGSI DAN JENIS BANK 1. Fungsi Bank ... 13
commit to user
ix
D. BANK SYARIAH ... 17
E. PENDANAAN ... 20
1. Pendanaan dengan Akad Wadiah ... 21
2. Wadiah dalam Perbankan Syariah ... 26
3. Pendanaan dengan Akad Mudharabah... 31
4. Mudharabah dalam Perbankan Syariah ... 36
BAB III PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI A. DESKRIPSI PT BRI SYARIAH 1. Sejarah Berdiri PT BRI SYARIAH ... 46
2. Fungsi ... 47
3. Visi Dan Misi ... 47
4. Struktur Organisasi ... 48
5. Job Descriptioan ... 50
6. Produk BRI SYARIAH ... 88
B.PROSEDUR PENDANAAN BRI SYARIAH 1. Tabungan Wadiah ... 95
2. Deposito Mudharabah ... 100
3. Giro Wadiah ... 102
4. Tabungan Haji Mudharabah ... 105
commit to user
x 2. Keunggulan Produk Deposito Mudharabah ... 108
3. Keunggulan Produk Giro Wadiah ... 108
4. Keunggulan Produk Tabungan Haji Mudharabah ... 109
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN ... 110
B. SARAN ... 111
DAFTAR PUSTAKA
commit to user
xi LAMPIRAN
Lampiran 1, Laporan Magang Kerja
Lampiran 2, Lembar Penilaian Magang Kerja
Lampiran 3, Sertifikat Magang Kerja
Lampiran 4, Form Pembukaan Tabungan
Lampiran 5, Brosur Tabungan wadiah
Lampiran 6, Brosur Deposito Mudharabah
Lampiran 7, Brosur Giro Wadiah
commit to user ABSTRAKSI
PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET
RIYADI
UMI INDAH SULISTIAWATI F3608112
Perbankan syariah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dengan semakin bertambahnya pendirian Bank-Bank Syariah maupun Unit Usaha Syariah. Bank Rakyat Indonesia Syariah adalah bank syariah yang muncul mengikuti perkembangan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan perbankan syariah. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang prosedur pendanaan dengan prinsip wadiah dan mudharabah pada PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam melakukan usaha penghimpunan dana dan untuk mengetahui keunggulan apa saja yang ditawarkan oleh produk pendanaan BRI Syariah dengan prinsip wadiah dan mudharabah.
Penulis memperoleh data primer yaitu dengan menggunakan tehnik wawancara secara langsung dengan pihak PT BRISyariah dan pengumpulan data sekunder diperoleh dengan studi kepustakaan.
Hasil penelitian yang diperoleh, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Prosedur yang digunakan oleh PT BRI Syariah ini cukup sederhana dan mudah untuk diterima oleh nasabah tapi dana nasabah tetap akan aman karena dijamin oleh pemerintah, keunggulan yang ditawarkan oleh PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi dalam produk pendanaannya yaitu prosedur yang sederhana, bebas biaya administrasi, one day service, kemudahan persyaratan yang dibutuhkan dalam pembukaan produk pendanaan, dan pelayanan yang cepat. Saran yang diberikan penulis kepada PT BRI Syariah ini adalah : PT BRI Syariah cabang Solo Slamet Riyadi harus terus meningkatkan pelayanan dalam hal ini adalah bagian front office dalam berinteraksi dengan nasabah, karena kesan baik atau buruknya sebuah bank pertama terlihat dari pelayanan yang diberikan oleh
front office-nya, tingkat kepercayaan nasabah yang semakin tinggi terhadap
produk-produk pendanaan BRISyariah karena dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan seharusnya bisa menjadikan motivasi untuk pelayanan yang lebih baik.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Uang menjadi kebutuhan pokok manusia dalam melaksanakan kegiatan
ekonominya. Untuk itu perlu adanya pengelolaan uang dengan sebaik-baiknya
agar uang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Kebutuhan manusia tidak hanya
beraneka ragam tetapi bertambah terus tidak ada habisnya sejalan dengan
perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu dan teknologi. Satu kebutuhan
telah terpenuhi, tentu akan datang lagi kebutuhan yang lainnya.
Kebutuhan yang tidak terbatas memerlukan adanya pengelolaan
keuangan yang baik untuk jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Maka dari itu Lembaga Keuangan seperti bank menyediakan berbagai macam
produk yang mempermudah manusia untuk menyimpan uang, yaitu dalam
produk funding / pendanaan perusahaan perbankan.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (UU No. 10 tahun 1998).
Bank berdasarkan kegiatan usahanya digolongkan menjadi dua jenis
yaitu :
Bank yang melakukan kegiatan usaha dengan konvensional
commit to user
2 Bank konvensional adalah bank yang dalam melakukan kegiatan usaha
baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana menggunakan
prinsip bunga. Sedangkan dalam bank syariah dalam melakukan kegiatan usaha
baik untuk menghimpun maupun menyalurkan dana dengan prinsip bagi hasil.
Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.
Bank syariah di Indonesia terus tumbuh sejalan dengan makin pulihnya
krisis keuangan global. Hal ini disambut baik oleh Bank Indonesia dengan
semakin banyaknya komponen ekonomi syariah yang muncul seperti : IAEI,
MES, FOSSEI, ASBISINDO, PKES, sehingga diharapkan bank syariah akan
mengalami pertumbuhan secara signifikan.
Perbankan syariah di Indonesia ini, berkembang dengan pesat. Sehingga
memunculkan persaingan yang ketat antar bank untuk menarik minat
masyarakat dalam penggunaan jasa perbankan tertentu. Berbagai inovasi dan
keunggulan diciptakan untuk memunculkan produk yang bisa di minati, baik
untuk produk pendanaan, pembiayaan maupun produk jasa.
Produk pendanaan bank syariah hampir sama dengan produk funding dari
perbankan konvensional. Perbedaan tersebut ada pada akad yang menyertainya
yaitu bisa akad wadiah maupun mudharabah. Produk pendanaan bank syariah
pun beragam dan sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Untuk itu PT Bank
commit to user
3 dalam produk pendanaannya. Produk pendanaan yang ditawarkan antara lain
berupa produk tabungan, deposito, giro dan tabungan haji.
Cara mempermudah masyarakat untuk mengenal produk perbankan
syariah dalam hal ini adalah produk dari BRI Syariah, maka diperlukan adanya
sistem dan prosedur yang jelas. Sekaligus sebagai standart pelayanan yang
digunakan oleh pihak BRI Syariah. Hal ini bertujuan untuk memuaskan
nasabah dalam penempatan dananya di BRI Syariah.
Sistem dan prosedur yang baik akan menciptakan image yang baik untuk
bank dan tingkat kepercayaan nasabah akan meningkat, sehingga aktivitas bank
juga teratur dan terkontrol dengan baik dalam melakukan pelayanan terhadap
nasabah.
Sistem dan prosedur yang jelas sangat diperlukan dalam meningkatkan
keperrcayaan nasabah, maka penulis merasa perlu untuk mengangkat tema
yang berjudul “PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH
DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET RIYADI”
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam melakukan
usaha penghimpunan dana?
2. Apakah keunggulan yang ditawarkan oleh produk pendanaan BRI Syariah
commit to user
4 C.Tujuan
1. Untuk mengetahui prosedur yang diterapkan oleh BRI Syariah dalam
melakukan usaha penghimpunan dana.
2. Untuk mengetahui apa saja keunggulan yang ditawarkan oleh produk
pendanaan BRI Syariah dengan prinsip wadiah dan mudharabahnya.
D.Manfaat 1. Bagi Penulis
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi penulis adalah untuk
memahami mengenai produk pendanaan pada BRI Syariah sekaligus
keunggulan yang ditawarkannya, sehingga bisa mengetahui alasan nasabah
memilih produk pendanaan BRI Syariah.
2. Bagi Pihak Bank
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi pihak bank adalah dengan
hasil penelitian yang dicapai diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan terhadap kebijakan perusahaan yang telah ada mengenai
produk pendanaan dan dapat sebagai bahan pertimbangan untuk perumusan
kebijakan yang akan disusun oleh perusahaan pada periode selanjutnya.
3. Bagi pihak lain
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini bagi pihak lain adalah dapat
dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian yang berhubungan dengan
commit to user
5 E.Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis berupa data kualitatif
yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang
dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Data kualitatif
ini dapat digunakan untuk membandingkan antara teori dan fakta lapangan
mengenai produk pendanaan yang diterapkan di BRI Syariah cabang Solo
Slamet Riyadi.
2. Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Rakyat Indonesia Syariah
cabang Solo Slamet Riyadi yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 359
Solo, Jawa Tengah, Telepon (0271)728403, Fax (0271) 742906.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan
Tugas Akhir adalah :
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
baik individu maupun perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Bank
Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi, diamati dan dicatat
commit to user
6 b. Data Sekunder
Merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer
seperti buku-buku, literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang berkaitan
dengan tulisan ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Interview
Interview atau wawancara adalah pengumpulan data dimana
penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada sumber yang relevan
mengenai segala informasi yang dibutuhkan.
Metode interview ini digunakan untuk melengkapi data mengenai
prosedur pendanaan dengan prinsip wadiah dan mudharabah pada PT
Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu suatu usaha yang dilakukan dalam
kajian untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen
yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan
data-data tentang sistem dan prosedur yang digunakan oleh PT Bank
Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet riyadi.
c. Studi lapangan
Merupakan pengamatan yang dilakukan oleh penulis secaara
commit to user
7 Bank Rakyat Indonesia Syariah cabang Solo Slamet Riyadi pada bagian
marketing produk pendanaan.
Penulis mempelajari mengenai prosedur dalam pembukaan
rekening produk pendanaan yaitu untuk produk tabungan, deposito, giro
dan tabungan haji. Tetapi dalam proses magang kerja, penulis lebih
mendalami mengenai prosedur pembukaan rekening tabungan. Setelah
itu penulis melakukan marketing ke berbagai sekolah dasar yang ada di
daerah Solo untuk memasarkan produk pendanaan Bank Rakyat
Indonesia Syariah.
Pemasaran secara langsung menjadikan penulis dapat mengetahui
reaksi atau tanggapan dari masyarakat khususnya kalangan pendidik dan
siswa mengenai pengetahuan mereka ataupun tingkat ketertarikan mereka
terhadap BRISyariah dan produk dari BRISyariah. Keberadaan
BRISyariah yang baru beberapa tahun, juga menjadi faktor kurangnya
informasi mengenai Bank ini.
Penelitian ini melibatkan bantuan dari Manager Operasional yang
membawahi front office dan juga customer servise untuk menjelaskan
mengenai rincian dari produk pendanaan yang dimiliki oleh BRISyariah.
Divisi Operasional memberikan beberapa pengarahan dan teori-teori
dalam melakukan marketing atau pemansaran produk perbankan.
d. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk
commit to user
8 hasil-hasil penelitian sebelumnya, serta referensi lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dilakukan berdasarkan
teori-teori yang mendukung penelitian.
5. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang dilakukan penulis dalam pembuatan Tugas
Akhir ini adalah tehnik pembahasan deskriptif yaitu teknik untuk membuat
gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
[image:20.595.140.512.249.500.2]commit to user
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Prosedur
1. Pengertian Prosedur
Drs Moekijat dalam buku Kamus Manajemen (1980) menjelaskan
bahwa prosedur adalah suatu tata cara yang berhubungan dengan pemilihan
dan penggunaan suatu arah dan tindakan tertentu sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditentukan. Disebutkan juga dalam buku
Asas-Asas Manajemen karya Drs. Moekijat (1989:194) definisi dari prosedur
adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan
menurut waktu dan cara tertentu untuk melaksanakan pekerjaan yang harus
diselesaikan.
Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2001) menjelaskan suatu
prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal (tulis menulis,
menggandakan, menghitung, membandingkan antara data sumber dengan
data pendukung kedua belah pihak), biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Prosedur merupakan urutan menurut waktu (kronologis) kepada
tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas demikian
dalam kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan terlebih
commit to user
10 dan oleh siapa masing-masing tugas harus diselesaikan. Suatu prosedur
menggambarkan cara atau metode dengan mana pekerjaan akan
diselesaikan.
Ciri-ciri prosedur yang baik menurut Drs. Moekijat dalam buku
Asas-Asas Manajemen yaitu:
a. Prosedur harus didasarkan tas fakta-fakta yang cukup mengenai situasi,
tidak berdasarkan atas dugaan-dugaan atau keinginan-keinginan
b. Suatu prosedur harus memiliki stabilitas akan tetapi masih memiliki
fleksibilitas
c. Prosedur harus mengikuti zaman
Sifat (hakekat) prosedur adalah :
a. Prosedur terdapat dalam tiap bagian perusahaan, prosedur merupakan
salah satu macam rencana yang penting
b. Prosedur biasanya dipandang sebagai penerapan pekerjaan yang sifatnya
berulang
c. Diberikan batas-batas waktu pada setiap langkah prosedur guna
menjamin agar hasil akhir dicapai seperti yang diinginkan.
2. Fungsi Prosedur
Prosedur memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
a. Memberikan informasi yang lebih baik dalam hal :
Kualitas (isi sesuai dengan tujuan)
Ketetapan waktu
commit to user
11
b. Memperbaiki pengendalian internal (internal control) sehingga
data/informasi yang dihasilkan oleh berbagai unit kerja lebih lengkap,
lebih benar dan dapat lebih dipercaya.
c. Mengurangi biaya tata usaha dan administrasi
Dengan menggunakan sistem dan prosedur yang lebih baik maka dapat
dicegah pemborosan waktu tenaga dan biaya.
3. Manfaat Prosedur
Prosedur memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Semakin meningkatnya tuntutan pelanggan terhadap kualitas pelayanan
yang diberikan oleh suatu organisasi
b. Meningkatnya kompleksitas sarana dan prasarana pendukung dalam
memberikan pelayanan
c. Meningkatnya koordinasi dan persyaratan pelaporan dengan grup/unit
lain
d. Semakin meningkatnya persyaratan legal dan peraturan (keselamatan
pelaksanaan kerja, hak masyarakat dan pegawai untuk mengetahui,
persamaan kesempatan : ras, gender, usia, cacat, standar kinerja,
commit to user
12 B.Pengertian Bank
Bank memiliki beberapa pengertian yang diuraikan oleh pakar-pakar
perbankan maupun Undang-Undang yang mengatur. Pengertian tersebut antara
lain:
Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup orang banyak.
Pengertian bank menurut beberapa ahli
o Bank didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya kemudian
mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta
menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Dahlan Siamat,
1993:12)
o Bank adalah suatu badan usaha yang transaksinya berkaitan dengan
uang, menerima simpanan (deposito) dari nasabah, menyediakan dana
atas setiap penarikan, melakukan penagihan cek-cek atas perintah
nasabah, memberikan kredit dan atau menanamkan kelebihan simpanan
tersebut sampai dibutuhkan untuk pembayaran kembali. (F.E. Perry
(Dahlan Siamat, 1993:12)
o Bank adalah Suatu badan usaha yang bertujuan untuk memberi kredit,
commit to user
13 mengedarkan alat penukar berupa uang kartal dan uang giral
(Prof.J.M.Verryn Stuart)
o Bank adalah lembaga keuangan yang usaha utamanya adalah
menghimpun dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya. (Khasmir 2000:11).
o Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediare) antara pihak-pihak yang memerlukan dana
(deficit unit) serta sebagai lembaga-lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Standar Akuntasi Keuangan
nomor 31(1996).
C.Fungsi dan Jenis Bank
Bank sebagai lembaga keuangan memiliki beberapa fungsi dan jenis, yaitu
sebagai berikut:
a. Fungsi bank
Bank memiliki beberapa fungsi yang menjadikannya bisa berguna
dalam transaksi keuangan. Karena fungsi bank akan semakin luas sejalan
dengan perkembangan perekonomian dan kebutuhan masyarakat terhadap
bank dalam melakukan transaksi dan usaha.
1) Fungsi Utama, meliputi:
o penghimpun dana
o pembiayaan
o peningkatan faedah dari dana masyarakat
commit to user
14 2) Fungsi Tambahan, meliputi:
o memberikan fasilitas pengiriman uang
o penggunaan cek
o memberikan garansi bank
b. Jenis bank
Jenis-jenis bank yang ada antara lain adalah :
1. Bank Sentral
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan
Undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur
peredaran uang, mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan,
mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan
pencetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank
sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di
Indonesia.
2. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum. Bank Umum sering juga disebut Bank
Komersial. Usaha-usaha bank umum yang utama antara lain:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, tabungan.
commit to user
15 c. menerbitkan surat pengakuan hutang
d. memindahkan uang
e. menempatkan dana pada atau meminjamkan dana dari bank lain
f. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
g. menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.
Bank umum di Indonesia dilihat dari kepemilikannya terdiri atas:
a. Bank pemerintah, seperti BRI, BNI, BTN.
b. Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti BPD DKI Jakarta
c. Bank Swasta Nasional Devisa, seperti BCA, NISP, Bank Danamon.
d. Bank Swasta Nasional Bukan Devisa.
e. Bank Campuran, contoh Sumitomo Niaga Bank.
f. Bank Asing, seperti Bank of America, Bank of Tokyo.
Bank umum ada yang disebut Bank Devisa dan Bank Non Devisa:
a. Bank Umum Devisa artinya yang ruang lingkup gerak operasionalnya
sampai ke luar negeri.
b. Bank Umum Non Devisa artinya ruang lingkup gerak operasionalnya
di dalam negeri saja.
3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan
hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu. (Undang-Undang Nomor 7 tahun
commit to user
16 Usaha-usaha Bank Perkreditan Rakyat, diantaranya:
a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, dan tabungan.
b. memberi kredit
c. menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
d. menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Pembagian bank selain didasarkan Undang-Undang Perbankan
dapat juga dibagi menurut kemampuan bank menciptakan alat
pembayaran, yang meliputi:
1) Bank Primer yaitu bank yang dapat menciptakan alat pembayaran baik
berupa uang kartal maupun uang giral. Bank yang termasuk kelompok
ini adalah:
a. Bank Sentral atau Bank Indonesia sebagai pencipta uang kartal.
Tugas Bank Sentral diantaranya:
- menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
- mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; dan
- mengatur dan mengawasi bank.
b. Bank Umum sebagai pencipta uang giral (uang yang hanya berlaku
secara khusus dan tidak berlaku secara umum).
2) Bank Sekunder yaitu bank yang tidak dapat menciptakan alat
pembayaran dan hanya berperan sebagai perantara dalam perkreditan
commit to user
17 Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
1) Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih
dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan
dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara
lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro. Menyalurkan dana
yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan
pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter
of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, bank
draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
2) Bank Syariah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya
mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.
D.Bank Syariah
Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008, menyatakan
bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
commit to user
18 usaha, serta tata cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Adapun juga pengertian Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu
sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam.
Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk
memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba
serta larangan investasi untuk usaha- usaha yang dikategorikan haram (misal:
usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media
yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem
perbankan konvensional.
Muhammad dalam bukunya lembaga-lembaga keuangan umat
kontemporer (2000: 62, 63) mendefinisikan bank syariah adalah :“Lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya di
sesuaikan dengan syariah islam”
Pengertian bank syariah berdasarkan Ensiklopedia Islam adalah :
Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam
lalu lintas pembayaran, serta peredaran uang yang pengoperasiaannya
disesuaikan dengan prinspi-prinsip syariah islam.
Prinsip-prinsip dasar perbankan syariah :
1) Bebas dari bunga (riba)
2) Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir)
3) Bebas dari hal tidak jelas dan merugikan (gharar)
commit to user
19 5) Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Fungsi bank syariah :
1) Sebagai badan usaha (tamwil)
Beberapa fungsi bank syariah sebagai badan usaha :
a) Manajer investasi
Bank syariah melakukan penghimpunan dana dari para investor/nasabah
dengan prinsip wadiah yad dhamanah (titipan), mudharabah (bagi hasil),
atau ijarah(sewa).
b) Investor
Bank syariah melakukan penyaluran dana melalui kegiatan investasi
dengan prinsip bagi hasil, jual beli atau sewa.
c) Penyedia jasa pelayanan
Bank syariah menyediakan beberapa pelayanan yaitu :
a. Jasa keuangan,
Pelayanan jasa keuangan dilakukan dengan prinsip wakalah
(pemberian mandat), kafalah (bank garansi), hiwalah (pengalihan
hutang), rahn (jaminan utang atau gadai), qardh (pinjaman kebajikan
untuk dana talangan), sharf (jual beli valuta asing)
b. Jasa nonkeuangan
pelayanan jasa nonkeuangan dilakukan dalam bentuk wadiah yad
commit to user
20 c. Jasa keagenan.
Pelayanan jasa keagenan dilakukan dengan prinsip mudharabah
muqayyadah.
2) Sebagai badan sosial (maal)
Bank syariah mempunyai fungsi sebagai pengelola dana sosial untuk
menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan sadaqah, serta penyaluran
qardhul hasan (pinjaman kebajikan).
E.Pendanaan
Pendanaan adalah usaha-usaha bank syariah dalam menghimpun dana
dari masyarakat dengan akad-akad seperti wadiah dan mudharabah. Misalnya
produk tabungan, deposito, dan giro beserta dengan akad-akad dan peraturan
yang berkaitan dengannya.
Ketentuan dalam perundang-undangan, bank yang diperkenankan untuk
melakukan penghimpunan dana dari masyarakat secara langsung. Badan usaha
lain termasuk Lembaga Keuangan lain seperti Lembaga Pembiayaan (Multi
Finance), Perusahaan Penjaminan, Perusahaan Pegadaian, sumber dananya
diperoleh dari pemodal atau Bank, sedangkan Koperasi sumber dananya berasa
dari anggota. Dalam Bank Konvensional, penghimpunan dana dari masyarakat
yang dilakukan dalam bentuk Tabungan, Deposito, dan Giro yang lazim
disebut dengan dana pihak ketiga.
Bank Syariah dalam penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan
dengan prinsip wadiah dan mudharabah tanpa membedakan nama produk yang
commit to user
21 dananya karena sangat terkait dengan imbalan yang akan diberikan kepada
pemilik dana atau pemodal. Apapun nama produknya, jika penghimpunan dana
mempergunakan prinsip mudharabah, maka pemilik dana akan memperoleh
bagi hasil. Sebaliknya pemilik dana wadiah pada prinsipnya tidak mendapatkan
imbalan kecuali Bank Syariah memberikan dalam bentuk bonus atau kebijakan
Bank Syariah dan tidak diperjanjikan sebelumnya.
1. Pendanaan dengan Akad Wadiah a. Pengertian
Menitip adalah memberikan kekuasaan kepada orang lain untuk
menjaga hartanya/ barangnya. Dengan demikian cara titipan melibatkan
adanya orang yang menitipkan (nasabah), pihak yang dititipi (bank
syariah), barang yang dititipkan (dana nasabah). Menitipkan sebenarnya
bukan usaha perniagaan yang lazim, kecuali penerima titipan menetapkan
keharusan membayar biaya penitipan atau administrasi bagi penitip.
Maka Titipan bisa memenuhi syarat perniagaan yang lazim. Artinya bank
harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipkan
karena sudah dibayar biaya administrasinya. Rekening giro di bank
syariah dikelola dengan sistem titipan sehingga biasa dikenal dengan
Giro Wadiah, karena pada dasarnya rekening giro adalah dana
masyarakat di bank untuk tujuan pembayaran dan penarikannya dapat
dilakukan setiap saat. Artinya giro hanyalah merupakan dana titipan
commit to user
22 bisa dimanfaatkan oleh bank selama masih mengendap, tetapi kapanpun
nasabah ingin menariknya bank wajib membayarnya. Sebagai imbalan
dari titipan yang dimanfaatkan oleh bank syariah, nasabah dapat
menerima imbal jasa berupa bonus. Namun bonus ini tidak diperjanjikan
di depan melainkan tergantung dari kebijakan bank yang dikaitkan
dengan pendapatan bank. Rekening tabungan harian yang
memberlakukan ketentuan dapat ditarik setiap saat juga dikelola dengan
cara titipan, karena sifatnya mirip dengan giro hanya berbeda mekanisme
penarikannya.
b. Rukun wadiah
Rukun yang harus terpenuhi dalam transaksi dengan akad wadiah
adalah :
Barang yang dititipkan
Orang yang menitipkan/penitip
Orang yang menerima titipan/penerima titipan
Ijab qobul
c. Jenis wadiah
Wadiah dibedakan atas dua jenia yaitu:
Wadiah yad-amanah
Wadiah yad-amanah adalah titipan dimana penerima titipan
tidak boleh memanfaatkan barang titipan tersebut sampai diambil
commit to user
23
Wadiah yad-dhamanah
Wadiah yad-dhamanah adalah titipan dimana barang titipan
selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh
penerima titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh
keuntungan maka seluruhnya menjadi hak penerima titipan
Pemilik rekening wadiah harus membayar biaya penitipan dan
Bank Syariah sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk
memberikan imbalan. Namun atas kebijakan nya Bank Syariah dapat
memberikan imbalan yang sering disebut “bonus” kepada penitip
dengan syarat:
Bonus merupakan kebijakan (hak prerogatif) dari bank sebagai
penerima titipan
Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan,
baik dalam prosentase maupun nominal (tidak ditetapkan dimuka)
d. Karakteristik wadiah
Karakteristik wadiah, baik wadiah yad-amanah maupun wadiah
yad-dhamanah adalah sebagai berikut:
Wadiah yad-amanah
Merupakan titipan murni
Barang yang dititipkan tidak boleh digunakan (diambil
commit to user
24 Pada waktu titipan dikembalikan harus dalam keadaan utuh baik
nilai maupun fisik barang
Jika selama dalam penitipan terjadi kerusakan maka pihak yang
menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab
Sebagai kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat
dikenakan biaya titipan
Wadiah yad-dhamanah
Merupakan pengembangan dari wadiah yad-amanah yang
disesuaikan dengan aktivitas perekonomian
Penerima titipan diberi izin untuk menggunakan dan mengambil
manfaat dari titipan tersebut
Penyimpan mempunyai kewajiban untuk bertanggung jawab
terhadap kehilangan / kerusakan barang tersebut
Semua keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak
penerima titipan
Sebagai imbalan kepada pemilik barang / dana dapat diberikan
semacam insentif berupa bonus, yang tidak disyaratkan sebelumnya
Penerima titipan dalam transaksi wadiah dapat:
Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang / uang tersebut
Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan
barang / uang titipan (wadiah yad-dhamanah) namun tidak
boleh diperjanjikan sebelumnya dan besarnya tergantung kepada
commit to user
25 e. Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan
Sifat akad wadiah dalam giro dan tabungan adalah :
Perjanjian akad dapat dibatalkan setiap saat. Jadi dana yang dititipkan
bisa diambil kapanpun oleh pihak yang menitipkan dana.
Terdapat unsur permintaan tolong dari penitip (pemilik dana),
sedangkan memberikan pertolongan adalah hak dari penerima titipan
(bank). Jadi penerima titipan berhak untuk menolak permintaan titipan
yang diajukan oleh pemilik dana.
f.Syarat yang harus dipenuhi dalam skema wadiah :
Dalam surat edaran Bank Indonesia Nomor 10/14/DPbS, untuk
melaksanakan akad wadiah untuk giro dan tabungan, disyaratkan hal-hal
sebagai berikut :
Bank berperan sebagai penerima dana titipan dan nasabah selaku
penitip dana.
Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik
produk, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk
bank dan penggunaan data pribadi nasabah.
Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus
kepada nasabah.
Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan atas pembukaan
dan penggunaan produk giro atau tabungan atas dasar akad wadiah
commit to user
26 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi berupa
biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening,
antara lain biaya kartu ATM, buku/cek/bilyet giro, biaya materai,
cetak laporan transaksi dan saldo rekening, biaya pembukaan dan
penutupan rekening.
Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah
Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.
g. Potensi risiko dalam skema wadiah dan antisipasinya :
Risiko yang mungkin dihadapi pihak bank :
Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada
direkening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi
kewajiban jangka pendek tersebut.
Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro
dalam valuta asing.
2. Wadiah dalam Perbankan Syariah a. Giro Wadiah
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pasal 1 ayat 6, menyatakan
bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa
giro adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak
commit to user
27 setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
Ketentuan tentang giro wadiah dalam Fatwa Dewan Syariah
Nasional adalah :
1) Bersifat titipan
2) Titipan bisa diambil kapan saja
3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Karakteristik dari giro wadiah adalah :
1) Harus dikembalikan secara utuh seperti semula sejumlah barang yang
dititipkan sehingga tidak boleh overdraft
2) Dapat dikenakan biaya titipan
3) Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan
misalnya dengan cara menetapkan saldo minimum
4) Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai
ketentuan yang berlaku
5) Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam
kegiatan usaha bank sepanjang tidak bertentangan dengan syariah
commit to user
28 Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober
2008, perihal : Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
menjelaskan sebagai berikut :
1) Definisi
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
2) Akad wadiah
Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang
menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan
sewaktu-waktu.
3) Fitur dan mekanisme
Giro atas dasar akad wadiah :
Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
bertindak sebagai penitip dana
Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau
bonus kepada nasabah
Bank dapat membebankan biaya kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan
rekening antara lain biaya cek/ bilyet giro, biaya materai, cetak
laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan
commit to user
29
Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah
Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah
b. Tabungan Wadiah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
Undang-undang No. 21 tahun 2008, pasal 1 menyatakan bahwa
Tabungan adalah simpanan berdasarkan atas akad wadiah atau investasi
dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Fatwa Dewan Syariah Nasional menetapkan mengenai ketentuan
tentang tabungan wadiah sebagai berikut :
1) Bersifat simpanan
2) Simpanan bisa diambil kapan saja atau berdasarkan kesepakatan
3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian
commit to user
30 Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober
2008, menyatakan mengenai perihal produk bank syariah dan unit usaha
syariah dijelaskan sebagai berikut :
1) Definisi
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2) Akad wadiah
Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada
penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang
menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan
sewaktu-waktu.
3) Fitur dan mekanisme
Tabungan atas dasar akad wadiah :
Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah
bertindak sebagai penitip dana
Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau
bonus kepada nasabah
Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan
rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan
commit to user
31
Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah
Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah
3. Pendanaan dengan Akad Mudharabah a. Pengertian
Mudharabah disebut juga Qiradh yang berarti “memutuskan”.
Dalam hal ini, pihak yang memiliki uang telah memutuskan untuk
menyerahkan sebagian uangnya untuk diperdagangkannya berupa
barang-barang dan memutuskan sebagian dari keuntungannya bagi pihak
kedua orang yang berakad Qiradh ini.
Mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian
uang untuk dipertindakkan oleh pengusaha dalam perdagangan,
kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut
syarat-syarta yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata, maupun
dengan kelebihan yang satu atas yang lain..
Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan
antara pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam
perniagaan / perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusaha sendiri
dalam lapangan perniagaan, perindustrian, dan sebagainya dengan orang
berpengalaman di bidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan
suatu langkah untuk menghindari penyia-nyiaan modal pemilik harta dan
menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai modal untuk
commit to user
32 Investasi / mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan dimana
pemilik modal (nasabah) menyetorkan modalnya kepada pengelola
(bank) untuk diusahakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai
dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian, jika
ada akan ditanggung oleh si pemilik modal. Dengan demikian cara
investasi melibatkan pemilik modal (nasabah), pengelola modal (bank),
modal (dana) harus jelas berapa jumlahnya, jangka waktu pengelolaan
modal, jenis pekerjaan atau proyek yang di biayai, porsi bagi hasil
keuntungan. Deposito di bank syariah dikelola dengan cara investasi atau
mudharabah, sehingga biasa dikenal dengan Deposito Mudharabah.
Bank Syariah tidak membayar bunga deposito kepada deposan tetapi
membayar bagi hasil keuntungan yang ditetapkan dengan nisbah.
Beberapa jenis tabungan berjangka juga dikelola dengan cara
mudharabah misalnya tabungan pendidikan dan tabungan hari tua,
tabungan haji, tabungan berjangka ini biasa dikenal istilah Tabungan
Pendidikan Mudharabah, Tabungan Haji. Tabungan-tabungan tersebut
tidak dapat ditarik oleh pemilik dana sebelum jatuh tempo sehingga
memenuhi syarat untuk diinvestasikan.
b. Rukun mudharabah
Rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan akad
mudharabah adalah :
Pemilik dana / nasabah ( Shahibul maal / Rabulmal )
commit to user
33 Usaha / pekerjaan ( Amal )
Ijab qobul
c. Jenis mudharabah
Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha,
mudharabah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Mudharabah muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah pihak penguasa “diberi kuasa
penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan / gangguan apapun”
urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan
waktu, tempo, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Mudharabah
muthlaqah ini pada urusan perbankan syariah diaplikasikan pada
tabungan dan deposito. Mudharabah muthlaqah dalam PSAK 59
tentang Akuntansi Perbankan Syariah diterjemahkan menjadi Investasi
Tidak Terikat dan dalam PSAK syariah yang baru disempurnakan
menjadi Dana Syirkah Temporer.
Mudharabah muqaidah / muqayyadah
Mudharabah muqayyadah ( Investasi Terikat ) adalah pemilik
dana ( shahibul maal ) membatasi / memberi syarat kepada mudharib
dalam pengelolaan dana misalnya :
Hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu,
dan tempat yang tertentu saja
Bank dilarang mencampurkan rekening Investasi Terikat dengan
commit to user
34 Bank dilarang untuk investasi dananya pada transaksi penjualan
cicilan, tanpa penjamin atau tanpa jaminan
Dalam transaksi mudharabah Bank Syariah bisa bertindak
sebagai pengelola dana (mudharib) dan dapat bertindak sebagai
pemilik dana (shahibul maal).
d. Karakteristik mudharabah
Kedua pihak yang mengadakan kontrak yaitu pemilik dana dan
mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun
pemilik
Modal adalah sejumlah uang pemilik dana yang diberikan kepada
mudharib untuk diinvestasikan (dikelola) dalam kegiatan usaha
mudharabah
Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan
merupakan tujuan mudharabah
Jenis usaha / pekerjaan diharapkan mewakili / menggambarkan
adanya kontribusi mudharib dalama usahanya untuk mengembalikan /
membayar modal kepada penyedia dana
Pembatasan masa / periode pembiayaan mudharabah, sebagian
membolehkan untuk membatasi waktu dalam pembiayaan
mudharabah untuk selama periode tertentu, namun sebagian lain
melarangnya karena hal itu menjadi tidak penting apabila dalam
perjanjian tersebut dinyatakan bahwa masing-masing berhak untuk
commit to user
35
Garansi dalam mudharabah untuk menunjukkan adanya tanggung
jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana
e. Syarat minimum akad
Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia memuat mengenai syarat
minimum yang harus tercantum dalam akad mudharabah untuk tabungan
dan deposito adalah :
Adanya pihak-pihak yang melakukan akad, yakni bank dan
deposan atau penabung. Bank bertindak selaku pengelola dana
(mudharib), sementara nasabah bertindak selaku pemilik dana (shahibul
al-mal). Jadi dana yang disetorkan oleh nasabah ke dalam rekening
mudharabah (baik berbentuk giro, deposito, ataupun tabungan) akan
dikelola oleh bank dengan sedemikian rupa, yang kemudian hasilnya
akan dibagikan kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang telah
disepakati diawal.
Dana harus disetor secara penuh
Pembagian keuntungan dengan nisbah
Pada tabungan mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan dana
minimum tertentu.
Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan
Biaya operasional dari nisbah bank
Bank tidak boleh mengurangi hak nasabah
Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam
commit to user
36 f.Potensi risiko dalam skema mudharabah
Potensi risiko dalam skema mudharabah adalah :
Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada di
rekening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi
kewajiban jangka pendek tersebut.
Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro
dalam valuta asing.
Risiko displacement, yang disebabkan oleh adanya potensi nasabah
memindahkan dananya karena adanya tingkat bonus atau bagi hasil
riil yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang ada.
4. Mudharabah dalam Perbankan Syariah
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam
Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008, pasal 1 angka 23 dijelaskan :
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank
Syariah dan / atau UUS berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dalam bentuk giro,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi
dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
commit to user
37 dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor
02/DSN-MUI/IV/2000 Tertanggal 1 April 2000 tentang tabungan, memberikan
landasan syariah dan ketentuan tentang tabungan mudharabah sebagai
berikut :
1) Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan
pihak lain
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening
5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya
6) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah
commit to user
38 Dalam Surat Edaran Bank Indonesia nomor 10/31/DPbS tanggal 7
Oktober 2008, perihal Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
dijelaskan sebagai berikut :
1) Definisi
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
2) Akad mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal),
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.
3) Fitur dan mekanisme
Fitur dan mekanisme tabungan atas dasar akad mudharabah
adalah :
Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib), dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
commit to user
39 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan
rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan
saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan
Tabungan ini dikelola dengan prinsip mudharabah mutlaqah
karena pengelolaan dana investasi tabungan ini sepenuhnya diserahkan
kepada mudharib. Tabungan yang dikategorikan pada kelompok ini yaitu
tabungan yang mempunyai batas-batas tertentu (tidak dapat ditarik
sewaktu-waktu) seperti tabungan haji, tabungan walimah, tabungan
kurban dan lain sebagainya.
Tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu , sesuai
prinsip yang digunakan. Tabungan mudharabah merupakan investasi
yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan, oleh karena itu modal
yang diserahkan kepada pengelola dan / mudharib (bank) tidak dapat
ditarik sebelum akad tersebut berakhir. Hal ini disebabkan karena
kelancaran usaha yang dilakukan oleh mudharib sehubungan dengan
pengelolaan dana tersebut.
Penarikan tunai tabungan hanya dapat dilakukan dengan slip
penarikan , sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan
lain yang berkaitan dengan tentang tabungan tetap berlaku sepanjang
commit to user
40 Perbedaan tabungan mudharabah dan tabungan wadiah adalah :
No Tabungan Mudharabah Tabungan Wadiah
1 Sifat dana Investasi Titipan
2 Penarikan Hanya dapat dilakukan
pada periode/waktu
tertentu
Dapat dilakukan
sewaktu-waktu
3 Insentif Bagi hasil Bonus
4 Pengembalian
dana
Tidak ada jaminan
dikembalikan semua
Dijamin dikmbalikan
semua
Perhitungan bagi hasil tabungan dilakukan berdasarkan besarnya
dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil,
dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo
harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil.
Periode perhitungan bagi hasil tersebut tidak harus sama dengan jumlah
hari bulan yang bersangkutan, jumlah hari dalam periode perhitungan
bagi hasil dihitung mulai tanggal awal periode (satu hari setelah tanggal
tutup buku / perhitungan bagi hasil yang lalu) sampai dengan tanggal
tutup buku atau perhitungan bagi hasil.
b. Deposito Mudharabah
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu pada waktu perjanjian antara penyimpan
commit to user
41 Jenis deposito berjangka :
1) Deposito berjangka biasa
2) Deposito yang berakhir pada jangka waktu yang diperjanjikan,
perpanjangan hanya dapat dilakukan setelah ada permohonan baru/
pemberitahuan dari penyimpan
3) Deposito berjangka otomatis
Pada saat jatuh tempo, secara otomatis akan diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama tanpa pemberitahuan dari penyimpan.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 3/DSN-MUI/IV/2000
tertanggal 01 April 2000 tentang deposito memberikan landasan syariah
dan ketentuan tentang deposito mudharabah sebagai berikut:
1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau
pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola
dana.
2) Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
dan mengembangkannya, termasuk didalamnya mudharabah dengan
pihak lain.
3) Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan
bukan piutang.
4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
commit to user
42 5) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6) Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan
nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober
2008, perihal : produk bank syariah dan unit usaha syariah menjelaskan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
1) Definisi
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah
dengan bank.
2) Akad mudharabah
Transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal)
kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha
tertentu yang sesuai syariah, dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.
3) Fitur dan mekanisme
Bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah
bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal)
Pengelolaan dana oleh bank dapat dilakukan sesuai batasan-batasan
commit to user
43 dilakukan dengan tanpa batasan-batasan dari pemilik dana
(mudharabah mutlaqoh)
Dalam akad mudharabah muqayyadah harus dinyatakan secara
jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang ditentukan oleh
nasabah
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah yang
disepakati
Penarikan dana oleh nasabah hanya dapat dilakukan sesuai waktu
yang disepakati
Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi
berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan
rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan
saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening
Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntungan nasabah
tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan.
Deposito dijalankan dengan prinsip mudharabah mutlaqah karena
pengelolaan dana deposito sepenuhnya menjadi tanggung jawab
mudharib (bank).
Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad
mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan
dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai dengan
nisbah yang disepakati sejak awal. Semua permintaan pembukaan
commit to user
44 akad/kontrak/perjanjian yang berisi antara lain nama dan alamat shahibul
maal, jumlah deposito, jangka waktu, nisbah pembagian keuntungan,
cara pembayaran bagi hasil dan pokok pada saat jatuh tempo serta
syarat-syarat deposito mudharabah yang lain.
Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah
dan tata cara pemberian keuntungan dan/atau perhitungan distribusi
keuntungan serta risiko yang dapat timbul dari deposito tersebut. Setiap
tanggal jatuh tempo deposito, pemilik dana akan mendapatkan bagi hasil
sesuai dengan nisbah dari hasil investasi yang telah dilakukan oleh bank.
Bagi hasil akan diterima oleh pemilik dana sesuai dengan perjanjian akad
awal pada saat penempatan deposito tersebut. Dalam syariat islam tidak
permasalahkan jika bagi hasil ditambahkan ke pokoknya untuk kembali
diinvestasikan. Periode penyimpanan dana ditentukan berdasarkan
periode bulanan. Bank dapat memberikan sertifikat atau tanda
penyimpanan (bilyet) deposito kepada pemilik dana. Deposito
mudharabah hanya dapat ditarik sesuai dengan jatuh waktu yang
disepakati. Atas bagi hasil yang diterima, dikenakan pajak penghasilan
sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan
dengan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
Perhitungan bagi hasil kepada pemilik dana deposito mudharabah
dapat dilakukan dengan dua cara :
commit to user
45 Dilakukan setiap akhir bulan atau awal bulan berikutnya tanpa
memperhatikan tanggal pembukaan deposito mudharabah tersebut.
Dari kedua cara tersebut mempunyai konsekuensi yang berbeda
sehingga perlu ditelaah lebih mendalam. Pada saat ini sebagian bank
syariah melakukan perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan
metode setiap ulang tanggal dan sebagian bank syariah lain melakukan
perhitungan bagi hasil deposito mudharabah dengan metode setiap akhir
bulan atau awal bulan berikutnya.
Bank syariah menerapkan akad mudharabah untuk deposito, dalam
hal ini nasabah (deposan) bertindak sebagai shahibul maal dan bank
selaku mudharib. Penerapan akad mudharabah terhadap deposito
dikarenakan adanya tenggang waktu antara penyetoran dan penarikan
commit to user
46 BAB III
PROSEDUR PENDANAAN DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH PADA PT BRI SYARIAH CABANG SOLO SLAMET
RIYADI
A.Deskripsi PT BRI Syariah 1. Sejarah Berdiri PT BRI Syariah
Berawal dari akusisi Bank Jasa Arta oleh Bank Rakyat Indonesia,
pada tanggal 19 Desember 2007 dan kemudian diikuti dengan perolehan ijin
dari Bank Indonesia untuk mengubah kegiatan usaha Bank Jasa Arta dari
bank umum konvensional menjadi bank umum yang menjalankan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 16 Oktober 2008, maka
lahirlah Bank umum syariah yang diberi nama PT. Bank Syariah BRI ( yang
kemudian disebut dengan nama BRI Syariah) pada tanggal 17 November
2008.
Nama BRISyariah dipilih untuk menggambarkan secara langsung
hubungan Bank dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
selanjutnya dis