• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DASAR PADA PEMBELAJARAN INSTRUMEN

GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

3.1 Ekstrakurikuler

Hampir semua Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas di tanah air memiliki ekstrakurikuler. Kegiatan di luar jam pelajaran itu menawarkan sejumlah pelatihan sesuai bakat dan minat siswa. Ekstrakurikuler biasanya dilaksanakan satu kali dalam satu minggu selama satu setengah sampai dua tahun. Pelatih atau guru pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang mampu biasanya mendatangkan pelatih profesional dari luar.

Ekstrakurikuler di sekolah Chandra Kusuma School adalah sebuah kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam belajar kurikulum standar. Namun yang terdapat pada sekolah Chandra Kusuma School, pembelajaran musik program instrumen dilakukan sama seperti mata pelajaran lainnya dan setiap siswa dikenakan biaya yang mengambil pembelajaran musik program.

dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar maupun didalam jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler di sekolah Chandra Kusuma School berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa- siswi sekolah tersebut.

Terdapat beberapa syarat yang mendasari pembentukan ekstrakurikuler, di sekolah Chandra Kusuma School yaitu:

1. Adanya pembina atau pembimbing maupun instruktur yang spesialis terhadap sebuah bidang dalam ekstrakurikuler tersebut

2. Adanya seksi OSIS yang mengurusi ekstrakurikuler tersebut 3. Memiliki sejumlah anggota dan peserta

4. Disetujui dan didukung oleh sekolah dan orang tua siswa

Ekstrakurikuler dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Ekstrakurikuler olah raga, seni, hobi, penalaran. Ekstrakurikuler yang meliputi musik program dengan berbagai instrument seperti gitar, piano, biola, trompet, flute, biola alto, cello, dan

contra bass, ansamble dan paduan suara. Sekolah Chandra Kusuma School terdapat pembelajaran instrumen yang dilakukan pada musik program yang salah satu bagian dalam ekstrakurikuler seni.

Silabus progam pembelajaran musik klasik dengan instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma School adapun silabus progam pembelajaran musik program dengan instrumen gitar di Chandra Kusuma School sebagai berikut:

1. Program pembelajaran diproyeksikan untuk 100 jam yang terbagi dalam 3 tingkatan

2. Materi pembelajaran diambil dari kurikulum Suzuki, kurikulum Trinity,

ABRSM dan diperkaya dengan repertoar yang relevan.

3. Pengajar dipersilahkan melakukan pengembangan materi pembelajaran.

Rincian pembagian jam pembelajaran:

a. Organologi/pengenalan instrumen : 3 jam b. Teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri : 10 jam c. Penjarian pada tangan kanan dan tangan kiri : 10 jam

d. Nilai nada : 5 jam

e. Scale/tangga nada : 12 jam

f. Etude/teknik : 15 jam

g. Lagu : 30 jam

h. Bermain duet, kwartet, ansambel : 10 jam

i. Ujian dan konser : 5 jam

3.3 Tujuan Pendidikan Ekstrakurikuler Musik Program Instrumen Gitar

Chandra Kusuma School merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik maupun siswa, dibina agar mereka memiliki

kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara berkoordinasi dan terarah. Siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Dalam pembinaan siswa di sekolah, banyak wadah atau program yang dijalankan demi menunjang proses pendidikan yang kemudian atas prakarsa sendiri dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan kearah pengetahuan yang lebih maju. Salah satu wadah pembinaan siswa di sekolah Chandra Kusuma School adalah kegiatan musik program. Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan musik program yang beragam siswa dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya dalam bidang musik khususnya instrumen gitar. Kegiatan- kegiatan siswa di sekolah khususnya kegiatan musik program merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.

Kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan musik program dibimbing oleh guru, sehingga proses pembelajaran gitar berjalan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan musik program di sekolah Chandra Kusuma School dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan tingkat kecerdasan. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahkan dapat dilaksanakan di antara penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah (Amal, 2005: 378).

Secara garis besar kegiatan musik program (ekstrakurikuler) mempunyai tiga tujuan dasar, yaitu:

1. Pembinaan minat dan bakat siswa

Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membina dan mengembangkan minat yang ada pada siswa serta memupuk bakat yang dimiliki siswa.

2. Sebagai wadah di sekolah

Dengan aktifnya siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, secara otomatis siswa telah membentuk wadah-wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin komunikasi antar anggotanya dan sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan musik program (ekstrakurikuler).

3. Pencapaian prestasi yang optimal

Beberapa cabang musik program baik secara perorangan maupun kelompok diharapkan dapat meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah

Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan musik program secara garis besar adalah sebagai wadah pembinaan minat dan bakat siswa di sekolah Chandra Kusuma School, dan pencapaian prestasi yang optimal dan didasari atas tujuan dari pada kurikulum sekolah pada musik program yang mempelajari instrumen.

3.4 Hasil Pembelajaran praktik Instrumen Gitar

Hasil pembelajaran praktik instrumen gitar dengan menerapkan metode dari seorang guru dalam memainkan instrumen gitar melalui buku panduan dan

kurikulum ABRSM pada kelas SMP, sekolah Chandra Kusuma School pada instrumen gitar sangat baik. Hal ini disebabkan dengan adanya buku panduan peserta didik lebih terbantu dan lebih semangat untuk saling berlomba-lomba mengetahui tentang materi ajar dari ketiga buku panduan. Peserta didik juga tidak merasa jenuh menggunakan ketiga buku panduan yang tediri dari sebuah lagu dan teknik, kemudian peserta didik juga dapat saling bersosialisasi dan berinteraktif dengan timnya masing-masing. Dengan menggunakan buku panduan, peserta didik juga tidak hanya menjalin sosial pada sesama siswa, tetapi dapat juga menjalin keakraban dengan guru yang mengajar. Komunikasi yang dibentuk dalam pembelajaran instrumen gitar, menjadikan peserta didik berani mengemukakan pendapatnya, presentasi laporan, memanjangkan kegiatannya untuk melatih bahan ajarnya.

Pembelajaran praktik instrumen gitar melalui buku panduan siswa merasakan kesenangan dan kemudahan dalam mempelajari instrumen gitar. Dapat disimpulkan, bahwa dengan memakai buku panduan tercipta hubungan yang baik antara peserta didik dan seorang guru. Maka hasil dari pembelajaran pada instrumen gitar musik program di Sekolah Chandra Kusuma School dapat dilihat dari tabel penilaian berikut:

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME January

01 Jennifer Lauditta 75 80 80 78 02 Emmeline 75 85 82 80 03 Alvin Lianto 80 70 75 75 04 Vintya 75 65 70 70 05 Stephen 80 80 85 82

Tabel 3.1 Nilai hasil akhir siswa bulan Januari

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME February

Absensi Teknik Ujian Jumlah

01 Jennifer Lauditta 80 75 85 80 02 Emmeline 80 80 85 82 03 Alvin Lianto 80 75 80 78 04 Vintya 75 70 70 72 05 Stephen 75 85 85 85

Tabel 3.2 Nilai hasil akhir siswa bulan Februari

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME March

Absensi Teknik Ujian Primavista Jumlah

Lauditta 02 Emmeline 80 90 90 80 85 03 Alvin Lianto 80 70 80 70 75 04 Vintya 80 70 70 60 70 05 Stephen 90 80 90 80 85

Tabel 3.3 Nilai hasil siswa akhir bulan Maret

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME April

Absensi Teknik Ujian Jumlah

01 Jennifer Lauditta 75 80 85 80 02 Emmeline 75 85 85 82 03 Alvin Lianto 75 65 70 70 04 Vintya 75 65 70 70 05 Stephen 90 90 90 90

Tabel 3.4 Nilai hasil akhir siswa bulan April

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME

May

Absensi Teknik Ujian Tugas

latihan Primavista Jumlah

Lauditta 02 Emmeline 85 85 90 80 85 85 03 Alvin Lianto 80 70 70 80 75 75 04 Vintya 75 70 70 70 65 70 05 Stephen 90 90 90 90 90 90

Tabel 3.5 Nilai hasil akhir siswa bulan Mei

STUDENTS SCORE LIST

MUSIc PROGRAM – CLASSIC GUITAR

CHANDRA KUSUMA SCHOOL, KOMP. CEMARA ASRI BLOK O PERCUT SEITUAN - DELI SERDANG

No NAME MONTH

January February March April May June

01 Jennifer Lauditta 78 80 82 80 80 02 Emmeline 80 82 85 82 85 03 Alvin Lianto 75 78 75 70 75 04 Vintya 70 72 70 70 70 05 Stephen 82 85 85 90 90

Tabel 3.6 Nilai hasil akhir siswa bulan Juni

3.5 Rapor Deskriptif Kepada Orangtua Melalui Guru Gitar Chandra Kusuma School

Nama: Jennifer Kelas: VIII A

Jennifer, seorang siswi yang memiliki minat besar dalam bermain musik. Hal ini yang memudahkannya dalam pembelajaran instrumen gitar dari teknik dasar petikan, penjarian tangan kanan, tangga nada mayor (G, F, D, A), semua dapat dilakukan dengan baik oleh Jenifer. Dalam proses pembelajaran, perkembangan Jenifer cukup pesat, hanya sedikit memiliki kendala, Jenifer butuh sedikit kesabaran dalam berlatih, teliti, feeling nada, ritme, dan intonasi yang lebih lagi dilatih agar mendapatkan kualitas yang baik ketika memainkan sebuah lagu. Jennifer memainkan gitar klasik pada repertoar klasik dan lagu Pop (modern). Bermain solo maupun Ansambel, kemampuan Jenifer dapat diandalkan. Jennifer juga unggul dalam pembacaan partitur (sight reading atau primavista) dan kontrol tempo yang tepat. Saran buat Jennifer, banyak berlatih dengan sabar untuk teknik

strumming dalam bermain akord.

Nama: Emmeline Kelas: VIII A

Emmeline adalah seorang siswi yang mengikuti kelas gitar klasik yang lebih tertarik pada musik Pop. Perkembangan Emmeline yang sangat signifikan terlihat dari cara membaca partitur lagu secara langsung (primavista), teknik petikan tangan kiri, dan bermain akord serta tangga nada, semua dapat dilakukannya dengan baik dan benar. Tidak hanya itu saja, Emmeline sudah sering mengikuti pertunjukan (performance) dalam beberapa kegiatan di dalam maupun di luar lingkungan sekolah dengan bermain ansambel gitar. Hal penting

yang harus dilakukan oleh Emmeline adalah menumbuhkan rasa percaya diri dalam bermain gitar solo dihadapan penonton.

Nama: Alvin Kelas: VIII A

Alvin merupakan siswa yang sudah belajar gitar klasik sebelumnya, sehingga Alvin sangat mudah mengikuti kelas praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma School. Materi pembelajaran yang dipelajari Alvin saat ini menggunakan materi yang sama dipelajarinya di tempat lain, sehingga lagu-lagu yang dimainkan dan penguasaan teknik menjadi semakin baik. Alvin juga mempelajari teknik strumming dalam bermain akord pada gitar, memiliki intonasi yang baik, permainan lagu yang cukup baik. Kemajuan Alvin dalam bermain gitar dapat mengikuti ansambel dalam mengisi acara di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Alvin adalah siswa yang baik, perkembangannya pada pembelajaran gitar sangat memuaskan, dukungan dari guru dan orangtua sangat dibutuhkan untuk Alvin dalam mempelajari instrumen gitar. Namun semua ini dapat terlupakan apabila hubungan guru, orangtua kepada Alvin tidak terjalin komunikasi yang baik.

Nama: Vintya Kelas: VIII A

Vintya termasuk siswi yang tidak memiliki dasar (basic) dalam bermain musik, tapi memiliki minat yang besar ketekunan dalam berlatih rajin, semangat

dan pintar, banyaknya kesibukan pada les pembelajaran yang lain membuat Vintya letih, dan tidak memiliki waktu untuk mengulang kembali proses pembelajaran gitar yang dilakukan di Chandra Kusuma School. Intonasi, ritme, bermain lagu, cukup memuaskan untuk saat ini, kemudian Vintya juga mengikuti kelas teori dasar musik dengan baik. Keunggulan Vintya dalam membahas lagu- lagu atau repertoar dari instrumen gitar dapat secara baik memainkan teknik- teknik yang sulit. Perkembangan Vintya terlihat pada penguasaan tangga nada mayor, teknik petikan dan strumming, sight reading, sehingga Vintya dapat membahas lagu-lagu dengan baik dan benar. Saran penulis Vintya perlu banyak berlatih, giat dalam membahas lagu-lagu, dan mengulangi kembali materi-materi sebelumnya.

Nama: Steven Sempana Kelas: VIII A

Steven bermain gitar klasik bergaya pop (memainkan lagu pop dengan menggunakan instrumen serta teknik gitar klasik). Steven memiliki bakat dalam bermain gitar klasik dan di dukung musikalitasnya yang sangat baik. Hal ini terlihat dari interpretasi ketika memainkan semua lagu dengan baik. Steven juga mengaransemen kembali lagu-lagu itu dengan gaya permainan Steven sendiri. Steven juga memiliki kekurangan dalam mengatur sebuah tempo ketika bermain instrumen musik. Disarankan kepada Steven untuk mulai menggunakan

belajar instrumen musik, jaga emosi, tenaga, konsistensi dalam bermain sebuah lagu dan sempatkan latihan serta hasil perkembangan yang cukup memuaskan.

Dari hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa mempelajari instrumen gitar dengan menggunakan buku panduan dan kurikulum ABRSM, dapat menambah tingkat kemahiran siswa dalam penilaian intonasi, teknik penyajian, interpretasi. Hal ini disebabkan meningkatnya rasa kepedulian sesama siswa dan nalar otak untuk mempelajari materi ajar secara mendalam. Selain nilai kelompok dan individu, biasanya para guru untuk mengetahui hasil dari nilai akhir peserta didik di sekolah dasar (SD) maupun sekolah Lanjut tingkat pertama (SLTP) Chandra Kusuma School menggabungkan nilai dari kelompok dan individu.

3.6 Penerapan dan Rencana Proses Pembelajaran Menurut Penjelasan Guru Gitar Chandra Kusuma School

3.6.1 Pertemuan I

Gambar 3.1 Elemen-elemen instrumen gitar (sumber: ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan pengenalan instrumen gitar

Pertemuan pertama (I) anak diberikan pengenalan terhadap instrumen gitar, pada bagian-bagian gitar dan fungsi terhadap bunyi dan organologi instrumen tersebut yang diawali:

1. Headstock, adalah "kepala gitar" yang berfungsi untuk tempat pemasangan tuning pegs (beberapa perusahaan membuat gitar headless, sehingga posisi tunning keys berada di body)

2. Tuning pegs/tuning machine/tuner, sering juga disebut dryer, adalah unit yang berfungsi untuk mengatur ketegangan dawai sehingga sesuai dengan nada pada senar instrumen gitar (untuk men-stem)

3. Nut, yaitu unit yang berfungsi untuk bantalan dan pengatur ketinggian dawai pada neck agar dawai tidak menyentuh fret, sehingga dawai dapat bergetar

4. Neck, atau leher gitar, merupakan bagian gitar yang berfungsi sebagai tempat dipasangnya fretboard

5. Fret, yaitu papan tipis (kurang lebih 5 mm) selebar neck yang ditempelkan pada neck, berfungsi sebagai tempat untuk memasang fret

6. Fretwire, adalah kawat khusus (biasanya terbuat dari tembaga atau

stainless steel) yang dipasang pada fretboard, fungsinya adalah untuk memproduksi tingkat ketinggian nada yang berbeda dengan jalan menempatkan jari-jari pada ruang-ruang di antara logam-logam fret

7. Dawai/string, sering disebut senar, yaitu kawat/nilon tipis yang

direntangkan dari head stock sampai bridge gitar, yang berfungsi untuk menghasilkan suara

8. Table, Body,atau badan gitar, pada gitar klasik body gitar berfungsi sebagai penguat getaran dawai

9. Sound hole, adalah lubang pada body gitar akustik yang berfungsi sebagai tempat keluarnya suara

10.Saddle, adalah plastik (bisa juga logam atau tulang) yang fungsinya sama dengan nut namun terletak pada bridge gitar.

• Mengajarkan posisi yang baik dalam bermain instrumen gitar klasik

Gambar 3.2 Posisi bermain gitar klasik

(sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan posisi duduk

Kemudian setelah memperkenalkan bagian-bagian gitar kepada siswa dilanjutkan dengan siswa kembali diajarkan memegang gitar dengan posisi duduk

yang baik dalam hal ini berfungsi untuk mempercepat

dan membuat siswa rileks dalam memainkan penjarian pada fretboard gitar, dikarenakan memegang dan cara duduk berpengaruh kepada daya jangkau penjarian dalam bermain melodi maupun untuk membent memerlukan bentangan jari yang jauh.

Pada dasarnya bentuk memegang gitar dan cara duduk dalam bermain gitar ada 2 cara yaitu, posisi klasik dan posisi casual. Posisi klasik biasa di lakukan oleh para pemain gitar yang beraliran klasik seperti neoclassical dan

flamenco/ flamengo (Klasik Spanyol dan Latin). Sedangkan posisi casual lebih sering di mainkan oleh para pemain gitar yang terbilang lebih modern, seperti gitaris zaman sekarang.

• Mengajar siswa cara memegang leher (neck) gitar pada tangan kiri

Gambar 3.3 Posisi tangan kiri bermain gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan penjarian

Siswa diajarkan melalui penjarian ibu jari pada tangan kiri, yang akan memegang pertengahan leher gitar dan tidak dapat melewati leher gitar serta tidak dapat dilipat, telapak tangan tidak dapat mengenai neck gitar, dikarenakan ketika seorang siswa tidak mengikuti aturan yang telah di jelaskan siswa akan mengalami kesulitan dalam kecepatan bemain antara sebuah fret dengan fret yang lain. Cara memegang seperti ini di anggap cara memegang gitar yang sangat efektif oleh kebanyakan guru gitar.

• Mengajar siswa posisi tangan kanan pada instrumen gitar

Gambar 3.4 Posisi tangan kanan bermain gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan posisi tangan kanan

Mengajarkan posisi tangan kanan pada instrumen gitar yang diawali melalui sebuah teknik petikan kepada seorang siswa dan telapak tangan tidak dapat bersentuhan dengan senar gitar, hal ini dikarenakan jika seorang siswa

mengakibatkan kesulitan untuk mengaplikasikan penjarian tangan kanan yang terdiri dari P, I M, A sebagai media pemetik gitar.

• Mengenalkan siswa pada keenam senar serta peletakan senar pada alat stem (pegs) instrumen gitar

Gambar 3.5 Headstock gitar

(sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Mengenalkan siswa pada keenam senar, serta peletakan senar pada alat stem (pegs), yang diawali pada senar 1 dengan nada E, yang terletak pada pegs I, senar 2 dengan nada B yang terletak pada pegs II, senar 3 dengan nada G, yang terletak pada pegs III, senar 4 dengan nada D, yang terletak pada pegs IV, senar 5 dengan nada A, yang terletak pada pegs senar V, senar 6 dengan nada E, yang terletak pada pegs VI.

Gambar 3.6 Register open string pada instrumen piano (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan register senar lepas

Pertemuan kedua guru mengenalkan siswa pada register senar lepas instrumen gitar terhadap jarak oktaf nada-nada senar lepas gitar (open string), yang diaplikasikan pada register piano, hal ini agar seorang siswa tahu nada yang rendah sampai nada yang paling tinggi terhadap instrumen gitar serta mengeneralkan steman jika permainan gitar bermain dengan alat musik lainnya seperti, gitar dan biola, gitar saxsofon, gitar dan piano.

• Mengajarkan cara mudah menyetem senar gitar

Gambar 3.7 Nada-nada open string pada instrumen gitar (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan menyetem

Mengajarkan anak cara menyetem instrumen gitar dengan cara yang manual jika nada pada senar 6 sudah standar dengan nada E, yang disamakan

dengan alat bantu stem (tuner), diawali dengan menekan senar 6 pada kolom lima yang menghasilkan nada A kemudian disamakan dengan senar 5, menekan senar 5 pada kolom lima yang menghasilkan nada D kemudian disamakan dengan senar 4, menekan senar 4 pada kolom lima yang menghasilkan nada G kemudian disamakan dengan senar 3, menekan senar 3 pada kolom empat yang menghasilkan nada B kemudian disamakan dengan senar 2, menekan senar 2 pada kolom lima yang menghasilkan nada E kemudian disamakan dengan senar 1.

• Memperkenalkan siswa nama-nama penjarian tangan kanan dan tangan kiri

Gambar 3.8 Penjarian tangan kiri dan tangan kanan pada gitar klasik (sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan simbol penjarian

Mengenalkan siswa dengan simbol atau nama penjarian yang nantinya akan dijumpai siswa ketika bermain gitar, memakai buku panduan penulisan sebuah notasi terdapat simbol yang tertulis siswa dapat dengan cepat memainkan sesuai dengan tulisan maupun simbol yang terdapat pada sebuah notasi pada tangan kanan p (pulgar) pada ibu jari, i (indice) pada jari telunjuk, m (middle)

pada jari tengah, a (anular) pada jari manis dan tangan kiri jari telunjuk disimbolkan dengan angka 1, jari tengah disimbolkan dengan angka 2, jari manis disimbolkan dengan angka 3, jari kelingking disimbolkan dengan angka 4.

• Mengajarkan teknik memetik senar lepas (open string) secara tirando

dengan posisi yang baik

Gambar 3.9 Posisi bermain gitar dengan petikan tirando

(sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

Proses penerapan tirando

Tirando adalah teknik memetik senar gitar dengan jari pada petikan menjahui senar atau mengayun kebagian telapak tangan. Petikan tirando tidak bersandar dengan senar dimana petikan ini dilakukan dengan cara memetik senar gitar kearah luar sampai senar gitar berbunyi dan jari tidak boleh menyentuh senar lainnya. Teknik tersebut digunakan untuk memainkan not ganda atau sebuah

• Mengajarkan teknik memetik senar lepas (open string) secara apoyando

dengan posisi yang baik

Gambar 3.10 Posisi bermain gitar dengan petikan apoyando

(sumber : ebook, play classical guitar by David Braid)

3.6.2 Pertemuan II

Proses penerapan apoyando

Teknik apoyando adalah teknik memetik gitar yang bersentuhan dengan senar lainnya. Petikan senar gitar berhenti ketika menyentuh dawai berikutnya diatas dawai yang sedang dipetik atau jari tidak boleh menyentuh telapak tangan.

• Mengenalkan bentuk dan nilai notasi balok untuk pembelajaran instrumen gitar

1.

3.

4.

5.

6.

7.

Proses penerapan pengenalan lambang

Mengenalkan anak sebuah lambang dalam penulisan notasi yang dimulai dari sangkar nada sebagai tempat menulis tinggi rendahnya sebuah nada, sukat agar siswa bermain dengan patren (ketukan), birama sebagai kolom untuk menulis sebuah notasi, barline sebagai pembatas sebuah birama, dan nilai notasi

semibreve yang terdiri dari 4 ketukan, minim 2 ketukan, crochet 1 ketukan,

quever ½ ketukan, kemudian mengajarkan anak tanda istirahat (rest), kemudian birama ganda sebagai penutup frase maupun akhir sebuah kalimat lagu.

• Mengajarkan siswa untuk mengaplikasikan jari tengah (m) dan jari telunjuk (i) pada tangan kanan melalui simbol, hitungan, pada senar lepas 1 (E’) dan 2 (B) instrumen gitar

Proses penerapan teknik tirando

Siswa diajarkan memetik gitar dengan teknik tirando yang diaplikasikan melalui tangan kanan pada jari tengah (m) dan jari telunjuk (i) pada senar 1 (E’)

Dokumen terkait