• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

4.5 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian akan diolah dengan menggunakan program komputer meliputi:

a. Editing

Sebelum diolah data diteliti apabila ada kesalahan diteliti lagi dan dibetulkan apabila masih ada kesalahan serta memerikasa kelengkapannya.

b. Coding

Data yang sudah dikumpulkan diberi kode pada setiap variabel untuk memudahkan pemasukan, mengelompokan dan pengolahan data. Pengkodean pada masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:

a. Keluhan MSDs : mengeluh 0, tidak mengeluh 1 b. Faktor pekerjaan:

Sedangkan untuk faktor pekerjaan pengkodeannya dilakukan setelah penilaian metode REBA dan RULA. Mula-mula setelah proses kerja direkam dan diambil gambar dengan menggunakan kamera digital dan postur kerja yang telah ditentukan kemudian diukur dengan menggunakan busur derajat untuk mengetahui sudut untuk menentukan besar posisi janggal dan melakukan pengisian skor pada form REBA dan RULA. Langkah-langkah untuk REBA adalah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada grup A yang terdiri dari leher, punggung, dan kaki. Nilai tersebut dimasukkan ke tabel A. Kriteria penilaian postur grup A adalah:

a. Kriteria penilaian area leher :

a) Skor 1 = Posisi leher 0o- 20o ke depan.

b) Skor 2 = Posisi leher > 20o ke depan dan ke belakang.

c) Skor + 1, jika leher berputar atau miring ke kanan, dan atau ke kiri, serta ke atas dan atau ke bawah.

b. Kriteria penilaian area punggung :

a) Skor 1 = Posisi punggung lurus atau 0o.

b) Skor 2 = Posisi 0o- 20o ke depan dan ke belakang. c) Skor 3 = Posisi 20o-60o ke depan dan > 20o ke belakang. d) Skor 4 = Posisi > 60o ke depan.

e) Skor + 1, jika punggung berputar atau miring ke kanan, dan atau ke kiri, serta ke atas dan atau ke bawah.

c. Kriteria penilaian area kaki :

a) Skor 1 = Tubuh bertumpu pada kedua kaki, berjalan, duduk. b) Skor 2 = Berdiri dengan satu kaki, tidak stabil.

c) Skor + 1, jika lutut di tekuk 30o-60o ke depan, dan skor + 2, jika lutut di tekuk > 60o ke depan.

Setelah didapatkan skor postur punggung, leher dan kaki, kemudian dimasukkan ke dalam tabel penilaian skor A. Dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Contoh Penilaian Skor Tabel A

Kemudian skor tabel A dijumlahkan dengan berat beban yang diangkat. Penilaian beban dilakukan dengan pengukuran langsung menggunakan timbangan. Kriteria penilaian beban :

a. Skor 0 = Berat beban < 5 kg. b. Skor 1 = Berat beban 5 – 10 kg. c. Skor 2 = Berat beban > 10 kg.

d. Skor + 1, jika disertai dengan pergerakan yang cepat.

2. Memberi nilai dari grup B yang terdiri dari bagian lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan, untuk bagian kanan dan kiri tubuh. Kriteria penilaian postur grup B adalah:

a. Kriteria penilaian area lengan atas :

a) Skor 1 = Posisi lengan atas 0o – 20o ke depan dan ke belakang.

Skor postur

Skor postur punggung

Skor postur kaki

b) Skor 2 = Posisi lengan atas > 20o ke belakang, dan 200-40o ke depan.

c) Skor 3 = Posisi lengan atas antara 45o-90o. d) Skor 4 = Posisi lengan atas > 90o ke atas.

e) Skor + 1, jika bahu berputar atau bahu dinaikkan atau di beri penahan.

f) Skor – 1, jika lengan dibantu oleh alat penopang atau terdapat orang yang membantu.

b. Kriteria penilaian area lengan bawah :

a) Skor 1 = Posisi lengan 600-100o ke depan.

b) Skor 2 = Posisi lengan antara 0o – 60o ke bawah, dan > 100o ke atas.

c. Kriteria penilaian area pergelangan tangan :

a) Skor 1 = Posisi pergelangan tangan 00-15o ke depan dan ke belakang.

b) Skor 2 = Posisi pergelangan tangan > 15o ke depan dan ke belakang.

c) Skor + 1, jika terdapat penyimpangan pada pergelangan tangan.

Setelah skor leher, punggung, dan kaki didapat maka dimasukkan ke tabel skor B. Dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Contoh Penilaian Skor Tabel B

Tahap selanjutnya dijumlahkan dengan nilai genggaman tangan. Kriteria penilaian cara memegang :

a. Skor 0 = Memegang beban dengan dibantu oleh alat pembantu.

b. Skor 1 = Memegang beban dengan mendekatkan beban ke anggota tubuh yang dapat menopang.

c. Skor 2 = Memegang beban hanya dengan tangan tanpa mendekatkan beban ke anggota tubuh yang dapat menopang.

d. Skor 3 = Memegang beban tidak pada tempat pegangang yang disediakan. Skor postur pergelangan tangan Skor postu r bahu Skor postur tangan Skor tabel B

3. Setelah nilai dari grup A dan grup B didapat, maka dimasukkan ke tabel C. dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Contoh Penilaian Skor C

4. Kemudian diperoleh nilai C dan dijumlahkan dengan nilai aktivitas. Kriteria nilai aktifitas yaitu:

a. Skor + 1, jika salah satu atau lebih dari anggota tubuh statis > 1 menit.

b. Skor + 1, jika melakukan gerakan berulang > 4 kali dalam waktu 1 menit.

c. Skor + 1, jika perubahan postur dengan cepat atau tidak stabil. Hasil skor C

Setelah didapat skor tabel C dijumlahkan dengan skor aktifitas, maka diperoleh skor akhir REBA, level perubahan yang harus dilakukan serta didapatkan juga pengkodean untuk faktor pekerjaan yaitu sangat tinggi 0, tinggi 1, sedang 2, rendah 3 dan sangat rendah 4. Hasil skor tabel C dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Skor Akhir REBA Level Aksi Skor REBA Level Risiko

Aksi (Termasuk Tindakan Penilaian)

0 1 Sangat rendah

Risiko masih dapat diterima dan tidak perlu dirubah

1 2 atau 3 Rendah

Mungkin diperlukan perubahan-perubahan

2 4-7 Sedang Butuh pemeriksaan dan perubahan

3 8-10 Tinggi

Kondisi berbahaya, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan dan perubahan dengan segera 4 11 + Sangat Tinggi Perubahan dilakukan saat itu juga

Sedangkan langkah-langkah untuk RULA adalah sebagai berikut:

1. Memberi skor pada grup A yang terdiri dari lengan atas dan lengan bawah serta pergelangan tangan. Setelah didapatkan skor postur lengan atas, lengan bawah, serta pergelangan tangan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel penilaian skor A untuk mendapat skor A.

2. Menambahkan skor penggunaan otot dan skor untuk penggunaan tenaga atau beban.

3. Member skor pada grup B yang terdiri dari leher, punggung (badan), dan kaki. Setelah didapatkan skor postur leher, punggung (badan), dan kaki, kemudian dimasukkan ke dalam tabel penilaian skor B untuk mendapatkan skor B.

4. Menambahkan skor penggunaan otot dan skor untuk penggunaan tenaga atau beban.

5. Penetapan skor final yaitu dengan memasukkan nilai postur kelompok A (arm and wrist analysis) kedalam kolom vertikal tabel C, lalu memasukkan nilai postur kelompok B (neck, trunk, and leg analysis) ke dalam kolom horizontal tabel C.

Setelah diperoleh grand score, yang bernilai 1 sampai 7 menunjukkan level tindakan (action level) dan pengkodeannya sebagai berikut :

Action Level 1: Skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur dapat diterima selama tidak dijaga atau berulang untuk waktu yang lama.

Action Level 2: Skor 3 atau 4 menunjukkan bahwa penyelidikan lebih jauh dibutuhkan dan mungkin saja perubahan diperlukan.

Action Level 3: Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan segera.

Action Level 4: Skor 7 menunjukkan bahwa penyelidikan dan perubahan dibutuhkan sesegera mungkin (mendesak).

Untuk faktor pekerjaan pengkodeannya dilakukan setelah didapatkan skor dari hasil pengukuran REBA dan RULA yang kemudian dikelompokan menjadi dua kategori berdasarkan action level masing-masing metode dan tindakan penanganan yang harus

dilakukan yaitu sebagai berikut: tinggi (action level 3 dan 4) 0, rendah (action level 1 dan 2) 1.

c. Umur : ≥ 35 tahun 0, < 35 tahun 1

d. Kebiasaan merokok: merokok 0, tidak merokok 1 e. Masa kerja: Bulan

c. Entry

Data yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan dalam program computer untuk diolah.

d. Cleaning

Proses pengecekan kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak, sehingga data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.

4.6 Analisis Data

Dokumen terkait