• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK

2.2 Pendidikan Seni Musik di Chandra Kusuma School

Pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk manusia. Sekolah Chandra Kusuma telah menyusun sebuah kurikulum guna mewujudkan sistem pendidikan dalam proses belajar-mengajar. Dalam setiap mata pelajaran terdapat sebuah kurikulum untuk memberikan arah yang jelas pada tujuan pembelajaran dari sebuah mata pelajaran. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah, berlangsung melalui proses belajar-mengajar antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar.

Selain pendidikan formal dan non-formal juga terdapat pendidikan informal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang lebih umum, berjalan dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, media massa, dan tempat bermain. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma merupakan salah satu mata pelajaran yang mengisi kurikulum persekolahan, di samping pendidikan mata pelajaran Agama, Pancasila, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estestis dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni.

Seni musik termasuk salah satu aspek mata pelajaran seni budaya di sekolah Chandra Kusuma, hal ini dikarenakan pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran saja, masuknya pelajaran kesenian dalam kurikulum persekolahan merupakan salah satu kepedulian akan pentingnya apresiasi seni

bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat menikmati dan memiliki sikap menghargai seni budayanya. Tujuan yang lebih luas lagi adalah untuk perkembangan kreativitas siswa. Pembelajaran musik di sekolah Chandra Kusuma memiliki kesamaaan dengan instansi musik lainnya seperti Farabi, Medan Musik, Sumatra Conservatoire, Avia Cantata, Era Musika, dan setara dengan sekolah musik lainnya. Hal ini dikarenakan kurikulum, tenaga pengajar, instrumen musik, yang dipakai instansi-instansi tersebut memiliki kesamaaan dengan pembelajan musik di sekolah Chandra Kusuma. Perbedaannya adalah instansi maupun sekolah musik lainnya tidak menggunakan pelajaran umum lainnya seperti kimia, biologi, bahasa Mandarin, dan lain-lain.

Aspek-aspek yang di nilai dalam pembelajaran musik di sekolah Chandra Kusuma bukan hanya meliputi keterampilan bermain musik atau bernyanyi, tetapi juga tentang wawasan musik dan sikap terhadap seni musik. Dalam hal ini, tiap siswa memiliki wawasan dan pengetahuan tentang musik yang berbeda-beda. Pengetahuan dan pengalaman tentang musik mereka dapatkan bukan hanya dari sekolah saja, tetapi juga informasi-informasi dari internet, buku tentang musik, acara musik yang mereka lihat di televisi, mendengar dari radio, melihat acara festival musik. Terkadang mereka mendapatkan pengetahuan musik tersebut karena kegemaran dan ketertarikan mereka terhadap musik. Informasi dan wawasan tersebut juga mereka dapatkan dari lingkungan sesama siswa. Akan tetapi, setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman musik yang berbeda-beda. Informasi dari hal tersebut, dapat menambah wawasan siswa mengenai seni musik. Semakin banyak sumber pengetahuan lingkungan yang

dimanfaatkan dalam proses belajar, para siswa akan lebih mudah dan lebih memahami hal-hal yang bersifat kongkrit.

Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma School adalah bagian dari pendidikan keseluruhan anak pada tahap pembentukan pribadinya dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran musik sekolah tersebut selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan pengajaran musik itu dapat bermacam-macam, tetapi tidak boleh berlawanan dengan tujuan yang tertera dalam sebuah kurikulum yang berlaku dan tujuan umum. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di Sekolah Chandra Kusuma sebagai berikut: meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistik sesuai dengan budaya bangsa sehingga memungkinkan murid mengembangkan kepekaan terhadap dunia disekelilingnya, dan dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang musik.

2.3 Falsafah Pendidikan Di sekolah Chandra Kusuma

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,

pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan Chandra Kusuma adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga siswa\i mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan yang dikaji dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana siswa\i tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki siswa\i apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.

Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan manusia yang berkarakter masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang.

Perkembangan ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang di hadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai

aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. Siswa\i yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik, menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan nyata. Konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggung jawab di masa mendatang.

Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk

kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang di lakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil dari sebuah kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Dokumen terkait