• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II MUSIK GAMBANG KROMONG DALAM KONTEKS

A. Musik Gambang Kromong

Gambang Kromong adalah salah satu musik tradisional yang cukup populer ditengah maraknya blantika musik Indonesia. Jenis musik ini merupakan perbauran antara unsur Pribumi dengan unsur Cina. Perbauran itu tampak pada alat musiknya.

Pertunjukan seni Gambang Kromong sering kita lihat dan dengar di radio, di layar kaca, bahkan di hotel berbintang. Grup seni musik Gambang Kromong juga tampil dalam acara-acara budaya yang bernuansa Betawi dan Festival-festival lainnya. Seperti yang dituturkan oleh salah satu informan:

kite mah tampil dimane aje, di ulang tahun Jakarta, acara hajatan, dan salah satunye kite tampil secara rutin di Setu Babakan, disitukan tempat pelestarian kesenian Betawi, sekaligus buat menghibur pengunjung yang dateng ke Setu Babakan dan sekaligus juga buat melestarikan seni budaya Betawi.1

1. Susunan Musik Gambang Kromong

Dalam musik Gambang Kromong secara orkestra Barat tidak ada aturan yang baku, karena alat yang dimainkanpun tidak selengkap pada orkestra Barat. Pada musik Gambang Kromong alat musik pokok yang dimainkan ada Sembilan yakni: Gambang, Kromong, Tehyan, Kongahyan, Shukong, Kemong,Kendang, Kecrek,dan Ningnong.

1

Wawancara Pribadi dengan Pemimpin Kelompok Musik Gambang Kromong Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.

Musik Gambang Kromong untuk mengiringi arak-arakan, pada umumnya yang memainkan melodi berada di depan barisan, karena pemain melodi yang mengatur harmonisasi dari irama musik serta agar terliat elegan, sedangkan musik Gambang Kromong yang dimainkan dalam setiap hajatan tidak ada aturan dalam penempatan masing-masing alat musik, akan tetapi penempatannya terserah pada pemain saja dimana pun mereka mau selama masih dalam satu area, bahkan duduk dilantai pun tak mengapa. Sedangkan untuk urutan lagu yang dimainkan juga tidak ada ketentuan yang baku, bahkan terkadang lagu yang dibawakan itu di tentukan atas permintaan penanggap, dan penonton. seperti yang dituturkan oleh salah satu pemain:

Pada awalnye, musik yang mau dimaenin itu sejalan ama ape yang udah disiapin sebelum tampil, tapi kadang-kadang pas kite tampil penonton atau penanggap minta kite maenin musik atau lagu yang mereka mau, nah otomatis kite sebagai pemain harus ikutin, soalnya kite kaga mau bikin penonton atau penanggap kaga senang atau kecewa.2

2. Rincian Alat Musik Gambang Kromong

Dalam musik Betawi terjadi pembauran atau pencampuran antara unsur Cina, Arab dan Barat dengan pribumi. Pembauran itu tampak pada alat musik Gambang Kromong yaitu kemor, gendang, kecrek, kempul dan gong, rebab, gitar, misalnya perbaduan alat musik betawi dengan unsur dari alat musik Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu sukong, tehyan, dan kongahyan, sedangkan perpaduan antara alat musik Betawi dengan Arab dan Barat dapat terlihat dari rebab dan gitar. Seperti yang di ungkapkan oleh pemain Gambang Kromong bapak Liman Sagita:

2

Dulu mah alat musik Gambang Kromong cuma sedikit, sekarang mah banyak banget. Ya gara-gara perubahan zaman juga, sekarang mah alat musik Gambang Kromong ditambah ama gitar, gendang, kecrek, kemor, sama gong.3

Instumen alat musik Gambang Kromong secara keseluruhan ini terdiri dari4:

a) Gambang, instrument pukul yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah dengan skala tangga nada khas Cina( terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda).

b) Kromong, instrumen pukul dari logam, bentuknya mirip dengan boning Jawa yang terdiri dari 10 buah sumber suara yang berbentuk seperti mangkok.

c) Tehyan, semacam biola berukuran kecil berasal dari Cina, cara memainkannya dengan cara menggesek pada posisi tegak dan pemain duduk bersila.

d) Kongahyan, semacam rebab berukuran sedang dan berasal dari Cina, yang memiliki suara tinggi seperti suara biola, yang berfungsi sebagai berlagu senada dengan penyanyi.

e) Shukong, semacam biola berukuran besar dan berasal dari Cina, cara memainkannya digesek dan berfungsi sebagai pemanis dikarenakan digesek sewaktu-waktu saja.

f) Kemong, semacam gong kecil berasal dari gamelan Jawa dan Sunda.

3

Wawancara Pribadi dengan Liman Sagita, Jakarta Timur, pada 25 Desember 2011.

4

Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004),

g) Kendang, semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali. Gunanya untuk memberi irama.

h) Kecrek, beberapa bilah perunggu yang diberi landasan kayu untuk dipukul-pukul sehingga berbunyi crek-crek. Gunanya untuk memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seorang pemimpin musik.

i) Ningnong, berupa dua buah piringan dari logam yang dikaitkan pada kerangka. Pemukul yang digunakan terbuat dari kayu yang berasal dari gamelan Jawa atau Sunda.5

3. Sistem Nada, dan Laras pada Musik Gambang Kromong

Seperti halnya musik Tionghoa dan kebanyakan musik Timur lainnya, Gambang Kromong hanya memakai lima nada (pentatonis) yang semuanya mempunyai nama dalam bahasa Tionghoa: sol (liuh), la (U), do (siang), re (che) dan mi (kong). Tidak ada nada fa dan si seperti dalam musik diatonis, yakni musik Barat utamanya.

emang sih zaman dulu mah nadanya cuma ada sol, la, do, re dan mi. trus kaga ada nada fa ama nada si. Tapi sekarang mah udah banyak perubahan nada, ya semuanye itu gara-gara zaman yang udah berubah, ya mau nggak mau kite harus ikutin. Itu juga supaya kesenian ini tetap ade.6

Larasnya adalah salèndro yang merupakan ciri khas Tionghoa sehingga disebut Salèndro Cina, atau ada pula yang menyebutnya Salèndro Mandalungan. Dengan demikian semua instrumen dalam orkestra

5Seni Budaya Betawi Menggiring Zaman,” ( Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, 2004),

h. 45.

6

Gambang Kromong dilaras sesuai dengan laras musik Tionghoa, mengikuti laras Salèndro Cina tadi.7

4. Cara Bermain

Dalam memainkan musik Gambang Kromong, pada umumnya tidak ada pengaturan yang baku, seperti pada penempatan alat, posisi pemain, bahkan posisi penyanyi dan pemainnya. Penempatan posisi ini tidak berlaku pada kelompok musik Gambang Kromong ini, karena posisi dari alat, pemain, penyanyi dan penari itu atas kehendak pemain itu sendiri selama masih berada di satu tempat.

Untuk memainkan lagu-lagu Gambang Kromong baik lagu phobin ataupun lagu layur, para pemusik (panjak) Gambang Kromong pada awalnya harus mampu membaca not-not yang ditulis dalam aksara penulisan bahasa Tionghoa tersebut, namun dengan kemahirannya dalam memainkannya, akhirnya banyak pemain yang dengan sendirinya mahir memainkan lagu-lagu tersebut tanpa melihat noot-nya lagi dikarenakan sudah hafal dan lamanya bermain kesenian musik Gambang Kromong. Seperti yang dituturkan oleh salah salah satu pemain:

Saya bermain musik Gambang Kromong sudah hampir tujuh tahun, makanya hampir semua lagu udah saya hafal, jadi kalo pentas udah nggak perlu lihat teks lagi, karena teks –nya udah ada didalam kepala semua alias udah hafal semua lagunye.8

7

Indrasadguna, “Sekilas Tentang Gambang Kromong,” artikel diakses pada 13 Mei 2011 dari http://www.wikipedia.com.

8

5. Repertoar

Repertoar (lagu-lagu) Gambang Kromong terdiri dari dua kategori utama: lagu lama (lagu phobin) dan lagu sayur. Lagu lama mewariskan sebuah repertoar yang dekat dengan unsur Cina dan lokal. Lagu sayur memperlihatkan unsur Barat dan Nusantara dan terus berkembang musik di Indonesia.9

Lagu-lagu phobin merupakan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh orkestra dahulu kala. Lagu-lagu phobin sendiri merupakan lagu-lagu tradisional yang berasal dari Tionghoa di bagian Barat propinsi Hokkian (Fujian), lebih tepatnya di Cina Selatan. Lagu-lagu phobin juga merupakan repertoar lagu yang tertua dalam Gambang Kromong. Walaupun lagu-lagu phobin merupakan repertoar yang tertua, akan tetapi sampai sekarangpun masih ada yang memainkannya meskipun tidak sebanyak dulu, seperti Phobin Khong Ji Liok, Peh Pan Thau, Cu Te Pan, Cia Cu Siu, Cai Cu Teng, Seng Kiok bahkan dalam upacara pernikahan dan kematian orang-orang Tionghoa tradisional.10

Setelah lagu phobin mulailah diciptakan lagu-lagu yang dinyanyikan, lagu-lagu ini dinamakan Lagu Dalem. Pada umumnya Lagu Dalem ini dinyanyikan dalam bentuk pantun-pantun dengan menggunakan bahasa Melayu Betawi. Sedangkan lagu Dalem yang masih dinyanyikan

9 Gambang Kromong, Betawi,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 dari

http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/26/konser-karawitan-muda-indonesia-pada-festival-budaya-jakarta-2010/

10 Gambang Kromong,” artikel di akses pada 6 Januari 2012 dari

sampai sekarang antara lain: Poa Si Li Tan, Pecah Piring, Semar Gunem, Mawar Tumpa, Mas Nona, Gula Ganting, Tanjung Burung, Nori Kocok (burung nori), dan Cente Manis Berdiri. Lagu Dalem dinyanyikan pada waktu perhelatan atau acara untuk menghibur tamu-tamu yang tengah menikmati hidangan. Lagu Dalem sendiri bukan untuk ngibing karena Lagu Dalem berirama tenang dan jernih. Selain Lagu Dalem ada juga Lagu Sayur, akan tetapi Lagu Sayur memang di ciptakan untuk ngibing.

Repertoar dalam musik Gambang Kromong yang sangat dikenal oleh masyarakat penontonnya, antara lain: Pecah Piring, Duri Rembang, Temenggung Menulis, Go Nio Rindu, Thio Kong len, Engko si Baba, dan lain-lain. Selain itu gambang kromong, biasanya disertai pula dengan lakon-lakon, seperti: Si Pitung, Pitung Rampok Betawi, Bonceng Kawan, Angkri Digantung, dan lain-lain.

Adapun lagu Gambang Kromong yang terkenal adalah Jali-Jali.

Sedangkan lagu jenis Nina Bobok kebanggaan Gambang Kromong, berJudul indung-indung. Orkes ini memiliki repertoar asli dalam bahasa Cina, yang disebut sebagai lagu-lagu Phobin. Karena para penyanyinya kebanyakan terdiri dari wanita-wanita pribumi, maka repertoar Phobin

tidak dinyanyikan, melainkan dimainkan sebagai "gending" (instrumental). Hal itu, bukan karena komposisi-komposisi tersebut memang bersifat gending, karena banyak di antaranya yang benar-benar merupakan "Lied" atau lagu untuk nyanyian vokal. Di antara lagu-lagu pobin ialah: Soe Say Hwee Bin (Joo Su Say sudah kembali), Kim Hoa Tjoen (Bunga Kim Hoa

Berkembang), Pek Bouw Tan (Bunga Bow Tan Nan Putih), Kong Djie Lok, Djien Kwie Hwee (Pulang Kembalinya Pahlawan bernama Siek Jin Kwie).11

Lagu-lagu yang biasanye kite nyanyiin itu, awalnya lagu tradisional dulu, boleh dibilang sebagai lagu wajib sebelum nyanyiin lagu-lagu yang laen. Itu kite lakuin supaya penonton tau lagu-lagu tradisional Betawi biarpun cuma sekilas nah kira-kira tiga lagu dah, abis itu baru lagu-lagu modernnya kita nyanyiin.12

6. Kelengkapan Penyajian Musik Gambang Kromong

a) Aspek Magis

Dahulu pada setiap akan melangsungkan pementasan musik Gambang Kromong dilakukan ritual khusus, yang diyakini jika tidak melakukan ritual tersebut akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan baik itu dari pemain dan penonton atau dari si penanggap. Ritual yang dilakukan berupa membakar kemenyan, setelah itu alat musik Gong dikepul-kepulkan asap kemenyan kemudian setelah dikepulkan asap, Gong dipukul sebanyak tiga kali dan setelah itu barulah musik Gambang Kromong dapat dimainkan. Akan tetapi dengan perkembangan zaman, sekarang ini tidak ada ritual khusus yang dilakukan pada saat akan pentas, seperti halnya pada zaman dulu.13 Karena zaman sekarang sudah tidak mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal, selain itu ada

11 Gambang Kromong,” artikel diakses pada 6 januari 2012 dari

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/637/Gambang-Kromong.

12

Wawancara Pribadi dengan Wiwi Sriwijaya, Jakarta Timur, pada 10 Desember 2011.

13

anggapan jika melakukan ritual semacam itu akan membuat seseorang musyrik karena mempercayai suatu hal yang ghai, dan mempercayai hal tersebut dan jika tidak dilakukan ritual itu maka para pemain, penonton dan penaggap akan terkena musibah.

b) Kostum

Kostum yang biasa digunakan pada setiap pementasan kelompok musik gambang kromong selalu mengenakan baju atau seragam, masing-masing kelompok mempunyai dua atau tiga jenis seragam, yaitu: 14

1. Kebaya Encim, yaitu kebaya dengan bordiran di kerah dan biasanya warna kebayanya tidak ditentukan, akan tetapi ditentukan menurut keinginan masing-masing.

2. Ujung Serong adalah pakaian untuk laki-laki yang digunakan oleh pemimpin kelompok musik yaitu pakaian serba hitam, peci, celana, baju, dan sandal yang digunakan seluruhnya berwarna hitam.

3. Sadariah, merupakan pakaian yang dipakai oleh pemain alat berupa, celana bahan atau celana dengan motif kotak-kotak, baju koko, sandal jepit, serta sebagai pelengkap meletakkan sarung yang dilipat diletakkan dileher.

14

Dokumen terkait