• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK

2.6 Strategi Pembelajaran

2.9.2 Musik Program

Musik program adalah pembelajaran musik yang lebih spesifik yang banyak diminati seorang anak, pembelajaran ini menggunakan uang tambahan untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet. Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat delapan orang pemain, atau siswa-siswi. Pembelajaran tersebut menggunakan bahan reportoar maupun kurikulum dalam proses pembelajaran.

Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan seni musik khususnya instrumen gitar. Dalam pelaksanaan musik program diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas. Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam bidang musik.

Musik program memiliki lebih dari 50 siswa dan dibagi menjadi dua kelas ansambel, yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas memiliki ketrampilan yang

berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar instrumen.

Kurikulum yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum ABRSM, kurikulum tersebut digunakan sebagai bahan ajar seorang guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu melodi untuk semua siswa, agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang dapat mengikuti temannya dan tidak tertinggal begitu jauh.

Selain pembelajaran kelas, musik program juga membuka pembelajaran individual yang dilakukan seorang guru dan murid (face to face) pembelajaran ini dilakukan ketika seorang anak telah menunjukkan permainan yang jauh dari teman-teman kelasnya, dan jika dipaksakan terus didalam kelas musik program, anak yang berkemampuan tinggi tersebut akan tetap bermain bahan yang sama dengan teman-temannya persoalan ini menjadi hal yang harus dimengerti sebuah instansi untuk dikatakan anak dalam proses pembelajaran praktik instrumen, khususnya instrumen gitar. Pembelajaran praktik instrumen gitar tidak memiliki sebuah perbedaan terhadap instrumen lainnya, persoalannya hanya pada orang tua yang menganggap tanpa mengikuti pelajaran praktik instrumen gitar, pengetahuan tentang memainkan gitar dapat ditemui diluar sekolah, pembelajaran praktik instrumen gitar dilakukan dengan permainan kelas, tetapi kerapnya pembelajaran

tersebut dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam permainan instrumen gitar.

Pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma awalnya memiliki banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah dasar (SD). Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit, dikarenakan permainan gitar hanya dilakukan untuk tingkatan SLTP ketingkatan yang lebih tinggi. Pembelajaran instrumen gitar dilakukan dengan memakai kurikulum ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui kurikulum tersebut sangat efektif dalam proses pembelajarannya. Melalui sebuah jari maupun teknik permainan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan tingkatan great pada pembelajaran instrumen gitar.

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler yang dispesifikasikan terhadap musik program sangat baik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa di berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik program ketika ingin memainkan instrumen.

2.10 Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School

Proses Awal Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School berbentuk

Kinestetik yang merupakan tahapan pembelajaran musik yang pertama, tipe pembelajaran ini memungkinkan anak didik untuk melihat, mendengarkan, dan meniru permainan yang diperagakan oleh pengajar/instruktur/guru musik. Pada

tahap ini murid masih belum diajarkan untuk belajar mandiri, sama halnya dengan bayi, mereka menirukan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Tipe pembelajaran ini disarankan untuk diberikan kepada murid pemula, atau yang belajar dari “nol”.

Kemudian mengenalkan anak pembelajaran teori sebelum memasuki praktik instrumen gitar dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar secara akademisi dibutuhkan anak dapat menulis dan membaca sebuah notasi dalam memainkan instrumen gitar, hal tersebut yang membuat pentingnya teori dalam permainan instrumen gitar diawali dengan mengenalkan anak nilai notasi dan nilai istirahat (rest)

Tabel 2.1 Notasi balok

Mengenalkan siswa-siswi macam-macam dinamik adalah pp (pianissimo) yaitu sangat lembut, p (piano) yaitu lembut, mp (mezzopiano) yaitu agak lembut,

mf (mezzoforte) yaitu agak keras, f (forte) yaitu keras, ff (fortissimo) yaitu sangat keras, crescendo yaitu bertambah keras, decrescendo yaitu bertambah lembut, dan

lambang-lambang notasi pada not balok maupun not angka. Prier (1991) menjelaskan bahwa notasi musik secara umum dikenal sekitar abad XI dengan tokohnya Guido Arezzo (1995-1050) yang menemukan cara membaca dengan menggunakan suku kata do, re, mi, fa, sol, la, si. Suku kata ini berasal dari syair lagu Santo Yohannes. Lambang artikulasi pada notasi musik antara lain:

Staff adalah sangkar nada atau paranada yaitu tempat penulisan not. Staff

terdiri dari lima garis dan empat spasi. Spasi sebagi ruang garis juga berfungsi untuk penulisan not-not. Not-not yang ditulis pada garis disebut not garis sedangkan not yang ditulis pada spasi disebut not spasi. Contoh staff sebagai berikut:

Kepala not dan tangkai not ada yang terbuka dan nada yang tertutup. Besarnya kepala not harus disesuaikan dengan sangkar nada. Jika kepala not terletak dibawah garis ketiga, tangkai not mengarah ke atas, jika kepala not berada diatas garis ketiga, tangkai not mengarah kebawah, sedangkan not yang terletak pada garis ketiga notnya boleh ke atas atau ke bawah sebagaimana tertera berikut ini

Bendera not, bendera not arahnya kekanan, baik tangkai yang keatas maupun kebawah. Ujung bendera not tetap mengarah ke kepala not.

Tanda kunci, untuk mengetahui nama-nama not pada sangkar nada dibuatlah tanda kunci. Tanda kunci selalu dituliskan pada awal paranada. Terdapat tiga macam tanda kunci, yaitu:

• kunci G,

• kunci F,

• kunci C.

Kunci G disebut juga treble clef yaitu staff untuk penulisan not-not tinggi. Dalam staff kunci G menunjukkan letak not “g” yaitu pada garis kedua, kunci G disebut juga kunci gitar dan semua not yang terletak pada garis kedua bernama not G. Dibawah garis kedua adalah spasi satu yaitu not F sedangkan dibawah spasi kesatu adalah tempat untuk not E. Kunci F disebut juga kunci bass atau bass cleft dimana dalam staff, kunci F berfungsi untuk tempat penulisan not-not rendah dan kunci F berpusat pada garis ke empat, apabila letak not F sudah diketahui maka letak not-not lain dapat pula diketahui. Kunci C dipergunakan untuk penulisan suara menengah (alto dan tenor) dimana letak kunci C menunjukkan letak not C. Kunci C boleh juga diletakkan pada sembarang tempat, apabila demikian halnya kunci C mempunyai berbagai kunci do dan sumbunya selalu menunjukkan do.

Tanda titik ditempatkan dibelakang not. Tanda titik berfungsi untuk memperpanjang nilai not di depannya. Hal ini berlaku untuk notasi balok maupun notasi angka. Namun demikian nilai titik pada notasi balok tidak sama dengan nilai titik pada notasi angka. Pada notasi balok jika tanda titik ditempatkan dibelakang not atau tanda diam maka nilainya setengah dari nilai not yang di depannya. Jika dalam satu partitur dijumpai pemakaian dua titik sekaligus dibelakang not maka nilai titik yang kedua adalah setengah dari nilai titik yang pertama. Sedangkan pada notasi angka, nilai satu titik adalah satu ketukan, dua titik maka nilainya dua ketukan.

Tanda tempo, Largo (besar sangat lambat), adagio (tenang, tentram, lebih lambat dari andante, lebih cepat dari largo), lento (menunjukkan tempo lambat),

moderato (menunjukkan tempo sedang), andante (sedang, menunjukkan sifat seperti berjalan), andantino (lebih cepat dari andante), allegro (senang, gembira, tempo cepat sesuai dengan karakter atau sifat dari gembira), vivace (tempo cepat),

presto (tempo cepat)

Tanda accidental, yaitu: (1) kreis (memindahkan letak dan bunyi nada setengah ke atas). Tanda kreis hanya berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, (2) mol (memindahkan letak dan bunyi nada setengah laras ke bawah). Tanda mol harus berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, dan (3) pugar (mengembalikan letak dan bunyi nada ke asalnya).

Legato tanda yang menghubungkan dua nada atau lebih sedangkan

Pembelajaran membaca notasi dan menyanyikan nada-nada bukanlah persoalan sederhana, tetapi memiliki prosedur yang kompleks. Mursell (1995) menjelaskan untuk belajar notasi musik adalah sama halnya dengan bagaimana mengerti tentang musik itu sendiri. Nilai seluruh lambang-lambang membantu mengerti musik lebih baik lagi. Tanpa sebuah pengertian dari lambang tersebut maka pengertian akan musik akan ketinggalan, sama halnya dengan angka-angka, maka pengertian akan aritmatika juga akan ketinggalan. Maka pelajaran tentang membaca musik adalah program yang harus dilakukan dalam perencanaan untuk memajukan pendidikan musik.

Solfeggio merupakan suatu pengetahuan musik yang mempelajari teknik membaca dan menulis notasi musik yang mencakup notasi irama dan notasi melodi. Notasi melodi dibaca atau dinyanyikan secara solmisasi sedangkan notasi irama dimainkan dengan tepukan. Menulis notasi musik mencakup aplikasi sence of music terhadap melodi yang diperdengarkan melalui instrument musik piano, melodi tersebut kemudian ditulis dengan tepat sesuai dengan frekuensi setiap nada (pitch).

Jarak-jarak tertentu pada tangga nada ditandai dengan pola jarak: 1-1- 1/2-1-1-1-1/2. Tangga nada demikian disebut tangga nada mayor. Dalam bentuk asli (netral) deretan nada-nadanya adalah: c d e f g a b c’. setiap susunan tangga nada mayor jika dinyanyikan dengan solmisasi berbunyi: do re mi fa sol la si do. Nada pertama dari tangga nada disebut root.

Hartoyo (1994) menjelaskan interval adalah perbedaan tinggi nada (pitch) antara dua nada. Cara mempelajarinya biasanya lebih mudah melalui tangga nada

yaitu dengan cara menyebutkan perbedaan tinggi nada antara nada do (C) dengan nada-nada sesudahnya dan dihitung dari do (C) sebagai nada pokok dalam tangga nada C.

Movable do adalah pembelajaran solfeggio dengan menggunakan “do” yang dapat berpindah-pindah sesuai dengan nada yang di pergunakan. Dalam

movable do ada sebutan tambahan yaitu untuk nada-nada kromatis yaitu: (1) nada kromatis naik dan (2) nada kromatis turun. Untuk nada kromatis naik seperti nada-nada : di, ri, fi, sel, dan li. Sedangkan untuk nada kromatis turun seperti nada-nada : sa, le, sal/fi, ma dan ra.

Selanjutnya dijelaskan rangkaian nada untuk tangga nada mayor selalu 1- 1-1/2-1-1-1-1/2, maka ditemukan: (1) dalam tangga nada D mayor, muncul kreis kedua yang berlaku untuk setiap nada do (C), di samping kreis pertama yang sudah lebih muncul pada tangga nada G mayor. Pada tangga nada A mayor, muncul kreis yang ketiga yang berlaku untuk setiap nada sol (G), disamping kreis pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada G mayor dan D mayor, dan (2) dalam tangga nada Bes mayor, muncul mol kedua yang berlaku untuk setiap nada mi (E), disamping mol pertama yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada F mayor, dan pada tangga nada Es, muncul mol ketiga yang berlaku untuk setiap nada La (A) disamping mol pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada nada F mayor dan tangga nada Bes mayor.

Proses penerapan selanjutnya di sekolah Chandra Kusuma dilakukan seorang murid untuk menerapkan teknik-teknik yang terdapat pada instrumen gitar seperti teknik pada tangan kanan dan tangan kiri. Kemudian dilakukan

berbentuk kelas dan dapat dilakukan antara seorang guru dan murid. Dalam

tahapan pembelajaran instrumen gitar, siswa selalu menginginkan pembelajaran yang mudah, menarik, menyenangkan, dan bertahap. Tetapi beberapa siswa dan orangtua menginginkan pembelajaran yang instan (cepat bisa). Hal ini menunjukan peran seorang guru untuk mengajarkan teknik-teknik lanjutan dalam pembelajaran gitar sangat dibutuhkan.

Kesabaran, ketekunan, ketelitian, konsisten terhadap sebuah bahan yang diberikan sangat penting dilakukan seorang siswa dalam mempelajari instrumen gitar. Kemudian sekolah Chandra Kusuma melakukan Tahap pembelajaran instrumen gitar secara visual, tahapan ini adalah sebuah tahapan yang memfokuskan dengan melihat materi yang disajikan, yaitu mulai mengajarkan membaca, mengenal not, tanda baca, dan materi lain yang kaitannya dengan visual (melihat). Pembelajaran visual mulai mengajarkan kepada murid untuk belajar mandiri, misalnya pengajar musik tidak ada dan yang ada hanya partiture/tablature maka murid masih bisa belajar dan bahkan murid bisa belajar lebih dari yang diajarkan pengajar ketika sudah menguasai materi sebelumnya.

Kemudian secara auditory yang merupakan tahapan pembelajaran musik

yang berkaitan dengan pendengaran dan pembelajaran adalah tahap paling tinggi pada pembelajaran musik. Murid yang bisa menguasai pembelajaran auditory biasanya mempunyai rasa “feel” yang bagus dalam menebak nada dan memainkannya dalam alat musik. Tahapan pembelajaran ini dilakukan setelah siswa mempelajari dasar-dasar awal yang mendukung siswa dalam permainan gitar. Setelah melihat anak mampu dalam tahapan-tahapan pembelajaran sekolah

Chandra Kusuma melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dalam pembelajaran gitar di Chandra Kusuma School dilakukan seorang guru dengan cara memantau perkembangan siswa dan memberikan nasehat-nasehat serta peringatan kepada seorang siswa, jika hal itu penting untuk kebaikan siswa dan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah Chandra Kusuma.

Terlebih lagi evaluasi yang dillakukan guru kepada seorang siswa untuk mengambil nilai dari pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma. Penilaian yang nilai seorang guru dari absensi siswa mengikuti praktik instrumen gitar, teknik yang baik dalam permainan instrumen gitar, tugas latihan yang diberikan seorang guru untuk dilatih dirumah kepada siswa, teknik membaca yang baik dilakukan seorang siswa jika mendapat bahan ajar dari seorang guru. Kemudian pengambilan nilai yang dilakukan secara ujian kepada seorang siswa untuk melihat hasil belajar yang baik kepada seorang siswa.

Dalam hal penilaian terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang

sudah direncanakan dalam proses pembelajaran (RPP), yaitu penilaian dari jumlah konsultasi setiap kelompok. Penilaian ini tidak terdapat pada RPP akan tetapi guru melakukan penilaian ini dalam pembelajarannya, dengan tujuan agar siswa mampu berlatih dengan rajin serta konsultasi kepada seorang guru untuk mendapat masukan-masukan dari guru agar memperbaiki hasil belajar praktik instrumen gitar dengan menggunakan sebuah metode yang baik dari seorang guru.

Pembelajaran gitar di sekolah Chandra kusuma masih membutuhkan masukan dalam segala aspek pembelajaran, hal ini menunjukkan untuk perkembangan instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma agar semakin pesat,

baik dalam proses pembelajaran, ujian maupun sebuah pertunjukan untuk dipertontonkan kepada masyarakat Indonesia khususnya kota Medan.

Dokumen terkait