• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

D. Bank Syariah

2. Wadiah dalam Perbankan Syariah a.Giro Wadiaha.Giro Wadiah

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, pasal 1 ayat 6, menyatakan bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 pasal 1 menjelaskan bahwa giro adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan

commit to user

27 setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

Ketentuan tentang giro wadiah dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional adalah :

1) Bersifat titipan

2) Titipan bisa diambil kapan saja

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela dari pihak bank.

Karakteristik dari giro wadiah adalah :

1) Harus dikembalikan secara utuh seperti semula sejumlah barang yang dititipkan sehingga tidak boleh overdraft

2) Dapat dikenakan biaya titipan

3) Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya dengan cara menetapkan saldo minimum

4) Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai ketentuan yang berlaku

5) Jenis dan kelompok rekening sesuai ketentuan yang berlaku dalam kegiatan usaha bank sepanjang tidak bertentangan dengan syariah 6) Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip

commit to user

28 Surat Edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, perihal : Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah menjelaskan sebagai berikut :

1) Definisi

Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.

2) Akad wadiah

Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.

3) Fitur dan mekanisme

Giro atas dasar akad wadiah :

 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah

bertindak sebagai penitip dana

 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah

 Bank dapat membebankan biaya kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya cek/ bilyet giro, biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening

commit to user

29

 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah

 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah

b. Tabungan Wadiah

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.

Undang-undang No. 21 tahun 2008, pasal 1 menyatakan bahwa Tabungan adalah simpanan berdasarkan atas akad wadiah atau investasi

dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Fatwa Dewan Syariah Nasional menetapkan mengenai ketentuan tentang tabungan wadiah sebagai berikut :

1) Bersifat simpanan

2) Simpanan bisa diambil kapan saja atau berdasarkan kesepakatan

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian

commit to user

30 Surat edaran Bank Indonesia No. 10/31/DPbS tanggal 7 Oktober 2008, menyatakan mengenai perihal produk bank syariah dan unit usaha syariah dijelaskan sebagai berikut :

1) Definisi

Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek/ bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

2) Akad wadiah

Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu.

3) Fitur dan mekanisme

Tabungan atas dasar akad wadiah :

 Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah

bertindak sebagai penitip dana

 Bank tidak diperkenankan menjanjikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah

 Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening

commit to user

31

 Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah

 Dana titipan dapat diambil setiap saat oleh nasabah 3. Pendanaan dengan Akad Mudharabah

a. Pengertian

Mudharabah disebut juga Qiradh yang berarti “memutuskan”.

Dalam hal ini, pihak yang memiliki uang telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian uangnya untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad Qiradh ini.

Mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian

uang untuk dipertindakkan oleh pengusaha dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarta yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata, maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain..

Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan antara pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam perniagaan / perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusaha sendiri dalam lapangan perniagaan, perindustrian, dan sebagainya dengan orang berpengalaman di bidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan suatu langkah untuk menghindari penyia-nyiaan modal pemilik harta dan menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai modal untuk memanfaatkan keahliannya.

commit to user

32 Investasi / mudharabah adalah suatu bentuk perniagaan dimana pemilik modal (nasabah) menyetorkan modalnya kepada pengelola (bank) untuk diusahakan dengan keuntungan akan dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan dari kedua belah pihak. Sedangkan kerugian, jika ada akan ditanggung oleh si pemilik modal. Dengan demikian cara investasi melibatkan pemilik modal (nasabah), pengelola modal (bank), modal (dana) harus jelas berapa jumlahnya, jangka waktu pengelolaan modal, jenis pekerjaan atau proyek yang di biayai, porsi bagi hasil keuntungan. Deposito di bank syariah dikelola dengan cara investasi atau

mudharabah, sehingga biasa dikenal dengan Deposito Mudharabah.

Bank Syariah tidak membayar bunga deposito kepada deposan tetapi membayar bagi hasil keuntungan yang ditetapkan dengan nisbah. Beberapa jenis tabungan berjangka juga dikelola dengan cara

mudharabah misalnya tabungan pendidikan dan tabungan hari tua,

tabungan haji, tabungan berjangka ini biasa dikenal istilah Tabungan Pendidikan Mudharabah, Tabungan Haji. Tabungan-tabungan tersebut tidak dapat ditarik oleh pemilik dana sebelum jatuh tempo sehingga memenuhi syarat untuk diinvestasikan.

b. Rukun mudharabah

Rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan akad

mudharabah adalah :

Pemilik dana / nasabah ( Shahibul maal / Rabulmal ) Pengelola dana / pengusaha / bank ( Mudharib )

commit to user

33 Usaha / pekerjaan ( Amal )

Ijab qobul

c. Jenis mudharabah

Dilihat dari segi kuasa yang diberikan kepada pengusaha,

mudharabah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

Mudharabah muthlaqah

Mudharabah muthlaqah adalah pihak penguasa “diberi kuasa

penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan / gangguan apapun” urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan

waktu, tempo, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Mudharabah

muthlaqah ini pada urusan perbankan syariah diaplikasikan pada

tabungan dan deposito. Mudharabah muthlaqah dalam PSAK 59

tentang Akuntansi Perbankan Syariah diterjemahkan menjadi Investasi Tidak Terikat dan dalam PSAK syariah yang baru disempurnakan menjadi Dana Syirkah Temporer.

Mudharabah muqaidah / muqayyadah

Mudharabah muqayyadah ( Investasi Terikat ) adalah pemilik

dana ( shahibul maal ) membatasi / memberi syarat kepada mudharib

dalam pengelolaan dana misalnya :

 Hanya untuk melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat yang tertentu saja

 Bank dilarang mencampurkan rekening Investasi Terikat dengan dana bank atau dana rekening lainnya pada saat investasi

commit to user

34  Bank dilarang untuk investasi dananya pada transaksi penjualan

cicilan, tanpa penjamin atau tanpa jaminan

Dalam transaksi mudharabah Bank Syariah bisa bertindak sebagai pengelola dana (mudharib) dan dapat bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal).

d. Karakteristik mudharabah

Kedua pihak yang mengadakan kontrak yaitu pemilik dana dan

mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun

pemilik

Modal adalah sejumlah uang pemilik dana yang diberikan kepada

mudharib untuk diinvestasikan (dikelola) dalam kegiatan usaha

mudharabah

Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan

merupakan tujuan mudharabah

Jenis usaha / pekerjaan diharapkan mewakili / menggambarkan adanya kontribusi mudharib dalama usahanya untuk mengembalikan / membayar modal kepada penyedia dana

Pembatasan masa / periode pembiayaan mudharabah, sebagian

membolehkan untuk membatasi waktu dalam pembiayaan

mudharabah untuk selama periode tertentu, namun sebagian lain

melarangnya karena hal itu menjadi tidak penting apabila dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa masing-masing berhak untuk membatalkan perjanjian kapan saja.

commit to user

35

Garansi dalam mudharabah untuk menunjukkan adanya tanggung

jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana

e. Syarat minimum akad

Pasal 5 Peraturan Bank Indonesia memuat mengenai syarat

minimum yang harus tercantum dalam akad mudharabah untuk tabungan

dan deposito adalah :

Adanya pihak-pihak yang melakukan akad, yakni bank dan deposan atau penabung. Bank bertindak selaku pengelola dana

(mudharib), sementara nasabah bertindak selaku pemilik dana (shahibul

al-mal). Jadi dana yang disetorkan oleh nasabah ke dalam rekening

mudharabah (baik berbentuk giro, deposito, ataupun tabungan) akan

dikelola oleh bank dengan sedemikian rupa, yang kemudian hasilnya akan dibagikan kepada nasabah sesuai dengan nisbah yang telah disepakati diawal.

Dana harus disetor secara penuh Pembagian keuntungan dengan nisbah

Pada tabungan mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan dana minimum tertentu.

Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan Biaya operasional dari nisbah bank

Bank tidak boleh mengurangi hak nasabah

Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.

commit to user

36 f.Potensi risiko dalam skema mudharabah

Potensi risiko dalam skema mudharabah adalah :

Risiko likuiditas, yang disebabkan oleh fluktuasi dana yang ada di rekening giro relatif tinggi dan bank setiap saat harus memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut.

Risiko pasar, yang disebabkan oleh pergerakan nilai tukar untuk giro dalam valuta asing.

Risiko displacement, yang disebabkan oleh adanya potensi nasabah memindahkan dananya karena adanya tingkat bonus atau bagi hasil riil yang lebih rendah dari tingkat suku bunga yang ada.

Dokumen terkait