• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Musculoskeletal Disorders (MSDs)

2.2.1 Definisi Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan salat satu penyakit yang

berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen sistem saraf, struktur tulang dan pembuluh darah. Bagian tubuh yang menjadi fokus penelitian dari MSDs adalah leher, bahu, lengan bawah, lengan atas, pergelangan tangan dan kaki. MSDs pada awalnya menyebabkan sakit, nyeri, mati rasa, kesemutan, bengkak, kekakuan, gemetar, gangguan tidur dan rasa tebakar. (Humantech, 1995).

Sedangkan menurut NIOSH (1997) MSDs adalah sekumpulan kondisi patologis yang mempengaruhi fungsi normal dari jaringan halus sistem

musculoskeletal yang mencakup syaraf, tendon, otot, dan struktur penunjang seperti

discus intervertebral. Menurut WHO didefinisikan sebagai salah satu gangguan

terkait yang timbul ketika seseorang terkena aktivitas kerja dan kondisi kerja yang signifikan berkontribusi pada pengembangan atau eksaserbasi tetapi tidak bertindak sebagai satu-satuya determinan penyebab.

MSDs dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk pada bagian tubuh dengan gejala dan penyebab yang berbeda-beda, seperti kondisi-kondisi yang dijelaskan dibawah ini:

Tendinitis merupakan peradangan hebat atau iritasi pada urat/sendi yang

berkembang ketika otot secara berulang-ulang terpajan oleh penggunaan berlebih dan kejanggalan penggunaan tangan, pergelangan, lengan dan bahu.

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) berupa tekanan pada syaraf di pergelangan

tangan yang dikelilingi jaringan dan tulang yang dapat menyebabkan pernutup sendi/urat ataupun urat sendi yang mengalami iritasi dan pembengkakan.

Gejalanya ditandai dengan seperti rasa sakit pada pergelangan tangan, perasaan tidak nyaman pada jari-jari dan mati rasa/kebas. CTS dapat menyebabkan sulitnya seseorang menggenggam sesuatu pada tangannya.

Trigger Finger berupa tekanan yang berulang pada jari-jari (pada saat

menggunakan alat kerja yang memiliki pelatuk) dimana menekan tendon secara terus menerus hingga ke jari-jari dan mengakibatkan rasa sakit dan tidak nyaman pada bagian jari-jari.

Tenosynovitis yaitu sebuah peradangan hebat atau iritasi pada penutup urat/sendi

yang berhubungan dengan gerakan flexion dan extension dari pergelangan tangan.

Synovitis yaitu peradangan atau iritasi lapisan synovial (lapisan tulang sendi). • DeQuervain’s disease yaitu tipe synovitis yang terjadi pada ibu jari kaki atau

nyeri pada telapak tangan. Penyebabnya yaitu gerakan repetitif pada tangan dan

gripping dengan menggunakan tenaga.

Bursitisis yaitu peradangan atau iritasi, kaku, nyeri yang terjadi pada jaringan penyambung di sekitar sendi, biasanya terjadi pada bahu dan disebabkan karena gerakan berulang.

Epicondylitis sakit pada siku berhubungan dengan rotasi berlebih dari lengan bawah atau membengkokan pergelangan tangan secara berlebih.

Thorac Outlet syndrome yaitu tekanan pada system syaraf atau saluran

pembuluh darah antara tulang iga pertama, clavicle (tulang leher), otot-otot thorax dan bahu. Gejalanya berupa nyeri, mati rasa dan bengkak pada tangan. Penyebabnya karena membawa beban, flexion pada bahu dan bekerja dengan posisi lengan diatas bahu terus menerus.

Cervical radiculapathy yaitu tekanan dasar system syaraf pada leher yang ditandai dengan gejala Ischaemania dan rasa sakit seperti oedema. Penyebanya postur statis dan beban statis.

Ulnar nerve entapment yaitu tekanan pada syaraf ulnar pada pergelangan.

Sumber: Epidemiology of musculoskeletal diorders due to biomechanical overload

(Pulat, 1997; Grieco, 1998; Canadian Centre of Occupational Health and Safety

(CCOHS), 2005).

2.2.2 Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan sakit, nyeri, pegal-pegal dan lainnya pada sistem otot (muskuloskeletal) seperti tendon, pembuluh darah, sendi, tulang, syaraf dan lainnya yang disebabkan oleh aktivitas kerja (Fitrihana, 2008). Sedangkan menurut Tarwaka et al (2004) keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament, dan tendon.

Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila kontraksi otot hanya berkisar antara 15-20% dari kekuatan otot maksimum. Namun apabila kontraksi otot melebihi 20%, maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat

terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot.

Akobundu et al (2008) mengatakan bahwa rasa sakit pertama adalah sinyal bahwa otot tendon mulai merasakan sakit dan harus beristirahat serta memulihkan. Jika sebuah cedera dapat menjadi lama dan kadang-kadang ireversibel. Semakin cepat seseorang mengenali gejala, semakin septa mereka harus menanggapinya agar keluhan MSDs dapat segera diatasi. Gejalanya terdiri dari sensasi terbakar di tangan, berkurangnya kekuatan pegangan di tangan, pembengkakan atau kekakuan pada sendi, nyeri di pergelangan tangan, lengan, siku, leher atau kembali diikuti dnegan rasa tidak nyaman, pengurangan berbagai gerakan di bahu, leher atau punggung, gatal, kering, sakit pada mata dan kram. Sedangkan menurut Week et al (1991) tanda awal yang menunjukkan MSDs yaitu bengkak (sweeling), gemetar (numbnes), kesemutan (tingling), sakit (aching) dan rasa terbakar (burning pain). Gejala-gejala ini dapat berlangsung secara bertahap dari ringan sampai parah.

Gejala MSDs biasanya sering disertai dengan keluhan subjektif sehingga sulit untuk menentukan derajat keparahan tersebut. Grandjean (1997) dan Akobundu et al (2008) mengungkapkan gejala terjadinya MSDs terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

• Tahap 1 atau awal: Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan pafa bagian tubuh yang tertentu selama jam kerja tapi biasanya menghilang setelah waktu kerja usai atau di malam hari. Tidak berpengaruh terhadap performa kerja. Efek ini pulih setelah istirahat.

• Tahap 2 atau intermediate: Gejala tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja atau sakit dan kelelahan pada bagian tubuh tertentu yang muncul pada awal shift kerja dan bertahan di malam hari. Tidur mungkin

terganggu, kadang-kadang menyebabkan menurunnya performa kerja secara bertahap.

• Tahap 3 atau akhir: Gejala atau sakit, kelelahan dan kelemahan tidak menghilang meskipun sudah istirahat, nyeri terjadi ketika bekerja secara repetitif. Tidur terganggu, sulit melakukan pekerjaan bahkan pekerjaan yang ringan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja. Pemulihan pada tahap ini bisa berlangsung selama 6-24 bulan. Tidak semua orang melewati tahap ini dengan cara yang sama. Bahkan, mungkin sulit untuk kapan tepatnya satu tahap berakhir dan tahap berikutnya mulai.

2.2.3 Anatomi dan Fisiologi Organ dalam Sistem Musculskeletal 2.2.3.1 Muskuler/Otot

a. Otot

Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih dari 600 buah otot pada tubuh manusia. Fungsi sistem muskuler/otot:

• Pergerakan.

• Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.

• Produksi panas. b. Tendon

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan otot atau otot dengan otot.

c. Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.

2.2.3.2Skeletal a. Tulang/rangka

Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian terpenting adalah tulang belakang.

Fungsi Sistem Skeletal:

1. Memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.

2. Membentuk kerangka yang yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan otot-otot yang.

3. Melekat pada tulang

4. Berisi dan melindungi sum-sum tulang merah yang merupakan salah satu jaringan pembentuk darah.

5. Merupakan tempat penyimpanan bagimineral seperti calcium daridalam darah misalnya.

6. Hemopoesis b. Sendi

Persendian adalah hubungan antar dua tulang sedemikian rupa, sehingga dimaksudkan untuk memudahkan terjadinya gerakan.

1. Synarthrosis (suture) : Hubungan antara dua tulang yang tidak dapat digerakkan, strukturnya terdiri atas fibrosa.

2. Amphiarthrosis : Hubungan antara dua tulang yang sedikit dapat digerakkan, strukturnya adalah kartilago. Contoh: Tulang belakang.

3. Diarthrosis : Hubungan antara dua tulang yang memungkinkan pergerakan, yang terdiri dari struktur sinovial.

2.2.3.3Low Back Region a. Struktur

Ruas tulang punggung dikelompokkan menjadi: 1. Cervical/leher 7 ruas 2. Thoracalis/punggung 12 ruas 3. Lumbalis/pinggang 5 ruas 4. Sakralis/kelangkang 5 ruas 5. Koksigeus/ekor 4 ruas b. Fungsi

Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur tulang belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur tulang belakang lumbrosakral.

c. Komponen punggung 1. Otot punggung

Ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal.

2. Diskus

Merupakan bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan. Tiap diskus mengandung cairan yang mengalir ke dalam dan keluar diskus.

Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan punggung bergerak bebas.

2.2.3.4Intervertebral Disc

Pada tubuh manusia terdapat 24 buah Intervertebral disc. Tulang rawan ini berfungsi sebagai penyangga agar vertebra tetap berada pada posisinya dan juga memberi fleksibilitas pada ruas tulang belakang ketika terjadi pergerakan atau perubahan posisi pada tubuh.

Gambar 2.1

Gambar bagian-bagian Intervertebral disc Sumber: www.anakfkmui.blogspot.com

2.2.3.5Leher

Tulang leher terdiri dari tujuh ruas, mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar. Pada taju sayapnya terdapat lubang tempat lajunya saraf yang disebut foramen tranvertalis. Ruas pertama vertebra serfikalis disebut atlas yang memungkinkan kepala mengangguk. Ruas kedua disebut prosesus odontois (aksis) yang memungkinkan kepala berputar ke kiri dan ke kanan. Ruas ketujuh mempunyai taju yang disebut prosesus prominan. Taju ruasnya agak panjang.

Gambar 2.2 Tulang leher Gambar 2.3 Otot leher Sumber: www.anakfkmui.blogspot.com 2.2.3.6Elbow (Siku)

Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga tulang yaitu humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-sama dalam suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.

Gambar 2.4 Otot dan bagian siku

Sumber: www.anakfkmui.blogspot.com

2.2.3.7Shoulder (Bahu)

Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:

Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh.

Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga. Sendi glenohumeral, merupakan penghubung antara tulang lengan atas

dengan scapula.

Sedangkan otot bahu hanya meliputi sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan scapula.

Gambar 2.5 Otot bahu

Sumber: www.anakfkmui.blogspot.com

2.3 Metode Penilaian Ergonomi

Dokumen terkait