• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR

KURIKULUM ABRSM DASAR I

DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL:

KAJIAN TERHADAP MASALAH DAN SOLUSINYA

TESIS

Oleh:

ANDRY PERMANA BARUS NIM: 117037005

PROGRAM STUDI

MAGISTER (S2) PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRACT

Practice learning the guitar at Chandra Kusuma School is using ABRSM

curriculum guide books. However, the implementation of a curriculum still having a lot of trouble, especially on a right-hand techniques such as the achievement of picking techniques apoyando and tirando also left hand techniques such as frame finger, position, (crossing finger) and other fingering techniques. These troubles have caused some problems to the teacher and the student in the teaching-learning process when applying and implementing a curriculum in teaching guitar at Chandra Kusuma School. The application of a technic that curriculum desired by a symbol located on transcription notation. This problem makes a teacher must understand the issues contained in a curriculum to be taught to students in practice learning the instrument. Moreover, the problems of internal and external factors studied, such as: interest, discipline, intellectual, attention, confidence, fatique, talent and other things of the external factors: facilities, assessment, curriculum, methods, materials, environment, parents and the another highly inhibit and slow the learning guitar process at Chandra Kusuma School.

So in this case the author conducted a study, by examining teachers and students in the teaching-learning process is carried out in Chandra Kusuma School, as well as analyzing the three (3) songs of the guide books are taken through the

ABRSM curriculum and offering learning solutions to provide the particular training in order to be able to play a song from technical difficulties of song books

ABRSM curriculum guide. This is done in order to see the issues limiting factor in addition to techniques such as internal and external problems of learning, then the author look at the solutions provided by the school, the teachers, and the problems can not be solved Chandra Kusuma School, in this case the author will also try to offer a solution.

Through these problems the author uses the theory of behaviorism approach through behavioral changes that build a strong individual with the ability to search for a solution (problem solving) in learning guitar at Chandra Kusuma School. This theory proposed by Gage and Berliner in the book “Educational Psychology” Second Edition, (Chicago Rand Mc. Nally), 1979. In this study the author hope to find, troubleshoot and resolve problems learning at Chandra Kusuma School, either techniques in playing a song or internal and external factors inhibiting the practice of learning the guitar.

(3)

ABSTRAK

Pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma memakai buku panduan kurikulum ABRSM. Namun, penerapan sebuah kurikulum masih mengalami banyak kesulitan, terlebih pada sebuah pencapaian teknik tangan kanan seperti teknik petik apoyando dan tirando serta teknik tangan kiri seperti frame jari, posisi, krosing (crossing finger) maupun teknik penjarian lainnya, hal ini mengakibatkan permasalahan dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan seorang guru dan murid ketika mengaplikasikan dan menerapkan sebuah kurikulum dalam pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma. Penerapan sebuah teknik yang diinginkan kurikulum melalui sebuah simbol terdapat pada transkripsi notasi balok. Permasalahan ini menjadikan seorang guru harus mengerti persoalan yang terdapat pada sebuah kurikulum untuk diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran praktik instrumen gitar. Terlebih permasalahan dari faktor internal dan eksternal belajar, seperti: minat, disiplin, intelektual, perhatian, disiplin, percaya diri, kelelahan, bakat dan hal lainnya dari faktor eksternal : sarana, penilaian, kurikulum, metode, materi belajar, lingkungan, orangtua dan hal lainnya yang sangat menghambat dan memperlambat proses pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma.

Maka dalam hal ini penulis melakukan sebuah penelitian, dengan meneliti guru dan murid dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah Chandra Kusuma School, serta menganalisis 3(tiga) buah lagu dari buku panduan yang diambil melalui kurikulum ABRSM serta menawarkan solusi pembelajaran dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus, untuk dapat memainkan sebuah lagu dari kesulitan-kesulitan teknik dari lagu buku panduan kurikulum ABRSM. Hal ini dilakukan agar dapat melihat permasalahan faktor penghambat selain teknik seperti permasalahan internal dan eksternal belajar, kemudian penulis melihat solusi yang diberikan oleh pihak sekolah, guru, dan permasalahan yang belum dapat dipecahkan sekolah Chandra Kusuma, dalam hal ini penulis juga akan mencoba menawarkan sebuah solusi.

Melalui permasalahan-permasalahan tersebut penulis menggunakan pendekatan teori behaviorisme melalui perubahan tingkah laku yang membangun sebuah kemampuan individu yang kuat dengan mencari solusi (problem solving) dalam pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner dalam buku “Educational PsychologySecond Edition, (Chicago Rand Mc. Nally), tahun 1979. Dalam penelitian ini penulis berharap dapat menemukan, memecahkan dan mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma baik secara teknik dalam memainkan sebuah lagu, maupun faktor penghambat internal dan eksternal dalam pembelajaran praktik instrumen gitar.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

berkat, rahmat dan karunia-Nya yang membimbing dan menyertai penulis dalam

penyelesaian studi di Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian

Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan. Tesis ini

berjudul Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I Di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya. Tulisan dalam

bentuk tesis ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Seni (M.Sn.) pada Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan

Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.

Tesis ini berisikan tentang hasil penelitian mengenai tinjauan

pembelajaran praktik instrumen gitar kurikulum dasar I di Chandra Kusuma

school dengan mengkaji masalah dan solusinya. Pokok permasalahan yang

dibahas adalah bagaimana praktik pembelajaran gitar pada tiga buah lagu yang

terdapat pada buku panduan kurikulum ABRSM di Chandra Kusuma School; Masalah seperti apa yang ditemukan dan bagaimana solusinya ketika siswa

mempelajari instrumen gitar di Chandra Kusuma School?

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada para pembimbing yang telah banyak memberikan tuntunan,

arahan serta bimbingan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tulisan ini,

yakni Bapak Dr. Muhammad Takari, M.Hum sebagai Dosen Pembimbing I dan

Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II. Penulis juga

(5)

Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Irwansyah, M.A., dan Sekretaris, Bapak

Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., atas bimbingan akademis dan arahan yang

diberikan. Saya juga ucapkan terima kasih banyak kepada Dosen Penguji Bapak

Drs. Setia Dermawan Purba, M.A yang memberikan koreksi dan kritikan demi

perbaikan penulisan tesis ini.

Secara akademik penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.

Dr. dr. Syahril Pasaribu., DTM & H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara, dan Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., sebagai Dekan

Fakultas Ilmu Budaya, yang telah memberi fasilitas, sarana dan prasarana belajar

bagi penulis sehingga dapat menuntut ilmu di Kampus Universitas Sumatera

Utara ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada dosen

Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni, antara lain: Dra.

Rithaony, M.A., Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Drs. Kumalo Tarigan, M.A., Dra.

Frida Deliana, M.Si., Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., atas ilmu yang telah

diberikan selama ini. Begitu juga kepada Bapak Drs. Ponisan sebagai pegawai

adminsitrasi, terima kasih atas segala bantuannya selama ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta,

bapak tersayang Drs. Darwin C. Barus, M.Si., dan mama tercinta Ratu N. Manik,

S.Pd., nasehat bapak dan mama senantiasa mengiringi langkahku dimanapun aku

berada. Segala yang Bapak dan ibu berikan (doa dan nasehat) membawaku

mencapai jenjang pendidikan yang lebih tinggi, saya tidak mampu membalasnya

(6)

Basten Van Barus, Piter E. Liasta Barus. Tidak lupa penulis mengucapkan terima

kasih untuk kekasih tersayang, Maria Grace S. Tobing SE., yang selalu setia

mendampingi serta memberikan dorongan semangat hingga akhirnya tesis ini

dapat selesai.

Penulis berharap kiranya tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Selain itu

juga dapat menjadi sumbangan dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang

Penciptaan dan Pengkajian Seni, serta Etnomusikologi. Tentu tesis ini masih jauh

dari kesempurnaannya, karena itu kepada semua pihak penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun pada tesis ini.

Medan, Juli 2014 Penulis

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI

1. Nama : Andry Permana Barus

2. Tempat/Tgl. Lahir : Medan, 8 November 1986

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. Agama : Kristen Protestan

5. Kewarganegaraan : Indonesia

6. Nomor Telepon : 0812 6956 8202

7. Alamat : Jl. Pales VIII no. 15 Medan

PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Swasta Katolik Budi Murni 2 Medan lulus tahun 1998.

2. Sekolah Menengah Pertama Katolik Budi Murni 2 Medan lulus tahun 2001.

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri 17 Medan lulus tahun 2004.

4. Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik

Universitas Negeri Medan lulus tahun 2011.

5. Mahasiswa Program Studi Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian Seni di

(8)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2014

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

ABSTRACT ... v

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 19

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 20

1.4 Studi Kepustakaan ... 20

1.7.5 Kerja laboratorium ... 38

1.8 Sitematika Penulisan ... 39

BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL... 40

2.1 Sejarah Chandra Kusuma School ... 40

2.1.1 Misi dan visi Chandra Kusuma school... 41

2.2 Pendidikan Seni Musik di Chandra Kusuma School... 42

2.3 Falsafah Pendidikan Di sekolah Chandra Kusuma... 45

2.4 Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School... 48

2.5 Guru Sekolah Chandra Kusuma School... 49

2.5.1 Profil guru gitar Chandra Kusuma School... 51

2.6 Strategi Pembelajaran ... 53

2.7 Sarana dan Media Pengajaran Musik ... 58

2.8 Materi dan Bahan Pengajaran Musik... 59

(10)

2.9.1 Musik Reguler... 61

2.9.2 Musik Program... 62

2.10 Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School... 64

BAB III PENERAPAN DASAR PADA PEMBELAJARAN INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL... 73

3.1 Ekstrakurikuler... 73

3.6.11 Pertemuan XI... 109

3.6.12 Pertemuan XII... 110

BAB IV PERMASALAHAN DALAM PEMBELAJARAN INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL... 124

4.1 Masalah Dalam Pembelajaran... 124

4.2 Permasalahan Faktor-Faktor Internal Belajar... 125

4.2.1 Permasalahan faktor kesehatan... 126

(11)

4.2.3 Permasalahan perhatian... 126

(12)

4.8.4 Permasalahan proses penerapan birama 8

4.9 Transkipsi Kelemahan Siswa/i Sebelum Penerapan Solusi Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School... 152

BAB V SOLUSI DALAM PEMBELAJARAN INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL... 155

5.1 Solusi Dalam Pembelajaran... 155

5.3 Solusi Permasalahan Faktor-Faktor Eksternal Belajar... 161

5.3.1 Solusi permasalahan kesejahteraan guru... 162

5.6.3 Solusi permasalahan proses penerapan birama 9 sampai birama 11... 171

(13)

5.6.5 Solusi permasalahan proses penerapan 5.6.8 Solusi permasalahan proses penerapan birama 16

sampai birama 19... 173 5.6.9 Penerapan 12 sampai birama 16 setelah

memainkan solusi... 174 5.6.10 Penerapan birama 17 sampai birama 21 setelah

memainkan solusi... 174 5.6.11 Penerapan birama 21 sampai birama 23 setelah

memainkan solusi... 174 5.6.12 Solusi permasalahan proses penerapan birama 27

sampai birama 29... 175 5.6.13 Penerapan birama 23 sampai birama 28 setelah

(14)

5.8.8 Solusi permasalahan proses penerapan birama 17

sampai birama terakhir... 185

5.8.9 Penerapan birama 14 sampai birama 20 setelah memainkan solusi... 185

5.9 Transkipsi Pernyataan Siswa/i Terhadap Penerapan Solusi Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School... 186

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 191

6.1 Kesimpulan ... 191

6.2 Saran ... 193

DAFTAR PUSTAKA ... 196

DAFTAR WEBSITE... 198

(15)

DAFTAR BAGAN

4.1 Struktur pembahasan bab IV... 154

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Denah lokasi Chandra Kusuma School………. 42

Gambar 2.2 Pak Ganda, guru instrumen gitar di Chandra Kusuma School... 52

Gambar 2.3 Instrumen musik di Chandra Kusuma School... 59

Gambar 3.1 Elemen-elemen instrumen gitar……….. 85

Gambar 3.2 Posisi bermain gitar klasik……….. 87

Gambar 3.3 Posisi tangan kiri bermain gitar klasik………...………. 88

Gambar 3.4 Posisi tangan kanan bermain gitar klasik……… 89

Gambar 3.5 Headstock gitar……… 90

Gambar 3.6 Register open string pada instrumen piano………. 90

Gambar 3.7 Nada-nada open string pada instrumen gitar……… 91

Gambar 3.8 Penjarian tangan kiri dan tangan kanan pada gitar klasik……. 92

Gambar 3.9 Posisi bermain gitar dengan petikan tirando... 93

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Notasi balok... 65

Tabel 3.1 Nilai hasil akhir siswa bulan Januari... 78

Tabel 3.2 Nilai hasil akhir siswa bulan Februari... 79

Tabel 3.3 Nilai hasil akhir siswa bulan Maret... 79

Tabel 3.4 Nilai hasil akhir siswa bulan April... 80

Tabel 3.5 Nilai hasil akhir siswa bulan Mei... 80

(18)

ABSTRACT

Practice learning the guitar at Chandra Kusuma School is using ABRSM

curriculum guide books. However, the implementation of a curriculum still having a lot of trouble, especially on a right-hand techniques such as the achievement of picking techniques apoyando and tirando also left hand techniques such as frame finger, position, (crossing finger) and other fingering techniques. These troubles have caused some problems to the teacher and the student in the teaching-learning process when applying and implementing a curriculum in teaching guitar at Chandra Kusuma School. The application of a technic that curriculum desired by a symbol located on transcription notation. This problem makes a teacher must understand the issues contained in a curriculum to be taught to students in practice learning the instrument. Moreover, the problems of internal and external factors studied, such as: interest, discipline, intellectual, attention, confidence, fatique, talent and other things of the external factors: facilities, assessment, curriculum, methods, materials, environment, parents and the another highly inhibit and slow the learning guitar process at Chandra Kusuma School.

So in this case the author conducted a study, by examining teachers and students in the teaching-learning process is carried out in Chandra Kusuma School, as well as analyzing the three (3) songs of the guide books are taken through the

ABRSM curriculum and offering learning solutions to provide the particular training in order to be able to play a song from technical difficulties of song books

ABRSM curriculum guide. This is done in order to see the issues limiting factor in addition to techniques such as internal and external problems of learning, then the author look at the solutions provided by the school, the teachers, and the problems can not be solved Chandra Kusuma School, in this case the author will also try to offer a solution.

Through these problems the author uses the theory of behaviorism approach through behavioral changes that build a strong individual with the ability to search for a solution (problem solving) in learning guitar at Chandra Kusuma School. This theory proposed by Gage and Berliner in the book “Educational Psychology” Second Edition, (Chicago Rand Mc. Nally), 1979. In this study the author hope to find, troubleshoot and resolve problems learning at Chandra Kusuma School, either techniques in playing a song or internal and external factors inhibiting the practice of learning the guitar.

(19)

ABSTRAK

Pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma memakai buku panduan kurikulum ABRSM. Namun, penerapan sebuah kurikulum masih mengalami banyak kesulitan, terlebih pada sebuah pencapaian teknik tangan kanan seperti teknik petik apoyando dan tirando serta teknik tangan kiri seperti frame jari, posisi, krosing (crossing finger) maupun teknik penjarian lainnya, hal ini mengakibatkan permasalahan dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan seorang guru dan murid ketika mengaplikasikan dan menerapkan sebuah kurikulum dalam pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma. Penerapan sebuah teknik yang diinginkan kurikulum melalui sebuah simbol terdapat pada transkripsi notasi balok. Permasalahan ini menjadikan seorang guru harus mengerti persoalan yang terdapat pada sebuah kurikulum untuk diajarkan kepada siswa dalam pembelajaran praktik instrumen gitar. Terlebih permasalahan dari faktor internal dan eksternal belajar, seperti: minat, disiplin, intelektual, perhatian, disiplin, percaya diri, kelelahan, bakat dan hal lainnya dari faktor eksternal : sarana, penilaian, kurikulum, metode, materi belajar, lingkungan, orangtua dan hal lainnya yang sangat menghambat dan memperlambat proses pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma.

Maka dalam hal ini penulis melakukan sebuah penelitian, dengan meneliti guru dan murid dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan di sekolah Chandra Kusuma School, serta menganalisis 3(tiga) buah lagu dari buku panduan yang diambil melalui kurikulum ABRSM serta menawarkan solusi pembelajaran dengan memberikan pelatihan-pelatihan khusus, untuk dapat memainkan sebuah lagu dari kesulitan-kesulitan teknik dari lagu buku panduan kurikulum ABRSM. Hal ini dilakukan agar dapat melihat permasalahan faktor penghambat selain teknik seperti permasalahan internal dan eksternal belajar, kemudian penulis melihat solusi yang diberikan oleh pihak sekolah, guru, dan permasalahan yang belum dapat dipecahkan sekolah Chandra Kusuma, dalam hal ini penulis juga akan mencoba menawarkan sebuah solusi.

Melalui permasalahan-permasalahan tersebut penulis menggunakan pendekatan teori behaviorisme melalui perubahan tingkah laku yang membangun sebuah kemampuan individu yang kuat dengan mencari solusi (problem solving) dalam pembelajaran gitar di sekolah Chandra Kusuma. Teori ini dicetuskan oleh Gage dan Berliner dalam buku “Educational PsychologySecond Edition, (Chicago Rand Mc. Nally), tahun 1979. Dalam penelitian ini penulis berharap dapat menemukan, memecahkan dan mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma baik secara teknik dalam memainkan sebuah lagu, maupun faktor penghambat internal dan eksternal dalam pembelajaran praktik instrumen gitar.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik adalah sebuah organisasi bunyi yang sangat berperan aktif dalam

kehidupan manusia. Peran penting musik juga sangat dibutuhkan dalam sebuah

kebudayaan baik melalui vokal, instrumen, maupun gabungan keduanya. Musik

selalu berkembang bentuk, guna, dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat

pendukungnya. Di antara fungsi musik adalah sebagai media hiburan, ritual,

peribadatan, maupun sebuah pendidikan. Musik adalah salah satu bagian dari

kesenian yang dinikmati melalui pendengaran melalui warna suara (tone color/ timbre), ritme (rhythm), melodi (melody), harmoni (harmony), dan dinamika (dynamic) yang terajut dalam suatu tekstur yang dapat menghasilkan suatu ekspresi.

Dalam sebuah pendidikan musik, memahami musik dalam bentuk saintifik, diperlukan pengetahuan yang mendukung. Pengetahuan ini mencakup teknik

permainan, permasalahan teknik, metode pembelajaran, cara membaca sebuah

notasi baik angka, huruf, maupun notasi balok, interpretasi, teori dalam sebuah

komposisi musik, bahan yang tertulis dalam buku panduan serta kurikulum ketika

memainkan dan mempelajari instrumen musik. Permainan instrumen tanpa sebuah

teknik yang baik, dapat menyulitkan seorang musisi dalam pencapaian interpretasi.

Hal ini dikarenakan hasil dari sebuah teknik permainan seorang musisi, maka

(21)

memainkan sebuah karya maupun materi lagu. Melalui permasalahan ini maka

seorang musisi harus memiliki teknik permainan yang baik ketika memainkan

sebuah lagu. Permasalahan teknik dalam permainan sebuah instrumen tidak hanya

pada seorang musisi ketika memainkan sebuah lagu maupun komposisi, tetapi

terdapat juga pada seorang pelajar yang sedang mempelajari sebuah instrumen

melalui buku panduan dari sebuah kurikulum musik.

Buku panduan adalah sebuah bahan ajar seorang guru, yang digunakan

dalam proses belajar-mengajar diaplikasikan melalui sebuah metode, dilakukan

seorang guru kepada siswa dalam proses pembelajaran instrumen. Namun hal

yang sering terjadi ketika menggunakan buku panduan dalam proses pembelajaran

adalah teknik permainan pada awal pembelajaran atau tingkatan pada great dasar, ketika mempelajari sebuah instrumen, sering sekali berbeda aplikasi teknik yang

tertulis dalam buku panduan dengan seorang pelajar yang mengaplikasikan buku

panduan tersebut. Hal ini sering sekali terjadi pada sebuah pembelajaran baik pada

sebuah sekolah, instansi dan juga lembaga-lembaga musik lainnya. Dalam hal ini

pembelajaran yang dilakukan seorang siswa selalu menurut kemudahan siswa

bermain, baik melalui penjarian maupun teknik permainan lagu.

Permasalahan ini menjadikan seorang guru harus dapat mengerti cara

mengajarkan siswa untuk melatih sebuah teknik melalui latihan-latihan yang

diberikan seorang guru kepada siswa ketika mengaplikasikan teknik yang terdapat

pada buku panduan, sesuai dengan yang tertulis, ketika siswa mengaplikasikan

(22)

Pembelajaran praktik instrumen melalui buku panduan dari sebuah

kurikulum, dilakukan pelajar dengan menggunakan notasi balok. Namun

kenyataannya, tidak sedikit keinginan seorang pelajar yang sedang mempelajari

instrumen tanpa menggunakan sebuah notasi. Hal ini menunjukkan anak lebih

suka penyampaian secara lisan (oral) dan lebih cepat meniru secara langsung apa yang dilakukan seorang guru. Persoalannya adalah ketika anak mempelajari

instrumen pada tingkatan yang lebih tinggi, anak tidak akan mampu meniru apa

yang dilakukan gurunya, karena bahan yang cukup sulit dan panjang untuk

ditirukan. Permasalahan ini bukan hanya terdapat kepada seorang siswa, tetapi

juga terdapat pada seorang instruktur atau pengajar musik yang harus mengerti

ketika mengajarkan anak melalui sebuah buku panduan.

Buku panduan adalah sebuah bahan ajar yang sangat penting dalam proses

pembelajaran pada pendidikan musik. Buku panduan tercipta oleh karena adanya

sebuah kurikulum dalam pembelajaran instrumen yang terdapat disebuah instansi,

sekolah maupun kursus musik. Pembelajaran instrumen musik merupakan bidang

yang menjadi pusat perhatian pekerja musik baik pada seorang konseptor musik,

komposer, arranger maupun musisi, yang terlibat dalam sebuah proses pembelajaran instrumen melalui buku panduan.

Seorang konseptor dalam bidang pendidikan musik selalu memikirkan

sebuah pelatihan bertahap yang ditulis dalam sebuah buku panduan instrumen,

untuk kepentingan pembelajaran seorang siswa memainkan sebuah lagu. Berbeda

halnya dengan seorang komposer yang hanya menciptakan sebuah karya untuk

(23)

yang menggubah lagu tersebut agar indah dan harmonis ketika dimainkan

instrumen baik dalam sebuah melodi maupun sebuah iringan musik, serta seorang

musisi yang memainkan sebuah karya dengan teknik yang baik ketika memainkan

sebuah instrumen yang diaplikasikan dengan indah ketika memainkan sebuah lagu

diperdengarkan melalui sebuah suara instrumen.

Melalui seorang komposer, arranger, musisi, serta seorang konseptor musik, buku panduan dapat tercipta. Seorang komposer, arranger, musisi, dapat langsung menulis sebuah bahan yang ditulis melalui sebuah notasi. Ironisnya

seorang siswa maupun pelajar dapat langsung mengambil (download) bahan tersebut melalui internet untuk dimainkan dalam proses pembelajaran instrumen

tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada seorang guru praktik instrumen.

Akibatnya anak akan kesulitan memainkan bahan tersebut serta memaksakan

kemampuan bermain untuk pencapaian teknik maupun interpretasi musik.

Terlebih lagi sebuah buku panduan yang dipelajari seorang siswa ketika

mempelajari instrumen musik memiliki perbedaan cara membaca notasi yang

tertulis dalam buku panduan dengan cara membaca notasi sekolah, instasi maupun

lembaga musik.

Penulisan sebuah notasi yang digunakan seorang siswa pada pembelajaran

praktik instrumen terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, seperti notasi balok, angka,

maupun huruf, kemudian semua penulisan notasi tersebut dapat dibaca melalui

solmisasi do – re –mi – fa – sol – la – si – do. Kerapnya pembelajaran instrumen

menggunakan notasi balok dalam proses belajar-mengajar di sebuah instansi,

(24)

Notasi balok adalah sebuah penulisan yang ditulis secara berurutan, terdiri

dari 5 (lima) garis dan 4 (empat) spasi yang sering disebut paranada atau

sangkarnada, semua notasi ditulis tepat pada garis maupun spasi, dengan tangkai

ke atas maupun dengan tangkai ke bawah, jika sebuah notasi lebih rendah dan

tinggi jarak oktafnya, maka dalam notasi balok dapat menggunakan garis bantu di

atas garis paranada untuk nada yang lebih tinggi, kemudian di bawah paranada

untuk nada yang lebih rendah.

Notasi balok

Notasi angka adalah penulisan sebuah notasi dengan menggunakan angka

1 (satu) sampai 7 (tujuh), dimana notasi tersebut memiliki kesamaan dan

perbedaan simbol ritme dengan notasi balok, jika notasi balok simbol ritme

terletak pada tangkainya, maka notasi angka terletak sebuah ritme diatas angka–

angkanya, kemudian jika posisi nada lebih rendah dan lebih tinggi jarak oktafnya,

maka notasi angka menggunakan tanda titik, titik diatas untuk oktaf yang lebih

tinggi dan titik dibawah untuk oktaf yang lebih rendah.

Notasi angka

C = do

(25)

komposer, arranger jarang sekali menggunakan notasi huruf sebagai media penulisan lagu, maupun komposisi yang akan dimainkan oleh seorang musisi.

Notasi huruf

C = do

C - C#- D – D#- E - F – F# - G – G# -A - A#- B – C

Notasi adalah lambang atau tulisan musik, sedangkan notasi balok adalah

tulisan musik dengan menggunakan lima garis datar yang berguna menunjukkan

tinggi rendahnya suatu nada (Pono Banoe, 2003:299). Peran sebuah notasi

menjadi hal yang sangat penting dalam musik, yang dapat dibaca dan ditulis untuk

kepentingan seorang komposer, arranger, dan konseptor musik untuk menuangkan sebuah nada yang akan dimainkan seorang musisi maupun seorang

pelajar dengan kepentingan pembelajaran maupun pertunjukan. terlebih pada

sebuah pendidikan praktik instrumen melalui tinggi rendahnya sebuah nada, nilai

nada (ritme), dinamika, maupun interpretasi, kemudian aplikasi nada ketika

dibunyikan (Kodijat dan Marzoeki, 1984:4).

Pada abad ke IX, muncul istilah solmisasi, yaitu cara baca solmisasi yang dipelopori oleh seorang pastor Katolik di Italia Guido D‟ Arezzo, dikenal sebagai

do-re-mi-fa-sol-la-si-do sebagai pernyataan c-d-e-f-g-a-b-c (absolute) (Banoe, 2003:385). Sebutan nada-nada diatonis ini berasal dari rentetan kata-kata pujaan

kepada Sancta Ioannis, murid termuda Yesus Kristus, yang isinya memohon

kepadanya, agar suara para penyanyi yang menyanyikan pujian kepada Tuhan,

(26)

DO – Dominus • RE – Renorare

MI – Mira ges tuorum • FA – Famuli tuorum • SOL – Solve pollute • LA – Labii reatum

SI – Sancta Ioannis (Sylado, 1986:8)

Teknik membaca sebuah notasi terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu, do

tetap (fixed do) dan do bergerak (movable do) pada sebuah partitur maupun reportoar musik. Kedua teknik membaca tersebut memiliki kesulitan dan

kemudahan dalam hal membaca atau menyanyikannya secara solmisasi.

Permasalahan ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran dalam memainkan

sebuah lagu maupun komposisi musik.

Teknik membaca movable do adalah sebuah teknik membaca dengan nada dasar yang berubah sesuai dengan banyaknya tanda kres (#) dan tanda mol (b)

yang tertulis pada garis paranada.

(27)

Berbeda dengan fixed do dimana penyebutan nada tidak merubah apapun walaupun seberapa banyak tanda kres (#) dan tanda mol (b) terhadap penulisan

garis paranada.

Fixed Do

Perbedaan movable do dan fixed do memiliki permasalahan di kalangan musisi ketika bermain bersamaaan dalam bentuk duet, trio, kuartet, ansambel, dan

juga orkestra, ketika memainkan sebuah lagu yang memiliki sebuah panduan yang

berbentuk sebuah notasi. Hal ini mengakibatkan sebuah perbedaan aplikasi dalam

proses permainan musik. Maka dalam hal ini seorang pelatih maupun seorang

pemimpin dalam sebuah kelompok musisi harus mengerti kedua teknik membaca

tersebut, agar sesama musisi ketika memainkan sebuah komposisi musik memiliki

kesamaan tujuan walaupun terdapat sebuah perbedaan teknik membaca sebuah

notasi.

Permasalahan teknik membaca movable do dan fixed do juga terdapat pada sebuah pembelajaran dasar instrumen, untuk kepentingan merasakan wujud dalam

sebuah lagu melalui solmisasi (sight singing, reading) dalam sebuah partitur sebelum diaplikasikan pada sebuah instrumen, sering sekali berbeda pengucapan

antara seorang guru dan murid ketika mempelajari melalui buku panduan tersebut,

permasalahan ini mengakibatkan sebuah perbedaan komunikasi dalam proses

pembelajaran dan lebih menyulitkan guru dan murid. Pembelajaran praktik

(28)

panduan memiliki kesulitan tersendiri dalam sebuah pembelajaran, baik terhadap

sebuah teknik permainan, maupun teknik membaca, terlebih pada instrumen gitar.

Gitar adalah alat musik petik yang dimainkan melalui teknik tangan kanan dan

tangan kiri.

Tangan kanan dalam sebuah pembelajaran kelima jari yang sering

disimbolkan dengan ibu jari (P), jari telunjuk (I), jari tengah (M), dan jari manis

(A), kemudian jari kelingking (CH) yang jarang sekali digunakan dalam

pembelajaran gitar, penjarian tangan kanan digunakan sebagai petikan yang

diaplikasikan bergantian maupun digunakan secara bersamaan dalam memainkan

instrumen gitar. Berbeda dengan simbol jari pada tangan kiri dalam permainan

instrumen gitar jari telunjuk disimbolkan dengan (1), jari tengah disimbolkan

dengan (2) jari manis disimbolkan dengan (3) dan jari kelingking disimbolkan

dengan (4), permainan jari pada tangan kiri dilakukan dengan menekan senar pada

kolom-kolom gitar maupun fret gitar, dilakukan secara bergantian maupun dilakukan secara bersamaan yang membentuk sebuah bentuk jari atau frame jari, jika dibutuhkan bermain sebuah akor dalam pembelajaran.

Permasalahan penjarian dalam pembelajaran sering sekali terdapat sebuah

hafalan yang dilakukan seorang siswa melalui letak notasi pada garis dan spasi

pada sebuah paranada, kemudian menerapkan penjarian untuk kolom-kolom

instrumen sesuai dengan notasi pada garis paranada yang dibaca melalui kedua

teknik baca. Pembelajaran tersebut bukan bermain musik melalui instrumen,

melainkan memainkan sebuah permainan hapalan yang dilakukan oleh jari

(29)

Permasalahan yang terdapat ketika murid melakukan hal tersebut adalah

seorang murid hanya akan mengerti jari dan notasi, tanpa memikirkan interpretasi,

solmisasi, sebuah akor, modulasi, dan hal-hal lainnya dalam elemen-elemen

musik. Hal ini dikarenakan anak telah fokus dengan hapalannya ketika bermain

instrumen, permasalahan ini juga menjadi sebuah bahan pemikiran, terhadap

sebuah instrumen yang tidak memiliki kolom maupun fret, bagaimana seorang pelajar dapat merasakan nada yang dimainkan sudah tepat, karena anak telah

fokus dalam penjarian yang di hafal melalui letak sebuah notasi.

Ironisnya hal ini dikembangkan oleh seorang konseptor dengan

menggunakan warna sebagai media hapalan untuk pembelajaran musik.

Permasalahannya adalah bagaimana jika sebuah lagu didasari dengan nada dasar

yang berbeda. Akibatnya pelajar yang menggunakan teknik membaca dengan

menghapal penjarian dan memainkan sebuah nada, tidak akan menghiraukan nada

yang dihasilkan, apakah sudah cukup berkualitas, dikarenakan pelajar sudah fokus

dengan hapalan letak jari maupun warna pada kolom dan letak not pada garis

paranada, yang diaplikasikan pelajar dengan mengisi kolom dengan jari untuk

menghasilkan sebuah nada. Hal ini menjadi sebuah permasalahan terhadap pembelajaran, namun pertimbangan penghasilan terhadap kehidupan seorang

instruktur lebih diutamakan, sehingga merubah segalanya menjadi tepat dan dapat

dipakai.

Permasalahan ini dimengerti seorang instruktur senior, tetapi bagaimana

dengan sebuah instansi, sekolah musik, kursus musik yang memilih sebuah

(30)

sekolah, maupun kursus musik. Dalam hal ini sering terlihat ketika seorang

pelajar mengikuti sebuah ujian dengan memakai sebuah kurikulum. Permasalahan

dalam sebuah kurikulum maupun buku panduan adalah sebuah simbol, buku

panduan memiliki simbol penjarian tangan kanan dan tangan kiri, dituliskan tepat

diatas sebuah notasi balok. Simbol-simbol tersebut tidak diperdulikan oleh siswa

maupun pelajar gitar, ketika mempelajari instrumen gitar melalui buku panduan.

Maka dalam hal ini pembelajaran melalui buku panduan selalu dengan

kemampuan siswa tanpa mengerti sebuah pencapaian teknik yang terdapat pada

buku panduan. Akibatnya pelajar yang memainkan instrumen gitar tidak akan

berkembang karena selalu dengan tingkat kemampuan siswa, bukan pada sebuah

teknik yang tertulis pada buku panduan. Dalam hal ini seorang guru harus

mengerti melatih siswa bermain dengan tingkat kesulitan dalam buku panduan.

Tidak hanya pada sebuah teknik permainan dalam mempelajari instrumen

musik, tetapi faktor penghambat seperti faktor internal dan eksternal belajar,

lingkungan, sekolah, orang tua menjadi hal yang sangat penting dalam proses

pembelajaran siswa, agar seorang siswa dapat berkembang secara pesat dalam

mempelajari musik khususnya instrumen musik gitar. Melalui

permasalahan-permasalahan ini penulis ingin meneliti sebuah pembelajaran praktik instrumen

gitar kurikulum ABRSM (Associated Board of the Royal School of Music) dasar I melalui tiga lagu di sekolah Chandra Kusuma School. Selanjutnya penulis

mengkaji masalah kesulitan dalam teknik permainan gitar dan menawarkan

sebuah solusi pelatihan untuk memudahkan dalam memainkan lagu yang terdapat

(31)

untuk kepentingan ujian internasional, yang dilakukan siswa secara individu di

sekolah Chandra Kusuma.

Sekolah Chandra Kusuma School, instansi, maupun kursus musik

menggunakan kurikulum ABRSM sebagai buku panduan untuk proses pembelajaran maupun ujian praktik instrumen. Ujian ABRSM tersebut juga dapat dilakukan perorangan terlepas dari sebuah sekolah, instansi dan kursus musik,

selagi dapat mengikuti kualifikasi pada buku panduan dan persyaratan ujian.

Kurikulum yang dipakai untuk ujian ABRSM adalah kurikulum yang diciptakan dari kerjasama seluruh universitas yang ada di Eropa, direvisi dan dikembangkan

selama 3 tahun sekali pada pembelajaran praktik instrumen maupun teori musik

yang bahan tersebut dipakai sebagai proses pembelajaran dan bahan untuk ujian

pelajar melalui instrumen khususnya pada instrumen gitar di sekolah Chandra

Kusuma School.

Sekolah Chandra Kusuma School terletak di Kota Medan disebuah

perumahan Cemara Asri, dimana sekolah tersebut menggunakan Kurikulum

ABRSM untuk mendukung proses pembelajaran instrumen sebagai pelajaran musik program dan privat di Sekolah Chandra Kusuma School untuk kepentingan

pembelajaran serta ujian yang dilakukan siswa Chandra Kusuma School. Sekolah

ini memiliki kelas yang disebut musik program untuk pembelajaran praktik

instrumen yang termasuk dalam mata pelajaran seni budaya yang lebih

dispesifikasikan.

Seni budaya merupakan salah satu pelajaran yang sangat diminati

(32)

bidang seni rupa, tari, dan musik. Pada pembahasan seni musik biasanya peserta

didik mendapatkan pokok pembahasan sejarah musik, musik populer, dan

mempelajari cara membaca notasi angka dan notasi balok. Begitu pula peserta

didik juga dapat mempelajari alat musik seperti, rekorder, pianika, angklung, dan

gitar, serta membahas materi tentang musik. Sekolah Chandra Kusuma School memanfaatkan proses pembelajaran ekstrakurikuler ataupun mata pelajaran wajib

dalam bidang musik pada siswa yang ingin belajar praktik instrumen musik secara

lebih serius. Misalnya marching band, band, komposisi, ataupun mempelajari intrumen musik klasik seperti violin, viola, cello, flute, gitar, danpiano.

Siswa-siswi Sekolah Chandra Kusuma School dapat memilih berbagai

instrumen musik untuk musik program. Sekolah Chandra Kusuma School

menggunakan mata pelajaran ekstrakurikuler untuk dapat mempelajari alat musik

klasik dan tradisional. Adapun alat musik yang digunakan dalam pembelajaran

yaitu: mempelajari alat musik angklung, gondang seperti taganing, suling,

garantung, gong, hasapi, kemudian pianika, rekorder, violin, viola, cello, contrabass, flute, piano, gitar, paduan suara, dan komposisi.

Prosesnya melibatkan guru-guru yang mempunyai kemampuan secara

individu untuk mengajar dan memainkan alat musik. Proses pembelajaran

instrumen musik di sekolah Chandra Kusuma School merupakan rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

kegiatan belajar-mengajar dengan menggunakan fasilitas pendidikan yang telah

disediakan. Pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan otak,

(33)

pembelajaran tersebut, dimana peserta didik tersebut dibentuk untuk dijadikan

sebagai pemain orkes di dalam sebuah kelompok instrumen.

Salah satu instrumen yang dipelajari di sekolah Chandra Kusuma School

adalah instrumen gitar. Gitar klasik berkembang dengan sangat mengesankan.

Perkembangan yang terjadi tidak hanya dari jumlah pemusik yang

memainkannya, tetapi juga lagu-lagu yang diciptakan khusus untuk gitar klasik.

Hal ini ditandai dengan banyaknya muncul pendidikan gitar klasik di

mancanegara, baik berupa program sarjana maupun pendidikan dasar untuk

penikmat musik. Terlebih sebuah instansi dan kursus musik yang membuat kelas

spesial bagi seorang pelajar yang ingin mempelajari musik, hanya untuk

memainkan sebuah instrumen dengan lagu yang disenangi pelajar, bukan

mengikuti kurikulum atau aturan teknik membaca yang digunakan instruktur,

kurikulum pada instansi maupun kursus musik, yang mendukung pembelajaran

praktik instrumen gitar klasik.

Gitar klasik pada awalnya merupakan alat musik utama yang digunakan

dalam pertunjukan seni flamenco di Spanyol. Karena gitar digunakan sebagai alat musik dalam flamenco maka sebelum istilah gitar klasik muncul, masyarakat lebih mengenal gitar dengan enam buah senar yang terbuat dari usus sapi itu sebagai

Gitar Flamenco. Ciri dari alat musik ini adalah suara yang indah namun lemah dalam kekuatan suara. Istilah ‘Gitar Klasik’ mulai lazim digunakan sekitar tahun

1920 setelah pemusik kenamaan Andres Segovia mulai mempertunjukkan

(34)

Intrumen gitar terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu gitar klasik, gitar

akustik dan gitar elektrik, masyarakat Indonesia lebih meminati gitar akustik, hal

ini dikarenakan gitar akustik lebih mudah dimainkan tanpa harus menaati sebuah

peraturan yang ada ketika bermain instrument gitar . Gitar akustik memiliki

sebuah neck dan fret yang lebih kecil dan lebih mudah untuk dipegang ketika memainkannya, badan gitar akustik juga lebih kecil dibandingkan gitar klasik dan

memiliki sebuah kesamaan terhadap gitar elektrik. Senar gitar akustik terbuat dari

logam dan kawat. Gitar elektrik berbeda dengan gitar akustik, secara organologi,

gitar elektrik menghasilkan suara dengan bantuan speaker dan sound, perbedaan elektrik dengan gitar akustik juga terdapat pada alat-alat pendukung suara seperti

efek.

Gitar klasik berbeda dengan gitar akustik dan elektrik, gitar klasik

memiliki digunakan dalam bentuk ansamble yang menggunakan buku panduan berbentuk notasi balok, memainkan gitar klasik lebih sulit dengan sebuah teknik

yang dituliskan dalam sebuah partitur, Gitar klasik memiliki senar yang terbuat

dari nilon (nylon) yang memiliki bentuk seperti senar untuk memancing (untuk dawai pertama sampai ketiga). Sedangkan di dawai ke- 4 hingga ke- 6

menggunakan nylon yang dibungkus oleh lilitan kawat.

Chandra Kusuma School mempelajari instrumen gitar klasik dengan buku

panduan kurikulum ABRSM, dalam mempelajari instrumen gitar klasik di sekolah tersebut, ada beberapa peraturan yang diterapkan oleh guru gitar klasik seperti

(35)

tangan kanan, cara menekan senar tangan kiri, agar bermain instrumen gitar

dengan baik.

Permasalahan teknik tangan kanan dan tangan kiri menjadi sebuah

permasalahan terhadap pembelajaran instrumen gitar klasik di sekolah Chandra

Kusuma School yang dilakukan oleh siswa-siswi dalam proses pembelajaran

maupun bahan yang akan diujiankan yang memakai sebuah kurikulum ABRSM. Oleh sebab itu penulis akan menganalisis pembelajaran instrumen gitar klasik

dengan memakai kurikulum ABRSM di sekolah Chandra Kusuma School yang dikhususkan penulis pada tiga lagu yang berjudul “Here There, and Everywhere”, “Ode to Joy”, dan “Nel Cor Piu Non Mi Sento” yang terdapat pada buku panduan Times Pieces kurikulum ABRSM.

Ketiga lagu tersebut juga dipilih seorang pelajar untuk kepentingan ujian

yang terdapat pada kurikulum ABRSM. Kurikulum yang diujiankan memiliki sebuah pilihan dari 3 (tiga) list A, B, dan C yang masing-masing list terdapat tiga buah lagu untuk pilihan pelajar mengikuti ujian pada instrumen gitar. Hal ini akan

diteliti oleh penulis pada musik program yang terdapat pada sekolah Chandra

Kusuma School.

Penulis hanya memfokuskan pada satu buku panduan saja, diharapkan

dengan meneliti penerapan ketiga lagu tersebut, melalui teknik-teknik tangan

kanan dan tangan kiri serta permainan teknik lainnya yang mendukung proses

pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma School. Penulis juga melihat

permasalahan-permasalahan eksternal dan internal belajar yang terdapat di

(36)

pembelajaran instrumen gitar, kemudian dengan melihat

permasalahan-permasalahan internal dan eksternal serta teknik dalam proses pembelajaran,

penulis menawarkan solusi pembelajaran yang diaplikasikan di Chandra Kusuma

dari permasalahan internal dan eksternal serta teknik dalam proses pembelajaran

instrumen gitar, untuk pencapaian proses pembelajaran instrumen gitar yang baik

di Chandra Kusuma School. Penelitian yang dilakukan penulis dengan melihat

permasalahan teknik, masalah internal dan eksternal pembelajaran serta

memberikan solusi dari permasalahan, kemudian dituangkan penulis dalam

sebuah Tesis pengkajian seni Universitas Sumatra Utara (USU) dengan judul:

“Pembelajaran Praktik Instrumen Gitar Kurikulum ABRSM Dasar I di Chandra Kusuma School: Kajian Terhadap Masalah dan Solusinya”.

1.2 Rumusan Masalah

Melalui permasalahan-permasalahan yang terdapat pada pembelajaran

instrumen gitar di sekolah chandra Kusuma. Penulis memilih tiga buah lagu

(pieces) yang sering sekali dibawakan siswa melalui lagu Here There, and Everywhere, Ode to Joy, dan Nel Cor Piu Non Mi Sento dengan transkripsi notasi balok, yang diambil dari kurikulum ABRSM untuk kepentingan pembelajaran dan ujian pelajar praktik instrumen gitar dasar I di sekolah Chandra Kusuma School,

kemudian lagu tersebut diaplikasikan dalam proses pembelajaran dengan

teknik-teknik yang terdapat pada tangan kanan dan tangan kiri kemudian memberikan

sebuah solusi yang berbentuk bahan latihan siswa untuk mempelajari ketiga lagu

(37)

kesulitan-kesulitan yang dihadapi seorang siswa ketika mempelajari ketiga buah lagu dari

kurikulum ABRSM.

Kemudian menganalisis lagu dengan ilmu bentuk analisis serta penerapan

kedua teknik tangan kanan dan tangan kiri pada pembelajaran instrumen gitar

klasik di Sekolah Chandra Kusuma School. Dalam hal ini penulis menawarkan

sebuah solusi pelatihan dari sebuah kesulitan-kesulitan yang terdapat pada lagu

kurikulum ABRSM serta memberikan latihan maupun contoh-contoh untuk mempelajari dan mengatasi kesulitan dalam pembelajaran instrumen gitar yang

terdapat dalam buku panduan kurikulum ABRSM. Terlebih lagi penulis juga melihat permasalahan faktor penghambat internal dan eksternal dalam

pembelajaran instrumen gitar yang menjadi sebuah faktor penting untuk

perkembangan siswa dalam mempelajari praktik instrumen gitar.

Semua permasalahan penelitian ini dilakukan penulis melalui penulisan

transkripsi atau notasi balok, yang diambil dari buku panduan kurikulum ABRSM great I, banyak permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, tetapi pokok permasalahan atau pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktik pembelajaran gitar pada tiga buah lagu yang terdapat

pada buku panduan Kurikulum ABRSM di Chandra Kusuma School? 2. Masalah seperti apa yang ditemukan dan bagaimana solusinya ketika

siswa mempelajari instrumen gitar Chandra Kusuma School?

Pokok masalah tersebut nantinya akan dijawab dengan jawaban-jawaban

(38)

teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri, bagaimana permasalahan faktor

penghambat dan faktor pendukung dalam pembelajaran instrumen gitar.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian melalui teknik tangan kanan dan tangan kiri pada

pembelajaran instrumen gitar menggunakan sebuah partitur kurikulum ABRSM

adalah:

1. Untuk mengetahui faktor penghambat eksternal dan internal serta

faktor-faktor lainnya dalam pembelajaran instrumen gitar.

2. Menerapkan teknik tangan kanan dan tangan kiri yang telah tertulis dalam

buku panduan baik jari maupun teknik permainan lainnya.

3. Menemukan sebuah solusi dari teknik permainan dalam mengatasi

kesulitan memainkan sebuah lagu kurikulum ABRSM setelah diaplikasikan dan mendapati permasalahan teknik pada tangan kanan dan tangan kiri.

4. Melihat permasalahan-permasalahan penghambat internal dan eksternal.

Kemudian melihat dan menawarkan solusi-solusi yang telah diatasi dari

sekolah dan seorang guru serta penulis.

5. Memberikan pengertian bagi seorang instruktur, pelajar, musisi, dan

masukan bagi seorang konseptor musik dalam bentuk pelatihan

pembelajaran tahap demi tahap, kemudian pengajaran dan permainan,

(39)

dengan teknik tangan kanan sebagai penjarian dan tangan kiri sebagai

petikan yang diaplikasikan melalui beberapa instrumen.

1.3.2 Manfaat penelitian

Manfaat yang di ambil dari penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tesis

ini adalah sebagai berikut:

1. M

enambah referensi tentang teknik tangan kanan dan tangan kiri terhadap

sebuah instrumen musik.

2. S

ebagai bahan masukan bagi pembaca khususnya mahasiswa, pelajar, dan

musisi, instruktur, konseptor, kondukter agar dapat mengetahui

permasalahan teknik-teknik pada tangan kanan dan tangan kiri pada

instrumen musik khususnya gitar.

3. M

enambah pengetahuan bagi penulis, mahasiswa, pelajar, dan musisi,

instruktur, konseptor, baik melalui sebuah permasalahan dan solusi teknik

pembelajaran untuk mempraktikkan instrumen gitar.

4. P

enelitian ini akan bermanfaat untuk pengembangan kesenian dalam

konteks seni musik di Indonesia.

(40)

Sebelum penulis mengadakan studi lapangan, terlebih dahulu penulis

mengadakan studi kepustakaan antara lain:

Skripsi Eka Lianta Ginting dengan judul “Penerapan Teknik Petikan

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Gitar Klasik di Flow Musik Medan”. Penulis

skripsi ini mengkaji tentang proses pembelajaran dasar gitar klasik, yang mana

siswa diberi materi seperti penguasaan teknik petikan, penjarian dan teori dasar

musik. Pada permainan gitar klasik, yang terdapat aturan-aturan dan tata cara

memainkan sebuah gitar klasik, salah satunya adalah cara memetik gitar dengan

benar ataupun teratur. Teknik petikan dalam bermain gitar klasik terdapat dua

jenis petikan yaitu Apoyando dan Tirando. Apoyando ialah memetik senar dengan menyandarkan jari pada senar yang lainnya, sedangkan Tirando ialah memetik senar dengan tidak menyandarkan jari pada senar lainnya setelah jari memetik

senar .

(41)

dan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikarenakan semakin baik perencanaan yang dirancang maka makin mudah dan efektif pula pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajarnya.

Tesis Wonter Lesson Purba yang berjudul “Analisis Musikal Aransemen

Lagu Etnik Pada Gitar Tunggal kajian studi kasus pada karya-karya Jubing

Kristianto”. Tesis ini menganalisis tentang aransemen lagu etnik pada gitar

tunggal dengan studi kasus pada karya-karya Jubing kristianto. Tesis ini

menjelaskan bagaimana sistem kerja aransemen lagu etnik yang diaplikasikan

pada gitar tunggal, untuk menentukan akor, musik iringan, bas dan harmoni, serta

gaya permainan (style) gitar yang di aransemen Jubing Kristianto. Hal ini merupakan kontribusi sebuah ilmu pengetahuan khususnya ilmu aransemen pada

praktik instrumen gitar bagi pendidikan musik yang mampu membawakan dan

mewakili berbagai genre lagu-lagu etnik kedalam seni pertunjukan Indonesia. Tesis Sopian Loren Sinaga dengan judul “Pembelajaran Praktik Instrumen

Biola Melalui Tiga Buku Karya C. Paul Harfurth, Suzuki, Pada Tingkatan

Pradasar dan Dasar I”. Penulis tesis ini mengkaji sebuah permasalahan yang

dilakukan sebuah sekolah, instansi, maupun lembaga musik, menjadi sebuah

wadah untuk tempat pembelajaran musik, melalui praktik instrumen biola, yang

menggunakan kurikulum melalui sebuah metode dalam bentuk buku panduan

seperti seperti Suzuki ViolinA Tune A Day. Kemudian meneliti guru mengajarkan ketiga buku panduan kepada peserta didik, diterapkan pada peserta didik pada

tingkatan pradasar dan dasar I di Sekolah Candra Kusuma School. Melalui sebuah

(42)

Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik

mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan

memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford

Ensiklopedi Pelajar, 2005)

Bernstein & Picker (1972) mengatakan bahwa musik adalah suara-suara

yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan

sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada

pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari

bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu (Eagle Jr, 1996).

Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola

teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik

biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur,

2005).

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang

diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam

(sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga

mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya

dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga

(43)

Kurikulum ABRSM sebagai acuan penulis untuk buku panduan sebagai materi bahan penelitian yang digunakan untuk melihat permasalahan teknik

membaca ketika dimainkan sebuah instrumen, untuk kepentingan pembelajaran

pada sebuah tingkatan.

Dieter Mack, dalam bukunya Ilmu melodi ditinjau dari segi budaya musik barat (1995), pusat musik liturgi Yogyakarta, buku ini mengetengahkan analisis melodi dari beberapa komponis musik barat disertai dengan contoh berupa

cuplikan-cuplikan rekaman.

Buku Douglass M. Green Form in Tonal Music: An Introduction to Analysis (1979), berisikan tentang ilmu bentuk analisa musik dalam musik tonal, beserta dengan contoh tabel.

Buku Ilmu Bentuk Analisa (1996) yang dikarang Karl-Edmund Prier, SJ. Berisikan kumpulan bahan kuliah ilmu bentuk analisa musik. Kemudian disusun

dan diterbitkan dalam bentuk buku, terdiri dari lima bagian, bentuk-bentuk ganda,

bentuk sonata, bentuk polifoni, dan bentuk siklus.

Leon Stein, dalam Structur & Style, The Study and analysis of Musikal Forms (1997), menguraikan tentang musik barat dari unsur bentuk yang paling kecil sampai pada bentuk yang besar dengan segala unsur perkembangannya.

Buku Arnold Schonberg, Struktural Fungtions of harmony (1969), berisi tentang fungsi-fungsi struktur harmoni didalam musik diatonik barat. Buku ini

menjadi referensi bagi penulis dalam bentuk harmoni ketika penulis meneliti

iringan untuk metode pembelajaran untuk permasalahan teknik dan permaslahan

(44)

Benjamin Dale, Gordon Jacob & Hugo Hanson, dalam harmony, Counterpoint & Improvisation (1940), jilid 1 dan 2 masing-masing terdiri dari tiga bagian utama, mengemukakan tentang harmoni, kontrapung, dan improvisasi

khususnya pada piano.

Karya Robert W. Ottoman, Advanced Harmony, Theory and Practice

(1963), berisi tentang teori-teori lanjut tentang penyusunan nada-nada secara

vertikal beserta penerapannya terhadap musik barat sampai pada abad XIX.

Buku Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony, Creative Aspects and Practice (1978), merupakan salah satu buku pedoman mengenai teori harmoni musik abad ke XX dan penerapannya, dalam buku ini seluruh latihan

serta penerapan teori harmoni dilakukan dengan membuat komposisi, Bukan pada

sebuah harmoni saja melainkan juga mengandung unsur latihan membuat

komposisi musik.

Nicholas Slonimsky, dalam bukunya Thesaurus of Scales and Melodic Patterns (1947), mengemukakan tentang pengolahan berbagai tangga nada, modus, dan pola-pola yang bersifat melodi.

Buku Oliver Messiaen, The Technique of My Musical Language (1966) berisi tentang teknik komposisi dan pembahasan dari karya-karya Messiaen.

Karya Frank Howes, (1947), Full Orchestra, berisi mengenai evolusi dan peran orkestra dalam musik klasik barat.

(45)

Buku Langsung Jago Main Piano Otodidak, buku ini ditulis oleh Christian J. Monoach. ST, buku ini berisikan tetang sebuah metode pembelajaran yang

tidak sama dengan pembelajaran akademisi namun lebih kepada cara cepat dalam

pembelajaran instrumen piano. Buku ini menjadi contoh dan menjadi

perbandingan bagi penulis agar dapat mempercepat dan mempermudah

pembelajar instrumen gitar.

Buku Ensiklopedia Musik Klasik buku ini disusun oleh Muhamad Syafiq yang berisikan seperti kamus musik dan banyak menceritakan peradapan musik

klasik sampai pada saat ini serta menceritakan riwayat hidup komposer pada

jaman klasik sampai pada masa modern saat ini.

Kamus Musik Pono Bonoe yang membantu untuk mengerti akan simbol dan tulisan-tulisan yang terdapat pada sebuah lagu. Buku ini membantu penulis

dalam glosarium yang akan dibuat oleh penulis.

Cara Mudah dan Cepat Membaca Notasi buku ini ditulis oleh Yohanes Andhi Kurniawan yang mengajarkan teknik pembelajaran musik melalui

membaca sebuah not, serta pengajaran yang sangat mempermudah ketika

membaca sebuah notasi musik. Buku ini menjadi panduan bagi penulis ketika

membuat sebuah notasi lebih mempermudah peserta didik dan dapat sekaligus

mengajarkan peserta didik cara membaca dengan cepat baik pada not balok

instrumen biola maupun instrumen lainnya.

(46)

Konsep yang terpenting digunakan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran praktik instrumen gitar, kurikulum ABRSM dengan melihat permasalahan dari teknik serta permasalahan eksternal dan internal dalam praktik

instrumen gitar. Kemudian penulis menawarkan solusi dari permasalahan yang

terdapat pada praktik instrumen gitar di Chandra Kusuma School.

Pembelajaran yang dimaksud oleh penulis adalah untuk praktik sebuah

instrumentasi, dilakukan dengan menggunakan tulisan notasi yang dapat di baca,

ditulis dan dibunyikan dari tujuan pembelajaran. Kemudian diajarkan dalam

bentuk privat maupun kelas dalam pembelajaran praktik instrumen gitar yang

menggunakan sebuah metode. Metode yang dimaksud oleh penulis adalah sebuah

cara atau jalan yang ditempuh. Menyangkut cara kerja seorang guru

menyampaikan sebuah permasalahan yang terdapat pada tulisan notasi, yang

bertujuan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu bagi

siswa-siswi atau peserta didik dalam mempelajari instrumen.

Pembelajaran adalah proses interaksi

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemeroleha

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik

(Wikipedia.org/wiki/ pembelajaran, 3 Maret 2014).

Dalam pembelajaran guru harus memahami materi pelajaran yang

(47)

berpikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran

yang matang oleh guru. Oleh sebab itu diperlukan adanya teori pembelajaran yang

akan menjelaskan asas-asas untuk merancang pembelajaran yang efektif di kelas

(Dewi, 2004:1).

Cepat lambatnya peserta didik dalam belajar gitar sangat erat kaitannya

dengan metode yang dipakai karena berpengaruh dengan cocok apa tidaknya

metode itu diterapkan. Suatu metode mempunyai cara-cara yang berbeda dengan

metode yang lain sehingga harus melihat lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, lingkungan masyarakat. Oleh karena itu salah satu yang bertanggung

jawab dalam pendidikan adalah guru.

Kurikulum ABRSM adalah sebuah buku panduan dengan tulisan notasi yang digunakan dalam proses pembelajaran maupun digunakan untuk ujian.

Kemudian diterapkan melalui instrumen gitar, hasil dari buku panduan ketika

diterapkan adalah sebuah nada atau bunyi dengan teknik- teknik permainan gitar.

Dalam kurikulum ini penulis mengambil tiga buah lagu yang dimainkan siswa

untuk proses ujian yang diteliti penulis melalui teknik permainan, yang terdapat

pada lagu kurikulum ABRSM.

Kegiatan-kegiatan yang diadakan dalam program ekstrakurikuler didasari

atas tujuan dari pada kurikulum sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang

beragam peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.

Kegiatan-kegiatan peserta didik di sekolah khususnya kegiatan ekstrakurikuler

(48)

di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum (muttaqinhasyim.

wordpress.com: 14 Februari 2014).

Kegiatan terkoordinasi di sini adalah kegiatan yang dilaksanakan sesuai

dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya kegiatan

ekstrakurikuler di bimbing oleh guru, sehingga proses pembelajaran gitar berjalan

dengan baik. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Chandra

Kusuma School dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan tingkat

kecerdasan peserta didik. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang

terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahkan dapat dilaksanakan di antara

penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian

penting dari kurikulum sekolah (Amal, 2005: 378). Secara garis besar kegiatan

ekstrakurikuler mempunyai tiga tujuan dasar, yaitu: a. Pembinaan minat dan bakat

siswa, yang merupakan kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membina dan

mengembangkan minat yang ada pada peserta didik serta memupuk bakat yang

dimiliki peserta didik. b. Sebagai wadah di sekolah, dengan aktifnya siswa dalam

kegiatan ekstrakurikuler, secara otomatis peserta didik telah membentuk

wadah-wadah kecil yang di dalamnya akan terjalin komunikasi antar peserta didik dan

sekaligus dapat belajar dalam mengorganisir setiap aktivitas kegiatan

ekstrakurikuler. c. Pencapaian prestasi yang optimal, beberapa cabang

ekstrakurikuler baik secara perorangan maupun kelompok diharapkan dapat

meraih prestasi yang optimal, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah

(49)

Permasalahan teknik dalam permainan instrumen gitar yang dimaksud

oleh penulis dengan menggunakan kurikulum ABRSM, menerapkan sebuah notasi yang memiliki tingkat kesulitan dalam memainkan repertoar atau bahan ajar

kurikulum ABRSM. Permasalahan faktor-faktor penghambat dalam proses pembelajaran gitar adalah sebuah permasalahan eksternal dan internal yang

menjadikan proses pembelajaran kurang menguntungkan baik pada minat seorang

siswa, bakat, kemampuan, pemilihan lagu, banyaknya mata pelajaran yang

diambil siswa, orang tua, pelajaran yang dianggap penting, siswa yang

menganggap pelajaran musik hanya menjadi pelengkap dan mengisi kekosongan

waktu, daya tangkap siswa yang lemah, membuat tertinggalnya murid, sehingga

tidak ingin melanjutkan kembali pembelajaran tersebut, rasa percaya diri yang

kurang, sikap siswa yang ingin bermain ketika proses pembelajaran kelas musik

program praktik instrumen gitar di Chandra Kusuma School.

Kemudian penulis juga menawarkan solusi dari permasalahan teknik serta

faktor internal dan eksternal penghambat siswa, agar dapat diatasi dan saling

bekerjasama antara semua pihak, untuk keberhasilan seorang anak dalam

mempelajari instrumen musik khususnya instrumen gitar yang dilakukan dengan

baik dalam pembelajaran kelas maupun pembelajaran individu (face to face).

1.5.2 Teori

Penelitian ini menggunakan pendekatan teori behaviorisme yang

menyatakan tumbuh dan berkembangnya pembelajaran seorang siswa adalah

(50)

bertahap) dari satu pemikiran kepada pemikiran selanjutnya. Teori belajar

behaviorisme adalah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner dalam buku

Educational PsychologySecond Edition, (Chicago Rand Mc. Nally), tahun 1979, tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Behaviorisme menyimpulkan bahwa perubahan tingkah laku yang

ditunjukkan oleh seorang pelajar adalah suatu perwujudan nyata dari keberhasilan

atas sebuah pembelajaran. Secara tidak langsung penerapan dari teori

behaviorisme ini membangun sebuah kemampuan yang kuat untuk mencari

masalah dan solusi permasalahannya (problem solving) yang dianggap sesuai. Maka murid-murid akan berlomba-lomba untuk mencari tahu solusi pembelajaran

yang dihadapinya. Teori behaviorisme juga tidak terlepas pada aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

Kognitif yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah

kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu: 1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (Knowledge)

(51)

pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk

menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah logika berpikir (subtaksonomi) yang mengungkapkan

tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

Afektif yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila

seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.Ranah afektif

menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

1. Menerima atau memperhatikan (Receiving atau attending)

2. Menanggapi mengandung arti “adanya partisipasi aktif” (Responding)

3. Menilai atau menghargai (Valuing)

4. Mengatur atau mengorganisasikan (Organization)

5. Karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai (Characterization by evalue or calue complex )

Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill)

atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil

(52)

psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya: lari, melompat,

melukis, menari, memukul, dan sebagainya.

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses

pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Teori behaviorisme juga memfokuskan perhatiannya kepada stimulus

(input/masukan) dan respon (output/keluaran). Segala sesuatu yang berada di luar dari daerah ini sama sekali tidak mendapat perhatian, semua stimulus dan respon

tersebut harus dapat diamati dan diukur secara pasti atau eksplisit.

Selain stimulus dan respon, reinforcement atau penguatan juga dianggap sebagai faktor lain yang penting dalam aplikasi teori ini. Penguatan ini dapat

digolongkan sebagai apa saja yang dapat memperkuat timbulnya sebuah respon.

Dibagi menjadi dua yaitu penguat positif dan penguat negatif. Kedua penguatan

ini bekerja secara bergantian, apabila penguat positif ditambahkan maka penguat

negatif harus dikurangi agar dapat memperkuat respon. Penerapan dari metode ini

sangat cocok untuk memperoleh kemampuan psikomotor dan pembelajaran yang

mengandung unsur kecepatan spontanitas.

Teori behavorisme diterapkan kepada anak-anak yang masih

membutuhkan peran guru atau orang tua, karena pada dasarnya teori ini tidak

Gambar

Gambar 2.3 Instrumen musik di Chandra Kusuma School  (Dok. Andry Permana)
Tabel 3.2 Nilai hasil akhir siswa bulan Februari
Tabel 3.4 Nilai hasil akhir siswa bulan April
Tabel 3.5 Nilai hasil akhir siswa bulan Mei
+4

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 14 di atas adalah sistem yang berbentuk sebuah hadware yang telah dilakukan pengujian dan menghasilkan output yang sesuai dengan program yang di tanamkan terhadap

Sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan, perlu direkomendasikan kepada : 1) Depnakertrans untuk lebih meningkatkan pengawasan dan menindak tegas perusahan yang tidak

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dimana fokus permasalahan lebih diarahkan pencegahan terjadinya kegagalan produksi akibat kerusakan fasilitas, maka penerapan

Hasil pengamatan dan analisa sidik ragam menunjukkan bahwa proporsi air kelapa dan lama fermentasi berpengaruh nyata terhadap n-total, n-terlarut, dan tidak

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Citya dkk (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

Hasil: Hasil penelitian meliputi pengaturan makan (diit) pada lansia penderita hipertensi yaitu membatasi konsumsi garam, melakukan aktifitas sehari-hari dengan rentang ringan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian pupuk kandang kuda lebih baik dibandingkan dengan kontrol pada pertambahan cabang dan daun, frekuensi pupuk daun 1

Halaman ini berfungsi untuk melakukan penambahan, pengubahan, ataupun menghapus data obat/barang. Bagian atas berisikan form untuk pencarian data obat/barang berdasarkan